Laporan Praktik Kerja Perpajakan Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Utara Amril Khakim
Laporan Praktik Kerja Perpajakan Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Utara Amril Khakim
BEKASI UTARA
Oleh
AMRIL KHAKIM
043600659
UPBJJ-UT JAKARTA
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2023
LEMBAR PENGESAHAN
v
KATA PENGANTAR
Berkat Rahmat Allah yang Maha Kuasa, penulis dapat menyelesaikan Laporan
Praktik Kerja Perpajakan yang sudah berlangsung sejak tanggal 17 April 2023 sampai
dengan 9 Juni 2023 di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bekasi Utara.
Maksud dan tujuan penyusunan laporan Praktik Kerja Perpajakan ini adalah
sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi Diploma III Perpajakan, Fakultas
Hukum, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Terbuka. Penyusunan Laporan ini bukan
hanya karena usaha penulis, melainkan karena banyaknya dukungan dan bantuan dari
berbagai pihak, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini. Dalam kesempatan ini
penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
Amril Khakim
vii
DAFTAR ISI
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar I. 1. Peta Lokasi KPP Pratama Bekasi Utara ............................................................................... 3
Gambar I. 2. Foto Lokasi Magang................................................................................................................ 3
Gambar II. 2. Struktur Organisasi KPP Pratama Bekasi Utara ................................................................ 6
Gambar III. a. 1. Sumber : Aplikasi Direktorat Jenderal Pajak .............................................................. 12
Gambar III. a. 2. Tangkapan Layar MPN-Info ........................................................................................ 13
Gambar III. a. 3. Tangkapan Layar Aplikasi Portal DJP........................................................................ 13
Gambar III. a. 4. Tangkapan Layar Aplikasi Renpen ............................................................................. 14
Gambar III. a. 5. Tangkapan Layar Aplikasi Mandor............................................................................. 14
Gambar III. a. 6. Tangkapan Layar Aplikasi Alket ................................................................................. 15
Gambar III. a. 7. Tangkapan Layar Aplikasi E-Billing ........................................................................... 16
Gambar III. a. 8. Tangkapan Layar Aplikasi E-Filing............................................................................. 17
Gambar III. b. 1. Dokumentasi Gudang Pelayanan ................................................................................. 18
Gambar III. b. 2. Penelitian SPT Tahunan................................................................................................ 20
Gambar III. b. 3. Pencetakan NPWP Melalui E-reg ................................................................................ 22
Gambar III. b. 4. Tangkapan Layar E-reg ................................................................................................ 22
Gambar III. c. 1. Formulir Penundaan Pembayaran Pajak ................................................................... 24
Gambar III. c. 2. Formulir Pengangsuran Pembayaran Pajak .............................................................. 25
Gambar III. c. 3. Gudang Berkas Penagihan ........................................................................................... 26
Gambar III. c. 4. Alur Penagihan Pajak ................................................................................................... 26
Gambar III. c. 5. Target dan Realisasi Jumlah Penagihan Aktif ........................................................... 28
Gambar III. c. 6. Dokumentasi Pengiriman Dokumen Surat Teguran ................................................. 28
Gambar III. c. 7. Dokumentasi Wawancara dengan Narasumber ......................................................... 29
Gambar III. c. 8. Dokumentasi Pemindaian Dokumen Penagihan ........................................................ 30
Gambar III. d. 1. Alur Kegiatan Pemeriksaan Lapangan ....................................................................... 31
Gambar III. d. 2. Alur Kegiatan Pemeriksaan Kantor ............................................................................ 32
Gambar III. d. 3. Tangkapan Layar Apllikasi Portal P2 ......................................................................... 34
Gambar III. d. 4. Pengawasan Pada Aplikasi Portal P2 .......................................................................... 34
Gambar III. d. 5. Surat Perintah Pemeriksaan ......................................................................................... 36
Gambar III. d. 6. Pengarsipan Gudang Seksi Pemeriksaan .................................................................... 37
Gambar III. e. 1. Kegiatan Ekstensifikasi Kegiatan Membangun Sendiri ............................................. 39
Gambar III. e. 2.Wawancara dengan Narasumber .................................................................................. 39
