Anda di halaman 1dari 37

PROSEDUR PENGADAAN ASET TETAP PADA

SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT


ACEH

LAPORAN KERJA PRAKTIK

OLEH :
IBADIS SYUKRA
1801003010021
PROGRAM STUDI DIII AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2023
RINGKASAN

Syukra, Ibadis. 2023. Prosedur pengadaan aset tetap pada Sekretariat DPR Aceh.
Program Studi: DIII Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah
Kuala Banda Aceh. Pembimbing: Gamal Batara, S.E., M.Ak.
Sekretariat DPR Aceh adalah badan legislatif yang mempunyai wewenang
dalam merancang undang-undang, menyusun program legislasi nasional dan
lainnya. Pengadaan aset juga dilakukan oleh Sekretariat DPR Aceh untuk
mendapatkan barang dan jasa yang dibutuhkan.
Tujuan dari laporan ini untuk mengetahui prosedur pengadaan aset tetap pada
Sekretariat DPR Aceh. Metode laporandilakukan dengan cara pengumpulan data
dan wawancara. Hasil laporan menunjukkan bahwa Sekretariat DPR Aceh sesuai
dengan Peraturan Presiden No.54 Tahun 2010 karena sesuai dengan peraturan
yang ada dan sudah melakukan prakualifikasi dalam pemilihan penyedia barang
atau jasa.

i
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, pertolongan dan petunjuk-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Kerja Praktik (LKP) dengan Judul “Prosedur pengadaan aset tetap
pada Sekretariat DPR Aceh”. Tugas akhir ini disusun guna untuk memenuhi
persyaratan akademis untuk menyelesaikan studi pada Fakultas Ekonomi dan
Bisnis universitas Syiah Kuala. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan
Kerja Praktik ini, masih banyak kelemahan dan kekurangan yang disebabkan oleh
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Untuk itu dengan kerendahan
hati penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada:
1. Kepada orang tua yang penulis sayangi yang telah membesarkan dan mendidik
dengan penuh kasih sayang. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan
kepada saudara penulis yang telah memberikan dukungan kepada penulis
dalam rangka menyelesaikan Laporan kerja Praktik pada studi Diploma III
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala.
2. Kepada Bapak Prof. Dr. Faisal, S.E., M.Si., M.A., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.
3. Kepada Ibu Dr. Ratna Mulyany, BACC., MSACC, selaku Ketua Prodi Jurusan
DIII Akuntansi Fakultas ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala Banda
Aceh.
4. Kepada Bapak Gamal Batara, S.E., M.Ak, sebagai dosen pembimbing yang
telah membimbing penulis untuk menyelesaikan Laporan Kerja Praktik ini.
5. Kepada seluruh Dosen Pengajar pada Program DIII Akuntansi yang telah
membrikan banyak ilmu pengetahuan selama masa Pendidikan.
6. Kepada seluruh staf prodi DIII Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Syiah Kuala Banda aceh.
7. Kepada Bapak Zulfauzi, S.sos., MA, selaku Kepala Subbagian Keuangan dan
Pelaporan pada Sekretariat DPR Aceh yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk dapat merasakan dunia kerja sehingga penulis banyak
memahami hal-hal yang belum pernah penulis lakukan sebelumnya.

ii
8. Kepada semua staf-staf Bagian Keuangan dan Arsip pada Sekretariat DPR
Aceh, untuk waktu kebersamaannya dan telah membimbing penulis selama
penulis melakukan kerja praktik.
9. Kepada seluruh keluarga dan teman-teman penulis yang telah memberikan
dukungan dan semangan kepada penulis untuk menyelesaikan Laporan Kerja
Paktek ini.
Akhirnya penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
memberikan dukungan dan semangat kepada penulis dalam mengerjakan tugas
akhir ini. Semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi yang membaca. Semoga
Allah SWT selalu melimpahkan rahmat serta karunia-Nya kepada kita semua.
Amin Ya Rabbal ‘Alamin.

Banda Aceh, 20 Maret 2023


Penulis

Ibadis Syukra
1801003010021

iii
DAFTAR ISI
RINGKASAN.................................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................1
BAB II TEMPAT KERJA PRAKTIK........................................................4
2.1. Tempat Praktik...........................................................................4
2.1.1. Sejarah Berdirinya DPRA.....................................................4
2.1.2. Visi dan Misi..........................................................................5
2.1.3. Struktur Organisasi................................................................5
2.1.4. Tugas Pokok dan Fungsi......................................................11
2.2. Lama Praktik...........................................................................13
2.3. Kegiatan Selama Praktik.........................................................13
BAB III PENGERIAN, JENIS, KLASSIFIKASI DAN PEROLEHAN
ASET............................................................................................................14
3.1. Pengertian Aset ......................................................................14
3.2. Karakteristik Aset...................................................................14
3.3.Jenis-jenis Aset........................................................................15
3.3.1. Aset Lancar..........................................................................15
3.3.2. Aset Tidak Lancar................................................................15
3.3.3. Investasi Jangka Panjang.....................................................16
3.4. Aset Tetap...............................................................................17
3.4.1. Pengertian Aset Tetap..........................................................17
3.4.2. Karakteristik Aset Tetap......................................................18
3.4.3. Jenis-jenis Aset Tetap.........................................................18
3.4.4. Klasifikasi Aset Tetap..........................................................19
3.4.5. Perolehan Aset Tetap.............................................19
BAB IV PROSEDUR PENGADAAN ASET ETAP PADA SEKRETARIAT
DPRA .........................................................................................................21
4.1. Pengertian Pengadaan ..........................................................21
4.2. Prosedur Pengadaan Aset Tetap Pada Sekretariat DPRA.....24

iv
4.3 Pembahasan ............................................................................28
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN......................................................29
5.1. Kesimpulan.............................................................................29
5.2 Saran........................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA................................................................................xxx
LAMPIRAN .......................................................................................xxxi

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di era globalisasi saat ini, perkembangan ekonomi meningkat pesat dan
persaingan yang semakin mendorong para pelaku ekonomi untuk lebih tanggap
terhadap perubahan yang terjadi dalam dunia bisnis.
Aset tetap adalah suatu elemen yang dimiliki oleh lembaga pemerintahan
untuk menunjang kegiatan lembaga pemerintahan, Lembaga pemerintahan atau
lembaga pelayanan pubik aset digunakan untuk kegiatan pemerintah atau
digunakan oleh masyarakat umum. Aset tetap adalah berwujud yang diperoleh
dalam wujud siap pakai atau dibagun terlebih dahulu, yang dimaksud untuk
operasi entitas pemerintah dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka
normall entitas pemerintah dan mempunyai manfaat lebih dari satu tahun (Bastian
dan Soepriyanto, 2003).
Pemerintah telah mengatur prosedur-prosedur yang harus ditempuh untuk
memperoleh aset tetap. Pengadaan aset tetap pada pemerintahan diatur pada
Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah dan dilengkapi dengan Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 yang
merupakan dari perubahan Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010.
Guna memberikan pelayanan optimal pada masyarakat, instansi
pemerintahaan harus memiliki aset tetap yang mendukung. Pengadaan aset tetap
ini bisa melalui pembelian aset tetap, pelelangan aset tetap maupun pertukaran
aset tetap. Untuk pembelian aset tetap pun, instansi pemerinahan memiliki
prosedur-prosedur tertentu. Ada yang melalui intruksi kantor pusat ataupun
rekanan yang telah terpilih. Dalam hal ini pengadaan aset tetap dapat dijumpai
dalam beberapa buku, salah satunya mengatakan bahwa “Pengadaan atau
procurement adalah kegiatan untuk mendapatkan Barang atau jasa secara
trasparan, efektif dan efisien sesuai kebutuhan dan keinginan penggunanya”
(Christhoper dan Shooner, 2007)”. Penggunaan aset tetap benar-benar harus

