TINJAUAN TEORITIS
“Internal Controls are the tools that management use (but are often not
taught) to help achieve their business objective in the following
categories:
- Effectiveness and efficiency of operation
- Reliability of financial reporting.
- Complience with external laws and regulations.”
Audit Finansial, Audit Manajemen dan Sistem Pengendalian Interrnal definisi ini
11
12
1. Otoritas (wewenang)
2. Pencatatan
pada waktu yang tepat dengan uraian yang wajar. Transaksi yang dicatat adalah
3. Perlindungan
sekalipun.
4. Rekonsiliasi
5. Penilaian
perusahaan dicatat berdasarkan nilai yang wajar. Tidak boleh terjadi overvalued
berikut:
umum adalah suatu pencapaian hasil atau tujuan yang dikehendaki untuk
menghasilkan output yang memadai sesuai dengan prosedur dan kebijakan yang
tercapai.
Yaitu jumlah modal/dana sendiri yang dimiliki oleh calon debitur . Dalam
praktik sehari-hari kemampuan capital ini anatara lain dapat dimanifestasikan
dalam bentuk kewajiban untuk menyediakan self financing sampai sejumlah
tertentu dan sebaiknya besarnya self financing ini lebih besar dari kredit yang
akan dimintakan dari perbankan. Dan bentuk self financing ini tidak selalu harus
berupa uang tunai dapat juga dalam bentuk barang-barang modal seperti tanah,
bangunan, mesin-mesin dan lain-lain.
d. Collateral
Yang dimaksud dengan collateral ini yaitu barang-barang jaminan yang
diserahkan oleh peminjam/debitur sebagai jaminan kredit yang diterimanya.
Manfaat collateral yaitu sebagai alat pengamanan apabila usaha yang dibiayai
dengan kredit tersebut gagal atau sebab-sebab lain dimana debitur tidak mampu
melunasi kreditnya dari hasil usahanya yang normal.
e. Condition of Economy
Yang dimaksud dengan condition of economy yaitu situasi dan kondisi
politik, social, ekonomi, budaya dan lain-lain yang memengaruhi keadaan
perekonomian pada suatu saat maupun untuk suatu kurun waktu tertentu yang
kemungkinannya akan dapat memengaruhi kelancaran usaha dari perusahaan yang
memperoleh kredit.
penanaman dana ini baik pada bidang perkreditan, surat-surat berharga pada suatu
tingkat risiko kegagalan yang sekecil mungkin.
3. Asas rentabilitas. Sebagaimana halnya pada setiap
kegiatan usaha akan selalu mengharapkan untuk memperoleh laba, baik untuk
mempertahankan eksistensinya maupun untuk keperluan mengembangkan
dirinya. Laba yang diperoleh dari perkreditan berupa selisih antara biaya dana
dengan pendapatan bunga yang diterima dari para debitur.
Sekarang yang menjadi masalah bagaimana agar kebijaksanaan kredit
tersebut betul betul dapat berfungsi sebagai suatu pedoman kerja yang baik?
Pertama-tama, pedoman kredit tersebut harus disebarluaskan dan dipahami
oleh setiap petugas secara memadai menurut/sesuai dengan jenjang jabatannya
dan jug asebaliknya kebijaksanaan – kebijaksanaan tersebut diformulasikan secara
tertulis dengan redaksi yang baik agar dapat mudah dipahami dan jangan sampai
terjadi salah tafsir dalam pelaksanaannya.
Kedua, kebijaksanaan kredit tersebut harus bersifat stimulatif dan
bukannya restriktif, maksudnya agar kebijaksanaan yang tertulis tersebut jangan
menimbulkan sentralisasi ke satu tangan yang terlalu banyak, di samping itu
kebijaksanaan tersebut harus benar-benar dapat bermanfaat untuk pedoman para
pelaksana, serta memperhatikan umpan balik yang terjadi di lapangan untuk
perbaikan dan jangan sampai menjadikan hambatan bagi para pelaksana dalam
tugasnya.
Ketiga suatu kebijaksanaan kredit yang sehat harus mampu meletakkkan
dasar-dasar pemberian wewenang kepada pejabat pemberi kredit /komite kredit
secara memadai sehingga yang bersangkutan dapat mengambil/memberikan
keputusan dengan cepat dan tepat.
a. Kredit untuk modal kerja, yaitu kredit yang diberikan oleh bank kepada
modal kerja yaitu kebutuhan modal yang habis dalam satu cycle usahanya,
hal ini kalau dilihat dalam neraca suatu perusahaan akan uang kas/bank
baku. Dan apabila yang dibicarakan modal kerja bersih maka perlu
untuk pembelian barang-baramg modal yaitu tidak habis dalam satu cycle,
maksudnya proses dari pengeluaran uang kas dan kembali menjadi uang
kas tersebut akan memakan jangka waktu yang cukup panjang setelah
kebutuhan konsumtif.
