Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

TATA KELOLA PERUSAHAAN

PERLINDUNGAN TERHADAP HAK PEMEGANG SAHAM


Dosen Pengampu : Dra. Susilatri, MM., Ak.

Disusun Oleh :

Kelompok 7

Yuni Aianita (2202113597)

Intan Selvianingsih (2202112134)

Divanka Aulia (2202110681)

Putri Muharani (2202110921)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS RIAU
2023

2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa sebab berkat
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Perlindungan
Terhadap Hak Pemegang Saham“ dengan tepat waktu.. Makalah ini dibuat
untuk memenuhi tugas mata kuliah Tata Kelola Perusahaan.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Susilatri, MM., Ak. selaku
dosen mata kuliah Tata Kelola Perusahaan. Kami menyadari bahwa makalah ini
sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu masukan berupa kritikan dan
saran sangat kami harapkan demi penyempurnaan makalah ini. Kami berharap
semoga makalah ini bermanfaat dan menambah wawasan para pembaca.

Pekanbaru, 15 September 2023

Kelom
pok 7

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB 1......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan Makalah.........................................................................................2
BAB 2......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
2.1 Hak-Hak Dasar Pemegang Saham............................................................3
2.2 Keputusan material yang memerlukan persetujuan dalam RUPS..................6
2.3 Penyelenggara RUPS................................................................................7
2.4 Pengungkapan Struktur Kepemilikan, termasuk Kepemilikan Piramid,
Cash-flow Right, Control Right dan Hubungannya dengan Insentif untuk
Ekspropriasi..........................................................................................................7
2.5 Pasar Pengendalian Perusahaan Berjalan dengan Efisien dan Transparan
8
2.6 Fasilitasi Dilaksanakannya Hak-hak Semua Pemegang Saham, termasuk
Investor Institusi...................................................................................................9
2.7 Para Pemegang Saham untuk Saling Berkonsultasi terkait dengan
Pelaksanaan Hak-haknya......................................................................................9
2.8 Peran Akuntan Profesional dalam Memfasilitasi Pelaksanaan Hak
Pemegang Saham...............................................................................................10
2.9 Pelaksanaan Prinsip Perlindungan terhadap Hak-hak Pemegang Saham
di Indonesia Menurut Hasil Penilaian Bank Dunia dan IICD-ASEAN CG
Scorecard............................................................................................................10
2.10 Hasil Penilaian oleh IICD-ASEAN CG Scorecard.................................12
2.11 Menggunakan ASEAN CG Scorecard untuk menilai praktik
perlindungan terhadap hak- hak pemegang saham perusahaan terbuka.............12
BAB 3....................................................................................................................14
PENUTUP..............................................................................................................14
3.1 Kesimpulan..............................................................................................14
3.2 Saran........................................................................................................14

ii
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemegang saham adalah penyedia modal bagi perusahaan. Tujuan utama dari
perusahaan adalah memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham (dengan tetap

memperhatikan kepentingan pemangku kepentingan), sehingga peranan dari tata


kelola perusahaan adalah memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham dan
untuk
menyelaraskan kepentingan manajemen dengan pemegang saham. Prinsip hak-
hak dasar pemegang saham diperlukan untuk mencegah terjadinya konflik antara
pemegang saham dengan manajemen yang berdampak negatif terhadap kinerja
perusahaan. Oleh karena itu, kerangka tata kelola perusahaan harus memastikan
hak pemegang saham dilindungi dan juga memfasilitasi pemegang saham untuk
melaksanakan hak-hak tersebut.