1
sesuai kebutuhan sehingga investasi yang dilakukan efektif sebagaimana planning
visi dan misi lembaga pemerintahan.
Aset tetap dalam entitas pemerintah umumnya berupa tanah, jalan dan
jembatan, bangunan air, intalasi jaringan, bangunan gedung, mesin dan
perlengkapan, kendaraan, meubel air dan perlengkapan.
Dalam PP no. 54 Tahun 2010 pengadaan aset tetap pada badan hukum
publik dapat dilakukan dengan cara pengadaan langsung, proses swakelola, proses
penunjukkan langsung dan proses lelang. Sekretariat DPR Aceh adalah lembaga
pemerintahan yang bergerak di bidang menyusun dan membahas Rancangan
Undang-Undang (RUU), menerima RUU yang diajukan oleh DPD (terkait
otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan, pemekaran dan
penggabungan daerah, pengelolaan SDA dan SDE lainnya, serta perimbangan
keuangan pusat dan daerah) Membahas RUU yang diusulkan oleh Presiden
ataupun DPD.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik dengan judul ”Prosedur Pengadaan
Aset Tetap Pada Sekretariat DPR Aceh”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah adalah
bagaimana prosedur pengadaan aset tetap yang diterapkan pada Sektetariat DPR
Aceh?

1.3 Tujuan Laporan


1. Tujuan dari laporan ini adalah untuk mengetahui prosedur pengadaan aset
tetap yang diterapkan pada Sekretariat DPR Aceh.
2. Untuk mengetahui apakah prosedur pengadaan asset teap pada Sekreariat
DPR Aceh sudah sesuai dengan ketentuan Peraturan Presiden No. 54
Tahun 2010.

2
I.4 Manfaat Laporan
Adapun manfaat laporan bagi penulis dan Sekretariat DPR Aceh sebagai berikut:
a. Bagi penulis, untuk menambah wawasan mengenai perlakuan akuntansi
aset tetap terutama akuntansi aset tetap pada instansi pemerintahan.
b. Bagi instansi, dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk
memperbaiki kekurangan yang mungkin ada di dalami instansi mengenai
akuntansi aset tetap.
c. Sebagai bahan informasi bagi penulis lainnya yang ingin membahas
masalah ini di masa yang akan datang.

I.5. Metode Laporan


1. Lokasi
Kegiatan praktik ini dilakukan di Sekretariat DPRA yang berada di jalan
Tgk Daud Beureueh No. H . M, Kuta Alam, Kec. Kuta Alam, Kota Banda
Aceh, Aceh 24415
2. Jenis dan Sumber Data
Adapun jenis data dan sumber data yang digunakan dalam laporan ini
sebagai berikut :
a. Data primer
Adapun jenis data yang digunakan dalam laporan ini adalah data primer.
Data yang diperoleh dari lembaga pemerintahan dalam bentuk wawancara
langsung dengan bagian keuangan mengenai aset tetap, sejarah singkat dan
struktur organisasi lembaga pemerintahan Sekretariat DPR Aceh.
b. Data sekunder
Data sekunder yaitu data yang sudah diolah dan disajikan oleh instansi
pemerintahan dalam bentuk yang sudah jadi berupa laporan keuangan
instansi.

3
BAB II
PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK
2.1. Tempat Praktik
2.1.1. Sejarah Berdirinya DPR Aceh
DPRA berdiri sejak Tahun 1945, saat itu bernama Komite Nasional
Daerah (KND). Hal tersebut sesuai dengan Peraturan Peralihan dari UUD 1945
dan disusul Maklumat Wakil Presiden tanggal 16 Oktober 1945. KND yang
diketuai pertama kali oleh Tuanku Mahmud, dilanjutkan oleh Mr.S. M. Amin
kemudian berubah nama menjadi DPR pada tahun 1947.

Keresidenan Aceh dijadikan Provinsi oleh Wakil Perdana Menteri sesuai


PP No. 8 tahun 1948 pada tanggal 17 Desember 1948 dan DPRD Aceh berdiri
sesuai dengan PP No. 22 Tahun 1948 dari tahun  1949-1950 dengan Ketua Tgk.
Abdul Wahab.  Namun leburnya Provinsi Aceh pada tahun 1950 menyebabkan
DPRD dibubarkan. Kemudian Provinsi Aceh lahir kembali sesuai dengan UU
No. 24 tahun 1956.  Maka dibentuklah DPRD Peralihan pada 1957 dengan ketua
pertama Tgk. M. Abdul Syam yang memimpin hingga 1959.  Pada dan tahun
1959-1961 diketuai Tgk. M. Ali Balwy. Selanjutnya sesuai dengan Perpres No. 5
Tahun 1960 dibentuk Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong (DPRDGR)
tahun 1961-1964 diketuai Gubernur Aceh A. Hasjmy.

Sesuai dengan UU No. 181 Tahun 1965 DPRDGR Tahun 1965-1966


diketuai oleh Gubernur Nyak Adam Kamil, PD. Ketua DPRD periode 1966-1968
Drs. Marzuki Nyak Man.  Ketua DPRD Periode   1968-1971 H. M. Yasin.Dengan
keputusan Perdana Menteri Republik Indonesia No. 1/MISSI/1959 (Missi Hardi),
maka sejak tanggal 26 Mei 1959, Aceh diberi status “Daerah Istimewa” dengan
sebutan lengkap Provinsi Daerah Istimewa Aceh. Sejak saat itu Aceh memiliki
hak otonomi yang luas dalam bidang Agama, Adat dan Pendidikan. Selanjutnya
DPRD di Aceh, ditetapkan sesuai hasil Pemilu.

4
2.1.2. Visi dan Misi
Visi Dewan Perwakilan Rakyat Aceh adalah tercapainya citra Lembaga yang
Transparan, Akuntabilitas dan partisipatif dalam rangka pelaksanaan secara
optimal Undang-Undang Nomor: 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh
(UUPA) dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sedangkan
misinya adalah:
a. Meningkatkan kualitas fungsi legalasi, fungsi anggaran dan fungsi
pengawasan sesuai mekanisme yang ada. .
b. Mensinergikan pemahaman dari alat-alat kelengkapan Dewan Perwakilan
Rakyat Aceh.
c. Meningkatkan keterbukaan/transparansi lembaga Dewan Perwakilan Rakyat
Aceh.
d. Meningkatkan keikutsertaan semua komponen masyarakat dalam pengambilan
keputusan dengan cara menyerap dan menyalurkan berbagai aspirasi yang
berkembang sebagai bahan masukan.
e. Meningkatkan komunikasi dengan semua komponen masyarakat.