Gambar III. e. 3. Tangkapan Layar SIDJP Nine Alket............................................................................ 40
Gambar III. e. 4. Jumlah Target DSPE Triwulan I .................................................................................. 41
Gambar III. e. 5. Tangkapan Layar Aplikasi Appraisal Pemutakhiran Data Pasar ............................ 42
Gambar III. e. 6. Aplikasi Appraisal Pemutakhiran Data Kendaraan ................................................... 42
Gambar III. e. 7. Pemutakhiran Data Kendaraan Bermotor .................................................................. 43
Gambar III. f. 1. Dokumentasi Kegiatan Kang Kasep ............................................................................. 45
Gambar III. f. 2. Dokumentasi Kegiatan Neng Geulis ............................................................................. 46
Gambar III. f. 3. Dokumentasi Penyuluhan Melalui Penempelan di Dinding ....................................... 46
Gambar III. f. 4. Penyuluhan melalui media brosur/pamflet .................................................................. 47
Gambar III. f. 5. Penyuluhan dan Pemberian Brosur Melalui E-Billing ............................................... 47
Gambar III. f. 6. Tangkapan Layar CRM dari Approweb ...................................................................... 48
Gambar III. f. 7. Gambar Profil Wajib Pajak Orang Pribadi ................................................................. 49
Gambar III. f. 8. Gambar Profil Wajib Pajak Badan .............................................................................. 49
Gambar III. f. 9. Target, Realisasi, dan Capaian PKM ............................................................................ 50
Gambar III. f. 10. Dokumentasi Pengiriman STP .................................................................................... 51
Gambar III. f. 11. Wawancara dengan Narasumber ................................................................................ 54
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Penulis memilih KPP Pratama Bekasi Utara sebagai tempat praktik karena
kegiatan yang dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Utara sesuai
dengan materi perkuliahan yang sedang ditempuh, sehingga penulis dapat
menerapkan materi-materi perpajakan yang telah diberikan serta dapat
mengembangkan wawasan dan pengalaman. Alasan lainnya, karena penulis
pada saat ini bekerja sebagai salah satu pegawai di KPP Pratama Bekasi Utara.
BAB II
TINJAUAN UMUM TEMPAT PRAKTIK
B. Struktur Organisasi
KPP Pratama Bekasi Utara dipimpin oleh seorang Kepala Kantor sebagai
pusat komando dan koordinator dari seksi-seksi dan kelompok jabatan
fungsional. Setiap seksi dipimpin oleh kepala seksi dan kelompok jabatan
fungsional dipimpin oleh supervisor. KPP Pratama Bekasi Utara merupakan
KPP Pratama kelompok I, maka berdasarkan pasal 60 Peratuan Menteri
Keuangan nomor 184/PMK.01/2020, tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Keuangan nomor 210/PNK.01/2017 Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal
Direktorat Jenderal Pajak, Struktur organisasi di Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Bekasi Utara adalah sebagai berikut:
c. Seksi Pelayanan
Mempunyai tugas melakukan analisis, penjabaran, dan pengolahan dalam
rangka pemberian layanan perpajakan yang berkualitas dan memastikan Wajib
Pajak memahami hak dan kewajiban perpajakannya melalui pelaksanaan edukasi
dan konsultasi perpajakan, pengelolaan registrasi perpajakan, penerimaan dan
pengolahan Surat Pemberitahuan, penerimaan, tindak lanjut, dan proses
penyelesaian permohonan, saran dan/atau pengaduan, dan surat lainnya dari Wajib
Pajak atau masyarakat, pemenuhan hak Wajib Pajak, serta melakukan
penatausahaan dan penyimpanan dokumen perpajakan, dan melakukan
pengelolaan administrasi penetapan dan penerbitan produk hukum dan produk
layanan perpajakan.
e. Seksi Pengawasan
Seksi Pengawasan mempunyai tugas melakukan analisis, penjabaran, dan
pengelolaan dalam rangka memastikan Wajib Pajak mematuhi peraturan
perundang-undangan perpajakan melalui perencanaan, pelaksanaan, dan tindak
lanjut intensifikasi dan ekstensifikasi berbasis pendataan dan pemetaan (mapping)
subjek dan objek pajak, penguasaan informasi, pencarian, pengumpulan,
pengolahan, penelitian, analisis, pemutakhiran, dan tindak lanjut data perpajakan,
pengawasan dan pengendalian mutu kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib
Pajak, imbauan dan konseling kepada Wajib Pajak, pengawsan dan pemantauan
tindak lanjut pengampunan pajak, serta melakukan pengelolaan administrasi
penetapan dan penerbitan produk hukum dan produk pengawasan perpajakan.
BAB III
PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN PRAKTIK KERJA
PERPAJAKAN
A. Pelaksanaan Magang
B. Pembahasan
Kegiatan Praktik Kerja Perpajakan yang telah diselesaikan oleh penulis di
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Utara mencakup 6 (enam) tema
kegiatan perpajakan yang terdiri dari pengolahan data dan informasi, pelayanan,
penagihan, pemeriksaan, ekstensifikasi serta pengawasan dan konsultasi.
Adapun kegiatan yang tidak dapat dilakukan, penulis menggunakan metode
studi literasi.