Oleh karena itu, kami selaku penulis ingin mengangkat suatu topik yang
berjudul
“PERLINDUNGAN TERHADAP HAK PEMEGANG SAHAM” untuk
menjadi inti pembahasan dalam makalah ini. Selaku penulis, kami berusaha
semaksimal mungkin untuk menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya agar
dapat dipahami masyarakat khususnya mahasiswa dan pelajar lainnya dan agar
dapat diterapkan beberapa hal penting yang diusulkan akan mempengaruhi
kepentingan individu maupun organisasi dalam berperilaku, bertindak maupun
membuat keputusan.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan penjelasan materi yang telah dibuat, adapun
rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu :

1. Apa saja hak-hak dasar pemegang saham yang bisa digunakan untuk
mencegah terjadinya konflik antara pemegang saham?
2. Bagaimana pelaksanaan prinsip terhadap hak-hak pemegang saham di
Indonesia?
3. Apa saja peran akuntan professional dalam menfasilitasi pelaksanaan hak
pemegang saham?

1.3 Tujuan Makalah


Adapun tujuan penelitian dalam makalah ini yaitu :

1. Untuk mengetahui apa saja hak-hak dasar pemegang saham yang bisa
digunakan untuk mencegah terjadinya konflik antara pemegang saham.
2. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan prinsip terhadap hak-hak
pemegang saham di Indonesia.
3. Untuk mengetahui peran akuntan professional dalam menfasilitasi
pelaksanaan hak pemegang saham

2
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Hak-Hak Dasar Pemegang Saham


Menurut OECD (2004), beberapa hak dasar pemegang saham harus termasuk
hak untuk :

1. Metode yang aman untuk registrasi kepemilikan.


Dalam UU Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007 (UU PT) disebutkan
bahwa direksi perusahaan wajib mengadakan dan menyimpan daftar
pemegang saham.
2. Transfer saham.
Dalam UU Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, disebutkan pemblokiran
rekening Efek hanya dapat dilakukan oleh Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian atas perintah tertulis dari Bapepam atau berdasarkan permintaan
tertulis dari Kepala Kepolisian Daerah, Kepala Kejaksaan Tinggi, atau Ketua
Pengadilan Tinggi untuk kepentingan peradilan dalam perkara perdata atau
pidana.
3. Mendapatkan informasi yang relevan dan material mengenal perusahaan tepat
waktu dan secara reguler.
Terdapat beberapa peraturan Bapepam-LK yang mengharuskan perusahaan
memberikan informasi material kepada pemegang saham, seperti peraturan
X.K.6 yang mengharuskan perusahaan untuk menyediakan laporan tahunan
kepada pemegang saham pada saat RUPS. Peraturan Bapepam-LK IX.1.1,
mengharuskan perusahaan mengumumkan kepada publik hasil RUPS dalam
waktu dua hari setelah RUPS dalam dua surat kabar Indonesia (salah satunya
harus terdistribusi nasional).
4. Berpartisipasi dan memberikan suara di KUPS.
Pasal 52 UU PT' menyebutkan pemegang saham berhak menghadiri dan
mengeluarkan suara dalam RUPS

3
5. Memilih dan mengganti anggota dewan.
Pasal 94 dan 111 UU PT menyebutkan bahwa pemegang saham
mempunyai hak untuk melakukan pengangkutan, penggantian, dan
pemberhentian anggota Direksi dan Dewan Komisaris.
6. Memperoleh bagian atas laba perusahaan.
Pasal 52 UU PT juga menyebutkan pemegang saham berhak menerima
pembayaran dividen dan sisa kekayaan hasil likuidasi.

Pemegang saham juga mempunyai hak untuk berpartisipasi dan mendapat


informasi yang memadai terkait keputusan mengenai perubahan mendasar yang
terjadi di perusahaan, seperti:
1. Amandemen statuta atau akte pendirian perusahaan
2. Olorisasi tambahan saham
3. Transaksi luar biasa/material, termasuk diantaranya pengalihan hampir semua
atau semua aset perusahaan.

