DAFTAR ISI...................................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN..........................................................................................1
1.2 Tujuan.............................................................................................3
1.3 Manfaat...........................................................................................3
BAB II
PEMBASAHANs
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan...................................................................................20
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat serta
bimbingan-Nya penulis berhasil menyelesaikan makalah “ tentang “ ANALISIS
LAPORAN KEUANGAN PT.ASTRA ARGO LESTASRI Tbk ”.
Adapun makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Analisis
Laporan Keuangan.Makalah ini berisi kan tentang analisis laporan keuangan
perusahaan pada tahun 2022 Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang
lingkup kegiatan Perusahaan adalah pertanian dan peternakan, perdagangan,
industri pengolahan (agro industri), pengangkutan dan jasa (aktivitas profesional,
ilmiah dan teknis) pada tahun 2019-2020
Semoga makalah “Analisis Laporan Keuangan (PT. ASTRA ARGO
Tbk.) Periode tahun 2019-2022" ini memberikan informasi yang berguna bagi
masyarakat serta bermanfaat untuk pengembangan pengembangan wawasan
wawasan dan peningkatan peningkatan ilmu pengetahuan pengetahuan bagi kita
semua.
Terimakasih kepada refrensi dan sumber-sumber informasi yang kami
peroleh.
Penulis
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Perusahaan
1
No.38 tanggal 15 April 2019 yang telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia
2
3
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
PEMBASAHAN
2.1 Laporan Keuangan
6
7
1. Current Ratio
Current ratio (rasio lancar) adalah rasio yang sangat berguna untuk
mengukur kemampuan suatu perusahaan melunasi kewajiban-kewajiban
jangka pendeknya, dimana bisa diketahui sampai seberapa jauh sebenarnya
jumlah aktiva lancer perusahaan bisa menjamin utang lancarnya.
Current Assets
CR = Current Liabilities
Artinya:
a. Pada tahun 2019 = jumlah ativa lancar sebanyak 2,85 kali
hutang lancar, atau Rp.2 hutang lancar dijamin oleh Rp. 2,85
aktiva lancer.
b. Pada tahun 2020 = = Jumlah aktiva lancar sebanyak 2,40 kali
hutang lancar, atau Rp. 1 hutang lancar dijamin oleh Rp.0,45
aktiva lancer
2. Quick Ratio
Rasio Cepat atau dalam bahasa Inggris sering disebut juga dengan
Quick Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan
menggunakan asset yang paling likuid atau aset yang paling mendekati
mendekati uang tunai (aset cepat).
Yang termasuk sebagai Aset Cepat (Quick Asset) adalah Aktiva
Lancar atau aset lancar yang dapat dengan cepat dikonversi menjadi uang
tunai dan mendekati nilai bukunya.
Artinya :
a. Pada tahun 2019 = setiap Rp 1. hutang lancar dapat dijamin 1,6
kali Rasio Cepat.
b. Pada tahun 2020 = setiap Rp 1. hutang lancar dapat dijamin 1,4
kali Ratio Cepat
Maka pada tahun 2020 dibandingkan dengan kondisi perusahaan
pada tahun 2019 perusahaan mengalami penurunan 0.2kali
3. Cash Ratio
Rasio kas (Cash Ratio) atau sering disebut juga dengan Rasio Aset
Tunai (Cash Asset Ratio) adalah rasio yang digunakan untuk
membandingkan total kas (tunai) dan setara kas perusahaan dengan
kewajiban lancarnya.
10
Rasio Kas ini pada dasarnya adalah penyempurnaan dari rasio cepat
(quick ratio) yang digunakan untuk mengidentifikasikan sejauh mana dana
(kas dan setara kas) yang tersedia untuk melunasi kewajiban lancar atau
hutang jangka pendeknya.
Calon kreditur menggunakan rasio ini sebagai ukuran likuiditas
perusahaan likuiditas perusahaan dan seberapa mudahnya perusahaan dapat
menutupi kewajiban hutang jangka pendeknya.
Artinya:
a. Pada tahun 2019 = setiap Rp 1. Hutang lancar dapat dijamin
oleh rasio kas sebesar 24%.
b. Pada tahun 2020 = setiap Rp 1. Hutang lancar dapat dijamin
oleh Rasio kas sebesar 58%.
Maka pada tahun 2020 dibandingkan dengan kondisi perusahaan
pada tahun 2019, mengalami penurunan 0,34 %.
rendah rasio, maka semakin tinggi likuiditas sebuah tinggi likuiditas sebuah
perusahaan.
Artinya
a. Pada tahun 2019 = Setiap Rp.1 Hutang lancar dan Aset lancar
dapat dijamin oleh Rasio Inventory to NNC sebesar 178,4%
b. Pada tahun 2020 = Setiap Rp.1 hutang lancar dan Aset lancar
dapat dijamin oleh Rasio Inventory to NNC sebesar 355.0%
Maka pada tahun 2020 dibandingkan dengan kondisi perusahaan
pada tahun 2019, perusahaan mengalami Penurunan 176.6 %.
