Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT. HUTAMA KARYA(PERSERO)


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Analisis Laporan Keuangan

Disusun Oleh:
Muhammad Agus Reviyudin (211010504273)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PAMULANG
2023
i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ................................................................................... ii

BAB I

PENDAHULUAN ......................................................................................... 3

1.1 Latar Belakang Perusahaan ........................................................... 3

1.2 Tujuan ............................................................................................ 4

1.3 Manfaat .......................................................................................... 4

BAB II

PEMBASAHANs

2.1 Laporan Keuangan ........................................................................ 6

2.2 Laporan Laba Rugi dan Pengahasilan Komprehensif .................. 7

2.3 Hasil Pembahasan ........................................................................ 10

2.3.1 Ratio Likuiditas........................................................................ 10

2.3.2 Ratio Solvabilitas ..................................................................... 13

2.3.3 Ratio Aktivitas ......................................................................... 17

2.3.4 Ratio Profitabilitas ................................................................... 20

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan .................................................................................. 24

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkah, rahmat, serta
bimbingan-Nya. Penulis berhasil menyelesaikan makalah tentang “ANALISIS
LAPORAN KEUANGAN PT. HUTAMA KARYA (PERSERO)”.
Adapun makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Analisis
Laporan Keuangan.
Makalah ini berisikan tentang analisis laporan keuangan perusahaan pada
tahun 2019-2020. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup
kegiatan usaha di bidang industri konstruksi, pengusahaan jalan tol, layanan jasa
peningkatan kemampuan di bidang jasa konstruksi, pengembang properti, real
estate, penyewaaan ruangan dan hotel.
Semoga makalah “Analisis Laporan Keuangan PT. HUTAMA KARYA
(PERSERO) Periode tahun 2019-2022" ini memberikan informasi yang berguna
bagi masyarakat serta bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan
ilmu pengetahuan bagi pembaca.
Terimakasih kepada refrensi dan sumber-sumber informasi yang penulis
peroleh.

Tangerang Selatan, 25 April 2023

Penulis

ii
3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Perusahaan

PT. Hutama Karya (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara


(BUMN) yang pada awalnya merupakan perusahaan swasta bernama Hollandsche
Beton Maatschappij yang selanjutnya berdasarkan Peraturan Pemerintah No.
PP61/1961 diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 14 tahun
1971 menjadi Perusahaan Negara dan berganti nama menjadi Perusahaan Negara
Hutama Karya. Perusahaan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tanggal 29
Maret 1961.
Sejalan dengan dipenuhinya persyaratan untuk menjadi Perseroan Terbatas,
maka status Hutama Karya berubah menjadi PT Hutama Karya (Persero) dengan
akta No. 74 tanggal15 Maret 1973 dari notaris Kartini Muljadi, S.H.
Perubahan status Perseroan disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik
Indonesia dengan Surat Keputusan No. Y.A.5/300/4 tanggal 20 Agustus 1973,
serta diumumkan dalam Lembaran Berita Negara No.54 tanggal 1 Februari 1974,
Tambahan No.10.
Anggaran Dasar Perusahaan telah beberapa kali mengalami perubahan,
terakhir dengan akta notaris No. 35 tanggal 13 November 2020 dan No.09 tanggal
5 Februari 2021 dari notaris Sri Ismiyati, SH. Mkn tentang penambahan modal
dari Negara Republik Indonesia. Perubahan ini mendapat persetujuan dari Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-AH.01.03-
0411492 tanggal 25 November 2020 dan No. AHU-AH.01.03-0142355 tanggal 5
Maret 2021.
Usaha ini bergerak dibidang industri konstruksi, pengusahaan jalan tol,
layanan jasa peningkatan kemampuan dibidang jasa konstruksi, pengembang
properti, real estate, penyewaaan ruangan dan hotel, dan manufaktur.
4

1.2 Tujuan

Dari analisa laporan keuangan ini bertujuan:


1. Mengukur kemampuan perusahaan pada tahun 2019-2020 dalam
memenuhi kewajibannya dengan menggunakan 4 cara yaitu Current
Ratio, Quick Ratio, Cash Ratio, dan Inventory to Net Working Cash
Ratio, dan Inventory to Net Working Capita.
2. Mengukur sejauh mana aktivasi perusahaan dibiayai oleh hutang pada
tahun 2019 dan 2022, dengan menggunakan 4 cara yaitu Debt To
Asset Ratio, Debt To Equity Ratio, Long Term Debt to Equity Ratio,
dan Time Interest Earned.
3. Mengukur Efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang
dimiliki pada tahun 2019 dengan tahun 2022, dengan 4 cara yaitu
Receivable Turn Over, Inventory Turn Over, Working Capital Turn
Over, Inventory Turn Over, Working Capital Turn Over, dan Total
Asset Turn Over.
4. Mengukur kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan pada
tahun 2020 dengan tahun 2019 dengan 4 cara yaitu Profit Margin on
Sale (Bruto), Profit Margin on Sale (Neto), Rasio Return on
Investation, dan Rasio Return on Equity.

1.3 Manfaat

Analisa laporan keuangan ini bernmanfaat antara lain:


1. Menilai kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban aktiva
lancer tanpa menghitung persediaan, dan uang kas yang tersedia.
2. Menilai aktiva perusahaan dibiayai hutang diukur dari dana yang
tersedia oleh modal sendiri, dan yang disediakan kreditor dengan
modal pemegang saham, dan modal sendiri yang dijadikan jaminan
modal sendiri yang dijadikan jaminan hutang jangka panjang.
3. Mengetahui efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang
dimilikinya dilihat dari persediaan yang berputar dalam satu periode
tertentu, dan perputaran jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap
aktiva.
5

4. Menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan dilihat


dari laba kotor atas penjualan, laba setelah bunga dan pajak, dan dari
laba bersih setelah pajak dengan modal sendiri.
BAB II

PEMBASAHAN
2.1 Laporan Keuangan

6
7

2.2 Laporan Laba Rugi dan Pengahasilan Komprehensif


8
9
10

2.3 Hasil Pembahasan

2.3.1 Ratio Likuiditas


Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan Perusahaan
dalam memenuhi kewajiban atau membayar utang jangka pendeknya. Rasio inilah
yang dapat digunakan untuk mengukur seberapa llikuidnya suatu perusahaan.
Jika perusahaan mampu memenuhi kewajibannya berarti perusahaan
tersebut Likuid, sedangkan jika perusahaan tidak mampu memenuhi
kewajibannya berarti perusahaan tersebut ilikuid.

1. Current Ratio
Current ratio (rasio lancar) adalah rasio yang sangat berguna untuk
mengukur kemampuan suatu perusahaan melunasi kewajiban-kewajiban
jangka pendeknya, dimana bias diketahui sampai seberapa jauh sebenarnya
jumlah aktiva lancer perusahaan bias menjamin utang lancarnya.

Current Assets
CR= Current Liabilities

2019 =21.806.516 = 0.31 kali


68.689.084

2020 =23.767.820 =0,30 kali


79.190.300

Artinya:
a. Pada tahun 2019 = jumlah aktiva lancer sebanyak 0,31kali
hutang lancar, atau Rp.1 hutang lancer dijamin oleh Rp.0,31
aktiva lancer.
b. Pada tahun 2020 = Jumlah aktiva lancer sebanyak 0,30 kali
hutang lancar, atau Rp.1 hutang lancer dijamin oleh Rp.0,30
aktiva lancer.
11

Maka pada tahun tahun 2020 dibandingkan dengan kondisi


perusahaan pada tahun 2019, perusahaan mengalami kenaikan 1,1 kali.

2. Quick Ratio
Rasio Cepat atau dalam Bahasa Inggris sering disebut juga dengan
Quick Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan
menggunakan asset yang paling likuid atau aset yang paling mendekati uang
tunai (asset cepat).
Yang termasuk sebagai Aset Cepat (Quick Asset) adalah Aktiva
Lancar atau aset lancar yang dapat dengan cepat dikonversi menjadi uang
tunai dan mendekati nilai bukunya.