22
d. Non Cash Loan. Ada sejenis kredit yang belum efektif dapat ditarik
menjadi efektif. Jenis-jenis non cash loan ini antara lain: Bank Garansi,
e. Kredit kelolaan, biasanya kredit ini dalam bentuk kredit investasi baik
dalam rangka project aid maupun dalam rangka development loan through
f. Kredit Investasi Kecil dan Kredit Modal Kerja Permanen, Kredit Masal,
Kredit Usaha Kecil, Kredit Kelayakan Usaha dan Kredit Candak Kulak.
g. Kredit kelayakan. Sasaran utama dari kredit ini yaitu untuk pembiayaan
pengetahuan.
diekspor. Dengan demikian kredit ini mempunyai dua sifat yaitu sebagai
bank/lembaga keuangan.
kemampuan dari masing-masing jenjang jabatan yang ada dalam bank yang
a. Kredit atas dasar wewenang cabang pembantu yaitu suatu jenis kredit
berhak memutuskan kredit dapat juga disebut kredit a/d wewenang loan
ditinjau dari sumber dana pembiayaan untuk pemberian kredit tersebut yaitu dapat
d. Kredit konsorsium
e. Joint Financing
pula suatu bank beroperasi jauh ke kawasan Negara-negara lain. Oleh karena itu
Atas dasar situasi ini maka jenis-jenis kredit inipun juga dapat dibedakan,
yaitu:
- Kredit yang sumber dananya berasal dari luar negeri, baik dlam valuta
- Kredit yang sumber dananya berasal dari bank-bank di dalam negeri dalam
valuta rupiah.
b. Pertambangan
c. Perindustrian
e. Konstruksi
i. Jasa-jasa sosial/masyarakat
j. Dll
kegiatan analisa kredit itu sendiri, yaitu membahas aspek yang akan
kredit tersebut agar pihak manajemen bank tidak kehilangan jejak dalam proses
tersebut meliputi:
sudah terjadi jauh hari sebelum nasabah menikmati kredit yang diberikan
oleh suatu bank. Sasaran administrasi kredit pada tahap ini meliputi data-
data mikro yang menyangkut nasabah antara lain data umum, posisi
mutasi rekening giro, dll. Dan data-data Makro Ekonomis seperti: prospek
kepada nasabah yang bersangkutan perlu diberikan buku cek atau giro,
sesuai dengan rencana yang telah disetujui oleh bank dalam rangka
skedul penarikannya.
yang harus dibayar oleh debitur kepada bank setempat sampai saat-saat
termasuk salah satu bentuk dalam klasifikasi perkreditan dimana kredit ini
kerjanya.
“Kredit untuk modal kerja, yaitu kredit yang diberikan oleh bank
kepada debiturnya untuk memenuhi kebutuhan modal kerjanya.
Kriteria dari modal kerja yaitu kebutuhan modal yang habis dalam
satu cycle usahanya, hal ini kalau dilihat dalam neraca suatu
perusahaan akan uang kas/bank ditambah dengan piutang dagang
ditambah dengan persediaan baik persediaan barang jadi, persediaan
bahan dalam proses, persediaan bahan baku. Dan apabila yang
dibicarakan modal kerja bersih maka perlu dikurangi lagi dengan
current liabilitiesnya. “
Gambar 2.1
Barang-barang
Uang Kas bank yang
diperdagangkan
Dijual
Gambar.2.2
Arus Modal Kerja untuk Industri
Bahan-bahan
baku, bahan-bahan
pembantu, tenaga
Uang Kas bank Barang Jadi
kerja, biaya tidak
langsung, dll
Piutang Dagang
Ditagih Dijual
yaitu adanya proses fabrikasi dari bahan bakud an bahan pembantu menjadi
barang jadi.
Secara lebih spesifik bentuk kredit mdoal kerja ini antara lain :
- untuk perdagangan, antara lain:
kredit leveransir
kredit ekspor
kredit pertokoan
dan seterusnya
- untuk bidang industri
kredit modal kerja pabrik makanan
kredit modal kerja pabrik tekstil
dan seterusnya
32
dan seterusnya.
Angka kredit macet ditunjukkan oleh besarnya nilai NPL, yaitu nilai yang
Kredit yang diberikan bank kepada nasabah dapat dibedakan menjadi lima
kredit bermasalah atau NPL. Namun demikian, sebuah bank yang memiliki NPL
sangat kecil tidak serta-merta berarti hampir seluruh kredit bank tersebut adalah
kredit lancar, yang menunjukkan betapa sehatnya bank tersebut. NPL yang sangat
kecil dapat saja dicapai bank yang hanya sedikit menyalurkan kreditnya.
Rasio kredit bermasalah atau non performing loan atau yang biasa
disingkat NPL. Semakin kecil rasio NPL ini semakin aman bank tersebut. BI
sebuah bank menawarkan bunga yang amat tinggi atau memberikan iming-iming
33
hadiah mewah, sementara dilihat NPL-nya sudah melewati 5%, maka waspadalah,
Macet.
tentunya akan berdampak pada penurunan angka kredit macet. Dengan demikian