2.3.2 Ratio Solvabilitas
Ratio solvabilitas adalah rasio yang menunjukan besarnya aktiva sebuah
perusahaan yang didanai dengan utang.
Artinya, seberapa seberapa besar beban utang yang ditanggung oleh
perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Rasio ini merupakan ukuran yang
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya.
Baik kewajiban jangka pendek maupu panjang jika perusahaan dibubarkan
panjang jika perusahaan dibubarkan, atau dilikuida.
Artinya
a. Pada tahun 2019 = Bahwa 178% pendanaan aktiva perusahaan
adalah dengan hutang dan 22% dibiayai oleh modal sendiri atau
modal pemegang saham.
b. Pada tahun 2020 = Bahwa 165% pendanaan aktiva perusahaan
adalah dengan hutang dan 35% dibiayai oleh modal sendiri atau
modal pemegang saham.
Maka pada tahun 2019 dibandingkan dengan kondisi perusahaan
pada tahun 2020, perusahaan mengalami kenaikan 13% pendanaan
aktiva perusahaan
Rasio ini sering digunakan para analis dan para investor untuk
melihat seberapa besar hutang perusahaan jika dibandingkan ekuitas yang
dimiliki oleh perusahaan atau para pemegang saham.
Semakin tinggi angka DER maka DER maka diasumsika perusahaan
memiliki resiko yang semakin tinggi terhadap likuiditas perusahaannya.
Artinya
a. Pada tahun 2019 = Bahwa 421% atau 42.1 kali hutang
perusahaan dijamin oleh pemegang saham.
b. Pada tahun 2020 = Bahwa 519% atau 51.9 kali hutang
perusahaan dijamin oleh pemegang saham.
Maka pada tahun tahun 2020 dibandingkan dengan kondisi
perusahaan pada tahun 2019, perusahaan mengalami penurunan 0.098
atau 9.8% hutang yang dijamin oleh pemegang saham.
Artinya
a. Pada tahun 2019 = Bahwa 33% hutang jangka panjang dapat
dijamin oleh dapat dijamin oleh modal sendiri
b. Pada tahun 2020 = Bahwa 38% hutang jangka panjang dapat
dijamin oleh modal sendiri
Maka pada tahun 2019 dibandingkan dengan kondisi perusahaan
pada tahun 2020, perusahaan mengalami penurunan 0.5%
Artinya :
a. Pada tahun 2019 = Bahwa 2,2 atau 2 kali beban bunga tahunan
dapat dijamin oleh laba operasi perusahaan.
b. Pada tahun 2020 = Bahwa 2.7 atau 3 kali beban bunga tahunan
dapat dijamin oleh laba operasi perusahaan
Maka pada tahun tahun 2020 dibandingkan dengan kondisi
perusahaan pada tahun 2019, perusahaan mengalami kenaikan 1 kali
Artinya:
a. Analisis Receivable Turn Over dari tahun 2019 sampai dengan
2020 perusahaan mengalami peningkatan sebesar 1 kali, hal ini
dapat terlihat pada tahun 2019 mendapatkan presentase sebesar 11
kali sedangkan pada tahun 2020 hanya mendapatkan 12 kali.
ITO = Persedian
Penjualan
Artinya:
Analisis Working Capital Turn Over dari tahun 2019 sampai dengan 2020
perusahaan mengalami dalam keadaan yang menurun karena pada tahun 2019 dan
2020 WCTO perusahaan sebanyak 1 kali.
TATO = Penjualan
Aktiva
Artinya:
Analisis Total Aset Turn Over dari tahun 2019 sampai dengan 2020
perusahaan mengalami dalam keadaan yang seimbang karena pada tahun 2019
dan 2020 WCTO perusahaan sebanyak 16 kali
18
Artinya :
Analisis Gross Profit Margin dari tahun 2019 sampai dengan
2020 perusahaan mengalami penurunan sebesar 18.52%, hal ini dapat
terlihat pada tahun 2020 mendapatkan presentase sebesar 0,78%
sedangkan pada tahun 2020 hanya mendapatkan 19,3%.
19
Artinya :
Analisis Net Profit Margin dari tahun 2019 sampai dengan 2020
perusahaan mengalami penurunan sebesar 7,02%, hal ini dapat terlihat
di tahun 2019 mendapatkan presentase sebesar 0.94% sedangkan di
tahun 2020 hanya mendapatkan sebesar 7,96%.
Artinya :
Analisa ROI dari tahun 2019 sampai dengan 2020 mengalami
penurunan artinya perusaahaan dalam keadaan kurang baik di tahun
2019. Dalam hal ini juga dapat diartikan efektifitas dan produktifitas
manajemen dalam mendapatkan laba dari investasinya menurun.
Artinya :
Analisis ROE dari tahun 2019 sampai dengan 2020 mengalami
penurunan hampir sebesar 0.758%, yang artinya perusahaan pada
tahun 2019 mengalami penurunan dalam mengelolah modal yang
tersedia untuk menghasilkan pendapatan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
21