KERTAS KERJA
Sasaran Belajar :
Mata kuliah Pengauditan merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa Program
Studi Akuntansi Universitas Kristen Artha Wacana Kupang. Mata kuliah ini
memperkenalkan dasar-dasar pemeriksaan akuntansi (audit). Materi yang dibahas
pada mata kuliah ini terdiri dari lingkungan pengauditan dan profesi akuntan
publik dan perencanaan audit. Bagian pertama, lingkungan pengauditan
membahas tentang pengauditan dan profesi akuntan publik, audit laporan
keuangan, tanggung jawab auditor, etika professional akuntan publik, dan
kewajiban hukum auditor. Bagian kedua, perencanaan audit membahas materi
mengenai gambaran umum proses audit, tujuan, bukti audit, dan kertas kerja;
penerimaan penugasan dan perencanaan audit; materialitas, risiko, dan strategi
audit; serta pemahaman struktur pengendalian intern.
1
Auditor mengawali perencanaan audit dengan meletakkan akhir audit di
benaknya. Sejak awal telah disebutkan bahwa tujuan menyeluruh audit laporan
keuangan adalah menyatakan pendapat tentang apakah laporan keuangan klien
menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, sesuai dengan GAAP.
Untuk itu, auditor harus memperoleh bahan bukti audit yang cukup dan kompeten
sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat. Di samping itu, pilihan
akan bukti audit dipengaruhi oleh:
TUJUAN AUDIT
a. Tujuan Audit Untuk Keberadaan dan Keterjadian
Berkaitan dengan masalah keberadaan dan keterjadian (existence and
occurrence), biasanya auditor akan memastikan hal-hal sebagai berikut:
1. Validitas/pisah batas (cutoff): semua transaksi tercatat benar-benar telah
terjadi selama periode akuntansi.
2. Validitas (validity): semua aktiva, kewajiban, ekuitas adalah valid dan telah
dicatat sebagaimana mestinya dalam neraca.
Pada saat auditor memeriksa siklus penjualan dan penagihan, ia harus
mengikuti tiga alur transaksi utama, yaitu: penjualan kredit, penagihan, dan
penyesuaian penjualan. Waktu dan perhatian yang diberikan kepada tujuan
audit ini tergantung pada kepentingan dan materialitas transaksi pada proses
bisnis inti entitas.
b. Tujuan Audit Untuk Kelengkapan
Berkaitan dengan masalah kelengkapan (completeness), auditor biasanya akan
memastikan hal-hal sebagai berikut:
Kelengkapan/pisah batas (cutoff): semua transaksi yang terjadi dalam
periode itu telah dicatat.
2
Kelengkapan (completeness): semua saldo yang tercantum dalam neraca
meliputi semua aktiva, kewajiban, dan ekuitas sebagaimana mestinya.
Dalam konteks siklus penjualan dan penagihan, biasanya auditor akan
menekankan perhatian tentang transaksi penjualan, penerimaan kas, dan
penyesuaian penjualan serta akumulasinya pada saldo piutang usaha. Masalah
pisah batas (cutoff) seringkali di-review oleh para auditor karena transaksi-
transaksi yang tidak tercatat merupakan kesalahan pencatatan pada periode
yang salah. Pentingnya tiga alur transaksi ini tergantung pada sifat bisnis
entitas dan proses bisnis inti.
c. Tujuan Audit Untuk Hak dan Kewajiban
Tentang masalah hak dan kewajiban (right and obligations), biasanya auditor
menguji kepemilikan (ownership), kesesuaian atas hak entitas terhadap aktiva,
serta hak kepemilikan yang jelas terhadap aktiva. Apabila ingin
mempertimbangkan kelangsungan usaha dan arus kas, auditor akan mengukur
resiko kemungkinan klien telah menggadaikan atau menjual piutang dan
selanjutnya merencanakan untuk melakukan pengujian atas hak kepemilikan
yang sesuai.
3
Terdapat beberapa tujuan audit pokok atas asersi penilaian atau alokasi dimana
masing-masing mencerminkan jenis salah saji yang berbeda dan akan
memerlukan bukti audit yang berbeda pula. Auditor akan menggunakan
pengetahuannya tentang GAAP, pengetahuan tentang volume kegiatan bisnis,
dan pemeriksaan bukti yang mendukung transaksi penjualan untuk menilai
kelayakan penjualan menurut nilai kotornya.