QR = Current Assets - Iventory


Current Liabilities

2019 = 21.806.516 –889.865 = 0,26 kali


68.689.084

2020 = 23.767.820–826.584 = 0,28 kali


79.190.300

Artinya :
a. Pada tahun 2019 = setiap Rp. 1. Hutang lancer dapat dijamin
0,26 kali Rasio Cepat.
b. Pada tahun 2020 = setiap Rp. 1. Hutang lancer dapat dijamin
0,28 kali Ratio Cepat

Maka pada tahun 2020 dibandingkan dengan kondisi perusahaan


pada tahun 2019 perusahaan mengalami penurunan 0.2kali.
12

3. Cash Ratio
Rasio kas (Cash Ratio) atau sering disebut juga dengan Rasio Aset
Tunai (Cash Asset Ratio) adalah rasio yang digunakan untuk
membandingkan total kas (tunai) dan setara kas perusahaan dengan
kewajiban lancarnya.
Rasio Kas ini pada dasarnya adalah penyempurnaan dari rasio cepat
(quick ratio) yang digunakan untuk mengidentifikasikan sejauh mana dana
(kas dan setara kas) yang tersedia untuk melunasi kewajiban lancer atau
hutang jangka pendeknya.
Calon kreditur menggunakan rasio ini sebagai ukuran likuiditas
perusahaan dan seberapa mudahnya perusahaan dapat menutupi kewajiban
hutang jangka pendeknya.

CASH R = Cash or Equivalent CashX100%


Current Liabilities

2019 = 8.242.399X 100% = 0,38 = 38 %


21.587.312

2020 = 11.127.374 X 100 % = 0,29 = 29%


38.093.957

Artinya:
a. Pada tahun 2019 = setiap Rp 1. Hutang lancer dapat dijamin
oleh rasio kas sebesar 38%.
b. Pada tahun 2020 = setiap Rp 1. Hutang lancer dapat dijamin
oleh Rasio kas sebesar 29%.

Maka pada tahun 2020 dibandingkan dengan kondisi perusahaan


pada tahun 2019,mengalami penurunan 38 %.
13

4. Inventory to NetWorking Capital


Inventory to working capital ratio dapat juga didefinisikan sebagai
suatu metode yang digunakan untuk menunjukan bagian apa dari inventaris
perusahaan yang dibiayai dari kas yang tersedia.
Perusahaan yang dibiayai dari kas yang tersedia. Itu penting untuk
suatu bisnis yang menyimpan inventaris dan bertahan hidup dengan
persediaan uang tunai. Secara umum, jika semakin rendah rasio, maka
semakin tinggi likuiditas sebuah perusahaan.

Inventory to NNC = _________Inventory______________x100 %


Current Assets − Current Liabilities

2019 = 889.865 X 100% =1,68 = 168%


21.806.516 X 68.689.084

2020 = 826.584 X 100% =2,27= 227%


23.767.820 X 79.190.300

Artinya
a. Pada tahun 2019 = Setiap Rp.1 Hutang lancar dan Aset lancer
dapat dijamin oleh Rasio Inventory to NNC sebesar 168 %
b. Pada tahun 2020 = Setiap Rp.1 hutang lancar dan Aset lancer
dapat dijamin oleh Rasio Inventory to NNC sebesar 227 %

Maka pada tahun 2020 dibandingkan dengan kondisi perusahaan


pada tahun 2019, perusahaan mengalami penurunan 59 %.

2.3.2 Ratio Solvabilitas


Ratio solvabilitas adalah rasio yang menunjukan besarnya aktiva sebuah
perusahaan yang didanai dengan utang.
Artinya, seberapa besar beban utang yang ditanggung oleh perusahaan
dibandingkan dengan aktivanya. Rasio ini merupakan ukuran yang menunjukkan
14

kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya. Baik kewajiban


jangka pendek maupun panjang jika perusahaan dibubarkan panjang jika
perusahaan dibubarkan atau dilikuida

1. Debt to Asset Ratio


Debt to Asset Ratio adalah sebuah rasio untuk mengukur jumlah aset
yang dibiayai oleh hutang. Rasio ini juga sangat penting untuk melihat
solvabilitas perusahaan.
Solvabilitas adalah kemampuan-kemampuan perusahaan untuk
menyelesaikan segala kewajiban-kewajiban jangka panjangnya. Semakin
tinggi nilai DAR ini mengindakasikan:
a. Semakin besar jumlah aset yang dibiayai oleh hutang.
b. Semakin kecil jumlah aset yang dibiayai oleh modal.
c. Semakin tinggi resiko perusahaan untuk menyelesaikan
kewajiban.

