Anda di halaman 1dari 4

TOPIK V

TANGGUNG JAWAB AUDIT DAN TUJUAN AUDIT

Tujuan audit pada dasarnya adalah untuk memberikan opini kepada para pengguna
laporan keuangan mengenai apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar (dalam
semua hal yang material) sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku. Opini dari auditor
meningkatkan tingkat keyakinan pengguna atas laporan keuangan. Berkaitan dengan tanggung jawab
audit, terdapat perbedaan tanggung jawab antara manajemen dan auditor. Tanggung jawab
manajemen adalah mengadopsi kebijakan akuntansi yang sehat, menjaga kecukupan pengendalian
internal, serta membuat representasi yang wajar dalam laporan keuangan. Di lain sisi, tanggung
jawab auditor pada prinsipnya adalah mendeteksi kesalahan penyajian yang bersifat material dalam
laporan keuangan. Salah saji tersebut dapat disebabkan karena kesalahan yang tidak disengaja
(error), kesalahan yang disengaja (fraud) yang bersifat material, dan tidak dipatuhinya peraturan dan
regulasi.
Skeptisma profesional merupakan sikap yang selalu mempertimbangkan kemungkinan
bahwa salah saji material bisa saja terjadi terjadi terlepas dari pengalaman auditor maupun
dengan integritas dan kejujuran klien serta pihak yang bertanggung jawab dalam tata kelola.
Skeptima profesional terdiri dari dua komponen utama yaitu pemikiran yang yang selalu bersifat
mempertanyakan serta penilaian kritis terhadap bukti audit. Selain itu, skeptisma profesional
memiliki enam ciri yaitu: pola pikir yang mempertanyakan, penangguhan keputusan hingga
diperolehnya bukti yang memadai, mencari pengetahuan untuk menguatkan pertimbangan,
pemahaman interpersonal, memiliki otonomi, harga diri.
Dalam membuat sebuah pertimbangan professional, terdapat lima elemen kunci yaitu:
(i) mengidentifikasi dan menentukan permasalahan, (ii) pengumpulan data dan informasi serta
mengidentifikasi literature yang relevan, (iii) melakukan analisis dan mengidentifikasi
alternatif, (iv) pengambilan keputusan, dan (v) review dan melengkapi dokumen serta alasan
untuk menentukan kesimpulan. Selain hal-hal tersebut, dalam membuat sebuah pertimbangan
profesional, auditor harus sadar akan potensi terjadinya dalam menilai, jebakan, maupun bias yang
dapat mempengaruhi proses pengambilan keputusan. Dengan demikian auditor perlu untuk
menentukan strategi untuk memitigasi tendensi tersebut.
Audit atas laporan keuangan dapat dilakukan dengan membagi laporan keuangan sebagai
objek audit dalam beberapa segmen yang lebih kecil atau dalam hal ini dibagi berdasarkan siklus
laporan keuangan, namun demikian, auditor perlu menyadari keterkaitan antar siklus. Terdapat tiga
jenis tujuan audit yaitu tujuan terkait transaksi, tujuan yang berhubungan dengan keterkaitan saldo
akun, dan tujuan audit yang berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan informasi dalam laporan
keuangan. Asersi manajemen adalah pernyataan yang tersirat atau diekspresikan oleh manajemen
tentang golongan transaksi dan akun terkait serta pengungkapan dalam laporan keuangan. Terdapat
lima jenis asersi manajemen menurut PCAOB yaitu keberadaaan atau keterjadian,
kelengkapan, penilaian atau alokasi, hak dan kewajiban, serta penyajian dan pengungkapan.
Tujuan audit terkait transaksi terdiri dari pengujian: apakah transaksi yang dicatat memang
terjadi, apakah transaksi yang terjadi telah dicatat, apakah transaksi telah dicatat dengan nilai yang
benar, apakah seluruh transaksi telah diposting, apakah transaksi telah diklasifikasikan dengan benar,
serta apakah transaksi telah dicatat sesuai tanggal transaksi. Tujuan audit terkait saldo terdiri dari
pengujian: eksistensi dari saldo, apakah saldo telah memuat seluruh perhitungan yang harus
dimasukkan, apakah saldo telah disajikan dengan angka yang benar, apakah telah diklasifikasikan
dengan benar, apakah saldo telah dicatat sesuai periodenya, kesesuaian saldo dengan data induk dan
buku besar, apakah aset benar-benar dikuasai, dan aset. Tujuan audit terkait penyajian dan
pengungkapan adalah pengujian terkait keberadaan, hak dan kewajiban, kelengkapan, akurasi dan
penilaian, serta klasifikasi dan understandability.
Proses audit merupakan metodologi yang didefinisikan dengan baik untuk mengorganisir
audit guna memastikan bahwa bukti yang dikumpulkan cukup dan tepat agar tujuan audit dapat
dipenuhi. Tahapan proses audit terdiri dari: (i) perencanaan dan perancangan pendekatan audit, (ii)
melakukan tes pengendalian dan tes substantif atas transaksi, (iii) melakukan prosedur analisis
substantive dan tes atas rincian saldo, (iv) menyelesaikan audit dan menerbitkan laporan hasil audit.
TUGAS 1 - TOPIK V (6-23 pada Buku Arens edisi 16)

