Anda di halaman 1dari 4

TOPIK XIII

AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN:


PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF TRANSAKSI

Tujuan keseluruhan dalam audit siklus penjualan dan penagihan adalah untuk mengevaluasi apakah
saldo akun yang dipengaruhi oleh siklus tersebut disajikan secara wajar sesuai dengan standar akuntansi.
Dalam siklus tersebut terdapat 5 golongan transaksi yang terkait yaitu penjualan (tunai maupun kredit),
penerimaan kas, retur dan rabat penjualan, penghapusan atas piutang tak tertagih, dan estimasi biaya piutang
tak tertagih. Setelah mengetahui golongan transaksi serta akun terkait pada tiap golongan transaksi tersebut,
perlu ditentukan fungsi bisnis untuk masing-masing akun dan golongan transaksi tersebut. Terdapat 8 jenis
fungsi bisnis dalam siklus penjualan dan penagihan, yaitu: pemrosesan pesanan pelanggan, pemberian fasilitas
kredit, pengiriman barang, penagihan kepada pelanggan dan pencatatan transaksi penjualan, pemrosesan dan
pencatatan kas yang diterima, pemrosesan dan pencatatan retur penjualan, penghapusan piutang usaha yang
tidak tertagih, dan pencadangan atas kemungkinan piutang usaha yang tidak tertagih. Penentuan fungsi bisnis
untuk masing-masing golongan transaksi dan akun yang terkait tersebut dilakukan dalam rangka untuk
menentukan dokumen yang terkait. Pemahaman atas fungsi bisnis dan dokumen terkait sangat penting
dilakukan sebelum auditor menentukan risiko pengendalian dan merancang pengujian pengendalian maupun
pengujian substantif.
Metodologi dalam merancang pengujian pengendalian dan pengujian substantif untuk transaksi
penjualan dimulai dengan memahami pengendalian internal atas transaksi penjualan. Berdasarkan informasi
yang diperoleh sebagai hasil kegiatan pemahaman pengendalian internal tersebut, auditor menentukan risiko
pengendalian dengan langkah-langkah penentuan tujuan audit, penentuan pengendalian kunci dan defisiensi,
analisis tujuan audit dengan pengendalian kunci dan defisiensi tersebut, serta menentukan apakah pada setiap
tujuan audit telah dilakukan pengendalian internal atau justru terdapat defisiensi. Selanjutnya setelah risiko
pengendalian ditentukan, maka auditor perlu menentukan perluasan atas pengujian pengendalian serta
mengevaluasi dampak defisensi terhadap laporan keuangan secara keseluruhan. Setelah itu, auditor dapat
merancang pengujian substantif atas transaksi penjualan, dengan menentukan prosedur audit, ukuran sampel,
penentuan sampel yang dipilih, serta penentuan waktu pelaksanaan pengujian substantif.
Untuk pengujian substantif atas retur dan rabat penjualan, terdapat 2 hal yang perlu mendapat
perhatian. Yang pertama adalah materialitas, dimana retur dan rabat penjualan nilainya tidak material sehingga
dapat diabaikan oleh auditor. Yang kedua adalah penekanan atas asersi keterjadian, dimana auditor akan
mengungkap adanya pencurian kas melalui retur dan rabat penjualan yang sifatnya fiktif.
Metodologi dalam merancang pengujian pengendalian dan pengujian transaski penerimaan kas pada
dasarnya sama dengan metodolgi untuk pengujian atas transaksi penjualan. Namun demikian terdapat
perbedaan pada prosedur audit dalam pengujian substantif. Untuk transaksi penerimaan kas, auditor perlu
menguji apakah seluruh kas yang diterima telah dicatat. Dengan demikian auditor perlu membandingkan
remmitance advice dan daftar penerimaan kas dengan jurnl penerimaan kas dan buku besar piutang usaha.
Selain itu, auditor juga perlu menguji apakah seluruh kas yang diterima telah disetorkan ke rekening entitas
pada bank. Dalam pengujian ini auditor akan melakukan rekonsiliasi jurnal penerimaan kas dengan catatan
penyeetoran kas pada bank. Kemudian, auditor juga melakukan pengujian untuk menemukan apakah terdapat
lapping pada piutang usaha dimana kas hasil penagihan piutang tidak segera dicatat sebagai penerimaan kas.
Lapping dapat dideteksi dengan membandingkan remmitance advice dengan jurnal penerimaan kas.
Pengujian untuk piutang tak tertagih berfokus untuk mengetahui apakah ada penghapusan atas piutang
yang telah dilunasi (diterima pembayarannya). Pengendalian utama untuk mencegah terjadinya lapping adalah
memberikan otorisasi khusus untuk melakukan penghapusan piutang tak tertagih. Oleh karena itu, auditor
akan melakukan pengujian apakah penghapusan atas piutang tak tertagih telah dilakukan oleh orang yang
telah diberikan otorisasi.
Hasil pengujian pengendalian dan pengujian subtantif transaksi memberikan dampak signifikan pada
pelaksanaan audit, khususnya pengujian substantif atas saldo akun. Hal yang paling berpengaruh dalam
pengendalian dan pengujian subtantif siklus penjualan dan penagihan adalah saldo akun piutang usaha, kas,
biaya piutang tak tertagih, dan pencadangan atas piutang tak tertagih. Jika hasil pengujian atas saldo akun-
akun tersebut tidak memuaskan, maka harus dilakukan tambahan pengujian subtantif atas penjualan, retur dan
rabat penjualan, penghapusan piutang tak tertagih, serta penerimaan kas.
TUGAS 1 – TOPIK XIII (14-21 pada Buku Arens edisi 16)

