Anda di halaman 1dari 11

PERTEMUAN I

Pengertian, Jenis, Tujuan dan laporan Audit Keuangan

A. Pengertian Audit
Menurut Alvin A. Arens, Randal J. Elder dan Mark S. Beasley
dalam bukunya Auditing dan Jasa Assurance, pengertian audit
adalah:
Auditing is the accumulation of evidence about information
to determine and report on the degree of correspondence
between the information and established criteria.Jadi,
secara umum audit adalah menyesuaiakan antara informasi yang
didapat dengan kriteria atau standar audit yang telah tersusun
untuk mendukung terlaksananya tujuan audit tersebut.

B. Jenis- jenis Audit


Akuntan publik melakukan tiga jenis audit yang utama, antara lain;
Audit Operasional
Yaitu audit yang digunakan untuk mengevaluasi efisiensi
dan efektivitas setiap bagian dari prosedur dan metode
operasi organisasi. Pada akhir audit operasional, biasanya
managemen
mengharapkan
saransaran
untuk
memperbaiki fungsi operasi organisasi. Sebagai contoh;
auditor mungkin memeriksa efisiensi dalam pemprosesan
penggajian dengan sisitem komputer yang baru dipasang,
atau mengaudit apakah kinerja pelayanan perusahaan
telah maksimal. Tentunya hal ini sangat sulit karena
bersifat sangat subjektif.

Audit Ketaatan (Compliance Audit)


Audit ketaatan dilaksanakan untuk menentukan apakah
pihak yang diaudit mengikuti prosedur, aturan atau
ketentuan tertentu yang ditetapkan oleh otoritas yang lebih
tinggi. Berikut ini adalah contoh audit ketaatan pada suatu
perusahaan tertutup;
1. menentukan apakah personel akuntansi mengikuti
prosedur yang digariskan oleh kontroller perusahaan.
2. Reviu tarif upah untuk melihat ketaatan dengan
ketentuan upah minimum.
3. Memeriksa perjanjian kontraktual dengan bankir dan
pemberi pinjaman lainnya untuk memastikan bahwa
perusahaan menaati persyaratan-persyaratan hukum.

Tugas Resume Akuntansi Keuangan Sektor Komersial| Pertemuan I

Audit Laporan Keuangan (Financial Statement Audit)


Audit yang dilakukan untuk menentukan apakah laporan
keuangan (informasi yang diverifikasi) telah dinyatakan
sesuai dengan kriteria tertentu. Biasanya kriteria yang
berlaku adalah prinsip- prinsip akuntansi yang berlaku
umum (GAAP). Untuk itu para auditor harus mengumpulkan
informasi sebanyak-banyaknya dan membandingkan
apakah laporan keuangan tersebut mengandung salah saji
material atau tidak.

C. Menetapkan Tujuan Audit


Dalam melaksanakan audit, para auditor menetapkan tujuan audit
dengan menggunakan pendekatan siklus yaitu melakukan pengujian atas
transaksi- transaksi dengan menggunakan saldo akhir dan juga
melaksanakan pengujian audit atas saldo akun dan pengungkapan terkait.
Berikut adalah berbagai tujuan audit;

Tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi

Tujuan-tujuan audit yang terkait dengan transaksi ini dimaksudkan


untuk menjsdi kerangka kerja yang dapat membantu auditor
mengumpulkan bukti audit yang cukup kompeten sebagaimana yang
telah ditetapkan dalam standar pekerjaan lapangan ketiga serta untuk
memutuskan jumlah bukti audit yang tepat yang harus dikumpulkan bagi
berbagai kelas transaksi yang terdapat dalam suatu lingkup penugasan
audit. Perbedaan tujuan audit umum yang terkait dengan transaksi dan
tujuan audit spesifik yang terkait dengan trensaksi haruslah dibuat
dengan masing- masing kelas transaksi. Tujuan audit umum yang terkait
dengan transaksi yang didiskusikan dalam subbab ini dapat diterapkan
pada setiap kelas transaksi tetapi dinyatakan dalam definisi yang luas.
Tujuan audit spesifik yang terkait dengan kelas transaksipun diterapkan
pada setiap kelas transaksi tetapi lebih disesuaikan bagi suatu kelas
transaksi tertentu misalnya berbagai transaksi penjualan. Syarat- syarat
yang berkaitan dengan tujuan audit berdasarkan transaksi adalah:
1. Keberadaan
berbagai transaksi yang tercatat
memeng terjadi
Tujuan ini membahas tentang apakah berbagai transaksi
yang tercatat memang benar-benar terjadi. Pencatuman
transaksi penjualan tertentu ke dalam buku jurnal penjualan
jika sebenarnya tidak terjadi transaksi penjualan merupakan
pelanggaran terhadap tujuan keberadaan.
2