2.1.3. Struktur Organisasi


Sekretariat DPRA dipimpin oleh Sekretaris DPRA yang membawahi 4
(empat) Bagian, yaitu Bagian Umum, Bagian Program dan Keuangan, Bagian
Persidangandan Perundang-undangan, serta Bagian Fasilitasi Penganggaran dan
Pengawasan. Rincian tusi nya adalah sebagai berikut :
1. Sekretaris DPRA mempunyai tugas melaksanakan tugas umum pemerintahan
dan pembangunan di bidang penyelenggaraan admistrasi kesekretariatan,
administrasi keuangan, mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRA,
dan menyediakan serta mengkoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan oleh
DPRA sesuai dengan kemampuan keuangan daerah.
2. Bagian Umum merupakan unsur pelaksana teknis penyelenggaraan
dukungan administrasi dan Kesekretariatan DPRA. Bagian umum
mempunyai tugas menyelenggarakan ketatausahaan, kepegawaian, urusan

5
rumah tangga dan perlengkapan DPRA serta Sekretariat DPRA. Bagian
Umum membawahi beberapa sub bagian, yaitu:
a. Subbagian Tata Usaha dan Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan
administrasi surat-menyurat dan naskah dinas Sekretariat DPRA dan
Pimpinan DPRA untuk melaksanakan pengarsipan dan pengelolaan
perpustakaan, menyusun administrasi kepegawaian, menyusun rencana
kerja operasional kegiatan pelayana kepegawaian, menyiapkan bahan
administrasi kepegawaian, menganalisa kebutuhan dan merencanakan
penyediaan tenaga ahli dan menyiapkan bahan administrasi pembuatan
daftar urut kepangkatan dan formasi pegawai.
b. Subbagian Rumah Tangga, mempunyai tugas melaksanakan pemeliharaan
kebersihan dan keamanan kantor Sekretariat, rumah jabatan pimpinan
DPRA dan lingkungan komplek perumahan DPRA serta pengelolaan
klinik kesehatan, memfasilitasi penyiapan tempat, sarana rapat dan
pertemuan.
c. Subbagian Perlengkapan mempunyai tugas mengadakan barang dan
jasa kebutuhan perlengkapan Sekretariat DPRA, mendistribusikan dan
mengendalikan bahan perlengkapan, merencanakan pemeliharaan alat-
alat perlengkapan, menyediakan, mengurus, menyimpan dan
mengeluarkan barang untuk keperluan DPRA dan Sekretariat DPRA,
mengatur pemeliharaan dan pengelolaan bahan bakar kendaraan dinas di
Sekretariat DPRA, mengatur penggunaan kendaraan dinas dan para
pengemudi untuk keperluan DPRA dan Sekretariat DPRA dan
melaksanakan pemeliharan sarana, prasarana dan gedung.
3. Bagian Program dan Keuangan, merupakan unsur pelaksana teknis
penyelenggaraan dukungan administrasi perencanaan dan keuangan DPRA
dan Kesekretariatan DPRA. Bagian keuangan mempunyai tugas
menyelenggarakan perencanaan dan pengganggaran, verifikasi dan akuntansi
dan pelaporan. Bagian Program dan Keuangan membawahi beberapa
subbagian, yaitu:
a. Subbagian Perencanaan dan Penganggaran mempunyai tugas menyusun
bahan perencanaan, menyusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan

6
Dokumen Pelaksanaan Kerja (DPA) baik murni maupun perubahannya,
menyusun perencanaan kebutuhan rumah tangga DPRA dan merencakan
kebutuhan rumah tangga DPRA dan merencanakan kebutuhan
perlengkapan kebutuhan DPRA. Subbagian Verifikasi mempunyai tugas
merencanakan pemverifikasian keuangan, memverifikasi
pertangungjawaban keuangan, mengkoordinasikan kepada PPTK,
Bendahara dan PPK untuk mengajukan SPP dan SPM UP/GU/TU/LS,
memverifikasi perencanaan kebutuhan rumah tangga dan
memverifikasi kebutuhan perlengkapan Sekretariat DPRA.
b. Subbagian Akuntansi dan Pelaporan mempunyai tugas merencanakan
penatausahaan keuangan, menyusun pengadministrasian dan pembukuan
keuangan, mengkoordinasikan kepada PPTK dan Bendahara dalam
pelaksanaan belanja dan pertanggungjawaban keuangan, melaksanakan
pengelolaan keuangan Pimpinan, Anggota dan Sekretrariat DPRA,
menganalisis laporan keuangan, menganalisis laporan kinerja dan
menyusun laporan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan.
4. Bagian Persidangan dan Perundang-Undangan
Bagian Persidangan dan Perundang-Undangan merupakan unsur pelaksana
teknis yang memberikan dukungan penyelenggaraan tugas dan fungsi DPRA.
Bagian Persidangan dan Perundang-Undangan mempunyai tugas
menyelenggaran kajian perundang-undangan, persidangan, risalah, humas,
protokol dan publikasi DPRA. Bagian Persidangan dan Perundang-Undangan
membawahi beberapa sub bagian, yaitu:
a. Subbagian Kajian Perundang-Undangan mempunyai tugas melaksanakan
kajian perundang-undangan, memfasilitasi penyediaan tenaga advokasi
untuk kelembagaan DPRA, membuat konsep bahan penyusunan naskah
akademik, menyusun bahan analisis produk penyusunan perundang-
undangan, membuat konsep bahan penyiapan Pra Rancangan Qanun Aceh
Inisiatif DPRA, menyiapkan bahan pembahasan Rancangan Qanun Aceh
dan menyusun bahan daftar inventaris masalah.
b. Subbagian Persidangan dan Risalah mempunyai tugas merencanakan
program dan jadwal rapat dan sidang, menyusun risalah, notulensi dan

7
catatan rapat-rapat, menyiapkan materi/bahan rapat DPRA, memfasilitasi
rapat-rapat DPRA dan menyiapkan bahan penyusunan Rencana Kerja
Tahunan DPRA.
c. Subbagian Humas, Protokol dan Publikasi mempunyai tugas menyusun
bahan komunikasi dan publikasi, merancang administrasi kunjungan
DPRA, menyusun bahan keprotokolan Pimpinan DPRA, merencanakan
kegiatan DPRA dan merencanakan keprotokolan Pimpinan DPRA.

5. Bagian Fasilitasi Penganggaran dan Pengawasan


Bagian Fasilitasi Penganggaran dan Pengawasan merupakan unsur
pelaksanaan teknis penganggaran, pengawasan, kerjasama dan aspirasi.
Bagian ini mempunyai tugas memfasilitasi penganggaran, pengawasan,
kerjasama dan aspirasi. Bagain Fasilitasi Penganggaran dan Pengawasan
membawahi beberapa bagian yaitu:
a. Subbagian Fasilitasi Penganggaran mempunyai tugas merencakan
pembahasan Kebijakan Umum Anggaran Plafon Prioritas Angaran
Sementara/Kebijakan Umum Perubahan, menyusun bahan pembahasan
Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Aceh/Rancangan
Anggaran Pendapatan Belanja Aceh-Perubahan, menyusun bahan
pembahasan Rancangan Qanun pertanggungjawaban pelaksanaan
Anggaran Pendapatan Belanja Aceh, menyusun bahan pembahasan
laporan semester pertama dan prognosis enam bulan berikutnya,
menyusun bahan pembahasan laporan keterangan
pertanggungjawaban kepada daerah dan menyusun bahan
pembahasan terhadap tindak lanjut hasil pemeriksan Badan
Pemeriksaan Keuangan RI.
b. Subbagian Fasilitasi Pengawasan mempunyai tugas mengkaji ulang
rumusan rapat dalam rangka pengawasan, merancang bahan rapat-
rapat internal DPRA, menganalisa bahan dalam pelaksanaan
penegakan kode etik DPRA, menganalisis bahan dukungan
pengawasan penggunaan anggaran dan menyusun bahan pengawasan
pelaksanaan kebijakan.