Pedoman GCG yang dikeluarkan KNKG (2006) juga menyebutkan hak-hak


dasar pemegang saham tersebut, yaitu:

a. Hak untuk menghadiri, menyampaikan pendapat, dan memberikan suara


dalam RUPS.
b. Hak untuk memperoleh informasi mengenai perusahaan secara tepat waktu,
benar dan teratur, kecuali hal hal yang bersifat rahasia.
c. Hak untuk menerima bagian dari keuntungan perusahaan yang diperuntukkan
bagi pemegang saham dalam bentuk dividen dan pembagian keuntungan
lainnya.
d. Hak untuk memperoleh penjelasan lengkap dan informasi yang akurat
mengenai prosedur yang harus dipenuhi berkenaan dengan penyelenggaraan
RUPS.
e. Dalam hal terdapat lebih dari satu jenis dan klasifikasi saham dalam
perusahaan, maka:

4
(i) setiap pemegang saham berhak mengeluarkan suara sesuai dengan jenis,
klasifikasi dan jumlah saham yang dimiliki.
(ii) setiap pemegang saham berhak untuk diperlakukan setara berdasarkan
jenis dan klasifikasi saham yang dimilikinya.

Hak-hak lain yang disebutkan dalam UU PT antara lain:

a. Pemegang saham dengan hak suara minimal 10% dapat mengajukan gugatan
terhadap Perseroan ke pengadilan negeri apabila dirugikan karena tindakan
Perseroan yang dianggap tidak adil dan tanpa alasan wajar sebagai akibat
keputusan RUPS, Direksi, dan/atau Dewan Komisaris.
b. Pemegang saham dengan hak suara minimal 10% juga dapat mengajukan
permintaan ke pengadilan untuk melakukan inspeksi atas perusahaan jika
meyakini bahwa perusahaan atau anggota dewan melakukan tindakan ilegal
yang mengakibatkan dampak buruk ke pemegang saham atau pihak ketiga.
c. Pemegang saham juga dapat meminta kepada Perseroan agar sahamnya dibeli
dengan harga yang wajar apabila yang bersangkutan tidak menyetujui tindakan
Perseroan yang merugikan pemegang saham atau Perseroan, berupa perubahan
anggaran dasar; pengalihan atau penjaminan kekayaan Perseroan yang
mempunyai nilai lebih dari 50% (lima puluh persen) kekayaan bersih
Perseroan; atau Penggabungan, Peleburan. Pengambilalihan, atau Pemisahan.
d. Pemegang saham dengan hak suara minimal 10% juga dapat meminta
dilakukan RUPS.
e. Dalam forum RUPS, pemegang saham berhak memperoleh keterangan yang
berkaitan dengan Perseroan dari Direksi dan/atau Dewan Komisaris, sepanjang
berhubungan dengan mata acara rapat dan tidak bertentangan dengan
kepentingan Perseroan.
f. Melalui RUPS, pemegang saham mempunyai hak untuk melakukan
pengangkatan, penggantian, dan pemberhentian anggota Direksi dan Dewan
Komisaris.

5
Selain hak-hak tersebut di atas, berdasarkan peraturan Bapepam-LK (IX.D.1),
pemegang saham perusahaan publik juga mempunyai hak memesan efek terlebih
dahulu, yaitu hak yang memungkinkan pemegang saham yang ada untuk
membeli efek baru, sebelum ditawarkan ke pihak lain.

2.2 Keputusan material yang memerlukan persetujuan dalam RUPS


Tanggung jawab untuk strategi dan operasi perusahaan berada di tangan
dewan dan manajemen. Namun terdapat beberapa keputusan yang membutuhkan
persrtujuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham.Bapepam-LK mengeluarkan
aturan mengenai transaksi material dan transaksi yang mengandung benturan
kepentingan. Transaksi material adalah transaksi dengan nilai sama dengan atau
lebih besar dari 20% ekuitas perusahaan.

1. Untuk transaksi dengan nilai antara 20% hingga 50% ekuitas, perusahaan
wajib mengumumkan ke publik rincian transaksi tersebut paling lambat 2
hari setelah perjanjian transaksi ditandatangani.
2. Informasi yang diungkapkan antara lain adalah ringkasan laporan penilai
yang meliputi diantaranya pendapat mengenai kewajaran transaksi.
3. Transaksi dengan nilai lebih besar dari 50% ekuitas perusahaan harus
mendapat persertujuan dari RUPS dan diumumkan ke publik sebagaimana
halnya transaksi dengan nilai lebih kecil dari 50%.
4. Transaksi yang mengandung benturan kepentingan harus mendapat
persetujuan dari pemegang saham independen.