BUKTI AUDIT
Bukti Audit, Informasi Penguat, dan Prosedur Audit
Setelah auditor mengembangkan tujuan audit spesifik untuk saldo akun
atau golongan transaksi yang material, selanjutnya ia akan mengembangkan
prosedur audit yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam mengumpulkan
bahan bukti kompeten yang cukup. Pertimbangan auditor tentang kecukupan bukti
audit dipengaruhi oleh meterialitas dan risiko, faktor-faktor ekonomi, serta ukuran
dan karakteristik populasi. Sedangkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
4
pertimbangan auditor tentang kompetensi bukti audit adalah relevansi, sumber,
ketepatan waktu, dan objektivitas.
5
Sifat Bahan Bukti Standar Ketiga Pekerjaan Lapangan
KOMPETEN
INFORMASI PENGUAT
6
Sifat dan Keandalan Bukti Penguat
7
diandalkan dibandingkan dengan Faktur-faktur pemasok
dokumen-dokumen yang berasal
Cek-cek yang
dari dalam entitas. Demikian
dibatalkan
juga dengan karakteristik
Faktur penjualan klien
dokumen, seperti pengesahan,
tanda tangan pihak ketiga atas Laporan yang
Konfirmasi atas:
Konfirmasi
Sifat: Suatu jenis khusus bukti Kas keluar dan masuk
dokumenter yang berbentuk bank
tanggapan tertulis langsung Piutang usaha dari
sesuai yang diketahui oleh pihak pelanggan
ketiga atas permintaan spesifik Persediaan dalam
8
tentang informasi yang gudang umum dari
sebenarnya. gudang custodian
Hutang obligasi dari
Keandalan: Sangat dapat
perwalian
diandalkan, namun dianggap
Persyaratan sewa guna
juga sebagai prosedur yang
usaha dari pihak yang
mahal.
menyewakan (lessor)
Bagian saham biasa
yang dimiliki dari
pencatat saham
Bukti Matematis
9
dapat diandalkan. Namun, dapat Aktiva tetap
saja auditor yang melakukannya
tidak cukup mampu menetapkan
mutu, kondisi, atau nilai
berdasarkan bukti fisik, sehingga
diperlukan bantuan seorang
spesialis.
Bukti Lisan
Sifat: Auditor seringkali
Tanggapan lisan atas
menerima bukti lisan sebagai
permintaan keterangan
tanggapan atas sejumlah
auditor
permintaan keterangan yang
Penjelasan atas
diajukan langsung kepada para
perlakuan akuntansi
pejabat dan pekerja.
atau penilaian klien atas
10
Keandalan: Kurang dapat estimasi akuntansi
diandalkan dan biasanya masih
memerlukan bukti penguat
tambahan. Nilai utamanya dalah
dapat mengarahkan auditor
kepada sumber bukti lainnya.
PROSEDUR AUDIT
11
Pemeriksaan bukti pendukung (vouching)
Pengamatan (observing)
Pelaksanaan ulang (reperforming)
Pemilihan prosedur yang akan digunakan untuk menyelesaikan suatu tujuan audit
tertentu terjadi dalam tahap perencanaan audit. Efektivitas prosedur dalam
memenuhi tujuan audit spesifik dan biaya pelaksanaan prosedur tersebut harus
dipertimbangkan dalam pemilihan prosedur yang akan digunakan.
1. Prosedur Analitis
Prosedur analitis terdiri dari penelitian dan perbandingan hubungan di antara
data. Prosedur ini meliputi:
perhitungan dan penggunaan rasio-rasio sederhana;
analisis vertikal atau laporan persentase
perbandingan jumlah yang sebenarnya dengan data historis atau anggaran;
serta
penggunaan model matematis dan statistik, seperti analisis regresi.
Analisis regresi dapat melibatkan penggunaan data nonkeuangan (seperti data
jumlah karyawan) maupun data keuangan.
Prosedur analitis seringkali meliputi juga pengukuran kegiatan bisnis yang
mendasari operasi serta membandingkan ukuran-ukuran kunci ekonomi yang
menggerakkan bisnis dengan hasil keuangan terkait. Prosedur analitis
umumnya digunakan dalam pendekatan top-down untuk mengembangkan
harapan atas akun laporan keuangan dan untuk menilai kelayakan laporan
keuangan dalam konteks tersebut.