Tugas Resume Akuntansi Keuangan Sektor Komersial| Pertemuan I

2. Kelengkapan
berbagai transaksi yang terjadi
telah dicatat
Tujuan ini membahas tentang apakah seluruh transaksi
yang harus dicatat dalam berbagai jurnal telah dicatatkan
seluruhnya.
Kegagalan
dalam
mencatatkan
transaksi
penjualan ke dalam buku jurnal penjualan dan buku besar jika
transaksi penjualan itu telah terjadi akan merupakan
pelanggaran terhadap tujuan kelengkapan.
3. Akurasi Berbagai Transaksi yang Tercatat telah
Dinyatakan Dalam Nilai yang Benar
Tujuan ini membahas tentang akurasi informasi berbagai
transaksi akutansi. Untuk berbagai transaksi penjualan,
dimungkinkan terjadi pelanggaran terhadap tujuan akurasi jika
jumlah barang yang dikirimkan ternyata berbeda dengan
jumlah barang yang dikirimkan ternyata berbeda dengan
jumlah barang yang tarcantum dalam kuitansi penagihan,
pencantuman harga jual yang keliru dalam kuitansi
penagihan, atau jumlah yang keliru telah dicantumkan dalam
buku jurnal penjualan. Akurasi merupakan bagian dari asersi
tentang penilaian dan alokasi.
4. Klasifikasi Berbagai Transaksi yang Tercatat dalam
Jurnal Jurnal Klien telahDiklasifikasikan secara
Tepat
Contoh contoh kesalahan klasifikasi penjualan adalah
mencantumkan penjualan tunai sebagai penjulan kredit,
mencatat penjualan atas aktiva tetap operasional perusahaan
untuk mengklasifikasikan penjualan komersial sebagai
penjualan residensial. Klaifikasi pun merupakan bagian dari
asersi penilaian dan alokasi.
5. Pemilihan Waktu yang Tepat (timing) Berbagai
Transaksi Dicatat pada Tanggal yang Benar
Kesalahan memilih waktu yang tepat terjadi jika
berbagai transaksi tidak dicatat pada tanggal tanggal saat
transaksi tesebut terjadi. Transaksi penjualan, sebagai
contohnya, harus dicatat pada tanggal pengiriman barang.
Timing pun merupakan bagian dari penilaian dan alokasi.
6. Pemindahbukuan (posting) dan Pengikhtisaran
Berbagai Transaksi Tercatat dengan Tepat telah
Dicantumkan
pada
Master
File
serta
telah
Diikthisarkan dengan Benar
Tujuan ini berkaitan dengan keakuratan dalam
mentransfer informasi dari berbagai transaksi yang telah
3

Tugas Resume Akuntansi Keuangan Sektor Komersial| Pertemuan I

tercatat pada berbagai jurnal ke dalam buku besar pembantu


serta buku besar.
Pehatikan Gambar: Tujuan-Tujuan Audit yang Terkait dengan
Transaksi dan Berbagai Asersi Manajemen untuk Berbagai
Transaksi untuk Berbagai Transaksi Penjualan
Asersi
Manajemen

Keberadaan
atau
Keterjadian
Kelengkapan
Penilaian
atau Alokasi

Tujuan Audit
Umum yang
Terkati dengan
Transaksi
Eksistensi

Kelengkapan
Akurasi

Klasifikasi
Pemilihan waktu
Pemindahanbukua
n dan
pengikhtisaran

Hak dan
Kewajiban
Penyajian
dan
Pengungkapa
n

N/A
N/A

Tujuan Audit Spesifik yang Terkait


dengan Transaksi

Transaksi penjualan yang tercatat


memang dikapalkan bagi para
oelanggan yang nyata/non-fiktif.
Berbagai transaksi penjualan yang
terjadi telah dicatat.
Transaksi penjualan tercatat sesuai
dengan jumlah barang yang
dikapalkan serta telah dicatat dan
dibuatkan faktur yang benar.
Berbagai transaksi penjualan telah
diklasifikasikan secara tepat.
Transaksi penjualan telah dicatat
pada tanggal yang tepat dan benar.
Berbagai transaksi penjualan telah
dicantumkan dalam master file yang
tepat dan telah diikhtisarkan dengan
benar.
N/A
N/A