Soal:
Anda harus mengakses standar otoritatif untuk membandingkan tujuan audit seperti yang
didefinisikan oleh standar audit AICPA dan Standar Internasional tentang Audit (ISA 200)
(www.iaasb.org) dan tujuan audit pengendalian internal atas pelaporan keuangan sebagaimana
didefinisikan oleh standar audit PCAOB (AS 5) (www.pcaobus.org).
a. Bandingkan tujuan audit menurut Standar Audit AICPA dan Standar Internasional tentang Audit.
Adakah perbedaan substantif dalam tujuan audit seperti yang didefinisikan oleh dua set standar
ini?
b. Apa tujuan dari audit pengendalian internal atas pelaporan keuangan menurut standar audit
PCAOB?
c. Apa yang menentukan kewajaran penyajian laporan keuangan, dan apa yang menentukan
efektivitas pengendalian internal? Apakah kedua hal tersebut berhubungan?
Jawaban:
a. Tujuan audit menurut Standar Audit AICPA adalah memberikan pendapat auditor kepada
pengguna laporan keuangan mengenai apakah laporan keuangan disajikan secara wajar, dalam
semua hal yang material, sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku. Sementara itu menurut
IAS 200, tujuan audit adalah untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan
keuangan secara keseluruhan bebas dari salah saji material, baik karena fraud maupun kesalahan,
sehingga memungkinkan auditor untuk menyatakan pendapat tentang apakah laporan keuangan
disusun, dalam semua hal yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang
berlaku. Dari uraian tersebut, menurut saya tidak terdapat perbedaan secara substantif mengenai
tujuan audit yang dinyatakan dalam standar PCAOB maupun IAS.
b. Tujuan auditor dalam audit pengendalian internal atas pelaporan keuangan adalah untuk
menyatakan pendapat atas efektivitas pengendalian internal perusahaan atas pelaporan keuangan.
c. Hal yang menentukan kewajaran penyajian laporan keuangan adalah sejauh mana informasi yang
disajikan telah mengikuti atau sesuai dengan standar akuntansi. Sementara itu, hal yang
menentukan efektivitas pengendalian internal adalah desain pengendalian internal dan evaluasi
atas pelaksanaan kegiatan pengendalian internal. Kedua hal tersebut memiliki hubungan dimana
dengan pengendalian internal perusahaan yang tidak efektif (terdapat satu atau lebih kelemahan
material), maka auditor harus merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh bukti
yang memadai yang cukup untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah kelemahan
material ada pada periode yang ditentukan dalam penilaian manajemen. Namun demikian perlu
disadari juga bahwa kelemahan material dalam pengendalian internal atas pelaporan keuangan
mungkin ada meskipun laporan keuangan tidak salah saji secara material.