Dalam peraturan Bapepam-LK selain diatur mengenai transaksi benturan


kepentingan juga diatur mengenai transaksi afiliasi (transaksi pihak berelasi).

a. Transaksi afiliasi harus dilaporkan ke Bapepam-LK dan dilaporkan ke publik


paling lambat dua hari setelah terjadinya transaksi.
b. Transaksi benturan kepentingan harus terlebih dahulu mendapat persetujuan
pemegang saham independen atau wakil mereka dalam RUPS.

6
2.3 Penyelenggara RUPS
Pemegang saham mempunyai kesempatan untuk berpartisipasi dalam RUPS
dan mendapatkan informasi yang cukup mengenai aturan RUPS termasuk
mekanisme pengambilan suara yaitu:

1. Pemegang saham harus diberikan informasi yang cukup dan tepat waktu
mengenai tanggal, lokasi, dan agenda RUPS, dan juga informasi lengkap dan
tepat waktu mengenai isu yang akan diambil dalam RUPS.
2. Pemegang saham mempunyai kesempatan untuk mengajukan pertanyaan ke
dewan, termasuk pertanyaan mengenai audit eksternal tahunan, memasukkan
agenda dalam RUPS, dan mengajukan resolusi, dengan batasan tertentu.

2.4 Pengungkapan Struktur Kepemilikan, termasuk Kepemilikan Piramid,


Cash-flow Right, Control Right dan Hubungannya dengan Insentif untuk
Ekspropriasi

Menurut OECD (2004), apabila terdapat struktur modal maupun perjanjian


terkait modal saham yang memungkinkan pemegang saham tertentu untuk
mendapatkan tingkat pengendalian yang tidak proporsional dengan kepemilikan
sahamnya, maka hal tersebut perlu diungkapkan.
Adanya struktur piramida, cross shareholdings (UU PT melarang cross
holding), serta saham dengan hak suara terbatas atau hak suara yang berbeda
dapat mengurangi kemampuan pemegang saham minoritas untuk mempengaruhi
kebijakan perusahaan.
Adanya perjanjian pemegang saham juga dapat menyebabkan kelompok
pemegang saham tertentu, yang masing-masing individu hanya memiliki sebagian
kecil saham perusahaan, dapat bertindak sebagai pemegang saham mayoritas atau
pemegang saham dengan suara terbesar.
Control right (voting right) atau hak kendali/hak suara adalah kemampuan
untuk menggunakan hak suara dalam RUPS. Prinsip yang umum adalah one share
one vote. Sedangkan cash flow rights adalah hak atas pembayaran kas atau
dividen

7
Jika pemegang saham pengendali memiliki perusahaan melalui struktur
piramida atau cross-shareholding, maka dimungkinkan control rights dari
pemegang saham tersebut lebih besar dibandingkan cash flow rights-nya..
Claessens et al. (2002) melakukan studi di sembilan negara Asia Timur
(termasuk Indonesia) dan menemukan pada negara-negara tersebut control rights
umumnya lebih besar dari cash flow rights melalui struktur piramida dan cross-
shareholding. Hal ini menimbulkan insentif untuk melakukan ekspropriasi atas
pemegang saham minoritas.

2.5 Pasar Pengendalian Perusahaan Berjalan dengan Efisien dan Transparan

Menurut OECD (2004), aturan dan prosedur yang mengatur mengenai akuisisi
pengendalian perusahaan dan transaksi luar biasa (seperti merger, penjualan aset
perusahaan secara signifikan) harus diatur spesifik dan diungkapkan sehingga
investor memahami hak dan kewajibannya. Transaksi tersebut harus terjadi pada
harga yang transparan dan dalam kondisi yang wajar sehingga hak-hak
pemegang saham tetap terlindungi.

