Disusun Oleh:
Muhammad Agus Reviyudin (211010504273)
BAB I
PENDAHULUAN ......................................................................................... 3
BAB II
PEMBASAHANs
BAB III
PENUTUP
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkah, rahmat, serta
bimbingan-Nya. Penulis berhasil menyelesaikan makalah tentang “ANALISIS
LAPORAN KEUANGAN PT. HUTAMA KARYA (PERSERO)”.
Adapun makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Analisis
Laporan Keuangan.
Makalah ini berisikan tentang analisis laporan keuangan perusahaan pada
tahun 2019-2020. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup
kegiatan usaha di bidang industri konstruksi, pengusahaan jalan tol, layanan jasa
peningkatan kemampuan di bidang jasa konstruksi, pengembang properti, real
estate, penyewaaan ruangan dan hotel.
Semoga makalah “Analisis Laporan Keuangan PT. HUTAMA KARYA
(PERSERO) Periode tahun 2019-2022" ini memberikan informasi yang berguna
bagi masyarakat serta bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan
ilmu pengetahuan bagi pembaca.
Terimakasih kepada refrensi dan sumber-sumber informasi yang penulis
peroleh.
Penulis
ii
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
PEMBASAHAN
2.1 Laporan Keuangan
6
7
1. Current Ratio
Current ratio (rasio lancar) adalah rasio yang sangat berguna untuk
mengukur kemampuan suatu perusahaan melunasi kewajiban-kewajiban
jangka pendeknya, dimana bias diketahui sampai seberapa jauh sebenarnya
jumlah aktiva lancer perusahaan bias menjamin utang lancarnya.
Current Assets
CR= Current Liabilities
Artinya:
a. Pada tahun 2019 = jumlah aktiva lancer sebanyak 0,31kali
hutang lancar, atau Rp.1 hutang lancer dijamin oleh Rp.0,31
aktiva lancer.
b. Pada tahun 2020 = Jumlah aktiva lancer sebanyak 0,30 kali
hutang lancar, atau Rp.1 hutang lancer dijamin oleh Rp.0,30
aktiva lancer.
11
2. Quick Ratio
Rasio Cepat atau dalam Bahasa Inggris sering disebut juga dengan
Quick Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan
menggunakan asset yang paling likuid atau aset yang paling mendekati uang
tunai (asset cepat).
Yang termasuk sebagai Aset Cepat (Quick Asset) adalah Aktiva
Lancar atau aset lancar yang dapat dengan cepat dikonversi menjadi uang
tunai dan mendekati nilai bukunya.
Artinya :
a. Pada tahun 2019 = setiap Rp. 1. Hutang lancer dapat dijamin
0,26 kali Rasio Cepat.
b. Pada tahun 2020 = setiap Rp. 1. Hutang lancer dapat dijamin
0,28 kali Ratio Cepat
3. Cash Ratio
Rasio kas (Cash Ratio) atau sering disebut juga dengan Rasio Aset
Tunai (Cash Asset Ratio) adalah rasio yang digunakan untuk
membandingkan total kas (tunai) dan setara kas perusahaan dengan
kewajiban lancarnya.
Rasio Kas ini pada dasarnya adalah penyempurnaan dari rasio cepat
(quick ratio) yang digunakan untuk mengidentifikasikan sejauh mana dana
(kas dan setara kas) yang tersedia untuk melunasi kewajiban lancer atau
hutang jangka pendeknya.
Calon kreditur menggunakan rasio ini sebagai ukuran likuiditas
perusahaan dan seberapa mudahnya perusahaan dapat menutupi kewajiban
hutang jangka pendeknya.
Artinya:
a. Pada tahun 2019 = setiap Rp 1. Hutang lancer dapat dijamin
oleh rasio kas sebesar 38%.
b. Pada tahun 2020 = setiap Rp 1. Hutang lancer dapat dijamin
oleh Rasio kas sebesar 29%.
