Anda di halaman 1dari 16

PENGENDALIAN

INTERNAL
ALFIN LIS P (B12.2018.03797)
B O B B Y K U R N I WA N
M I L H A M P U T R O WA S E S O
PENGENDALIAN INTERNAL

• Pengendalian internal adalah cara-cara yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk melindungi aset-aset
perusahaan. Suatu terbitan tahun 1947 oleh AICPA yang berjudul Internal Control menyebutkan faktor –
faktor berikut sebagai faktor-faktor yang berkontribusi terhadap meluasnya pengakuan atas pentingnya
pengendalian internal:

1. Lingkup dan ukuran bisnis entitas telah menjadi sangat kompleks dan tersebar luas sehingga manajemen
harus bergantung pada sejumlah laporan dan analisis untuk mengendalikan operasi secara efektif.
2. Pengujian dan penelaahan yang melekat dalam sistem pengendalian internal yang baik menyediakan
perlindungan terhadap kelemahan manusia dan mengurangi kemungkinan terjadinya kekeliruan
3. Tidak praktis bagi auditor untuk melakukan jenis bukti audit atas kebanyakan perusahaan dengan
pembatasan biaya ekonomi tanpa menggantungkan pada sistem pengendalian intern klien.
Laporan COSO menekankan bahwa konsep fundamental dinyatakan dalam beberapa definisi
berikut:
1. Pengendalian internal dalam audit merupakan suatu proses perkembangan akuntansi.
Pengendalian internal terdiri dari serangkaian tindakan yang meresap dan terintegrasi
dengan, tidak ditambahkan ke dalam, infrastruktur suatu entitas.
2. Pengendalian internal dilaksanakan oleh orang. Pengendalian internal bukan hanya suatu
manual kebijakan dan formulir-formulir, orang pada berbagai tingkatan organisasi, termasuk
dewan direksi, manajemen, dan personel lainnya.
3. Pengendalian internal dapat diharapkan untuk menyediakan hanya keyakinan yang memadai,
bukan keyakinan yang mutlak, kepada manajemen dan dewan direksi suatu entitas karena
keterbatasan yang melekat dalam semua sistem pengendalian intern dan perlunya untuk
mempertimbangkan biaya dan manfaat relatif dari pengadaan pengendalian .
4. Pengendalian internal diarahkan pada pencapaian tujuan dalam kategori yang saling tumpang
tindih dari pelaporan keuangan, kepatuhan, dan operasi.
5 KOMPONEN PENGENDALIAN INTERNAL

