MANAJEMEN KEUANGAN
DI SUSUN OLEH :
Dhika Pratama
(211010504314)
MANAJEMEN (S1)
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
UNIVERSITAS PAMULANG
Jl. Surya kencana No.1, Pamulang Bar., Kec. Pamulang, Kota Tangerang
Selatan Banten 15417
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN..........................................................................................1
1.2 Tujuan.............................................................................................3
1.3 Manfaat...........................................................................................3
BAB II
PEMBASAHAN
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan...................................................................................20
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat serta
bimbingan-Nya penulis berhasil menyelesaikan makalah “ tentang “ ANALISIS
LAPORAN KEUANGAN PT.ASTRA ARGO LESTASRI Tbk ”.
Adapun makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Analisis
Laporan Keuangan.Makalah ini berisi kan tentang analisis laporan keuangan
perusahaan pada tahun 2022 Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang
lingkup kegiatan Perusahaan adalah pertanian dan peternakan, perdagangan,
industri pengolahan (agro industri), pengangkutan dan jasa (aktivitas profesional,
ilmiah dan teknis) pada tahun 2019-2020
Semoga makalah “Analisis Laporan Keuangan (PT. ASTRA ARGO
Tbk.) Periode tahun 2019-2022" ini memberikan informasi yang berguna bagi
masyarakat serta bermanfaat untuk pengembangan pengembangan wawasan
wawasan dan peningkatan peningkatan ilmu pengetahuan pengetahuan bagi kita
semua.
Terimakasih kepada refrensi dan sumber-sumber informasi yang kami
peroleh.
Penulis
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Perusahaan
1
2
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
PEMBASAHAN
2.1 Laporan Keuangan
5
6
7
8
9
10
11
12
1. Current Ratio
Current ratio (rasio lancar) adalah rasio yang sangat berguna untuk
mengukur kemampuan suatu perusahaan melunasi kewajiban-kewajiban
jangka pendeknya, dimana bisa diketahui sampai seberapa jauh sebenarnya
jumlah aktiva lancer perusahaan bisa menjamin utang lancarnya.
Current Assets
CR = Current Liabilities
2018=4.500.628 =
3.076.530
2019= 4.472.011 =
1.556.765
2020= 5.937.890 =
1.792.506
2021= 9.414.206 =
3.564.461
2022= 7.390.608 =
2.052.939
Artinya:
17
Artinya :
a. Pada tahun 2019 = setiap Rp 1. hutang lancar dapat dijamin 1,6
kali Rasio Cepat.
b. Pada tahun 2020 = setiap Rp 1. hutang lancar dapat dijamin 1,4
kali Ratio Cepat
Maka pada tahun 2020 dibandingkan dengan kondisi perusahaan
pada tahun 2019 perusahaan mengalami penurunan 0.2kali
3. Cash Ratio
Rasio kas (Cash Ratio) atau sering disebut juga dengan Rasio Aset
Tunai (Cash Asset Ratio) adalah rasio yang digunakan untuk
membandingkan total kas (tunai) dan setara kas perusahaan dengan
kewajiban lancarnya.
Rasio Kas ini pada dasarnya adalah penyempurnaan dari rasio cepat
(quick ratio) yang digunakan untuk mengidentifikasikan sejauh mana dana
(kas dan setara kas) yang tersedia untuk melunasi kewajiban lancar atau
hutang jangka pendeknya.
Calon kreditur menggunakan rasio ini sebagai ukuran likuiditas
perusahaan likuiditas perusahaan dan seberapa mudahnya perusahaan dapat
menutupi kewajiban hutang jangka pendeknya.
CASH R = Cash or Equivalent Cash X100%
Current Liabilities
2018 = 49.082 x 100 =
3.076.530
2019 = 383.366 x 100 =
1.556.765
2020 = 978.892 x 100 =
1.792.506
2021= 3.896.022 x 100 =
3.564.461
2022 = 1.619.616 x 100 =
2.052.939
19
Artinya:
a. Pada tahun 2019 = setiap Rp 1. Hutang lancar dapat dijamin
oleh rasio kas sebesar 24%.
b. Pada tahun 2020 = setiap Rp 1. Hutang lancar dapat dijamin
oleh Rasio kas sebesar 58%.