2. Inspeksi
Inspeksi meliputi pemeriksaan rinci terhadap dokumen dan catatan, serta
pemeriksaan sumber daya berwujud. Prosedur ini digunakan secara luas dalam
12
auditing. Inspeksi seringkali digunakan dalam mengumpulkan dan
mengevaluasi bukti bootom-up maupun top-down. Dengan melakukan inspeksi
atas dokumen, auditor dapat menentukan ketepatan persyaratan dalam faktur
atau kontrak yang memerlukan pengujian bottom-up atas akuntansi transaksi
tersebut. Pada saat yang sama, auditor seringkali mempertimbangkan implikasi
bukti dalam konteks pemahaman faktor-faktor ekonomi dan persaingan entitas.
Sebagai contoh, pada saat auditor memeriksa kontrak sewa guna usaha, ia
melakukan verifikasi kesesuaian akuntansi yang digunakan untuk sewa guna
usaha, mengevaluasi bagaimana sewa guna usaha ini berpengaruh pada
kegiatan pembiayaan dan investasi entitas, dan akhirnya mempertimbangkan
bagaimana sewa guna usaha ini dapat mempengaruhi kemampuan entitas untuk
menambah penghasilan dan bagaimana pengaruh transaksi ini atas struktur
biaya tetap entitas.
Istilah-istilah seperti me-review (reviewing), membaca (reading), dan
memeriksa (examining) adalah sinonim dengan menginspeksi dokumen dan
catatan. Menginspeksi dokumen dapat membuka jalan untuk mengevaluasi
bukti documenter. Dengan demikian melalui inspeksi, auditor dapat menilai
keaslian dokumen, atau mungkin dapat mendeteksi keberadaan perubahaan
atau item-item yang dipertanyakan. Bentuk lain dari inspeksi
adalah scanning atau memeriksa secara tepat dan tidak terlampau teliti
dokumen dan catatan.
Memeriksa sumber daya berwujud memungkinkan auditor dapat
mengetahui secara langsung keberadaan dan kondisi fisik sumber daya
tersebut. Dengan demikian, inspeksi juga memberikan cara untuk
mengevaluasi bukti fisik.
3. Konfirmasi
Meminta konfirmasi adalah bentuk permintaan keterangan yang
memungkinkan auditor memperoleh informasi secara langsung dari sumber
independen di luar organisasi klien. Dalam kasus yang lazim, klien membuat
permintaan kepada pihak luar secara tertulis, namun auditor yang
13
mengendalikan pengiriman permintaan keterangan tersebut. Permintaan
tersebut juga harus meliputi instruksi berupa permintaan kepada penerima
untuk mengirimkan tanggapannya secara langsung kepada auditor. Konfirmasi
menyediakan bukti bottom-uppenting dan digunakan dalam auditing karena
bukti tersebut biasanya objektif dan berasal dari sumber yang independen.
4. Permintaan Keterangan
Permintaan keterangan meliputi permintaan keterangan secara lisan atau
tertulis oleh auditor. Permintaan keterangan tersebut biasanya ditujukan kepada
manajemen atau karyawan, umumnya berupa pertanyaan-pertanyaan yang
timbul setelah dilaksanakannya prosedur analitis atau permintaan keterangan
yang berkaitan dengan keusangan persediaan atau piutang yang dapat ditagih.
Auditor juga dapat langsung meminta keterangan pada pihak eksteren, seperti
permintaan keterangan langsung kepada penasehat hokum klien tentang
kemungkinan hasil litigasi. Hasil permintaan keterangan dapat berupa bukti
lisan atau bukti dalam bentuk representasi tertulis.
5. Perhitungan
Dua aplikasi yang paling umum dari perhitungan adalah (1) perhitungan
fisik sumber daya berwujud seperti jumlah kas dan persediaan yang ada, dan
(2) akuntansi seluruh dokumen dengan nomor urut yang telah dicetak. Yang
pertama menyediakan cara untuk mengevaluasi bukti fisik tentang jumlah yang
ada, sedangkan yang kedua dapat dipandang sebagai penyediaan cara untuk
mengevaluasi pengendalian internal perusahaan melalui bukti yang objektif
tentang kelengkapan catatan akuntansi. Teknik perhitungan ini menyediakan
bukti audit bottom-up, namun auditor seringkali terdorong untuk memperoleh
bukti top-down terlebih dahulu guna mendapatkan konteks ekonomi dari
prosedur perhitungan.