• Lingkungan pengendalian
Lingkungan pengendalian menetapkan suasana dari suatu organisasi yang mempengaruhi kesadaran akan pengendalian
dari orang-orangnya. Lingkungan pengendalian merupakan pondasi dari semua komponen pengendalian internal lainnya
yang menyediakan disiplin dan struktur.
• Penilaian risiko
Penilaian risiko untuk tujuan pelaporan keuangan adalah identifikasi analisis dan pengelolaan risiko suatu entitas yang
relevan dengan penyusunan laporan keuangan yang disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi secara
umumAktivitas pengendalian
• Aktivitas pengendalian
kebijakan dan prosedur yang membantu meyakinkan bahwa perintah manajemen telah dilaksanakan. Mereka membantu
memastikan bahwa tindakan yang diperlukan telah diambil untuk mengatasi risiko terhadap pencapaian tujuan entitas.
5 KOMPONEN PENGENDALIAN INTERNAL
• Informasi dan komunikasi
Sistem informasi dan komunikasi yang relevan dengan tujuan laporan keuangan, yang meliputi sistem akuntansi,
terdiri dari metode pengumpulan biaya dan catatan-catatan yang diciptakan untuk mengidentifikasi,
mengumpulkan, menganalisis, mengklasifikasi, mencatat, dan melaporkan transaksi-transaksi entitas dan untuk
memelihara akuntabilitas dari aktiva dan kewajiban. Komunikasi melibatkan penyediaan suatu pemahaman yang
jelas mengenai peran dan tanggung jawab individu berkenaan dengan pengendalian internal atas pelaporan
keuangan.
• Pemantauan
Pemantauan adalah suatu proses yang menilai kualitas kinerja pengendalian intern suatu entitas pada suatu
waktu. Pemantauan melibatkan penilaian rancangan dan pengoperasian pengendalian secara tepat waktu dan
mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan. Kegiatan pemantauan yang efektif meliputi antara lain:
1. Pemantauan dapat terjadi melalui kegiatan yang sedang berlangsung dan evaluasi berkala yang terpisah.
2. Manajemen dan komite audit harus sadar terhadap risiko atas fungsi sistem informasi akuntansi dan
memantau kinerja pengendalian internal di lingkungannya.
KETERBATASAN PENGENDALIAN INTERNAL SUATU ENTITAS
• Consideration of Internal Control in a Financial Statement Audit, mengidentifikasi
keterbatasan yang melekat berikut yang menjelaskan mengapa pengendalian internal, sebaik
apa pun ia dirancang dengan baik dan dioperasikan, dapat memberikan hanya keyakinan yang
memadai berkenaan dengan pencapaian tujuan pengendalian suatu entitas.
1. Kesalahan dalam pertimbangan
2. Kemacetan atau kerusakan
3. Kolusi
4. Penolakan manajemen
5. Biaya versus manfaat
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB
• Manajemen
Peran akuntansi manajemen dalam perusahaan  adalah untuk menciptakan pengendalian internal yang
efektif.
• Dewan direksi dan komite audit
Anggota dewan sebagai bagian dari pengaturan umum dan tanggung jawab terhadap kekeliruan, harus
menentukan bahwa manajemen telah memenuhi tanggung jawabnya untuk menciptakan dan
memelihara pengendalian internal. Komite audit harus waspada dalam mengidentifikasi keberadaan
penolakan manajemen atas pengendalian atau pelaporan keuangan yang curang, dan mengambil
tindakan yang diperlukan.
• Auditor internal
Auditor internal harus secara berkala memeriksa dan mengevaluasi kecukupan pengendalian internal
suatu entitas secara periodik dan membuat rekomendasi untuk memperbaiki 
pencatatan transaksi keuangan .
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB
• Personel entitas lainnya
Peran dan tanggung jawab dari semua personel lain yang menyediakan akuntansi sebagai sistem
informasi yang mencakup pengendalian intern, harus memahami bahwa mereka memiliki
tanggung jawab untuk mengkomunikasikan masalah apa pun yang tidak sesuai dengan
pengendalian.
• Auditor independen
Sebagai hasil dari prosedur audit laporan keuangan, seorang auditor eksternal mungkin akan
menemukan kekurangan dalam pengendalian internal yang akan dikomunikasikan kepada
manajemen, komite audit, atau dewan direksi, bersamaan dengan rekomendasi perbaikan sesuai s
tandar akuntansi keuangan
ASERSO DALAM LAPORAN KEUANGAN
• Acuan utama bab ini adalah ISA 315.
Asersi-Representasi oleh manajemen, baik secara eksplisit (dalam bentuk pernyataan) maupun implisit (tersirat), yang terkandung dalam
laporan keuangan. Representasi ini digunakan oleh auditor untuk memperhatikan berbagai salah saji dalam laporan keuangan,yang
mungkin terjadi.

Asersi-asersi diatas berhubungan dengan pengakuan (recognition), pengukuran (measurement), penyajian (presentation), dan
pengungkapan (disclosure) dari berbagai unsur dalam laporan keuangan. Contoh-contoh asersi adalah berikut ini.
1.      Semua aset dalam laporan keuangan benar-benar ada (exist).
2.      Semua transaksi penjualan telah dicatat dalam periode terjadinya.
3.      Persediaan dicantumkan dengan nilai yang tepat.
4.      Utang merupakan kewajiban entitas.
5.      Semua transaksi yang dicatat, terjadi dalam periode berjalan.
6.      Semua jumlah (amounts) disajikan dengan tepat (properly presented) dan diungkapkan (dengan penjelasan yang memadai) dalam
laporan keuangan. 
• ISA 315 alinea A111 menjelaskan kelompok asersi yang dapat digunakan auditor untuk
mempertimbangkan berbagai salah saji dalam laporan keuangan. Kelompok asersi untuk jenis-
jenis transaksi (classes of transactions) dan peristiwa (events) untuk periode yang diaudit.
ASERSI DALAM JENIS TRANSAKSI

Asersi Penjelasan
Occurrence Transaksi dan peristiwa yang sudah dicatat, memang terjadi dan merupakan transaksi dan peristiwa dari entitas yang
bersangkutan.

Completeness Semua transaksi dan peristiwa yang seharusya dicatat, memang sudah dicatat.

Accuracy Angka-angka, jumlah-jumlah, dan data lain yang terkait dengan transaksi dan peristiwa yang dicatat, sudah dicatat
dengan akurat.