Pasar pengendalian adalah salah satu mekanisme tata kelola perusahaan, yaitu
pasar bertindak sebagai salah satu alat untuk mendisiplinkan manajemen.
Manajemen dapat diberhentikan jika pengakuisisi meyakini hal tersebut dapat
membuat perusahaan beroperasi lebih efisien. Namun, juga perlu dipastikan
bahwa pada saat terjadi pengambilalihan tersebut, hak-hak pemegang saham
tetap terlindungi.

Anti-take-over devices adalah alat yang digunakan dewan untuk menghindari


terjadinya pengambilalihan yang tidak diinginkan. Anti-take-over devices harus
mendapat persetujuan pemegang saham. Pemegang saham dapat menggunakan
alat tersebut untuk menghindari terjadinya pengambilalihan dan penggantian
manajemen jika menurut pemegang saham hal tersebut adalah yang terbaik bagi
perusahaan dan pemegang saham. Namun, penggunaan anti-take-over devices

8
yang berlebihan akan menyebabkan fungsi pasar pengendalian menjadi tidak
berjalan, sehingga tidak dapat mendisplinkan manajemen. Penggunaan secara
berlebihan tersebut pada akhirnya dapat merugikan pemegang saham.

2.6 Fasilitasi Dilaksanakannya Hak-hak Semua Pemegang Saham, termasuk


Investor Institusi
Berdasarkan OECD (2004), pemegang saham, termasuk investor institusi,
harus dapat menggunakan hak-haknya. Investor institusi yang bertindak dalam
kapasitasnya sebagai fidusia harus mengungkapkan kebijakan tata kelola
perusahaan dan voting policies terkait investasi yang dilakukannya.

Penting dilakukan pengungkapan mengenai bagaimana investor institusi


melaksanakan hak-hak kepemilikannya. Kegagalan investor institusi
melaksanakan hak-hak kepemilikan dapat berakibat kerugian pada investor.
Investor institusi yang bertindak dalam kapasitasnya sebagai fidusia harus
mengungkapkan bagaimana mereka mengelola konflik kepentingan yang timbul
dari pelaksanaan hak-hak kepemilikan terkait investasinya. Konflik tersebut
dapat timbul dari hubungan bisnis yang material, seperti perjanjian untuk
mengelola dana portofolio perusahaan.

2.7 Para Pemegang Saham untuk Saling Berkonsultasi terkait dengan


Pelaksanaan Hak-haknya
Pemegang saham, termasuk pemegang saham institusional, dapat
berkomunikasi satu sama lain terkait hak-hak pemegang saham. Dalam
perusahaan dengan kepemilikan tersebar, individu pemegang saham mungkin
hanya memiliki sedikit kepemilikan di perusahaan sehingga kurang mempunyai
insentif untuk melakukan monitoring. Bagi investor institusional hal ini juga
dapat terjadi jika investor institusional hanya memiliki kepemilikan kecil. Oleh
karena itu, pemegang saham individu dan institusional dapat bekerjasama dan
berkoordinasi untuk menominasi dan memilih anggota dewan, memasukkan

9
agenda dalam RUPS, dan melakukan diskusi langsung dengan perusahaan untuk
meningkatkan tata kelola perusahaan.

2.8 Peran Akuntan Profesional dalam Memfasilitasi Pelaksanaan Hak


Pemegang Saham

. Berikut adalah beberapa peran akuntan profesional terkait prinsip hak-hak


pemegang saham:

1. Akuntan manajemen berperan dalam menyiapkan laporan keuangan


perusahaan. Dalam laporan keuangan tersebut terdapat berbagai informasi
yang berguna bagi penggunanya. Informasi tersebut perlu disampaikan
secara transparan, akurat dan tepat waktu ke pemegang saham.
Akuntan publik berperan melakukan verifikasi atas informasi dalam laporan
keuangan dan memberikan pendapat mengenai kewajaran dari laporan
keuangan.
2. Akuntan manajemen dan internal audit berperan dalam merancang dan
mengimplementasikan sistem informasi dan pengendalian yang mendorong
keterbukaan terhadap pemegang saham, terkait dengan
pelaksanaan prinsip-prinsip perlindungan terhadap pemegang saham.