Seksi Pengolahan Data dan Informasi saat ini telah berubah nama menjadi
Seksi Penjaminan Kualitas Data (PKD) sesuai dengan aturan Menteri Keuangan
melalui PMK Nomor 184 Tahun 2020 mengesahkan adanya beberapa perubahan
dalam aturan mengenai organisasi dan tata kerja instansi vertikal DJP yang
sebelumnya tertuang dalam PMK Nomor 210 Tahun 2017. Yang saat ini pada KPP
Pratama Bekasi Utara terdiri dari 1 (satu) orang Kepala Seksi, 2 (dua) orang
Pelaksana serta 2 (dua) orang Administrator Sistem.
12
Ada juga aplikasi Renpen yaitu aplikasi yang dapat digunakan untuk
membuat prognosa penerimaan pajak, yang dapat menyediakan data untuk bahan
paparan kepala kantor, menyediakan data prognosa seksi pengawasan per-Account
representative. lnformasi yang disajikan diharapkan dapat membantu dalam
pengambilan keputusan kedepan atau untuk keperluan monitoring dan evaluasi.
Data tersebut biasanya terdapat di Aplikasi Mandor yang berupa rekapan data dan
di Aplikasi SIDJP untuk detail Wajib Pajak yang sudah lapor.
Gambar
GambarIII.
III.a.1.8.Tangkapan
TangkapanLayar
LayarAplikasi
AplikasiE-Filling
E-Filing
2. Pelayanan
Kegiatan pelayanan di KPP Pratama Bekasi Utara, merupakan tugas pokok dan
fungsi dari Seksi Pelayanan. Berdasarkan Pasal 61 ayat (3) Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 210/PMK.01/2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi
Vertikal Direktorat Jenderal Pajak, Seksi Pelayanan di KPP Pratama mempunyai
tugas:
18
Jumlah saat ini pada Seksi Pelayanan KPP Pratama Bekasi Utara terdiri dari 1
(satu) orang Kepala Seksi, 15 (lima belas) orang Pelaksana serta masing-masing 3
(tiga) orang Fungsional Penyuluh dan Asisten Penyuluh.
C. Penyuluhan Perpajakan
Sesuai dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-
05/PJ/2013 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan Perpajakan
menyatakan bahwa tugas administrasi perpajakan meliputi pembinaan, penelitian,
pengawasan dan penerapan sanksi administrasi. Pembinaan masyarakat Wajib
21
Pajak dapat dilakukan melalui berbagai upaya antara lain pemberian penyuluhan
pengetahuan perpajakan.
Untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan penyuluhan perpajakan agar
menghasilkan perubahan pengetahuan, keterampilan, dan sikap, maka perlu
disusun suatu metode penyuluhan yang terstruktur dan sistematis dalam bentuk
pedoman pelaksanaan kegiatan penyuluhan perpajakan.
Penyuluhan Perpajakan di Seksi Pelayanan diselenggarakan oleh
Fungsional Penyuluh Pajak meliputi kegiatan penyuluhan helpdesk di Tempat
Pelayanan Terpadu (TPT), kelas pajak online tentang Efilling dan SPT Tahunan,
kelas pajak seputar E-faktur dan PKP dan sosialisasi pajak ke sekolah-sekolah
(pelajar) melalui agenda pajak bertutur.
Pada tahapan magang di Seksi Pelayanan, penulis merasa perlu untuk
membantu melakukan penyuluhan perpajakan helpdesk yang dilakukan di TPT
mengenai tata cara pembuatan Billing Pajak.
3. Penagihan
Penagihan Pajak merupakan serangkaian Tindakan yang dilakukan agar
penanggung pajak melunasi utang pajak dan niaya penagihan pajaknya.
Kegiatan penagihan di KPP Pratama Bekasi Utara, merupakan tugas pokok dan
fungsi dari Seksi Penagihan. Berdasarkan Pasal 61 ayat (4) Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 210/PMK.01/2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi
Vertikal Direktorat Jenderal Pajak, Seksi Penagihan di KPP Pratama mempunyai
tugas:
a. Melakukan penagihan tunggakan pajak
b. Melakukan penatausahaan piutang pajak
c. Melakukan penyelesaian permohonan penundaan dan angsuran
tunggakan pajak
23
Penentuan Tempat Pembayaran Pajak dan Tata Cara Pembayaran, Penyetoran dan
Pelaporan Pajak serta Tata Cara Pengangsuran dan Penundaan Pembayaran Pajak
Bab IV mengenai Pengangsuran dan Penundaan Pembayaran Pajak Pasal 20
disebutkan bahwa Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan kepada Direktur
Jenderal Pajak untuk mengangsur atau menunda kekurangan pembayaran pajak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, pajak yang terutang sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5, atau pajak yang masih harus dibayar sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6 ayat (1), yang selanjutnya disebut utang pajak, dalam hal Wajib Pajak
mengalami kesulitan likuiditas atau mengalami keadaan di luar kekuasaannya
sehingga Wajib Pajak tidak mampu memenuhi kewajiban pajak pada waktunya.