Maka pada tahun 2020 dibandingkan dengan kondisi perusahaan
pada tahun 2019, mengalami penurunan 0,34 %.
Artinya
a. Pada tahun 2019 = Setiap Rp.1 Hutang lancar dan Aset lancar
dapat dijamin oleh Rasio Inventory to NNC sebesar 178,4%
b. Pada tahun 2020 = Setiap Rp.1 hutang lancar dan Aset lancar
dapat dijamin oleh Rasio Inventory to NNC sebesar 355.0%
Maka pada tahun 2020 dibandingkan dengan kondisi perusahaan
pada tahun 2019, perusahaan mengalami Penurunan 176.6 %.
2.3.2 Ratio Solvabilitas
Ratio solvabilitas adalah rasio yang menunjukan besarnya aktiva sebuah
perusahaan yang didanai dengan utang.
Artinya, seberapa seberapa besar beban utang yang ditanggung oleh
perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Rasio ini merupakan ukuran yang
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya.
Baik kewajiban jangka pendek maupu panjang jika perusahaan dibubarkan
panjang jika perusahaan dibubarkan, atau dilikuida.
Artinya
a. Pada tahun 2019 = Bahwa 178% pendanaan aktiva perusahaan
adalah dengan hutang dan 22% dibiayai oleh modal sendiri atau
modal pemegang saham.
b. Pada tahun 2020 = Bahwa 165% pendanaan aktiva perusahaan
adalah dengan hutang dan 35% dibiayai oleh modal sendiri atau
modal pemegang saham.
Maka pada tahun 2019 dpada tahun 2020, perusahaan
mengalami kenaikan 13% pendanaan aktiva perusahaan
Artinya
a. Pada tahun 2018 = Bahwa 421% atau 42.1 kali hutang
perusahaan dijamin oleh pemegang saham.
b. Pada tahun 2019 = Bahwa 421% atau 42.1 kali hutang
perusahaan dijamin oleh pemegang saham.
c. Pada tahun 2020 = Bahwa 421% atau 42.1 kali hutang
perusahaan dijamin oleh pemegang saham.
d. Pada tahun 2021 = Bahwa 519% atau 51.9 kali hutang
perusahaan dijamin oleh pemegang saham.
e. Pada tahun 2022 = Bahwa 421% atau 42.1 kali hutang
perusahaan dijamin oleh pemegang saham.
Maka pada tahun tahun 2020 dibandingkan dengan kondisi
perusahaan pada tahun 2019, perusahaan mengalami penurunan 0.098
atau 9.8% hutang yang dijamin oleh pemegang saham.
2019 = 142.484 =
18.978.527
2020 = 133.160 =
19.247.794
2021 = 209.251 =
21.171.173
2022 = 221.288 =
22.243.221
Artinya
a. Pada tahun 2018 = Bahwa 33% hutang jangka panjang dapat
dijamin oleh dapat dijamin oleh modal sendiri
b. Pada tahun 2019 = Bahwa 33% hutang jangka panjang dapat
dijamin oleh dapat dijamin oleh modal sendiri
c. Pada tahun 2020 = Bahwa 38% hutang jangka panjang dapat
dijamin oleh modal sendiri
d. Pada tahun 2021 = Bahwa 33% hutang jangka panjang dapat
dijamin oleh dapat dijamin oleh modal sendiri
e. Pada tahun 2022 = Bahwa 33% hutang jangka panjang dapat
dijamin oleh dapat dijamin oleh modal sendiri
Maka pada tahun 2019 dibandingkan dengan kondisi perusahaan
pada tahun 2020, perusahaan mengalami penurunan 0.5%
Rasio ini sering digolongkan sebagai salah satu rasio keuangan dalam
Rasio Solvabilitas,
Hal ini dikarenakan Times Interest Earned Ratio ini merupakan rasio
yang mengukur kemampuan perusahaan untuk melakukan pembayaran
Bunga dan Hutang-hutangnya.