6. Penelusuran
14
Dalam penelurusan (tracing) yang seringkali juga disebut sebagai
penelusuran ulang, auditor (1) memilih dokumen yang dibuat pada saat
transaksi dilaksanakan, dan (2) menentukan bahwa informasi yang diberikan
oleh dokumen tersebut telah dicatat dengan benar dalam catatan akuntansi
(jurnal dan buku besar). Arah pengujian prosedur ini berawal dari dokumen
menuju ke catatan akuntansi, sehingga menelusuri kembali asal-usul aliran data
melalui sistem akuntansi. Karena proesdur ini memberikan keyakinan bahwa
data yang berasal dari dokumen sumber pada akhirnya dicantumkan dalam
akun, maka secara khusus data ini sangat berguna untuk mendeteksi terjadinya
salah saji berupa penyajian yang lebih rendah dari yang seharusnya
(understatement) dalam catatan akuntansi.
8. Pengamatan
Pengamatan (observing) berkaitan dengan memperhatikan dan
menyaksikan pelaksanaan beberapa kegiatan atau proses. Kegiatan dapat berupa
pemrosesan rutin jenis transaksi tertentu seperti penerimaan kas, untuk melihat
apakah para pekerja sedang melaksanakan tugas yang diberikan sesuai dengan
kebijakan dan prosedur perusahaan. Pengamatan terutama penting untunk
memperoleh pemahaman atas pengendalian internal. Auditor juga dapat
mengamati kecermatan seorang karyawan klien dalam melaksanakan
15
pemeriksaan tahunan atas fisik persediaan. Pengamatan yanf terakhir ini
memberikan peluang untuk membedakan antara mengamati dan menginspeksi.
9. Pelaksanaan Ulang
Salah satu prosedur audit yang penting adalah pelaksanaan ulang
(reperforming) perhitungan dan rekonsiliasi yang dibuat oleh klien. Misalnya
menghitung ulang total jurnal, beban penyusutan, bunga akrual dan diskon atau
premi obligasi, perhitungan kuantitas dikalikan harga per unit pada lembar
ikhtisar persediaan, serta total pada skedul pendukung dan rekonsiliasi. Auditor
juga dapat melaksanakan ulang beberapa aspek pemrosesan transaksi tertentu
untuk menentukan bahwa pemrosesan awal telah sesuai dengan pengandalian
intern yang telah dirumuskan. Sebagai contoh, auditor dapat melaksanakan
ulang pemeriksaan atas kredit pelanggan pada transaksi penjualan untuk
menentukan bahwa pelanggan memang memiliki kredit yang sesuai pada saat
transaksi tersebut diproses. Pemeriksaan ulang biasanya memberikan
bukti bottom-up, dan dengan bukti bottom-up lainnya, auditor dapat terlebih
dahulu memahami konteks ekonomi untuk pengujian audit tersebut.
16
Mencari sebuah file dalam komputer untuk menentukan bahwa semua
dokumen yang berurutan telah dipertanggungjawabkan.
Membandingkan elemen data dalam file-file yang berbeda untuk
disesuaikan (seperti harga yang tercantum dalam faktur dengan master file
yang memuat harga-harga yang telah disahkan)
Memasukkan data uji dalam program klien untuk menentukan apakah
aspek komputer dari pengendalian intern telah berfungsi.
Melaksanakan ulang berbagai perhitungan seperti penjumlahan buku besar
pembantu piutang usaha atau file persediaan.
17
Mengidentifikasi kertas kerja spesifik yang memuat bukti audit bagi
setiap item laporan keuangan.
18
Salinan kontrak – kontrak penting.
19
Tanda koreksi (tick maks). Tanda koreksi berupa simbol – simbol seperti
tanda pengecekan () yang digunakan dalam kertas kerja, menunjukkan
bahwa auditor telah melaksnakan sejumlah prosedur pada item-item dimana
tanda pengecekan tersebut diberikan. Keterangan tentang kertas kerja
tersebut harus dapat menjelaskan tentang sifat dan luasnya pekerjaan yang
disajikan oleh setiap tanda koreksi atau dapat memberikan informasi
tambahan bagi item- item yang deberi tanda koreksi tersebut.
