Anda di halaman 1dari 14

Pengendalian Internal

Alfin Lis Priyadi (B12.2018.03797)


M Ilham Putro W(B12.2018.
Bobby Kurniawan (B12.2018.
Latar Belakang

Pengendalian intern yang berlaku dalam entitas merupakan faktor yang menentukan
keandalan laporan keuangan yang dihasilkan oleh entitas. Oleh karena itu, sebelum
auditor melaksanakan audit secara mendalam atas informasi yang tercantum dalam
laporan keuangan. Standar pekerjaan lapangan kedua mengharuskan auditor memahami
pengendalian intern yang berlaku dalam entitas. Dalam memberikan pendapat atas
kewajaran laporan keuangan yang diauditnya. Auditor meletakkan kepercayaan atas
efektivitas pengendalian intern dalam mencegah terjadinya kesalahan yang material
dalam proses akuntansi.
Sebelumnya istilah yang dipakai untuk pengendalian intern adalah sistem pengendalian
intern. Sistem pengawasan intern dan struktur pengawasan intern dan struktur
pengendalian intern mulai tahun 2001 istilah resmi yang digunakan IAI (Ikatan Akuntansi
Indonesia) adalah pengendalian intern.
Perusahaan-perusahaan menggunakan pengendalian internal untuk mengarahkan operasi
mereka, melindungi aset, dan mencegah penyalahgunaan sistem mereka.
Terjemahan dari ISA yang bersangkutan

 ISA 315, Alinea 4c


Pengendalian internal: Proses yang dirancang, diimplementasi, dan dipelihara oleh TCWG,
manajemen dan karyawan lain untuk memberikan asurans yang memadai tentang
tercapainya tujuan entitas mengenai keandalan pelapora keuangan, efektif dan efisiennya
operasi, dan kepatuhan terhadap hokum dan ketentuan perundang-undangan. Istilah
pengendalian bermakna satu atau beberapa unsur pengendalian internal.
 ISA 315, Alinea 12
Auditor wajib memperoleh pemahaman tentang pengendalian internal yang relevan
dengan audit. Meskipun kebanyakan pengendalian yang relevan dengan audit pada
umumnya berkaitan dengan pelaporan keuangan, tidak semua pengendalian yang
berkaitan dengan pelaporan keuangan adalah relevan dengan audit. Pertimbangan
professional auditor menentukan apakah pengendalian, secara individual atau gabungan
dengan pengendalian lain, memang relevan dengan audit.
Selayang Pandang

 Auditor harus memperoleh pemahaman mengenai pengendalian internal dalam


semua penugasan audit. Ini berlaku untuk semua ukuran entitas, sekalipun auditor
sudah memutuskan untuk menggunakan sepenuhnya menggunakan substantive
dalam menanggapi risiko salah saji yang material.
 Pemahaman yang cukup mengenai pengendalian internal adalah pemahaman
mengenai hal-hal yang relevan untuk melaksanakan audit. Ini meliputi pelaksanaan
prosedur penilaian risiko untuk mengidentifikasi pengendalian yang secara langsung
atau tidak langsung menanggulangi (mitigate) salah saji yang material .
Informasi yang diperoleh, akan membantu auditor dalam :
·1        Mengenai risiko residual (residual risk); risiko residual adalah risiko bawaan
(inherent risk) dan risiko pengendalian (control risk)
·2      Merancang prosedur audit selanjutnya, untuk menanggapi risiko yang dinilai.
Risiko dan Pengendalian

 Risiko bawaan (inherent risks) yang merupakan risiko bisnis  (business risks)


maupun risiko kecurangan (fraud risks) diidentifikasi dalam tahap identifikasi
dan penilaian risiko. Manajemen menanggulangi risiko ini dengan merancang
mengimplementasi pengendalian intern yang akan menurunkan risiko ini ke
tingkat rendah yang dapat diterima (acceptably low level)
Butir Pertimbangan

 Satu-satunya tujuan pengendalian ialah untuk menanggulangi risiko (to


mitigate risk). Pengendalian tanpa risiko yang harus ditanggulangi, adalah
kesia-sian. Risiko harus ada terlebih dulu, sebelum risiko itu di tanggulangi
dengan pengendalian manajemen. Namun, ada auditor yang mengabaikan hal
ini.
    Mereka mulai evaluasi pengendalian intern dengan mendokumentasikan
sistem dan pengendalian yang ada. Seharusnya mereka mulai dengan
mengidentifikasi risiko apa yang sebenarnya perlu dimitigasi. Pendekatan
yang benar menghindari dokumentasi yang tidak perlu, mengenai sistem,
proses, dan pengendalian yang sama sekali tidak relevan dengan auditnya.
 Pengendalian Internal Pervasif