Cut-off Transaksi dan peristiwa dicatat dalam periode akuntansi yang benar.

Classification Transaksi dan peristiwa dicatat dalam akun yang benar.


• Kelompok asersi untuk saldo akun (account balances) pada akhir periode yang diaudit.
ASERSI UNTUK SALDO AKUN

Asersi Penjelasan
Existence Aset,liabilitas, dan ekuitas benar ada.

Rights and Obligations Entitas memiliki dan menguasai asset, dan utang merupakan kewajiban entitas.

Completeness Semua aset, liabilitas, dan ekuitas yang seharusnya dicatat, sudah dicatat.

Aset, liabilitas, dan ekuitas dicantumkan pada laporan keuangan dalam jumlah yang benar (appropriate amounts) dan semua
penyesuaian atau adjustment untuk penilaian (valuation) dan alokasi (allocation) telah dicatat dengan benar

Valuation and Allocation


• Kelompok asersi yang berhubungan dengan penyajian (presentations) dan pengungkapan
(disclosures) dalam laporan keuangan.
Asersi tentang Penyajian dan Pengungkapan

Asersi Penjelasan
Occurrence, Rights, and Obligations Transaksi, peristiwa, dan hal-hal lain yang sudah diungkapkan dalam laporan keuangan, memang terjadi dan
berkaitan dengan entitas yang bersangkutan.

Completeness Semua pengungkapan yang seharusnya dicantumkan, memang sudah dicantumkan dalam laporan keuangan.

Classification and Understandability Informasi keuangan disajikan dan dijelaskan dengan tepat, dan pengungkapan dinyatakan dengan jelas.

Accuracy and Valuation Informasi keuangan dan informasi lainnya diungkapkan dengan wajar (fairly disclosed) dan dalam jumlah yang
benar (appropriate amounts).
Penerapan asersi pada seluruh area laporan keuangan.
• Asersi- Jenis Transaksi, Saldo Akun, Penyajian dan Pengungkapan

Asersi Classes Of Transactions Account Balances Presentations and


(Jenis Transaksi) (Saldo Akun) Disclosures (Penyajian dan
Pengungkapan)
Existence/Occurrence √ √ √

Completeness √ √ √

Rights and Obligations √ √

Accuracy/Classification √ √

Cutoff √

√ √
Classfication and
Understandability
Valuation/Allocation √ √
ASERSI GABUNGAN
• Membolehkan auditor menggunakan asersi dengan cara yang berbeda,asal semua aspel yang
ditentukan telah tercakup. Dalam kotak ini asersi gabungan disingkat sebagai berikut: C –
Completeness ,E – Existence, A – Accuracy and Cutoff; dan V – Valuation. Penggabungan
asersi dalam empat kombinasi, memudahkan penerapan pada ketiga kategori (jenis transaksi,
saldo akun, dan penyajian serta pengungkapan).
Asersi Gabungan Jenis Transaksi Saldo Akun Penyajian dan Pengungkapan
C-Completeness

Completeness Completeness Completeness

E – Existence Occurrence Existence Occurrence


A – Accuracy and Cutoff Accuracy Rights and Obligations Accuracy
Cutoff Rights and Obligations
Classification Classification
Understandability

V – Valuation Valuation and Allocation Valuation


  PENILAIAN RISIKO DI TINGKAT LAPORAN KEUANGAN
• Risiko salah saji yang material pada tingkat laporan keuangan, cenderung bersifat pervasif
(tersebar luas) dan karenanya mencakup semua asersi. Contoh, jika akuntan senior tidak cukup
kompeten, sangat boleh jadi kekeliruan terjadi dalam laporan keuangan. Kekeliruan semacam
ini sering kali tidak terbatas pada satu saldo akun, atas satu jenis transaksi, atau suatu
pengungkapan saja. Kekeliruan juga tidak terbatas pada satu asersi saja, seperti lengkapnya
(completeness) transaksi penjualan. Kekeliruan dengan mudah merambah ke asersi lain seperti
accuracy, existence, dan valuation.
PENILAIAN RISIKO DI TINGKAT ASERSI

• Risiko pada tingkat asersi berkaitan dengan saldo dari akun tertentu (secara individu) pada saat
tertentu (misalnya akhir tahun), atau untuk transaksi tertentu untuk suatu periode tertentu
(misalnya dalam tahun buku bersangkutan), dan berkenaan dengan penyajian dan
pengungkapan tertentu dalam laporan keuangan.

Anda mungkin juga menyukai