TUGAS 2 - TOPIK V (6-29 pada Buku Arens edisi 16)


Soal:
Berikut ini adalah berbagai asersi manajemen terkait dengan penjualan dan piutang:
 Piutang secara tepat diklasifikasikan sebagai piutang dagang dan piutang lain-lain di laporan
keuangan dan dijelaskan dengan jelas.
 Transaksi penjualan telah dicatat dalam periode yang tepat.
 Piutang dicatat dengan jumlah yang benar.
 Transaksi penjualan telah dicatat di akun yang sesuai.
 Semua pengungkapan yang diperlukan tentang penjualan dan piutang telah dibuat.
 Semua piutang telah dicatat.
 Pengungkapan terkait piutang dilakukan dalam jumlah yang benar.
 Transaksi penjualan telah dicatat dengan jumlah yang benar.
 Ada piutang dagang yang tercatat.
 Pengungkapan terkait penjualan dan piutang berhubungan dengan entitas.
 Transaksi penjualan yang tercatat telah terjadi.
 Tidak ada hak gadai atau batasan lain pada piutang.
 Semua transaksi penjualan telah dicatat.

a. Jelaskan perbedaan antara asersi manajemen tentang golongan transaksi dan peristiwa, asersi
manajemen tentang saldo akun, dan asersi manajemen tentang presentasi dan pengungkapan.
b. Untuk setiap asersi, tunjukkan apakah itu asersi tentang kelas transaksi dan peristiwa, asersi
tentang saldo akun, atau asersi tentang penyajian dan pengungkapan.
c. Tunjukkan nama asersi yang dibuat oleh manajemen. (Petunjuk: Lihat Tabel 6-3 di halaman. 183.)

Jawaban:
a. Asersi manajemen tentang kelas transaksi dan peristiwa, meliputi asersi keterjadian, kelengkapan,
keakuratan, klasifikasi, cut off.
Asersi manajemen tentang saldo akun meliputi asersi keberadaan, kelengkapan, penilaian dan
alokasi, hak dan kewajiban.
asersi manajemen tentang penyajian dan pengungkapan meliputi asersi keterjadian , hak dan
kewajiban, kelengkapan, akurasi, penilaian, klasifikasi, kemampuan untuk dapat dimengerti.
b. Pengelompokan jenis asersi:

Asersi tentang Asersi tentang saldo Asersi tentang


kelas transaksi dan akun penyajian dan pengungkapan
peristiwa
 Transaksi penjualan telah  Piutang dicatat  Piutang secara tepat
dicatat dalam periode dengan jumlah yang diklasifikasikan sebagai
yang tepat. benar. piutang dagang dan piutang
 Transaksi penjualan telah  Semua piutang telah lain-lain di laporan keuangan
dicatat di akun yang dicatat. dan dijelaskan dengan jelas.
sesuai.  Ada piutang dagang  Semua pengungkapan yang
 Transaksi penjualan telah yang tercatat diperlukan tentang penjualan
dicatat dengan jumlah  Tidak ada hak gadai dan piutang telah dibuat
yang benar atau batasan lain pada  Pengungkapan terkait piutang
 Transaksi penjualan yang piutang dilakukan dalam jumlah yang
tercatat telah terjadi benar.
 Semua transaksi penjualan  Pengungkapan terkait
telah dicatat. penjualan dan piutang
berhubungan dengan entitas.

c. Nama asersi yang dibuat oleh manajemen:

Asersi Manajemen Nama Asersi


Piutang secara tepat diklasifikasikan sebagai piutang dagang Keakuratan
dan piutang lain-lain di laporan keuangan dan dijelaskan
dengan jelas.
Transaksi penjualan telah dicatat dalam periode yang tepat. Cut-off
Piutang dicatat dengan jumlah yang benar. Keakuratan
Transaksi penjualan telah dicatat di akun yang sesuai. Klasifikasi
Semua pengungkapan yang diperlukan tentang penjualan dan Kelengkapan
piutang telah dibuat.
Semua piutang telah dicatat. Kelengkapan
Pengungkapan terkait piutang dilakukan dalam jumlah yang Keakuratan
benar.
Transaksi penjualan telah dicatat dengan jumlah yang benar. Keakuratan
Ada piutang dagang yang tercatat. Kelengkapan
Pengungkapan terkait penjualan dan piutang berhubungan Keterjadian serta hak dan
dengan entitas. kewajiban
Transaksi penjualan yang tercatat telah terjadi. Keterjadian
Tidak ada hak gadai atau batasan lain pada piutang. Hak dan kewajiban
Semua transaksi penjualan telah dicatat. Kelengkapan

Anda mungkin juga menyukai