 Pengendalian pervasive berurusan dengan governance dan general


management. Tujuannya adalah menciptakan lingkungan pengawasan
menyeluruh (overall control environment) yang memberikan “tone at the
top”. Sifatnta mengayomi, memayungi dan meneladani. Proses pengendalian
dalam ketegori ini meliputi SDM, penanganan kecurangan, risk
assessment dan masalah management override, general IT
management, pembuatan financial information (termasuk laporan keuangan
dan estimasi yang mendasarinya , dan pemantauan berjalan (ongoing
monitoring) terhadap operasi entitas. Dalam entitas kecil pengendalian ini
umumnya dan terutama berhubungan dengan sikap manajemen
(management’s attitudes) terhadap integritas dan pengendalian.
 Pengendalian Internal Spesifik

 Pengendalian transaksional adalah pengendalian atau proses yang spesifik


dirancang agar :
1.    transaksi dicatat dengan benar untuk membuat laporan keuangan;
2.    catatan pembukuan dibuat cukup rinci untuk mencerminkan secara benar
dan wajar semua transaksi dan pengguna asset.
3.    Penerimaan dan pengeluaran hanya dibuat jika ada persetujuan manajemen,
dan;
4.    Akuisisi/pembelian, penggunaan, atau penghapusan asset dicegah atau
terdeteksi dengan cepat.
Lima Komponen Pengendalian Internal

1.      Control Environment (Lingkungan Pengendalian)


2.      Risk Assessment (Penilaian Risiko)
3.      Information Sistem (Sistem Informasi)
4.      Control Activities (Kegiatan Pengendalian)
5.      Monitoring (Pemantauan)
Pengendalian Internal Entitas kecil

Pengendalian internal pada entitas kecil tidak berpusat pada pengendalian


spesifik atau transaksi. Mengevaluasi control environment sangat berbeda dari
kegiatan pengendalian yang tradisional (traditional control activities), karena
menyangkut penilaian atas perilaku, sikap, kompetensi, dan tindakan
manajemen. Penilaian terhadap hal-hal tersebut didokumentasikan dalam memo
atau dengan kuesioner.
Tidak Adanya Pengendalian Internal

Hal-hal lain menimbulkan tanda tanya mengenai apakah audit seharusnya


dijalankan seperti berikut ;
 1.    Kecurangan mengenai integritas manajemen, perilaku non-etis, atau
sikap yang mengabaikan pengendalian internal. Kelemahan dalam lingkungan
pengendalian cenderung mengerdilkan makna pengendalian dalam komponen
pengendalian lainnya. Hal itu juga meningkatkan risiko kebohongan oleh
manajemen dan risiko kecurangan.
 2.    Kekhawatiran mengenai kondisi dan keandalan catatan entitas yang
membuat auditor tidak mungkin memperoleh bukti audit yang cukup dan
tepat untuk memberikan pendapat wajar tanpa perkecualian.
Pengendalian Pemberantas
kecuranangan
 Management Override atau peniadaan pengendalian oleh manajemen, dalam
entitas kecil, dapat dimitigasi atau ditekan dengan menetapkan (beberapa)
kebijakan dan prosedur inti dan mendokumentasikannya. Contoh, kebijakan
tertulis mengenai semua non-routine journal entries harus mendapat
persetujuan; ini akan memberdayakan pemegang buku untuk meminta
atasannya menyetujui journal entries yang diusulkannya.
 Pengendalian Internal yang Relevan
untuk Audit
 Tidak semua pengendalian relevan bagi audit itu. Auditor hanya perlu
memperhatikan pemahaman dan evaluasi atas pengendalian yang memitigasi
risio salah saji material  dalam laporan keuangan (karena kecurangan atau
kesalahan). Ini berarti,
 1.    Tidak berurusan dengan pelaporan keuangan. Sebagai contoh:
pengendalian operasional (Operational controls) di lantai produksi dalam
proses manufaktur; dan
 2.    Sekalipun tidak ada, kemungkinan terjadinya salah saji material dalam
laporan keuangan sangat kecil.
Kesimpulan

Pengendalian internal adalah proses, kebijakan, dan prosedur yang dirancang


oleh manajemen untuk memastikan pelaporan keuangan yang andal dan
pembuatan laporan keuangan sesuai kerangka akuntansi yang berlaku.
Auditor harus memperoleh pemahaman mengenai pengendalian internal dalam
semua penugasan audit. Ini berlaku untuk semua ukuran entitas, sekalipun
auditor sudah memutuskan untuk menggunakan sepenuhnya menggunakan
substantive dalam menanggapi risiko salah saji yang material.
Pemahaman yang cukup mengenai pengendalian internal adalah pemahaman
mengenai hal-hal yang relevan untuk melaksanakan audit. Ini meliputi
pelaksanaan prosedur penilaian risiko untuk mengidentifikasi pengendalian yang
secara langsung atau tidak langsung menanggulangi (mitigate) salah saji yang
material

Anda mungkin juga menyukai