8
c. Subbagian Kerjasama dan Aspirasi mempunyai tugas memfasilitasi
reses DPRA, merencanakan kegiatan hearing/dialog dengan pejabat
pemerintah dan masyarakat, menganalisis data/bahan dukungan
jaringan aspirasi, menyusun pokok-pokok pikiran DPRA dan
melaksanakan kerjasama Sekretariat DPRA dan DPRA dengan
pihak lain.

9
Gambar 2.1 Struktur Organisasi DPR Aceh

10
2.1.4. Tugas Pokok dan fungsi
1. DPRA
 Membentuk Qanun Aceh yang dibahas dengan Gubernur untuk mendapat
persetujuan bersama.
 Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan Qanun Aceh dan
peraturan perundang-undangan lain.
 Melaksanakan pengawasan terhadap kebijakan Pemerintah Aceh dalam
melaksanakan program pembangunan Aceh, pengelolaan sumber daya
alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta penanaman modal dan kerja
sama internasional.
 Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Gubernur/Wakil Gubernur
kepada Presiden melalui Menteri Dalam Negeri.
 Memberitahukan kepada Gubernur dan Komisi Independen Pemilihan
tentang akan berakhirnya masa jabatan Gubernur/Wakil Gubernur.
 Memilih Wakil Gubernur dalam hal terjadinya kekosongan jabatan Wakil
Gubernur.
 Memberikan pertimbangan terhadap rencana kerja sama internasional yang
dibuat oleh Pemerintah yang berkaitan langsung dengan Aceh.
 Memberikan pertimbangan terhadap rencana bidang legislasi Dewan
Perwakilan Rakyat yang berkaitan langsung dengan Pemerintahan Aceh.
 Memberikan persetujuan terhadap rencana kerja sama antardaerah
dan/atau dengan pihak ketiga yang membebani masyarakat dan daerah.
 Meminta laporan keterangan pertanggungjawaban Gubernur dalam
penyelenggaraan pemerintahan untuk penilaian kinerja pemerintahan.
 Mengusulkan pembentukan KIP Aceh dan Panitia Pengawas Pemilihan.
 Melakukan pengawasan dan meminta laporan kegiatan dan penggunaan
anggaran kepada KIP Aceh dalam penyelenggaraan pemilihan
Gubernur/Wakil Gubernur aceh.

11
2. Sekretariat DPRA

a. Tugas Pokok

Sekretariat DPRA mempunyai tugas melaksanakan urusan


pemerintahandan pembangunan di bidang administrasi kesekretariatan,
penyusunan rencana anggaran Sekretariat DPRA dan menyelenggarakan
administrasi keuangan, melakukan pengelolaan dan administrasi anggaran
belanja DPRA, mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRA, menyediakan
fasilitas dan anggaran serta mengkoordinasikan tenaga ahli fraksi dan tenaga
ahli alat kelengkapan yang diperlukan oleh DPRA sesuai dengan kemampuan
keuangan daerah, serta memberikan pertimbangan teknis administrasi kepada
Pimpinan DPRA, khususnya dalam kegiatan fraksi dan alat-alat kelengkapan
DPRA.

b. Fungsi:
Dalam melaksanakan sebagaimana tugas yang dimaksud, Sekretariat DPRA
menyelenggrakan fungsi sebagai berikut :
1. Penyelenggaraan administrasi kesekretariatan DPRA;
2. Penyelenggaraan administrasi keuangan DPRA;
3. Penyelenggaraan rapat-rapat DPRA;
4. Penyediaan dan pengkoordinasian tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRA
5. Pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Gubernur
dan Pimpinan DPRA sesuai dengan tugas dan fungsinya.

12
2.2. Lama Waktu Praktik
Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan pada Sekretariat DPR Aceh yang
berkedudukan di Jl. Daud Bereueh No. H. M, Kuta Alam, Kec. Kuta alam,
Kota Banda Aceh, Aceh.
Kegiatan kerja Praktik ini dilaksanakan selama tiga bulan, terhitung dari
tanggal 15 Agustus 2022 sampai 4 November 2022.

2.3. Kegiatan Selama Praktik


Kegiatan penulis selama praktik pada Sekretariat DPR Aceh selama tiga
bulan sebagai berikut:
1. Membantu karyawan menyusun Laporan Keuangan Harian
2. Menulis Arsip pembelanjaan pada Sekretariat DPR Aceh
3. Memindahkan Surat Perintah Membayar (SPM) ke buku laporan
4. Membuat Laporan Keuangan Bulanan
5. Membuat Laporan Realisasi Keuangan

13
BAB III
PENGERTIAN, JENIS, KLASFIKASI ASET
3.1. Pengertian Aset
Menurut Peraturan Pemerintah No. 71 tahun 2010 aset adalah sumber
daya ekonomi yang dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat peristiwa masa lalu
dan untuk manfaat ekonomi dan sosial di masa yang akan datang diharapkan
dapat diperoleh pemerintah dan masyarakat serta dapat dihitung dalam bentuk
uang atau sumber daya non keuangan, yang diperlukan untuk penyediaan jasa
bagi masyarakat umum dan sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah
dan budaya. Dari pengertian tersebut unsur-unsur aset adalah dikuasai dan/atau
dimiliki, peristiwa masa lalu, dan ada manfaat ekonomi. Dalam pengertian ini
berarti aset memiliki cakupan yang luas, mulai dari uang kas sampai dengan
kontrol pemerintah pada entitas. Istilah aset dalam peraturan perundangan-
undangan hanya muncul dalam ketentuan yang mengatur akuntansi. Dalam
peraturan terkait Keuangan Negara, digunakan istilah hak dan kekayaan negara
sebagai bagian dari keuangan negara.
Menurut Doli D. Siregar (2004: 178) aset adalah barang yang dalam
pengertian hukum disebut benda yang terdiri dari benda tidak bergerak dan
benda bergerak. Barang yang dimaksud meliputi barang tidak bergerak (tanah
dan atau bangunan) dan barang bergerak baik berwujud maupun yang tidak
berwujud yang tercakup dalam aktiva/kekayaan atau harta kekayaan dari suatu
institusi.
Riyadi Slamet (2009: 21) menyebutkan asset and liability management
pada dasarnya adalah suatu proses planning, organizing, actuating, dan
controlling untuk mendapatkan penetapan kebijaksanaan di bidang pengelolaan:
a. Permodalan
b. Penumpukan Dana
c. Penggunaan Dana (Aset)
3.2. Karakteristik Aset
Karakteristik Aset adalah yang berkaitan dengan kriteria yang dapat
digunakan untuk apakah transaksi tersebut digunakan sebagai elemen aset dalam