Pertanyaan-pertanyaan di bawah ini berkaitan dengan bukti audit untuk siklus penjualan dan
penagihan. Pilihlah jawaban yang paling tepat.
a. Auditor sedang melakukan pengujian substantif atas transaksi penjualan. Salah satu langkahnya
adalah melacak sampel jurnal debit dari file induk piutang kembali ke salinan faktur penjualan
pendukung. Apa yang diinginkan oleh auditor dengan langkah ini?
(1) Faktur penjualan mewakili penjualan yang ada.
(2) Semua penjualan telah dicatat.
(3) Semua faktur penjualan telah diposting dengan benar ke akun pelanggan.
(4) Jurnal debit dalam file induk piutang didukung dengan benar oleh faktur penjualan.
Jawaban: (4) Jurnal debit dalam file induk piutang didukung dengan benar oleh faktur
penjualan.

b. Prosedur audit manakah yang paling efektif dalam menguji penjualan kredit untuk menilai
kelebihan pencatatan ?
(1) Lacak contoh postingan dari jurnal penjualan ke akun penjualan di buku besar.
(2) Menjamin sampel penjualan yang tercatat dari jurnal penjualan ke dokumen pengiriman.
(3) Mempersiapkan umur piutang.
(4) Lacak sampel pesanan penjualan awal hingga penjualan yang dicatat dalam jurnal penjualan.
Jawaban: (3) Mempersiapkan umur piutang.

c. Untuk menentukan apakah pengendalian internal relatif terhadap siklus pendapatan entitas grosir
beroperasi secara efektif dalam meminimalkan kegagalan untuk menyiapkan faktur penjualan,
auditor kemungkinan besar akan memilih sampel transaksi dari populasi yang diwakili oleh
(1) file pesanan penjualan.
(2) file pesanan pelanggan.
(3) file dokumen pengiriman.
(4) file faktur penjualan.
Jawaban: (3) file dokumen pengiriman.