2.9 Pelaksanaan Prinsip Perlindungan terhadap Hak-hak Pemegang Saham di


Indonesia Menurut Hasil Penilaian Bank Dunia dan IICD-ASEAN CG
Scorecard
Berdasarkan hasil penilaian Bank Dunia (2010), Sudah terdapat berbagai
peraturan yang mengatur mengenai hak-hak dasar pemegang saham di Indonesia.
Transaksi yang mengandung benturan kepentingan harus mendapat persetujuan
dari pemegang saham independen. Namun masih terdapat beberapa hambatan.
Seperti, pemegang saham minoritas kurang mempunyai pengaruh dalam
pemilihan anggota dewan, Pemegang saham juga mempunyai hak yang lemah
untuk mengajukan agenda RUPS atau mengajukan pertanyaan dalam RUPS.

10
Reformasi yang perlu dilakukan terkait dengan prinsip-prinsip hak pemegang
saham:

1. Aturan yang lebih baik terkait pengungkapan kepemilikan dan


pengungkapan non keuangan lainnya.
2. Mengharuskan hak-hak utama pemegang saham dimasukan ke dalam akte
pendirian perusahaan.
3. Mengamandemen UU PT agar lebih melindungi kepentingan pemegang
saham. Beberapa hal yang perlu diamandemen antara lain:
a. Mengurangi ambang batas atau tindakan pemegang saham dari 10%
menjadi 5% karena adanya kepemilikan terkonsentrasi.
b. Memberikan pemegang saham hak eksplisit untuk mengakses
informasi tertentu.
c. Mengharuskan perubahan atas hak suara dari tipe saham tertentu
harus disetujui super majority dari saham yang terpengaruh jika
terdapat lebih dari satu tipe saham.
d. Mengatur peranan dewan dalam merekomendasikan dividen pada
saat RUPS dan mangatur batasan waktu kapan dividen harus dibayar.
e. Memberikan dewan komisaris secara eksplisit kekuasaan untuk
menyetujui transaksi material dan mengelola konflik kepentingan. f.
f. Memberikan pemegang saham minoritas hak yang lebih besar dari
pemilihan dewan.
4. Proses pada pengadilan di Indonesia memerlukan prosedur dan waktu
yang lebih lama dan juga biaya yang lebih besar dibandingkan negara-
negara OECD dan juga negaranegara Asia Timur.

11
2.10 Hasil Penilaian oleh IICD-ASEAN CG Scorecard

Nilai rata-rata untuk kategori ini paling rendah dibandingkan nilai rata-rata
kategori lain: pada tahun 2012 adalah 33,1 dan tahun 2013 adalah 41,5.
Penyebab:

a. Bukan perusahaan publik di Indonesia tidak mempublikasikan notulensi


RUPS, yang memberikan informasi berguna bagi investor untuk
mengevaluasi proses dan substansi dari RUPS tersebut.
b. Panggilan RUPS tidak dilakukan paling lambat 21 hari sebelum tanggal
RUPS dan sebagian besar perusahaan publik mengumumkan hasil RUPS
lebih 1 hari setelah tanggal RUPS.
Salah satu keunggulan di Indonesia dalam kategori ini adalah UU PT
mengharuskan remunerasi anggota dewan untuk disahkan oleh pemegang saham
dalam RUPS. Perubahan fundamental dalam perusahaan juga harus mendapat
persetujuan dari pemegang saham.