DtAR = Total Debt X 100%


Total Asset

2019 = 68.689.084X 100% = 74%


91.647.693

2020= 79.190.300 X 100% = 71%


110.989.762

Artinya
a. Pada tahun 2019 = Bahwa 74% pendanaan aktiva perusahaan
adalah dengan hutang dan 26 % dibiayai oleh modal sendiri atau
modal pemegang saham.
b. Pada tahun 2020 = Bahwa 71% pendanaan aktiva perusahaan
adalah dengan hutang dan 29% dibiayai oleh modal sendiri atau
modal pemegang saham.
15

Maka pada tahun 2019 dibandingkan dengan kondisi perusahaan


pada tahun 2020, perusahaan mengalami kenaikan 1% pendanaan
aktiva perusahaan.

2. Debt to Equity Ratio


Debt Equity Ratio (DER) adalah rasio yang membandingkan jumlah
Hutang terhadap ekuitas.
Rasio ini sering digunakan para analis dan para investor untuk melihat
seberapa besar hutang perusahaan jika dibandingkan ekuitas yang dimiliki
oleh perusahaan atau para pemegang saham.
Semakin tinggi angka DER maka diasumsikan perusahaan memiliki
resiko yang semakin tinggi terhadap likuiditas perusahaannya.

DER =Total Debit X 100%


Equity

2019= 68.689.084 X100% =229 % =2.29


22.958.609

2020 = 79.190.300 X100% = 244 % = 2.24


31.799.762

Artinya
a. Pada tahun 2019 = Bahwa 229% atau 2.29 kali hutang
perusahaan dijamin oleh pemegang saham.
b. Pada tahun 2020 = Bahwa 224% atau 2.24 kali hutang
perusahaan dijamin oleh pemegang saham.

Maka pada tahun 2020 dibandingkan dengan kondisi perusahaan


pada tahun 2019, perusahaan mengalami penurunan 0.05% atau
0.05% hutang yang dijamin oleh pemegang saham.
16

3. Long Term Debt to Equity Ratio


Long term debt to equity ratio merupakan rasio antara hutang
jangka panjang dengan modal sendiri.
Tujuannya adalah untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah
modal sendiri yang dijadikan jaminan hutang jangka panjang dengan cara
membandingkan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri yang
disediakan oleh perusahaan.

LTDtER = Long Term Debt x100%


Equity

2019 = 182.088 X100% = 0,79 = 79%


22.958.609

2020 = 191.085 X100% =6,59 = 66 %


31.709.762

Artinya
a. Pada tahun 2019 = Bahwa 79% hutang jangka panjang dapat
dijamin oleh modal sendiri
b. Pada tahun 2020= Bahwa 66% hutang jangka panjang dapat
dijamin oleh modal sendiri
Maka pada tahun 2019 dibandingkan dengan kondisi perusahaan
pada tahun 2020,perusahaan mengalami penurunan 13%

4. Time Interest Earned


Times Interest Earned Ratio adalah rasio yang mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar atau menutupi beban bunga di masa depan.
Rasio ini sering digolongkan sebagai salah satu rasio keuangan dalam
Rasio Solvabilitas,
17

Hal ini dikarenakan Times Interest Earned Ratio ini merupakan rasio
yang mengukur kemampuan perusahaan untuk melakukan pembayaran
Bunga dan Hutang-hutangnya.

TIE = ______EBIT _____


Biaya Bunga

2019 = 2.865.033=24.3 = 24 kali


117.452

2020 = 16.932 = 0,025 = 25 kali


660.308

Artinya :
a. Pada tahun 2019 = Bahwa 24,3 atau 24 kali beban bunga
tahunan dapat dijamin oleh laba operasi perusahaan.
Pada tahun 2020 = Bahwa 0.25 atau 25 kali beban bunga
tahunan dapat dijamin oleh laba operasi perusahaan
Maka pada tahun tahun 2020 dibandingkan dengan kondisi
perusahaan pada tahun 2019, perusahaan mengalami kenaikan 1 kali

2.3.3 Ratio Aktivitas


Rasio aktivitas adalah rasio yang digunakan untuk menilai efisiensi
atauefektivitas perusahaan dalam pemanfaatan semua sumber daya atau asset
(aktiva) yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Rasio aktivitas merupakan salah
satu macam macam rasio yang melakukan perbandingan antara tingkat penjualan
dan investasi pada semua aktiva yang dimiliki sehingga fungsi akuntansi
keuangan bisa berjalan dengan baik.