TUGAS 2 - TOPIK XIII (14-28 pada Buku Arens edisi 16)

Soal:
Berikut ini adalah prosedur audit umum untuk pengujian penjualan dan penerimaan kas:
1. Dapatkan salinan dari daftar harga saat ini dan disetujui untuk sampel faktur dengan yang harga
relevan atau saat ini telah digunakan.
2. Diskusikan dengan anggota tim penjualan proses penetapan diskon penjualan dan tinjau laporan
diskon penjualan untuk bukti peninjauan oleh direktur penjualan.
3. Lacak entri jurnal penjualan yang dipilih ke dokumen pendukung termasuk faktur penjualan, bill
of lading, pesanan penjualan dan pesanan pelanggan.
4. Gunakan perangkat lunak audit untuk menelusuri jurnal penjualan dan menelusuri total ke buku
besar untuk memeriksa apakah ada ketidaksesuaian.
5. Lacak entri kredit dalam file induk piutang ke sumbernya untuk melihat apakah hal itu berkaitan
dengan kas yang benar-benar dikumpulkan, barang yang dikembalikan, penghapusan piutang tak
tertagih, atau masalah nota kredit.
6. Mengamati pengesahan cek masuk dan prelisting penerimaan kas.
7. Amati apakah akuntan melakukan rekonsiliasi rekening bank secara teratur.
8. Periksa prelisting untuk klasifikasi akun yang benar.
9. Catat urutan numerik faktur penjualan yang dipilih dari jurnal penjualan dan perhatikan nomor
duplikat atau faktur di luar urutan normal.

Diminta:
a. Identifikasi apakah setiap prosedur audit merupakan pengujian pengendalian atau pengujian
substantif atas transaksi.
b. Sebutkan tujuan audit terkait transaksi mana yang dipenuhi oleh setiap prosedur audit.
c. Untuk setiap pengujian pengendalian di bagian a., nyatakan pengujian substantif yang dapat
digunakan untuk menentukan apakah terdapat salah saji moneter.

Jawaban:
a. Prosedur 1: pengujian pengendalian
Prosedur 2: pengujian pengendalian
Prosedur 3: pengujian substantif atas transaksi
Prosedur 4: pengujian substantif atas transaksi
Prosedur 5: pengujian substantif atas transaksi
Prosedur 6: pengujian pengendalian
Prosedur 7: pengujian pengendalian
Prosedur 8: pengujian substantif atas transaksi
Prosedur 9: pengujian substantif atas transaksi
b. Prosedur 1: harga yang tertera pada sesuai dengan daftar daftar harga saat ini dan disetujui
Prosedur 2: diskon penjualan yang diberikan telah ditetapkan dan ditinjau oleh direktur penjualan
Prosedur 3: jurnal penjualan yang dilakukan sesuai dengan dokumen pendukung termasuk faktur
penjualan, bill of lading, pesanan penjualan dan pesanan pelanggan
Prosedur 4: seluruh jurnal penjualan telah diposting ke buku besar
Prosedur 5: jurnal kredit atas piutang usaha telah dilakukan telah sesuai dengan kas yang benar-
benar dikumpulkan, barang yang dikembalikan, penghapusan piutang tak tertagih,
atau
masalah nota kredit
Prosedur 6: kesesuaian cek masuk yang telah disahkan dengan prelisting penerimaan kas.
Prosedur 7: akuntan telah melakukan rekonsiliasi rekening bank secara teratur.
Prosedur 8: akun yang benar telah diklasifikasikan dengan tepat
Prosedur 9: tidak terdapatnya pencatatan ganda atau pencatatan fiktif atas transaksi penjualan

c. Prosedur 1: menguji kesesuaian jurnal penjualan dengan faktur penjualan


Prosedur 2: menguji kesesuaian jurnal dan buku besar akun diskon penjualan dengan diskon
penjualan yang telah ditetapkan dan ditinjau oleh direktur penjualan
Prosedur 6: menguji apakah atas cek masuk telah dilakukan penjurnalan debit oada akun kas dan
diposting pada buku besar kas
Prosedur 7: menguji apakah saldo kas yang tercatat telah sesuai dengan saldo kas hasil
rekonsiliasi

Anda mungkin juga menyukai