2.11 Menggunakan ASEAN CG Scorecard untuk menilai praktik perlindungan


terhadap hak- hak pemegang saham perusahaan terbuka

Berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan penilaian


praktik perlindungan terhadap hak-hak pemegang saham di perusahaan terbuka
dengan menggunakan ASEAN CG scorecard:

1. Hak-hak dasar pemegang saham: apakah perusahaan membayar deviden


(interim dan final/tahunan) dengan adil dan tepat waktu.
2. Hak pemegang saham untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan
terkait perubahan fundamental perusahaan, seperti amandemen anggaran
dasar perusahaan otorisasi saham tambahan, dll.
3. Hak untuk berpartisipasi secara efektif dalam dan pengambilan suara dalam
RUPS dan diinformasikan mengenai aturan termasuk prosedur pengambilan
suara yang mengatur berjalannya RUPS.

12
a. Pengambilan suara dilaksanakan dengan polling (tertutup) dan bukan
dengan angkat tangan.
b. Pengambilan suara dapat dilakukan in absebtia (tanpa kehadiran fisik).
c. Pihak independen ditunjuk untuk menghitung dan memvalidasi hasil
perhitungan suara.
d. Pihak independen ditunjuk untuk menghitung dan memvalidasi hasil
perhitungan suara
4. Transparansi panggilan dan penyelenggaraan RUPS :
a. Perusahaan memberikan alasan dan penjelasan terhadap item agenda
RUPS.
b. Risalah RUPS dipublikasi.
c. Panggilan RUPS dilaksanakan paling lambat 21 hari sebelum tanggal
RUPS.
d. Terdapat penilai independen yang menilai kewajaran transaksi merger,
akuisisi, pengambilalihan.
e. Perusahaan memfasilitasi dilaksanakannya hak kepemilikan oleh semua
pemegang saham termasuk investor institusi
Dalam ASEAN CG scorecard juga diberikan penilaian tambahan (bonus) dan
pengurangan (penalti) untuk beberapa hal, yaitu:
1. Bonus jika perusahaan memperbolehkan penggunaan secure electronic voting
in absentia dalam RUPS
2. Penalti jika:
a. Perusahaan tidak memberikan perlakuan yang sama untuk pembelian
saham kembali untuk semua pemegang sahamnya.
b. Perusahaan menghalangi upaya komunikasi antara pemegang saham.
c. Terdapat tambahan item agenda yang tidak diumumkan sebelumnya.
d. Tidak ada pengungkapan keberadaan perjanjian pemegang saham, voting
cap dan multiple voting rights serta keberadaan struktur kepemilikan
pyramid.

13
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Hak pemegang saham merupakan hal yang penting dalam pengambilan
keputusan dalam suatu perusahaan. Pemegang saham memiliki hak untuk
memilih dan menentukan arah perusahaan melalui rapat umum pemegang saham
(RUPS). Selain itu, pemegang saham juga memiliki hak untuk melakukan upaya
hukum dalam rangka mempertahankan hak-haknya sebagai pemegang saham.

Namun perlu diingat bahwa hak pemegang saham juga harus memperhatikan
kepentingan perusahaan secara keseluruhan, bukan hanya kepentingan individu
atau kelompok tertentu.

3.2 Saran
Dalam menjalankan haknya sebagai pemegang saham, perlu diingat bahwa
keputusan yang diambil harus memperhatikan kepentingan perusahaan secara
keseluruhan. Selain itu, pemegang saham juga perlu memperhatikan hak-hak
pemegang saham minoritas agar keputusan yang diambil tidak merugikan pihak-
pihak yang terlibat. Dalam hal ini, perusahaan perlu memperhatikan prinsip
Good Corporate Governance (GCG) agar hubungan dengan pemegang saham
dan pihak terkait lainnya dapat berjalan dengan baik.

14
DAFTAR PUSTAKA

Ikatan Akuntan Indonesia. (2015). Modul Chartered Accountant: Etika Profesi dan
Tata Kelola Korporat. Jakarta: IAI. Diakses dari :
http://iaiglobal.or.id/v03/files/modul/eptkk/files/basic-html/page105.html

15

Anda mungkin juga menyukai