1. Receivable Turn Over (Perputaran Piutang)


Rasio perputaran piutang adalah rasio efisiensi atau rasio aktivitas
yang mengukur berapa kali bisnis dapat mengubah piutangnya menjadi kas
18

selama satu periode. Rasio ini menunjukkan seberapa efisien perusahaan


dalam mengumpulkan penjualan kreditnya dari pelanggan. Dalam beberapa
hal rasio perputaran piutang juga bisa dilihat sebagai rasio likuiditas.
Perusahaan lebih likuid semakin cepat mereka bisa menyisihkan piutang
mereka menjadi uang tunai.
RT0 = Penjualan kredit=
Piutang

2019 =26,391,551= = 18 kali


1,468,366

2020 = 21,642,841 = 19 kali


1,119.060

Artinya:
a. Analisis Receivable Turn Over dari tahun 2019 sampai dengan
2020 perusahaan mengalami peningkatan sebesar 1 kali, hal ini
dapat terlihat pada tahun 2019 mendapatkan presentase sebesar 18
kali sedangkan pada tahun 2020 hanya mendapatkan 19 kali.

2. InventoryTurn Over (Perputaran Persediaan)


Rasio perputaran persediaan adalah rasio efisiensi yang menunjukkan
seberapa efektif persediaan dikelola dengan membandingkan harga pokok
penjualan dengan persediaan rata-rata untuk satu periode.

ITO = Persedian
Penjualan

2019 = 889.865 = 0,033 = 33 kali


26.391.551

2020 =826.584 = 0,038 = 38 kali


21.642.841
19

Artinya :
Analisis Inventory Turn Over dari tahun 2019 sampai dengan
2020 perusahaan mengalami penurunan sebesar 5 kali, hal ini dapat
terlihat pada tahun 2019 mendapatkan presentase sebesar 33 kali
sedangkan pada tahun 2020 hanya mendapatkan 38 kali.

3. Working Capital Turn Over (Perputaran Modal Kerja)


Working Capital Turn Over (Perputaran Modal Kerja) adalah rasio
untuk mengukur tingkat perputaran modal kerja bersih (Aktiva Lancar-
Hutang Lancar) terhadap penjualan selama suatu periode siklus kas dari
perusahaan.
WCTO = Penjualan Bersih
Moda Kerja

2019 = 26.391.551 = 1,15 =115 kali


22,958,609

2020 = 21,642,841 = 0,69 = 069 kali


31,799,462

Artinya:
Analisis Working Capital Turn Over dari tahun 2019 sampai dengan 2020
perusahaan mengalami dalam keadaan yang menurun karena pada tahun 2019 dan
2020 WCTO perusahaan sebanyak 1 kali.

4. Total Aset Turn Over ( Perputaran Aktiva )


Total Aset Turn Over (Perputaran Aktiva) adalah rasio untuk
mengukur tingkat perputaran total aktiva terhadap penjualan.

TATO = Penjualan
Aktiva
20

2019 = 26.391.551 = 0,29 = 29 kali


91.647.693

2020 = 21.642.841 = 0,20 = 20 kali


110.999.761

Artinya:
Analisis Total Aset Turn Over dari tahun 2019 sampai dengan 2020
perusahaan mengalami dalam keadaan yang seimbang karena pada tahun 2019
dan 2020 WCTO perusahaan sebanyak 9 kali.

2.3.4 Rasio Profitabilitas


Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio) adalah rasio atau perbandingan
untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba (profit) dari
pendapatan (earning) terkait penjualan, aset, dan ekuitas berdasarkan dasar
pengukuran tertentu. Jenis-jenis rasio profitabilitas dipakai untuk memperlihatkan
seberapa besar laba atau keuntungan yang diperoleh dari kinerja suatu perusahaan
yang memengaruhi catatan atas laporan keuangan yang harus sesuai dengan
standar akuntansi keuangan.

1. Gross Profit Margin (Margin Laba Kotor)


Gross Profit Margin (Margin Laba Kotor) adalah rasio untuk menilai
persentase laba kotor terhadap pendapatan yang dihasilkan dari penjualan.
Semakin besar gross profit margin semakin baik (efisien) kegiatan
operasional perusahaan yang menunjukkan harga pokok penjualan lebih
rendah daripada penjualan (sales) yang berguna untuk audit operasional.
Jika sebaliknya, maka perusahaan kurang baik dalam melakukan kegiatan
operasional.

