Anda di halaman 1dari 3

A.

Tujuan Audit Atas Golongan Transaksi


1. Tujuan Umum Audit Transaksi
a. Keterjadian
Transaksi yang dibutuhkan benar-benar terjadi. Tujuan ini berkaitan dengan apakah
transaksi yang dibukukan sungguh-sungguh atau benar-benar telah terjadi, tujuan ini
sejalan dengan asersi yang ditetapkan manajemen untuk golongan transaksi yaitu asersi
kejadian.
b. Kelengkapan
Transaksi yang terjadi telah dibuktikan. Tujuan ini berhubungan dengan apakah semua
transaksi yang seharusnya dibukukan ke dalam jurnal, sungguh-sungguh dibukukan atau
tidak, tujuan ini sejalan dengan asersi manajemen golongan transaksi yaitu asersi
kelengkapan.
c. Keakurasian
Transaksi telah dicatat dengan jumlah yang benar. Tujuan ini berkaitan dengan
keakurasian informasi untuk transaksi akuntansi dan merupakan satu bagian dari asersi
keakurasian untuk golongan transaksi.
d. Posting dan Pengikhtisaran
Transaksi yang dicatat telah dimasukkan dengan benar ke dalam Master File dan dibuat
ikhtisarnya dengan benar. Tujuan ini merupakan bagian dari asersi keakurasian yang
berhubungan dengan keakurasian transfer informasi dari catatan transaksi dalam jurnal
ke buku besar dan buku pembantu.
e. Penggolongan
Transaksi yang dicatat dalam jurnal klien telah digolongkan dengan tepat. Tujuan ini
berhubungan dengan apakah transaksi telah dibukukan dalam akun yang tepat.
f. Ketetapan waktu
Transaksi telah dibukukan pada tanggal yang tepat. Tujuan ini berhbungan dengan
apakah transaksi telah dibukukan dalam tanggal yang tepat.

2. Tujuan Spesifikasi Audit transaksi


 Hubungan antara asersi manajemen tentang golongan transaksi dengan tujuan audit
transaksi (table 4-3. Hal 203)

B. Tujuan Audit Saldo Akun


1. Tujuan umum audit saldo akun
a. Keberadaan
Tujuan ini berhubungan dengan apakah jumlah yang dicantumkan dalam laporan
keuangan memang seharusnya dimasukkan.
b. Kelngkapan
Tujuan ini berhubungan dengan apakah semua jumlah yang seharusnya dimasukkan
telah diikutsertakan dengan jumlah yang benar.
c. Keakurasian
Tujuan ini berkaitan dengan apakah jumlah yang dicantumkan telah dinyatakan dalam
jumlah yang benar.
d. Penggolongan
Tujuan ini menyangkut penentuan apakah hal-hal yang dimasukkan dalam daftar oleh
klien telah dimasukkan dalam akun yang benar di buku besar.
e. Pisah batas
Dalam melakukan pengujian tentang pisah batas saldo-saldo akun, auditor bertujuan
untuk menentukan apakah transaksi telah dibukukan dan dimasukkan ke dalam saldo
akun pada periode yang tepat.
f. Kecocokan
Tujuan kecocokan berkaitan dengan apakah daftar saldo yang dibuat dengan tepat dan
teliti, dijumlah dengan benar, serta cocok dengan saldo di buku besar.
g. Nilai bersih bisa direalisasi
Tujuan ini berkaitan dengan apakah suatu saldo akun telah diturunkan dari biaya
perolehan historis (cost) menjadi nilai bersih bisa direalisasi atau bila standar akuntansi
mengharuskan menjadi nilai pasar.
h. Hak dan kewajiban
Tujuan ini sejlan dengan asersi manajemen tentang hak dan kewajiban untuk saldo,
dimana kewajiban selalu berkaitan dengan utang.

2. Tujuan spesifik audit saldo akun


Tujuan spesifik audit saldo akun dapat dikembangkan untuk setiap akun yang tercantum
dalam laporan keuangan, paling sedikit satu tujuan spesifik audit saldo akun harus
dimasukkan untuk setiap tujuan umum audit saldo akun kecuali bila auditor berkeyakinan
bahwa tujuan umum audit saldo akun saldo tidak relevan atau tidak penting untuk saldo
akun tertentu.

3. Hubungan antara asersi manajemen dengan tujuan audit saldo akun


(table 4-4 hal.208)

C. Tujuan Audit Atas Penyajian dan Pengungkapan


Tujuan audit atas penyajian dan pengungkapan identic dengan asersi manajemen untuk
penyajian dan pengungkapan. Konsep yang diterapkan pada tujuan audit daldo akun
diterapkan pula untuk tujuan audit atas penyajian dan pengungkapan. (table 4-5 hal 209)

D. Bagaimana Memenuhi Tujuan Audit


Audit harus memutuskan tujuan audit yang tepat dan bukti yang harus dikumpulkan untuk
memenuhi tujuan Audit dengan mengikuti suatu proses audit, yaitu metoda yang dirancang
dengan cermat untuk mengorganisasi suatu audit untuk memastikan diperolehnya bukti
kompeten yang cukup, dan tercapainya semua tujuan audit yang diperlukan. (table 4-6 hal.
210)
a. Tahap I
 Mendapatkan pemahaman tentang entitas dan lingkungannya
 Memahami pengendalian internal dan menetapkan resiko pengendalian
 Menetapkan risiko kesalahan penyajian material
b. Tahap II
Sebelum memutuskan untuk menurunkan risiko pengendalian direncanakan, seandainya
pengendalian internal dinilai efektif, auditor pertama-tam harus menguji efektivitas
pengendalian tersebut.
c. Tahap III
 Prosedur analitis menggunakan perbandingan dan hubungan untuk menetapkan
apakah saldo-saldo akun dan data lainnya Nampak masuk akal.
 Penguji rinci saldo adalah prosedur spesifik yang dimaksudkan untuk menguji salah
saji material dalam saldo-saldo yang tercantum dalam laporan keuangan.
d. Tahap IV
Setelah auditor menyelesaikan semua prosedur untuk setiap tujuan audit dan untuk
setiap akun laporan keuangan beserta pengungkapan yang bersangkutan, auditor harus
menerbitkan laporan audit yang berisi opini terkait kewajaran laporan keuangan klien.

Anda mungkin juga menyukai