Tanda tangan dan tanggal (signatures and dates). Setelah menyelesaikan
masing-masing tugasnya, penyusun maupun pe-review kertas kerja tersebut
harus membubuhkan paraf dan tanggal pada kertas kerja tersebut. Hal ini
diperlukan untuk menetapkan tanggung jawab atas pekerjaan dan review
yang dilaksanakan.
20
Salinan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga klien.
Bagan akun dan manual atu pedoman prosedur.
Struktur organisasi.
Tata letak pabrik, proses produksi, dan produk – produk utama.
Ketentuan – ketentuan dalam modal saham dan penerbitan obligasi.
Salinana kontrak jangka panjang, seperti sewa guna usaha, rencana
pensiun, perjanjian pembagian laba dan bonus.
Skedul amortisasi kewajibanjangka panjang serta penyusutan aktiva
pabrik.
Ikhtisar prinsip –prinsip akuntansi yang digunakan oleh klien.
SOAL
21
1. Sebutkan bukti penguat yang dapat diperoleh dalam suatu audit dan
bahaslah secara singkat tentang keandalan setiap jenis bukti penguat.
2. Identifikasi jenis prosedur audit yang dapat digunakan untuk memperoleh
dan mengevaluasi bukti.
3. Sebutkan dan jelaskan empat jenis kertas kerja
4. Sebutkan empat teknik dasar dalam penyusunan kertas kerja yang baik.
5. Apakah seorang auditor dibenarkan untuk mengungkapkan isi kertas kerja
kepada setiap orang selain klien?
22
BAB VIII MENERIMA PERIKATAN AUDIT DAN
MERENCANAKAN AUDIT
Sasaran Belajar :
Mata kuliah Pengauditan merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa Program
Studi Akuntansi Universitas Kristen Artha Wacana Kupang. Mata kuliah ini
memperkenalkan dasar-dasar pemeriksaan akuntansi (audit). Materi yang dibahas
pada mata kuliah ini terdiri dari lingkungan pengauditan dan profesi akuntan
publik dan perencanaan audit. Bagian pertama, lingkungan pengauditan
membahas tentang pengauditan dan profesi akuntan publik, audit laporan
keuangan, tanggung jawab auditor, etika professional akuntan publik, dan
kewajiban hukum auditor. Bagian kedua, perencanaan audit membahas materi
mengenai gambaran umum proses audit, tujuan, bukti audit, dan kertas kerja;
penerimaan penugasan dan perencanaan audit; materialitas, risiko, dan strategi
audit; serta pemahaman struktur pengendalian intern.
23
Dalam profesi akuntan publik, terdapat persaingan yang ketat antar kantor
akuntan untuk mendapatkan klien. Klien tersebut termasuk klien yang meminta
audit untuk pertama kali dan klien yang meminta penggantian auditor.
Penggantian auditor dapat diakibatkan oleh berbagai faktor yaitu :
Tahap awal dari audit laporan keuangan melibatkan suatu keputusan untuk
menerima atau menolak kesempatan untuk menjadi auditor dari klien baru atau
untuk melanjutkan sebagai auditor bagi klien yang sudah ada. Standar
pengendalian mutu menyediakan petunjuk profesional berkenaan dengan
keputusan untuk menerima dan melanjutkan klien dan perikatan, sejalan dengan
standar umum dan standar pekerjaan lapangan dari standar auditing yang berlaku
umum.
24
MengevaluasiIntegritas Manajemen
Tujuan utama dari audit laporan keuangan adalah untuk memberikan suatu
pendapat atas laporan keuangan manajemen. Jadi penting bagi auditor untuk
menerima suatu perikatan audit hanya apabila terdapat keyakinan yang memadai
bahwa manajemen klien dapat dipercaya. Bila manajemen kurang memiliki
integritas , terdapat kemungkinan kekeliruan (error) yang material dan
ketidakberesan (irregularities) akan terjadi dalam proses akuntansi di mana
laporan keuangan dibuat.
Informasi mengenai integritas manajemen juga dapat diperoleh dari pihak lain
yang memiliki pengetahuan di bidangnya seperti; pengacara, bankir dan pihak
lain dalam komunitas keuangan dan bisnis yang berhubungan bisnis dengan
calon klien.