14
laporan keuangan. Karakteristik tersebut berhubungan dengan definisi aset.
Karakteristik tersebut sebagai berikut:
1. Adanya karakterisitik manfaat di masa mendatang
2. Adanya pengorbanan ekonomi untuk memperoleh aset
3. Berkaitan dengan enttitas tertentu
4. Menunjukkan prosen akuntasi
5. Berkaitan dengan dimensi waktu
6. Berkaitan dengan karakteristik keterukuran

3.3. Jenis-Jenis Aset


3.3.1. Aset Lancar
Aset lancar (current assets ) adalah aset yang dapat dikonversikan menjadi
uang tunai dalam waktu satu tahun buku atau satu siklus operasi, seperti
ditulis Investopedia. Sebuah aset ini biasanya digunakan untuk mendukung
pengeluaran operasional.Aset lancar sering dianggap sebagai tolak ukur likuiditas
atau kemampuan instansi pemerintahan dalam memenuhi kewajiban dan utang
jangka pendeknya. Perputaran aset lancar terbilang cepat karena bisa digunakan
untuk keperluan sehari-hari.Walaupun aset lancar berkurang, tetapi aset ini akan
cepat tergantikan oleh aset lainnya.Beberapa contoh yang termasuk dalam jenis
aset lancar adalah uang tunai, tabungan, deposito, dan piutang lancar yang dapat
ditagih.
3.3.2. Aset Tidak lancar
Aset tidak lancar merupakan kebalikan dari aset lancar.Aset tidak lancar
sulit atau membutuhkan waktu yang lama untuk dikonversikan menjadi bentuk
lain. Tak heran, aset ini juga sering disebut sebagai aset jangka panjang. Biasanya,
aset tidak lancar baru bisa dikonversikan menjadi bentuk lain dalam waktu lebih
dari satu tahun. Jenis aset ini tidak dapat dijadikan alat pembayaran yang sah.
Ada dua jenis aset tidak lancar, yaitu aset tetap (fixed assets), aset tidak
berwujud (intangible asset), dan investasi  jangka panjang.Berikut penjelasan
ketiganya.

15
a. Aset tetap (fixed asset)
Pengertian aset tetap adalah jenis aset berwujud atau dapat disentuh secara
fisik. Jenis aset ini biasanya digunakan dalam proses layanannya yang berlaku
dalam jangka panjang, yaitu lebih dari satu tahun atau bahkan permanen.
 Umumnya, aset tetap digunakan oleh pemerintahan sendiri, tidak untuk
dijual kepada pihak lain kecuali ada hal-hal yang mendesak untuk
menjualnya.
 Namun, karena digunakan dalam jangka panjang, ada kemungkinan nilai
dari aset ini menyusut atau berkurang.
 Contoh aset yang termasuk dalam jenis aset tetap antara lain
gedung, properti, tanah, mesin, kendaraan, dan peralatan kantor.
b. Aset tidak berwujud (intangible assets)
 Sesuai namanya, aset tidak berwujud adalah aset yang tidak dapat dilihat
atau disentuh secara fisik.
 Walaupun tidak dapat dilihat secara fisik, aset ini memiliki nilai dan
manfaat bagi instansi.
 Aset ini memiliki nilai yang berkebalikan dengan aset tetap.
 Jika nilai aset tetap umumnya berkurang seiring berjalannya waktu, nilai
aset tidak berwujud justru semakin lama akan semakin tinggi.
 Mayoritas aset tidak berwujud dilindungi oleh perundang-undangan.
 Contoh aset yang termasuk dalam jenis aset tidak berwujud antara lain hak
guna bangunan, hak paten, hak sewa, dan goodwill (kelebihan nilai aset).
c. Investasi jangka panjang
 Sederhananya, investasi adalah penanaman dana atau aset untuk dijual
kembali dan memperoleh keuntungan di masa yang akan datang.
 Aktivitas investasi tidak hanya dapat dilakukan oleh individu, tetapi juga
bisa dilakukan oleh instansi atau jenis kelompok lainnya..
 Investasi instansi tersebut akan dicatat pada laporan neraca instansi yang
diinvestasikan.
 Di masa depan, nilai investasi itu diharapkan akan bertambah dan menjadi
keuntungan bagi pihak investor.

16
3.3.3. Investasi Jangka Panjang
Investasi adalah penanaman dana atau aset untuk dijual kembali dan
memperoleh keuntungan di masa yang akan datang.Aktivitas investasi tidak hanya
dapat dilakukan oleh individu, tetapi juga bisa dilakukan oleh instansi
pemerintahan atau jenis kelompok lainnya. Biasanya, suatu instansi akan
berinvestasi jangka panjang di surat berharga.

3.4 . Aset Tetap


3.4.1. Pengertian Aset Tetap
Aset tetap merupakan aset lembaga pemeinahan yang relatif jangka
panjang dan permanen seperti tanah, kendaraan, bangunan, gudang dan perlatan.
Tidak ada aturan standar yang menyangkut usia minimum yang diperlukan bagi
suatu aset agar dapat diklasifikasikan sebagai aset tetap. Banyak definisi tentang
aset tetap menurut beberapa para ahli, antara lain : Menurut PSAK (2009: 16.2),
Menurut James Reeve dkk (2010:2), Aset tetap adalah aset yang bersifat jangka
panjang atau secara relative memiliki sifat permanen serta dapat digunakan
dalam jangka panjang dan memiliki bentuk fisik. Dari beberapa pengertian
mengenai aset tetap yang telah di uraikan pada intinya terdapat kesamaan dan
dapat di tarik kesimpulan bahwa aset tetap memiliki beberapa ciri, yaitu :
1. Aset tetap merupakan aset yang memiliki bentuk fisik.
2. Aset tetap mempunyai masa manfaat lebih dari satu periode atau bersifat
jangka panjang .
3. Aset tetap akan disusutkan selama janga waktu berjalan digunakannya aset
tetap, karena aset tetap akan menurun nilainya apabila tidak terjadi
biaya-biaya yang dapat dikapitalisasi untuk menambah masa manfaat aset
tetap tersebut.
3.4.2. Karakteristik Aset Tetap
Sejumlah penjelasan dari para ahli di atas mengenai aset tetap membuat aset
tetap memiliki sejumlah karakteristik. Secara luas, karakteristik aset tetap adalah
suatu aset yang manfaatnya lebih dari satu periode, digunakan dalam proses
operasi instansi, dan bukan merupakan barang dagang .

17
Aset dimiliki untuk digunakan dalam operasional dan bukan untuk dijual,
dalam hal ini hanya aset yang digunakan dalam operasi normal bisnis yang
diklasifikasikan sebagai aset tetap. Misalnya, bangunan yang tidak terpakai
disklasifikasi terpisah sebagai investasi property, plant, dan equipment yang
dimiliki untuk price appreciation, lalu kemudian .
Aset memiliki masa umur manfaat yang panjang dan biasanya disusutkan, pada
karakteristik ini aset tetap memiliki umur manfaat lebih dari satu periode. Jadi,
instansi pemerintahan mengalokasikan biaya investasi dari aset ini untuk periode
yang akan datang melalui pembebanan secara periodik. Aset memiliki substansi
fisik, dalam hal ini aset tetap merupakan aset berwujud yang ditandai dengan
keberadaan atau substansi fisik. Hal inilah yang membedakan aset tetap dengan
aset tidak berwujud seperti paten atau goodwill. Namun tak seperti bahan baku,
aset tetap secara fisik tidak akan menjadi bagian untuk produk yang akan dijual
kembali.