Tujuan audit yang berkaitan dengan saldo

Adalah menyimpulkan bahwa semua saldo tercantum dengan benar


dalam saldo akun. Tujuan audit berkaitan dengan saldo biasanya
didasarkan pada saldo akun yang ada di neraca seperti piutang usaha dan
persediaan atau sebagian akun lain yang ada di laporan laba rugi. Dalam
mengaudit saldo akun, auditor mengumpulkan bukti yang berkaitan
dengan saldo akun tersebut, bukan memperifikasi saldo akun itu sendiri.
4

Tugas Resume Akuntansi Keuangan Sektor Komersial| Pertemuan I

Berikut adalah beberapa rule yang berkaitan dengan tujuan audit berbasis
transaksi.
1. Jumlah yang tercantum memang ada.
2. Jumlah yang ada memang dicantumkan.
3. Jumlah yang tercantum telah dinyatakan dengan
benar.
4. Jumlah yang tercantum dalam daftar klien telah
diklasifikasikan dengan benar.
5. Transaksi yang mendekati tanggal neraca telah
dicatat dengan tepat.
6. Rincian saldo akun telah sesuai pada file induk,
sesuai dengan total akun dan sesuai dengan total
buku.
7. Aktiva dicantumkan sesuai dengan nilai yang dapat
direalisasi.
8. Hak dan kewajiban.

Tujuan audit yang berkaitan dengan penyajian dan


pengungkapan

Adalah tujuan audit yang dilakukan dengan cara mengumpulkan


semua bukti- bukti serta informasi penting yang dibutuhkan dalam proses
audit. Pada setiap audit, ada banyak cara yang dibutuhkan untuk
mengumpulkan bukti- bukti guna memenuhi tujuan audit secara
keseluruhan agar dapat memberikan pendapat atas laporan keuangan.
Syarat atas tujuan ini adalah dengan mendapatkan informasi yang
sebanyak- banyaknya dengan biaya yang serendah mungkin.
Perencanaan dan perancangan audit dapat dipecah menjadi beberapa
bagian;
1. Memperoleh pemahaman tentang entitas dan
lingkungannya.
2. Memahami pengendalian internal dan menilai resiko
pengendalian.
3. Menilai resiko salah saji yang material.

D.Berbagai Asersi Managemen dan Kaitannya dengan


Tujuan Audit
Asersi manajeman secara langsung terkait dengan prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku umum (GAAP/PSAK). Asersi-asersi ini merupakan
bagian dari kriterta yang dipergunakan oleh manajemen untuk mencatat
serta menggungkap informasi akuntansi dalam laporan keuangan.

Tugas Resume Akuntansi Keuangan Sektor Komersial| Pertemuan I

SAS 31 (AU 326) mengklasifikasikan berbagai asersi tersebut ke dalam


lima kategari utama:

Keberadaan atau keterjadian (existence or occurrence)


Kelengkapan (completeness)
Penilaian atau alokasi (valuation or allocation)
Hak dan kewajiban (rights and obligations)
Penyajian dan pengungkapan (presentation and disclosure)