25
MengidentifikasiKondisi Khususdan Risiko yang tidak biasa
Elemen penting dari audit melibatkan penilaian risiko salah saji material dalam
laporan keuangan. Akuntan publik juga menaruh perhatian terhadap resiko bisnis
auditor (auditor’s business risk) jika dihubungkan dengan perusahaan yang
memiliki masalah keuangan atau kelangsungan usaha, pihak yang dirugikan dapat
menuntut keandalan laporan keuangan.
Tanggung jawab hukum auditor atas audit bervariasi, tergantung pada pemakai
laporan. Oleh karena itu auditor harus mempertimbangkan status badan hukum
dari calon klien.
Jika suatu entitas mengalami kesulitan hukum, maka perkara hukum sangat
mungkin akan melibatkan auditor yang sering dianggap memiliki “deep
pockets”. Oleh karena itu auditor harus mengidentifikasi calon klien yang
memiliki risiko tinggi untuk di tuntut.
26
bentuk dokumen atau dalam bentuk elektronik, dimana auditor ragu dan
khawatir tentang catatan akuntansi atau jejak audit, maka sebaiknya perikatan
tersebut ditolak.
Penempatan staf audit sebagai suatu tim audit (audit team) dalam pengumpulan
bukti diperlukan untuk pengendalian kualitas dari hasil audit. Umumnya tim
audit terdiri dari:
27
Dalam menentukan apakah akan menerima suatu perikatan, adalah lebih baik
bagi seorang auditor untuk mempertimbangkan apakah akan menggunakan jasa
konsultan dan spesiali untuk membantu tim audit dalam melakukan audit.
Elemen pengendalian mutu mengenai konsultasi menyatakan bahwa
perusahaan seharusnya mengadopsi kebijakan dan prosedur untuk
menyediakan keyakinan yang memadai bahwa personel akan mencari bantuan
hingga sejauh yang diperlukan.
MengevaluasiIndependensi
Standar umum kedua dari GAAS menyatakan: dalam semua hal yang
berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikam mental perlu
dipertahankan oleh para auditor. Independensi dalam perikatan audit diwajibkan
karena merupakan elemen dalam pengendalian mutu. Apabila persyaratan
independensi tidak dapat dipenuhi, maka perikatan harus ditolak atau calon klien
harus diberitahu dan tidak memberikan pendapat (disclaimer) atas laporan
keuangan, guna terhindar dari konflik kepentingan.
Kondisi yang dapat menyebabkan KAP menarik diri dari suatu audit termasuk :
Langkah akhir dari tahap penerimaan, merupakan praktek profesional yang baik
untuk mentaati syarat-syarat dari setiap perikatan dalam surat perikatan
(engagement letter). Bentuk dan isi dari surat perikatan dapat bervariasi untuk
28
berbagai klien yang berbeda, tetapi secara umum surat perikatan harus mencakup
hal-hal berikut :
Identifikasi yang jelas mengenai entitas dan laporan keuangan yang akan
diaudit
Tujuan audit
Referensi terhadap standar-standar profesional (GAAS) yang akan menjadi
acuan auditor (dan jika dapat diterapkan, referensi terhadap peraturan
pemerintah, seperti ketika melaksanakan audit yang diminta oleh pemerintah
tertentu).
Suatu penjelasan mengenai sifat dan lingkup audit serta tanggung jawab
auditor.
Suatu pernyataan bahwa suatu audit yang telah dirancang dan dilaksanakan
dengan tepat mungkin tidak akan dapat mendeteksi semua ketidakberesan yang
material.
Sebagai pengingat kepada manajemen bahwa ia bertanggung jawab untuk
menyusun laporan keuangan dan menyelenggarakan struktur pengendalian
intern yang memadai.
Suatu indikasi bahwa manajemen akan diminta untuk menyediakan beberapa
representasi tertulis tertentu kepada auditor.
Suatu deskripsi dari jasa yang akan diberikan oleh auditor seperti
mempersiapkan atau me-review surat pemberitahuan pajak.
Dasar di mana biaya akan dihitung dan pengaturan pembayaran.
Suatu permintaan bagi klien untuk mentaati syarat-syarat perikatan dengan
menandatangani dan mengembalikan salinan surat perikatan kepada auditor.
SOAL
29
2. Mengapa perlu dipertimbangkan oleh auditor pengganti untuk
berkomunikasi dengan auditor terdahulu.
3. Mengapa penting bagi seorang auditor untuk mengevaluasi independensi
dalam memutuskan untuk menerima klien baru?