Artinya
a. Pada tahun 2019 = Setiap Rp.1 Hutang lancar dan Aset lancer
dapat dijamin oleh Rasio Inventory to NNC sebesar 168 %
b. Pada tahun 2020 = Setiap Rp.1 hutang lancar dan Aset lancer
dapat dijamin oleh Rasio Inventory to NNC sebesar 227 %
Artinya
a. Pada tahun 2019 = Bahwa 74% pendanaan aktiva perusahaan
adalah dengan hutang dan 26 % dibiayai oleh modal sendiri atau
modal pemegang saham.
b. Pada tahun 2020 = Bahwa 71% pendanaan aktiva perusahaan
adalah dengan hutang dan 29% dibiayai oleh modal sendiri atau
modal pemegang saham.
15
Artinya
a. Pada tahun 2019 = Bahwa 229% atau 2.29 kali hutang
perusahaan dijamin oleh pemegang saham.
b. Pada tahun 2020 = Bahwa 224% atau 2.24 kali hutang
perusahaan dijamin oleh pemegang saham.
Artinya
a. Pada tahun 2019 = Bahwa 79% hutang jangka panjang dapat
dijamin oleh modal sendiri
b. Pada tahun 2020= Bahwa 66% hutang jangka panjang dapat
dijamin oleh modal sendiri
Maka pada tahun 2019 dibandingkan dengan kondisi perusahaan
pada tahun 2020,perusahaan mengalami penurunan 13%
Hal ini dikarenakan Times Interest Earned Ratio ini merupakan rasio
yang mengukur kemampuan perusahaan untuk melakukan pembayaran
Bunga dan Hutang-hutangnya.
Artinya :
a. Pada tahun 2019 = Bahwa 24,3 atau 24 kali beban bunga
tahunan dapat dijamin oleh laba operasi perusahaan.
Pada tahun 2020 = Bahwa 0.25 atau 25 kali beban bunga
tahunan dapat dijamin oleh laba operasi perusahaan
Maka pada tahun tahun 2020 dibandingkan dengan kondisi
perusahaan pada tahun 2019, perusahaan mengalami kenaikan 1 kali
Artinya:
a. Analisis Receivable Turn Over dari tahun 2019 sampai dengan
2020 perusahaan mengalami peningkatan sebesar 1 kali, hal ini
dapat terlihat pada tahun 2019 mendapatkan presentase sebesar 18
kali sedangkan pada tahun 2020 hanya mendapatkan 19 kali.
ITO = Persedian
Penjualan
Artinya :
Analisis Inventory Turn Over dari tahun 2019 sampai dengan
2020 perusahaan mengalami penurunan sebesar 5 kali, hal ini dapat
terlihat pada tahun 2019 mendapatkan presentase sebesar 33 kali
sedangkan pada tahun 2020 hanya mendapatkan 38 kali.
Artinya:
Analisis Working Capital Turn Over dari tahun 2019 sampai dengan 2020
perusahaan mengalami dalam keadaan yang menurun karena pada tahun 2019 dan
2020 WCTO perusahaan sebanyak 1 kali.
TATO = Penjualan
Aktiva
20
Artinya:
Analisis Total Aset Turn Over dari tahun 2019 sampai dengan 2020
perusahaan mengalami dalam keadaan yang seimbang karena pada tahun 2019
dan 2020 WCTO perusahaan sebanyak 9 kali.
Artinya :
Analisis Gross Profit Margin dari tahun 2019 sampai dengan
2020 perusahaan mengalami penurunan sebesar 0,138%, hal ini dapat
terlihat pada tahun 2020 mendapatkan presentase sebesar 0.860%
sedangkan pada tahun2020 hanya mendapatkan 0.224%.
Artinya :
Analisis Net Profit Margin dari tahun 2019 sampai dengan 2020
perusahaan mengalami penurunan sebesar 1,08%, hal ini dapat terlihat
22
Artinya :
Analisa ROI dari tahun 2019 sampai dengan 2020 mengalami
penurunan artinya perusaahaan dalam keadaan kurang baik di tahun
2019. Dalam hal ini juga dapat diartikan efektifitas dan produktifitas
manajemen dalam mendapatkan laba dari investasinya menurun.
Artinya :
Analisis ROE dari tahun 2019 sampai dengan 2020 mengalami
penurunan hampir sebesar 2.32%, yang artinya perusahaan pada tahun
2019 mengalami penurunan dalam mengelolah modal yang tersedia
untuk menghasilkan pendapatan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
24