1. Berbagai Asersi tentang Keberadaan atau Keterjadian


Berbagai asersi tentang keberadaan berkaitan dengan apakah
aktiva, kewajiban, serta modal yang tercantum dalam neraca benarbenar ada pada tangal neraca.
2. Berbagai Asersi tentang Kelengkapan
Asersi-asersi manajemen ini menyatakan bahwa seluruh
transaksi dan akun yang seharusnya disajikan dalam laporan
keuangan telah disajikan seluruhnya. Asersi kelengkapan
berhubungan dengan berbagai masalah yang berlawanan dengan
berbagai masalah yang terkait dengan asersi, keberadaan dan
keterjadian. Pencatatan sebuah transaksi pejualan yang tidak nyata
akan merupakan suatu pelanggaran atas asersi keterjadian,
sementara kegagalan mencatat suatu transaksi penjualan yang
nyata terjadi akan merupakan suatu pelanggaran atas asersi
kelengkapan.
3. Berbagai Asersi tentang Penilaian atau Alokasi
Asersi-asersi ini berkaitan dengan apakah nilai-nilai yang
tersaji pada akun aktiva, kewajiban, modal, pendapatan, dan beban
dalam laporan keuangan merupakan nilai yang tepat.Sebagai
contoh manajemen menyatakan bahwa aktiva tetap dicatat
menurut harga perolehannya serta harga perolehan tersebut akan
dialokasikan secara sistematis pada masing-masing periode
akuntansinya melalui proses depresiasi.
4. Berbagai Asersi tentang Hak dan Kewajiban
Berbagai asersi manajemen ini membahas tentang apakah
pada waktu tertentu, aktiva merupakan hak perusahaan dan pasiva
merupakan kewajiban perusahaan.
5. Berbagai Asersi tentang Penyajian dan Pengungkapan
Asersi-asersi ini membahas tentang apakah berbagai
komponen dalam laporan keuangan diungkapkan dengan tepat
telah digabungkan atau dipisahkan, diuraikan, dan dijabarkan
dengan jelas dan terperinci.
6

Tugas Resume Akuntansi Keuangan Sektor Komersial| Pertemuan I

E. Laporan Audit
Laporan audit adalah tahap akhir dari keseluruhan proses audit.
Laporan berfungsi
menyampaikan temuan-temuan auditor kepada
pengguna laporan keuangan untuk memberikan keandalan dari laporan
keuangan. Oleh karena itu, laporan merupakan hal yang esensial dalam
penugasan audit dan assurance.

Laporan Audit Bentuk baku

Agar pengguna laporan dapat memahami laporan audit, profesi


telah menyediakan standar kalimat yang digunakan dalam laporan audit.
Laporan audit bentuk baku disebut sebagai suatu opini yang bersih (clean
opinion) karena tidak terdapat suatu situasi yang memerlukan kualifikasi
atau modifikasi dalam pendapat auditor.
Unsur- unsur Laporan Audit Bentuk Baku
1. Judul laporan
Dicantumkan kata independen yang menunjukkan bahwa
audit dalam segala aspeknya dilaksanakan secara objektif/tidak
memihak.
2. Alamat laporan audit
Laporan dialamatkan kepada pemegang saham untuk
menunjukkan bahwa auditor tersebut independen terhadap
perusahaan dan dewan direksi perusahaan yang diaudit.
3. Paragraf pendahuluan
Paragraf pertama menunjukkan tiga hal, yaitu:
a. pernyataan sederhana bahwa kantor akuntan publik telah
melaksanakan audit.
b. pernyataan
bahwa
laporan
keuangan
telah
diaudit,
dicantumkan tanggal tanggal neraca dan periode akuntansi.
c. pernyataan bahwa laporan keuangan merupakan tanggung
jawab manajemen, sedangkan tanggung jawab auditor
terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan
berdasarkan pelaksanaan audit. Pernyataan ini untuk
mengklarifikasikan peran manajemen dan auditor.
4. Paragraf scope
Berisi pernyataan faktual tentang apa yang dilakukan auditor
selama proses audit. Bagian pernyataan dalam paragraf scope :
a. Pernyataan audit dirancang untuk memperoleh keyakinan
yang memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji
7