30
BAB IX MATERIALITAS, RISIKO, DAN STRATEGI AUDIT AWAL
Sasaran Belajar :
Mata kuliah Pengauditan merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa Program
Studi Akuntansi Universitas Kristen Artha Wacana Kupang. Mata kuliah ini
memperkenalkan dasar-dasar pemeriksaan akuntansi (audit). Materi yang dibahas
pada mata kuliah ini terdiri dari lingkungan pengauditan dan profesi akuntan
publik dan perencanaan audit. Bagian pertama, lingkungan pengauditan
membahas tentang pengauditan dan profesi akuntan publik, audit laporan
keuangan, tanggung jawab auditor, etika professional akuntan publik, dan
kewajiban hukum auditor. Bagian kedua, perencanaan audit membahas materi
mengenai gambaran umum proses audit, tujuan, bukti audit, dan kertas kerja;
penerimaan penugasan dan perencanaan audit; materialitas, risiko, dan strategi
audit; serta pemahaman struktur pengendalian intern.
31
Materialitas
32
Salah saji dapt terjadi sebagai akibat penerapan secara keliru prinsip akuntansi
berterima umum, penyimpangan dari fakta/ penghilangab informasi yang
diperlukan
Salah saji minimun yang mungkin terdapat dalam saldo akun yang dipandang
sebagai salah saji material. Konsep materialitas pada tingkat saldo akun tidak
boleh dikacaukan dengan istilah saldo akun material. Saldo akun material;
besarnya saldo akun yang tercatat, sedangkan konsep materialitas berkaitan
dengan jumlah salah saji yang dapat mempengaruhi keputusan pemakai informasi
keuangan.
33
Hubungan Antara Materialitas Dengan Bukti Audit
Risiko Audit
Risiko Audit adalah risko yang terjadi dalam hal auditor tanpa disadari, tidak
memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya atas suatu lap.keu yang
mengandung salah saji material.
untuk itu , auditor menetukan risiko deteksi darii formula risiko audit berikut ini;
34
Risiko Audit Individual = Risiko Bawaan x Risiko Pengendalian x Risko
Deteksi
Hubungan antara risiko audit dengan bukti audit ; semakin rendah tingkat risiko
audit yang ingin dicapai, semakin besar jumlah bukti yang diperlukan.
Tujuan utama auditor dalam perencanaan dan pelaksanaan audit adalah untuk
mengurangi risiko audit hingga tingkat rendah yang sesuai untuk mendukung
suatu pendapat apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar dalam
segala hal yang material. Hal ini dicapai dengan mengumpulkan dan
mengevaluasi bukti berkenaan dengan asersi-asersi yang terdapat dalam laporan
keuangan manajemen.
Karena hubungan timbal balik antara bukti, materialitas dan komponen risiko
audit yang dibahas di awal, auditor dapat memilih diantara strategi audit awal
dalam merencanakan audit untuk asersi individual atau sekelompok asersi.
Strategi audit awal bukan merupakan spesifikasi mendetil dari prosedur audit
yang akan dilaksanakan dalam menyelesaikan audit. Sebaliknya strategi ini
mempresentasikan pertimbangan pendahuluan auditor mengenai suatu perikatan
audit dan didasarkan pada asumsi-asumsi tertentu mengenai pelaksanaan audit.
35
(3) Tingkat risiko prosedur analitis yang direncanakan dengan petimbangan
pemahaman tentang bisnis&industri yang diperoleh dan pelaksanaan prosedur
analitis mengenai penyajian suatu asersi
SOAL
36
BAB X PEMAHAMAN TENTANG PENGENDALIAN INTERN
Sasaran Belajar :
Mata kuliah Pengauditan merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa Program
Studi Akuntansi Universitas Kristen Artha Wacana Kupang. Mata kuliah ini
memperkenalkan dasar-dasar pemeriksaan akuntansi (audit). Materi yang dibahas
pada mata kuliah ini terdiri dari lingkungan pengauditan dan profesi akuntan
publik dan perencanaan audit. Bagian pertama, lingkungan pengauditan
membahas tentang pengauditan dan profesi akuntan publik, audit laporan
keuangan, tanggung jawab auditor, etika professional akuntan publik, dan
kewajiban hukum auditor. Bagian kedua, perencanaan audit membahas materi
mengenai gambaran umum proses audit, tujuan, bukti audit, dan kertas kerja;
penerimaan penugasan dan perencanaan audit; materialitas, risiko, dan strategi
audit; serta pemahaman struktur pengendalian intern.