3.4.3. Jenis-Jenis Aset Tetap


Aktiva tetap yang dimiliki suatu badan usaha dibedakan dua jenis yaitu:
1. Aset Tetap Berwujud
Aset berwujud memiliki sifat Seperti Tanah, Bangunan, Gedung, dan lainnya.
2. Aset Tetap Tak Berwujud
Aset TetapTak Berwujud adalah aset yang tidak memberikan keekonomian
dan hukum terhadap pemiliknya dan dalam laporan keuangan tidak dicakup secara
terpisah dalam klasifikasi aset lainnya. Contoh nya adalah hak paten, hak cipta,
franchise, goodwill, merek dagang.

3.4.4. Klasifikasi Aset Tetap


Dalam PSAP 07, aset tetap di neraca diklasifikasikan menjadi enam akun
sebagaimana dirinci dalam penjelasan berikut:
a. Tanah
Selama masa penggunaannya oleh Sekretariat DPRA Tanah tidak
disusutkan dan umur manfaat tanah tidak terbatas, sehingga tidak ada

18
kenaikan atau penurunan harga perolehan. Tanah milik Sekretariat DPRA Rp
72.524.678.500,- per 31 Desember 2022
b. Gedung dan Bangunan
Gedung dan Bangunan yang dimiliki oleh Sekretariat DPR Aceh selama 2
tahun terakhir tidak mengalami pengurangan atau penambahan nilai,gedung
dan Bangunan yang dimiliki oleh Sekretariat DPR Aceh adalah 370 Unit
Senilai Rp 133.528.115.804,- per 31 Desember 2022
c. Peralatan dan Mesin
Peralatan dan mesin yang dimiliki olrh Sekretrariat DPR Aceh berupa
Komputer, Alat angkut, Alat studio dan Lainnya. Mengalami perubahan nilai
Sebesar Rp 103.156.222.670,- per 31 Desember 2022
d. Jalan, jaringan, irigasi
Jalan, jaringan, irigasi yang dimiliki oleh Sekretariat DPR Aceh tidak
mengalami pertambahan atau pengurangan, yang termasuk dalam
jalan,jaringan,irigasi yaitu jalan, bangunan air, instalasi jaringan. Jalan, irigasi,
jaringan yang dimiliki oleh Sekretariat DPR Aceh Sebesar Rp
18.777.020.089,- per 31 Desember 2022
e. Aset Tetap Lainnya
Aset tetap lainnya dimiliki oleh Sekretariat DPR Aceh tidak mengalami
penyusutan atau pertambahan nilai. Aset tetap lainnya yang dimiliki oleh
Sekretariat DPR Aceh sebesar Rp 3.857.949.799,- per 31 Desember yang
terdiri dari Bahan Perpustakaan. Standar Akuntansi Pemerintah No. 07 tentang
Akuntansi Aktiva Tetap mengharuskan setiap lembaga memecah aset tetap di
neraca menjadi enam akun untuk mengelompokkan aset tetap di neraca.
f. Konstruksi dalam pengerjaan
Di dalam laporan keuangan terdapat konstruksi dalam pengerjaan, tetapi
tidak ada nilainya karena tidak ada konstuksi yang sedang dalam pengerjaan.

3.4.5. Perolehan Aset Tetap


Sekretariat DPR Aceh adalah satu institusi pemerintahan yang bergrak di
bidang legislatif memiliki tugas dan wewewnang dalam menyusun dan membahas
Rancangan Undang-Undang (RUU), Qanun Aceh dan Lainnya yang memiliki aset
lumayan banyak dan besar.

19
Perolehan aset tetap dapat diperoleh sebagai berikut:
a. Pembelian langsung
b. Aset dalam kontruksi (dalam pembangunan gedung)
c. Uang aset
d. Renovasi bangunan
Jumlah aset tetap yang diperoleh per 31 Desember 2022 sebagai berikut:
Tabel 3.1 Perolehan Aset Tetap Sekretariat DPR Aceh
Kenaikan/
Aset Tetap 2022 2021 Penurunan
Tanah 72.524.678.500 72.524.678.500  -
Peralatan
dan Mesin 103.156.222.670 92.554.592.631 10.601.630.039
Gedung
dan
bangunan 133.528.115.804 125.892.237.510 7.635.878.294
Jalan,Irigas
i dan
Jaringan 18.777.020.089 17.293.803.423 1.483.216.666
Aset Tetap
Lainnya 3.857.949.799 3.857.949.799  -
Total 331.843.986.862 312.123.261.863 19.720.724.999
Tabel di atas menunjukkan nilai Aset Tetap pada Sekretariat DPR Aceh Pada 31
Desember 2022 berjumlah Rp331.843.986.862.

20
BAB IV
PROSEDUR PENGADAAN ASET TETAP
PADA SEKERARIAT DPRA

4.1. Pengertian Pengadaan Aset Tetap


4.1.1. Pengertian Pengadaan
Pengadaan dalam sebuah instansi merupakan titik penting yang harus
dilalui untuk memperoleh Barang/Jasa. Menurut Pasal 1 Ayat 1 PP No.54 tahun
2010 Pemerintah telah mengatur prosedur-prosedur yang harus ditempuh untuk
memperoleh aset tetap. Pengadaan aset tetap pada pemerintahan diatur pada
Peraturan Presiden No.54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/jasa Pemerintah
dan dilengkapi dengan Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 yang merupakan
dari perubahan Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010.
Guna memberikan pelayanan optimal pada peserta maupun masyarakat,
instansi pemerintahaan harus memiliki aset tetap yang mendukung. Tentunya
antara satu instansi dengan instansi lainnya memiliki pengadaan aset tetap yang
berbeda. Pengadaan aset tetap ini bisa melalui pembelian aset tetap, pelelangan
aset tetap maupun pertukaran aset tetap. Untuk pembelian aset tetap pun, insansi
pemerinahan memiliki prosedur-prosedur tertentu. Ada yang melalui intruksi
kantor pusat ataupun rekanan yang telah terpilih.Dalam hal ini pengadaan aset
tetap dapat dijumpai dalam beberapa buku, salah satunya mengatakan bahawa “
Pengadaan atau procurement adalah kegiatan untuk mendapatkan barang atau jasa
secara trasparan, efektif dan efisien sesuai kebutuhan dan keinginan
penggunanya”. (Christhoper dan Shooner, 2007). Penggunaan aset tetap benar-
benar harus sesuai kebutuhan sehingga investasi yang dilakukan pemerintah
efektif sebagaimana planning visi dan misi pemerinahan.

4.1.2. Prinsip Pengadaan


Sebagaimana dijelaskan dalam Peraturan Presiden No.54 Tahun 2010
guna menciptakan Good Governance and Clean Governance, maka harus
melaksanakan prinsip-prinsip sebagai berikut:

21
a. Akuntabilitas dan Pengelolaan sumber daya secara efisien
b. Melanjutkan dengan tidakan dan peraturan yang baik dan tidak berpihak
c. Menjamin terjadinya Ekonomi dan Sosial antara pihak terkait secara adil,
transparan, profesional dan akuntabel.