2018 = 1.520.723 =
25.774
2019 = 243.629 =
30.214
2020 = 893.779 =
51.002
2021 = 2.067.362 =
62.793
2022 = 1.792.050 =
82.401
Artinya :
a. Pada tahun 2018 = Bahwa 2,2 atau 2 kali beban bunga tahunan
dapat dijamin oleh laba operasi perusahaan.
b. Pada tahun 2019 = Bahwa 2,2 atau 2 kali beban bunga tahunan
dapat dijamin oleh laba operasi perusahaan.
c. Pada tahun 2020 = Bahwa 2.7 atau 3 kali beban bunga tahunan
dapat dijamin oleh laba operasi perusahaan
d. Pada tahun 2021 = Bahwa 2,2 atau 2 kali beban bunga tahunan
dapat dijamin oleh laba operasi perusahaan.
e. Pada tahun 2022 = Bahwa 2,2 atau 2 kali beban bunga tahunan
dapat dijamin oleh laba operasi perusahaan.
Maka pada tahun tahun 2020 dibandingkan dengan kondisi
perusahaan pada tahun 2019, perusahaan mengalami kenaikan 1 kali
25
2018 = 15.554.881 =
580.624
2019 = 15.308.230 =
367.739
2020 = 15.884.152 =
765.849
2021 = 19.429.034 =
458.135
2022 = 18.006.474 =
846.770
26
Artinya:
a. Analisis Receivable Turn Over dari tahun 2019 sampai dengan
2020 perusahaan mengalami peningkatan sebesar 1 kali, hal ini
dapat terlihat pada tahun 2019 mendapatkan presentase sebesar 11
kali sedangkan pada tahun 2020 hanya mendapatkan 12 kali.
ITO = Persedian
Penjualan
2018 = 2.368.363 =
427.554
2019 = 1.974.035 =
460.839
2020 = 2.165.603 =
416.725
2021 = 3.023.478 =
421.399
2022 = 3.275.597 =
578.278
Artinya :
Analisis Inventory Turn Over dari tahun 2019 sampai dengan
2020 perusahaan mengalami penurunan sebesar 1 kali, hal ini dapat
terlihat pada tahun 2019 mendapatkan presentase sebesar 0.4 kali
sedangkan pada tahun 2020 hanya mendapatkan 1 kali.
27
TATO = Penjualan
Aktiva
2018 = 427.554 =
26.856.967
2019 = 460.839 =
26.974.124
28
2020 = 416.725 =
27.781.231
2021 = 421.399 =
30.399.906
2022 = 578.278 =
29.249.340
Artinya:
Analisis Total Aset Turn Over dari tahun 2019 sampai dengan 2020
perusahaan mengalami dalam keadaan yang seimbang karena pada tahun 2019
dan 2020 WCTO perusahaan sebanyak 16 kali
Artinya :
Analisis Gross Profit Margin dari tahun 2019 sampai dengan
2020 perusahaan mengalami penurunan sebesar 18.52%, hal ini dapat
terlihat pada tahun 2020 mendapatkan presentase sebesar 0,78%
sedangkan pada tahun 2020 hanya mendapatkan 19,3%.
Artinya :
Analisis Net Profit Margin dari tahun 2019 sampai dengan 2020
perusahaan mengalami penurunan sebesar 7,02%, hal ini dapat terlihat
di tahun 2019 mendapatkan presentase sebesar 0.94% sedangkan di
tahun 2020 hanya mendapatkan sebesar 7,96%.
2018 = 686.357 =
26.856.967
2019 = 417.231 =
26.974.124
2020 = 568.856 =
27.781.231
2021 = 845.807 =
30.399.906
2022 = 637.128 =
29.249.340
Artinya :
Analisa ROI dari tahun 2019 sampai dengan 2020 mengalami
penurunan artinya perusaahaan dalam keadaan kurang baik di tahun
2019. Dalam hal ini juga dapat diartikan efektifitas dan produktifitas
manajemen dalam mendapatkan laba dari investasinya menurun.
2018 = 15.554.881 =
19.474.522
2019 = 15.308.230 =
18.978.527
2020 = 15.884.152 =
19.247.794
2021 = 19.429.034 =
32
21.171.173
2022 = 18.006.474 =
22.243.221
Artinya :
Analisis ROE dari tahun 2019 sampai dengan 2020 mengalami
penurunan hampir sebesar 0.758%, yang artinya perusahaan pada
tahun 2019 mengalami penurunan dalam mengelolah modal yang
tersedia untuk menghasilkan pendapatan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
33