Tugas Resume Akuntansi Keuangan Sektor Komersial| Pertemuan I

yang material. Keyakinan yang memadai bermakna bahwa


audit tidak diharapkan untuk menghapuskan seluruh
kemungkinan hadirnya kesalahan penyajian yang material.
kata Salah saji material menunjukkan bahwa auditor hanya
bertanggung jawab dalam mencari kesalahan penyajian yang
signifikan, bukan pada kesalahan yang tidak mempengaruhi
pembuatan keputusan oleh pengguna laporan keuangan.
b. membahas bahwa auditor yakin bahwa bukti audit yang
dikumpulkan telah memberikan dasar yang memadai bagi
pernyataan pendapat.
c. pernyataan bahwa
auditor mengevaluasi ketepatan
penggunaan prinsip akuntansi, estimasi-estimasi, serta
pengungkapan dan penyajian laporan keuangan.
5. Paragraf pendapat
Paragraf terakhir yang menyajikan kesimpulan auditor
berdasarkan hasil dari proses yang telah dilakukan. Auditor
diwajibkan menyatakan pendapatnya tentang keseluruhan
laporan keuangan termasuk kesimpulan tentang apakah
perusahaan telah mengikuti prinsip akuntansi yang berlaku
umum. Dinyatakan sebagai suatu pendapat/opini, bukan sebagai
pernyataan mutlak atau suatu jaminan karena menunjukkan
kemungkinan bahwa di dalam laporan keuangan masih terdapat
resiko informasi.
6. Nama KAP
Mengindentifikasi kantor akuntan publik yang melaksanakan
proses audit.
7. Tanggal laporan audit
Tanggal saat auditor menyelesaikan prosedur audit terpenting di
lokasi pemeriksaan.
Laporan audit bentuk baku diterbitkan bila kondisi berikut
terpenuhi :
1. Seluruh laporan keuangan telah lengkap.
2. Semua aspek dari ketiga standar umum GAAS/SPAP telah
dipatuhi dalam penugasan audit.
3. Bukti audit yang cukup memadai telah terkumpul.
4. Laporan keuangan disajikan sesuai prinsip akuntansi yang
berlaku umum.
5. Tidak terdapat situasi yang membuat auditor merasa perlu
menambahkan sebuah paragraf penjelasan atau modifikasi
kalimat dalam laporan audit.

Tugas Resume Akuntansi Keuangan Sektor Komersial| Pertemuan I

Kategori laporan audit :


1. Wajar tanpa syarat : kelima syarat diatas terpenuhi.
2. Wajar tanpa syarat dengan paragraf penjelas atau dengan
modifikasi kalimat :
hasil audit memuaskan serta laporan keuangan telah disajikan
dengan wajar, tetapi auditor merasa perlu memberikan
informasi tambahan.
3. Wajar dengan pengecualian :
Laporan keuangan telah disajikan dengan wajar, tetapi lingkup
audit telah dibatasi secara material atau terjadi penyimpangan
prinsip akuntansi yang berlaku umum pada saat penyiapan
laporan keuangan.
4. Tidak wajar/menolak memberikan pendapat :
Laporan keuangan tidak disajikan secara wajar, auditor tidak
dapat memeberikan opini mengenai apakah laporan keuangan
telah disajikan secara wajar, atau auditor berada pada posisi
yang tidak independen.

Laporan Audit Wajar tanpa Syarat atau Modifikasi Kalimat


Penjelas
Penyebab utama ditambahkannya paragraf penjelas atau
modifikasi kalimat :
1. Tidak ada konsistensi dalam penerapan prinsip akuntansi yang
berlaku umum
2. Ketidakpastian atas kelangsungan hidup perusahaan
3. Auditor menyetujui adanya penyimpangan dari prinsip akuntansi
yang berlaku umum
4. Penekanan pada suatu masalah
5. Laporan yang melibatkan auditor lain
Penyebab pada nomor 1-4, ditambahkan paragraf penjelas.
Laporan yang melibatkan auditor lain diperlukan modifikasi kalimat.
1. Tidak ada konsistensi dalam penerapan prinsip akuntansi yang
berlaku umum
Jika terdapat perubahan prinsip akuntansi yang digunakan dalam
laporan keuangan yang mengakibatkan perubahan material,
auditor harus menambahkan paragraf penjelasan setelah
paragraf pendapat. Paragraf penjelasan harus ditambahkan baik
pada perubahan prinsip yang bersifat sukarela maupun karena
adanya pernyataan akuntansi yang baru.
Konsistensi versus komparabilitas :
a. Perubahan yang mempengaruhi konsistensi
1. Perubahan penilaian persediaan
2. Perubahan dalam entitas pelaporan, seperti penambahan
perusahaan baru
9