4.1.3. Ruang Lingkup Pengadaan Aset


Secara umum Ruang Lingkup Pengadaan Mencakup:
a. Perencanaan Pengadaan
b. Pelaksanaan Pengadaan
c. Pengendalian Pengadaan

4.1.4. Dokumen yang digunakan dalam pengadaan aset


Dokumen yang digunakan dalam pengadaan aset tetap adalah:
a. Surat Permintaan Otoritas Investasi
Dokumen ini digunakan sebagai permintaan persetujuan atas pelaksanaan
barang/jasa.
b. Surat Order pembeli
Dokumen ini dibuat oleh bagian pembelian untuk memesan aset tetap
pada pemasok.
c. Laporan Penerima Barang
Bagian ini diterbitkan oleh bagian penerimaan setelah bagian ini
dilakukan pemeriksaan kualitas, mutu dan spesifikasi aset tetap tetap
yang dibeli.
d. Faktor dari Pemasok
Dokumen ini merupakam tagiha dari pemasok atas aset yang dibeli.
e. Bukti Kas Keluar
Dokumen ini merupakan perintah pengeluaran kas yang dibuat oleh
bagian akuntansi setelah dokumen permintaan otoritas investasi, surat
order pembelian, dan Faktur pembeian diterima dan diperikasa oleh
bagian tersebut.
f. Bukti Memorial

22
Dokumen ini digunakan sebagai dokumen sumber untuk pencacatan
transaksi depresiasi aset, harga pokok aset tetap yang telah selesai
dibangun, pemberhentian penggunaan aset tetap dan pengeluaran modal.
g. Surat Perintah Kerja
Dokumen ini merupakan persetujuan dilaksanakannya pengeluaran modal
untuk pembangunan, reparasi, dan pembongkaran aset tetap yang harus
dapat otorisasi dari kepada dapertemen yang besangkutan.

4.1.5. Pengadaan Barang atau Jasa di Lingkungan Sekretariat DPR Aceh


Pengadaan aset terutama aset tetap pada sekretariat DPR Aceh adalah suatu
kegiatan untuk memperoleh Barang atau jasa yang dibutuhkan guna untuk
menunjang kegiatan operasionalnya. Adapun tujuan pengadaan atau jasa adalah
untuk mendapatkan barang atau jasa yang sesuai dengan kualitas, kuantitas dan
waktu yang diperlukan dengna harga atau biaya yang kompetitif dan proses
pelaksanaan pengadaannya dilakukan dengan ketentuan yang berlaku.

4.1.6. Filosofi Prinsip Dasar Pengadaan


1. Transparan
Yaitu bersifat terbuka bagi penyedia barang atau jasa
2. Akuntabel
Yaitu harus mencapai sasaran dan dapat mempertanggungjawabkannya
sehingga terhindar dari potensi penyalahgunaan.
3. Efisien
Yaitu diusahakan untuk mendapat hasil yang optimal dan terbaik dalam waktu
yang cepat menggunakan data serta kemampuan seminimal mungkin dengan
wajar bukan hanya sekedar harga rendah.
4. Efektif
Yaitu harus sesuai dengan kebutuhan yang telah diterapkan dan memberikan
manfaat sebesar-sebsarnya sesuai dengan sasaran yang telah ditentukan.

4.2. Prosedur Pengadaan Aset Tetap Pada Sekretariat DPR Aceh

23
Sekretariat DPR Aceh dalam mengadakan aset tetap merujuk pada
peraturan PP no. 54 tahun 2010 dalam pengadaan barang dan jasa. Sekretrariat
DPR aceh hanya menggunakan Satu metode yaitu pembelian langsung. Untuk itu
penulis akan menjelaskan bagaimana prosedur pengadaan aset metode pembelian
langsung oleh Sekretariat DPR Aceh.
Metode pembelian langsung yang digunakan untuk pengadaan aset tetap
oleh Sekretariat DPR Aceh yaitu:
Metode pembelian langsung adalah metode pengadaan barang atau jasa yang
dibeli langsung di pasar (toko, supermarket atau hypermart).
Penentuan barang dengan metode langsung dilaksanakan berdasaran nilai
barang atau jasa yang didapat dari informasi harga pasar menjelang melakukan
pembeliannya.
Pengadaan barang atau jasa yang poses pengadaannya dapat dilakukan
dengan pembelian langsung adalah:
a. Pengadaan barang atau jasa yang tersedia dipasar
b. Nilai barang atau jasa yang disusun dalam bentuk harga perkiraan sendiri
kurang dari Rp 200.000.000.
Prosedur penggunaan aset tetap melalui metode pembelian langsung adalah
sebagai berikut:
1. Unit Kerja Pengguna merencanakan kebutuhan aset tetap terlebih dahulu
sebelum Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) ditetapkan.
2. Kemudian, dokumen perencanaan kebutuhan aset tetap diberikan kepada
kepala bagian untuk diotoritasi.
3. Dokumen perencanaan kebutuhan aset setelah diotorisasi akan dikirimkan
ke divisi Perencanaan dan Penganggaran.
4. Setelah itu, Divisi Perencanaan dan Penganggaran akan menganalisis
kebutuhan aset yang akan diminta. Dan kemudian divisi Perencanaan dan
Penganggaran mengeluarkan RKAT.
5. Pada bagian Unit Kerja Pengguna setelah RKAT ditetapkan akan membuat
memo permintaan dengan TOR/KAK ( Term Of Reference/ Kerangka
Acuan Keja) dan informasi harga dan Spefikasi barang yang dibutuhkan.

24
6. TOR/KAK, RKAT , informasi harga dan spefikasi barang serta MPPBJ
akan diserahkan ke kepala Perencanaan dan Penganggaran untuk mendapat
otoritas.
7. Kepala Perencanaan dan Penganggaran akan meneruskan dokumen tersebut
untuk mendapat persetujuan dari Kepala Bagian Pelaporan dan Keuangan.
8. Apabila Kepala Bagian pelaporan dan keuangan menyetujui permitaan
pengadaan tersebut lalu Kepala Bagian pelaporan dan Keuangan akan
memperhitungkan biayanya.
9. Setelah itu transaksi pembelian di toko akan dilaksanakan.
10. Setelah pembelian langsung di toko, Pihak toko akan mengeluarkan bentuk
bukti pembayaran berupa kwintasi tanda pembayaran. Khusus untuk
pembelian langsung di toko yang sudah menjadi Pengusaha Kena Pajak
(PKP) dengan nilai diatas 10 juta harus disertakan Surat Setoran Pajak
(SSP).
11. Kemudian barang yang dibeli akan diserahkan pada Unit Kerja Pengguna
yang membutuhkan.
12. Unit pengguna kerja akan melakukan pengecekan.
13. Setelah dicek dan sesuai maka Unit Kerja Pengguna akan melakukan
registrasi aset tetap.
14. Kemudian Kepala Unit Pengguna Kerja membuat berita acara serah terima
yang akan diterima oleh Kepala Perencanaan dan Penganggaran.
15. Kepala Perencanaan dan Penganggaran akan menyerahkan dokumen
Pelaksaan pembelian langsung ke Bagian Keuangan yang terdiri dari:
Memo Permintaan Pencairan Anggaran (MPPA), Memo Permintaan
Pengadaan Barang/Jasa (MPPBJ), informasi harga dan spefikasi barang,
TOR/KAK, RKAT, kwintasi dan faktur pajak SPP ( jika pembelian diatas
10 juta).
16. Kepala perencanaan dan peganggaran menerima Berita Acara Serah Terima
(BAST) dan membuat Laporan Realisasi Perencanaan Modal (LRPM) yang
diserahkan ke Kepala Bagian Pelaporan dan Keuangan untuk mendapatkan
otoritasi.