37
Selain itu kita akan mempertimbangkan tujuan entitas mana yang dituju oleh
pengendalian intern yang relevan terhadap audit laporan keuangan, menguraikan
komponen pengendalian intern, mengakui keterbasan tertentu yang melekat pada
pengendalian intern, serta menspesifikasi peran dan tanggung jawab berbagai
pihak terhadap pengendalian intern suatu entitas.
Lingkup dan ukuran bisnis entitas telah menjadi sangat kompleks dan tersebar
luas sehingga manajemen harus bergantung pada sejumlah laporan dan analisis
untuk mengendalikan operasi secara efektif
Pengujian dan penelaahan yang melekat dalam sistem pengendalian intern
yang baik menyediakan perlindungan terhadap kelemahan manusia dan
mengurangi kemungkinan terjadinya kekeliruan dan ketidakberesan.
Tidak praktis bagi auditor untuk melakukan audit atas kebanyakan perusahaan
dengan pembatasan biaya ekonomi tanpa menggantungkan pada sistem
pengendalian intern klien
Pengendalian Intern
Pengendalian intern merupakan suatu proses yang dilakukan oleh dewan direksi,
manajemen, dan personel lainnya dalam suatu entitas yang dirancang untuk
menyediakan keyakinan yang memadai dengan pencapaian tujuan dalam kategori
“keandalan pelaporan keuangan”, “ kepatuhan terhadap hukum dan peraturan
yang berlaku” dan ”efektifitas dan afisiensi operasi.
Tujuan Entitas dan Pengendalian Intern yang Relevan dengan suatu audit
38
Manajemen mengadopsi pengendalian intern untuk menyediakan keyakinan yang
memadai dalam mencapai tiga kategori tujuan yaitu :
Biaya dan Manfaat (biaya pengendalian intern suatu entitas seharusnya tidak
melebihi manfaat yang diharapkan untuk diperoleh)
39
Pihak eksternal lainnya : menetapakan persyaratan minimal untukpengadaan
pengendalian intern oleh entitas2 tertentu.
40
mencegah salah saji dalam asersi laporan keuangan manajemen, sistem
seharusnya menyediakan suatu jejak audit/ transaksi yang lengkap. Faktor
teknologi yang penting : transaksi dapat dimulai dengan komputer, jejak audit
dapat dalam bentuk elektronik, bagaimana data dikonversi dari dokumen
sumber ke dalam bentuk mesin.
4. Aktivitas Pengendalian. Kebijakan dan prosedur yang membantu menyakinkan
bahwa perintah manajemen telah dilaksanakan. Kategori aktifitas yang relevan
dengan audit laporan keuangan yaitu
pemisahan tugas
Pengendalian pemrosesan informasi yang terdiri dari :
Pengendalian umum
Pengendalian aplikasi
Pengendalian fisik
Review kinerja
5. Pemantauan. Proses menilai kualitas kinerja pengendalian intern pada suatu
waktu,-penilaian rancangan dan pengeoperasian pengendalian dasar waktu dan
mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan.
Pemantauan dapat dilaksanakan melalui aktivitas yang berkelanjutan, sebagai
contoh masalah dengan pengendalian intern dapat menarik perhatian
manajemen melalui keluhan yang diterima dari pelanggan mengenai kekeliruan
tagihan atau dari pemasok mengenai masalah pembayaran
SOAL
41
PENUTUP
Rangkuman
42
3. Memberikan dasar yang terpercaya kepada para investor dan
calon investor untuk menilai prestasi investasi dan kepengurusan
manajemen
4. Memberikan dasar yang objektif kepada serikat buruh dan
pihak yang diaudit untuk menyelesaikan sengketa mengenai
upah dan tunjangan.
5. Memberikan dasar yang independen kepada pembeli
maupun penjual untuk menentukan syarat penjualan,
pembelian atau penggabungan perusahaan.
6. Memberikan dasar yang lebih baik, meyakinkan kepada para
langganan atau klien untuk menilai profitabilitas atau
Audit Finansial, Audit Manajemen, dan Sistem Pengendalian Intern
rentabilitas perusahaan itu, efisiensi operasionalnya, dan
keadaan keuangannya.
43
DAFTAR PUSTAKA
44