Tugas Resume Akuntansi Keuangan Sektor Komersial| Pertemuan I

3. Perbaikan kesalahan yang melibatkan prinsip akuntansi,


yaitu perugahan dari prinsip akuntansi yang tidak diterima
secara umum pada prinsip yang diterima secara umum
b. Perubahan yang mempengaruhi komparabilitas, tetapi tidak
mempengaruhi konsistensi
1. Perubahan estimasi
2. Perbaikan kesalahan yang tidak melibatkan prinsip
akuntansi
3. Variasi format dan penyajian laporan keuangan
4. Perubahan akibat transaksi atau peristiwa yang sangan
berbeda
2. Kelangsungan Hidup Perusahaan
Faktor yang dapat menimbulkan ketidakpastian atas
kemampuan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan
hidupnya:
1. Kerugian operasional atau kekurangan modal kerja yang
signifikan
2. Ketidakmampuan perusahaan membayar kewajiban jatuh
temponya
3. Kehilangan pelanggan utama, terjadi bencana, masalah
ketenagakerjaan
4. Pengadilan, perundang-undangan, atau hal lainnya
3. Auditor Menyetujui Terjadinya
Akuntansi yang Berlaku Umum

Penyimpangan

dari

Prinsip

Dalam situasi yang tidak umum, suatu penyimpangan dari


prinsip akuntansi yang telah disusun oleh sebuah lembaga untuk
digunakan sebagai panduan prinsip akuntansi, barangkali tidak
memerlukan suatu pendapat wajar dengan pengecualian atau
pendapat tidak wajar.
4. Penekanan Pada Suatu Masalah
Dalam beberapa situasi, akuntan publik barangkali ingin
memberikan penekanan pada masalah tertentu yang terkait
dengan laporan keuangan, walaupun ia bermaksud untuk
memberikan suatu pendapat wajar tanpa syarat.
5. Laporan yang Melibatkan Auditor Lainnya
Ketika auditor menyandarkan dirinya pada kantor akuntan
publik lain untuk melaksanakan sebagian proses audit, maka
kantor akuntan publik utama memiliki tiga alternatif pilihan:
1. Tidak memberikan referensi dalam laporan audit
2. Memberikan referensi dalam laporan (modifikasi kalimat)
3. Mengeluarkan pendapat wajar dengan pengecualian
10

Tugas Resume Akuntansi Keuangan Sektor Komersial| Pertemuan I

Penyimpangan dari Laporan Audit Bentuk Baku


Tiga kondisi yang menyebabkan penyimpangan dari laporan
auditbentuk baku, yaitu:
a. Ruang lingkup audit dibatasi
b. Penyajian laporan keuangan tidak sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum
c. Auditor tidak independen
Tiga jenis laporan audit yang dapat diterbitkan di bawah ketiga
kondisi di atas, adalah:
1. Pendapat Wajar dengan Pengecualian (Qualified Opinion)
Laporan wajar dengan pengecualian diterbitkan akibat dari
pembatasan lingkup audit atau kegagalan dalam mematuhi
prinsip akuntansi yang berlaku umum. Laporan wajar dengan
pengecualian hanya dapat diterbitkan pada saat auditor
menyimpulkan bahwa keseluruhan laporan keuangan disajikan
secara wajar. Laporan wajar dengan pengecualian dapat
berbentuk pengecualian baik atas lingkup maupun pendapat
audit atau pengecualian atas pendapat saja.
2. Pendapat Tidak Wajar (Adverse Opinion)
Pendapat tidak wajar digunakan saat auditor percaya bahwa
secara material keseluruhan laporan keuangan telah disajikan
secara tidak wajar sehingga laporan keuangan tersebut tidak
menyajikan posisi keuangan atau hasil usaha dan arus kas yang
wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
3. Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer Opinion)
Laporan audit tidak memberikan pendapat diterbitkan pada
saat auditor tidak dapat meyakinkan dirinya sendiri bahwa
laporan keuangan yang diauditnya secara tidak wajar. Kewajiban
untuk menolak memberikan pendapat akan timbul jika terdapat
pembatasan lingkup audit atau terdapat hubungan yang tidak
independen menurut kode etik profesional antara auditor dengan
kliennya.

11

Tugas Resume Akuntansi Keuangan Sektor Komersial| Pertemuan I

Anda mungkin juga menyukai