25
17. Bagian Keuangan selanjutkan akan mengecek dokumen yang diserahkan
oleh Kepala bagian perencaan dan penggaran apakah sudah sesuai atau
belum.
18. Apabila sudah sesuai bagian keuangan akan melakukan pencairan dana
anggaran untuk ditransfer dari rekening kantor ke rekening toko untuk
melakukan pembayaran.

26
Diagram Alir prosedur pengadaan aset tetap pada Sekretariat DPR Aceh,
dapat dilihat pada gambar 3.1 di bawah ini.

Sumber: Diagram alir dibuat oleh Penulis


Gambar 3.1 Diagram alir pengadaan aset tetap pada Sekretariat DPR
Aceh

27
4.3. Pembahasan
Sekretariat DPR Aceh dalam pengadaan barang atau jasa hanya
menggunakan metode pembelian langsung. Berdasarkan hasil wawancara dengan
Bapak Safrijal sebagai pengelola aset tetap Pada Sekretariat DPR Aceh, diketahui
bahwa Sekretariat DPR Aceh paling sering menggunakan metode pembelian
langsung. Prosedur Penggunaan Aset Tetap Pada Sekretariat DPR Aceh dari
keputusan PP no. 54 tahun 2010 sudah sesuai karena beberapa dokumen sudah
sesuai dan Sekretariat DPR Aceh sudah menajalannkan proses prakualifikasi
untuk masuk daftar rekanan sesuai ketentuan yang berlaku sehingga vendor.

Berikut ini Tabel Perbandingan PP No. 54 Tahun 2010 dengan Sekretariat


DPRA
No PP NO.54 Tahun 2010 SEKRETARIAT DPRA KETERANGAN
1. Ketentuan Umum Pembelian langsung yang Sesuai
Pembelian Langsung: dilakukan oleh Sekretariat
Nilai perkiraan barang DPRA terhadap barang atau
atau jasa yang disusun jasa dengan menggunakan
dalam bentuk kurang metode pembelian langsung
dari Rp 200.000.000 bernilai kurang
Rp 200.000.000
2 Penyajian Data Dalam ketentuan Sesuai
Pembelian Langsung: Sekretrariat DPR Aceh
Bukti Pembelian kwintansi sudah digunakan
kwintasi harus sesuai dengan harga
disesuaikan dengan Barang/Jasa.
pengadaan harga
barang/jasa.
Tabel 4.1 Perbandingan PP no. 57 Tahun 2010

28
BAB V
KESIMPULAN
5.1. kesimpulan
Berdasarkan hasil yang dilakukan oleh penulis pada Sekretariat DPR Aceh
dapat ditarik kesimpulan:
1. Prosedur pengadaan aset tetap yang dilakukan Sekretariat DPR Aceh sudah
sesuai dengan ktentuan yang berlaku.
2. Sekretariat DPR Aceh sudah menjalankan prakualifikaksi pemilih penyedia
barang dan jasa dalam metode pembelian Langsung sehingga prosedur
pengadaan aset di Sekretariat DPR Aceh sudah sesuai dengan PP No.54 Tahun
2010.
5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, adapun saran yang diajukan oleh penulis
sebagai hasil dari penulisan ini dalam mewujudkan prosedur pengadaan aset tetap
pada Sekretariat DPR Aceh yang efektif dan efisien adalah sebagai berikut:
1. Sebaiknya Sekreariat DPRA tetap menjaga konsistensi dalam
melaksanakan prosedur saat ini yang sudah sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
2. Sebaiknya prosedur pengadaan aset tetap selalu dilakukan dengan metode
pembelian langsung agar sesuai dan berjalan dengan baik serta optimal,
dapat mengantisipasi kecurangan yang terjadi dan terpenuhi
tanggungjawab yang semestinya.
3. Sebaiknya Sekretariat DPR Aceh membuat SOP untuk prosedur
pengadaan aset tetap agar mempermudah dalam pembelian selanjutnya

29
DAFTAR PUSTAKA
Hery.(2015). Pengantar Akuntansi comprehensive edition.Penerbit : PT.
Gramedia Widiasarana. Jakarta .
Sunandar.Farida.I.Langgeng,A. (2019) Metodologi Penelitian: Teknik
Pengumpulan Data,dan Desain Penilitian. Tegal: Politeknik Harapan Bersama.
Siregar,Doli D. 2004. Manajemen Aset. Jakarta: Gramedia
Bastian, Indra dan Gatot soepriyanto. 2003. Sistem Akuntansi Sektor Publik.
Konsep Untuk Pemerintah Daerah: Salemba Empat.
Riyadi, Slamet. 2009. Bangking Assets And Liability Manajemen, Jakarta:
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Ghazali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivarative Dengan Program SPSS,
Semarang: Badan Penerbit Universitas dinepenogoro.
Schooner,Christopher.(2007). Pengertian Pengadaan Barang atau Jasa
Halaman: 82
Reeve, James M., dkk. 2010. Pengantar Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat

xxx
LAMPIRAN
Jumlah Sarana dan Prasarana yang tersedia pada sekretariat DPRA
Tahun 2022
N Jumla
o Uraian h Tahun 2022 (RP
A Tanah 3 Rp72.524.678.500
1 Tanah 3 Rp72.524.678.500
Rp103.156.222.67
B Peralatan dan Mesin 11.952 0
1 Alat Besar 195 Rp3.922.185.950
2 Alat Angkutan 84 Rp29.520.235.960
3 Alat Bengkel dan Ukur 34 Rp80.975.000
4 Alat Kantor dan Rumah Tangga 10.427 Rp55.614.066.791
Alat Studio,Komikasi dan
5 Pemancar 229 Rp3.365.421.340
6 Alat Kedokteran dan Kesehatan 232 Rp1.914.124.074
7 Alat laboratorium 5 Rp5.403.000
8 Komputer 702 Rp8.582.688.555
9 Alat eksplorasi 1 Rp95.130.000
10 Rambu-rambu 43 Rp55.992.000
Rp133.528.115.80
C Gedung dan Bangunan 370 4
Rp127.857.237.63
1 Bangunan Gedung 134 9
2 Monumen 141 Rp582.390.000
3 Bangunan Menara 1 Rp83.900.000
4 Tugu Titik Kontrol/Pasti 94 Rp5.004.588.165
D Jalan, Irigasi dan Jaringan 48 Rp18.777.020.089
1 jalan dan Jembatan 6 Rp6.357.684.100
2 Bangunan Air 24 Rp8.886.939.689
3 Instalasi 8 Rp1.865.804.500
4 Jaringan 10 Rp1.666.591.800
E Aset Tetap Lainnya 12.791 Rp3.857.949.799
1 Bahan Perpustakaan 12.791 Rp3.857.949.799
F Kontruksi dalam Pengerjaan
Rp331.843.986.86
Total 25.164 2
Sumber: Sub Bagian Perlengkapan sekretariat DPR Aceh Tahun 2022

xxxi

Anda mungkin juga menyukai