Gross Profit Margin = Laba kotor_____ X 100%


Total pendapatan
21

2019 = 3.647.093 X 100% = 0.138 =138%


26.391.551

2020 = 1.860.132 X 100% = 0.086 =860%


21.612.841

Artinya :
Analisis Gross Profit Margin dari tahun 2019 sampai dengan
2020 perusahaan mengalami penurunan sebesar 0,138%, hal ini dapat
terlihat pada tahun 2020 mendapatkan presentase sebesar 0.860%
sedangkan pada tahun2020 hanya mendapatkan 0.224%.

2. Net Profit Margin (Margin Laba Bersih)


Net Profit Margin atau Marjin Laba Bersih merupakan rasio
profitabilitas untuk menilai persentase laba bersih yang didapat setelah
dikurangi pajak terhadap pendapatan yang diperoleh dari penjualan. Marjin
Laba Bersih ini disebut juga Profit Margin Ratio (Rasio Marjin Laba).
Rasio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan. Semakin
tinggi Net profit margin semakin baik operasi suatu perusahaan.

Net Profit Margin = Laba Bersih____X 100%


Total Pendapatan

2019 = 2.865.003 X 100 % = 1,08 = 108%


26.391.551

2020 = 16.932 X 100% = 0,78 = 785%


21.612.841

Artinya :
Analisis Net Profit Margin dari tahun 2019 sampai dengan 2020
perusahaan mengalami penurunan sebesar 1,08%, hal ini dapat terlihat
22

di tahun 2019 mendapatkan presentase sebesar 0,78% sedangkan di


tahun 2020 hanya mendapatkan sebesar 1,86%.

3. Ratio Return On Investation


Return on investment merupakan rasio profitabilitas yang dihitung dari
laba bersih setelah dikurangi pajak terhadap total aktiva. Return on
investment berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan secara
keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan terhadap jumlah aktiva secara
keseluruhan yang tersedia pada perusahaan. Semakin tinggi rasio ini berarti
semakin baik kondisi suatu perusahaan.

R0I = Earning After InterestandTax x 100%


Total Aset

2019 =1.842.680 X 100% = 0,20 = 2.01%


91.647.693

2020 =1.815.610 X 100% = 0,163 = 1.63 %


110.989.762

Artinya :
Analisa ROI dari tahun 2019 sampai dengan 2020 mengalami
penurunan artinya perusaahaan dalam keadaan kurang baik di tahun
2019. Dalam hal ini juga dapat diartikan efektifitas dan produktifitas
manajemen dalam mendapatkan laba dari investasinya menurun.

4. Ratio Return On Equity


ROE merupakan perhitungan rasio yang menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dengan menggunakan modal
sendiri dan menghasilkan laba bersih yang tersedia bagi pemilik atau
investor.

ROE= Laba Bersih Setelah Pajak X 100%


Equity
23

2019 = 1.842.680 X100% =0,80 = 8,02%


22.958.609

2020 =1.815.610 X 100% = 0,57 = 5,70%


31.799.462

Artinya :
Analisis ROE dari tahun 2019 sampai dengan 2020 mengalami
penurunan hampir sebesar 2.32%, yang artinya perusahaan pada tahun
2019 mengalami penurunan dalam mengelolah modal yang tersedia
untuk menghasilkan pendapatan.
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Analisis Laporan Keuangan merupakan proses yang penuh pertimbangan


dalamrangka membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi
perusahaan padamasa sekarang dan masa lalu dengan tujuan untuk menentukan
estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja
perusahaan pada masa mendatang.
Rasio Analisis Laporan Keuangan PT. PT.HUTAMA KARYA (PERSERO)
Tahun
Uraian Rata-Rata
2019 2020
Current Ratio 0,31 .30
Quick Ratio 0,26 0,28
Ratio Likuiditas
Cash Ratio 38% 29%
Inventoyto NWC 168% 227%
DtAR 74% 71%
DtER 229% 244%
Ratio Solvabilitas
LTDtER 79% 66%
TIE 24 25
RTO 18 19
ITO 33 38
Ratio Aktivitas
WCTO 1,5 0,69
TATO 16 16
PmoS Bruto 0,29% 0,20%
Ratio PmoSNetto 1,38% 8.60%
Profitabilitas ROI 201% 1,63%
ROE 8,02% 5,70%

24

Anda mungkin juga menyukai