Permohonan Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 harus
diajukan secara tertulis menggunakan surat permohonan pengangsuran
pembayaran pajak atau surat permohonan penundaan pembayaran pajak paling
lama 9 (sembilan) hari kerja sebelum jatuh tempo pembayaran, disertai dengan
alasan dan bukti yang mendukung permohonan
Berikut adalah formulir angsuran dan penundaan pembayaran pajak:
Sumber : https://accounting.binus.ac.id/2019/12/18/penagihan-pajak/
Hal yang saya lakukan di Seksi Penagihan adalah membantu pengiriman dokumen
Surat Teguran
atau tidak mungkin ditagih lagi, disebabkan karena Wajib Pajak meninggal dunia
dengan tidak meninggalkan harta warisan dan tidak mempunyai ahli waris, ahli
waris tidak dapat ditemukan, tidak mempunyai harta kekayaan lagi, atau karena hak
untuk melakukan penagihan sudah daluwarsa atau karena sebab lain sesuai hasil
penelitian.
Penghapusan piutang pajak harus dilakukan penelitian setempat atau
penelitian administrasi oleh KPP dan hasilnya dilaporkan dalam Laporan Hasil
Penelitian.
Berdasarkan wawancara dengan pegawai di Seksi Penagihan KPP Pratama
Bekasi Utara, pelaksanaan penghapusan piutang pajak dilakukan setiap semester
atau dua kali dalam setahun terdapat aplikasi khusus dalam pengerjaan aplikasi
penghapusan piutang pajak.
Hal yang saya lakukan di Seksi Penagihan KPP Pratama Bekasi Utara untuk
poin ini adalah hanya melakukan wawancara karena pelaksanaan penghapusan
piutang pajak dilakukan setiap semester atau dua kali dalam setahun.
Salah satu fungsi penagihan yang dilakukan Seksi Penagihan dengan mengelola
arsip surat dan berkas yang berkaitan dengan penagihan utang pajak wajib pajak, seperti :
1. Arsip Surat Tagihan Pajak (STP) / Surat Ketetapan Pajak (SKP),
2. Arsip Surat Teguran,
3. Arsip Surat Paksa,
4. Arsip Surat Perintah Melakukan Penyitaan (SPMP)
5. Arsip Surat Blokir,
6. Arsip Surat Lelang,
7. Surat Keputusan Penambahan Piutang,
8. Surat Keputusan Pengurangan Piutang,
9. Surat Setoran Pajak (SSP) dan Pemindahbukuan (PBK)
30
Mengingat setiap berkas yang diterbitkan sangat penting dan berkaitan maka semua
jenis berkas penagihan harus digabungkan dalam sebuah wadah per NPWP/per Wajib
Pajak, yang dinamakan Rumah Berkas. Jadi satu NPWP, memiliki satu rumah berkas, dan
didalam satu Rumah Berkas itu terdiri dari beberapa jenis berkas (termasuk ke-9 jenis surat
diatas)/ terdiri dari berkas-berkas yang berkaitan dengan NPWP/Wajib Pajak tersebut.
Berdasarkan wawancara dengan pegawai Seksi Penagihan KPP Pratama Bekasi
Utara sebelum dimasukkan ke Rumah Berkas, dokumen-dokumen tersebut di atas,
dokumen-dokumen harus dipindai terlebih dahulu. Terdapat beberapa kekurangan pada
proses bisnis ini, hal itu dikarenakan terlalu banyaknya dokumen yang harus dilakukan
pemindaian dokumen yang tidak sebanding dengan jumlah pegawai di Seksi Penagihan
KPP Pratama Bekasi Utara.
Hal yang saya lakukan di Seksi Penagihan KPP Pratama Bekasi Utara adalah
dengan membantu pelaksanaan pemindaian dokumen.
4. Pemeriksaan
Pemeriksaan Pajak berdasarkan Undang-Undang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah
data, keterangan, dan atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional
berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan
kewajiban perpajakan dan atau tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan
perundang-undangan perpajakan .
Alasan dilakukannya pemeriksaan pajak ada 2, yaitu untuk menguji
kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak yang biasanya akan
menghasilkan produk hukum yaitu surat ketetapan pajak atau STP dan tujuan kedua
31
yakni tujuan lain yaitu dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Dalam rangka untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan,
pemeriksaan pajak dapat diklasifikasikan menjadi:
a. Pemeriksaan Khusus yaitu pemeriksaan pajak yang dilakukan karena
adanya indikasi ketidakpatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan
berdasarkan data tertentu atau berdasarkan perintah tertentu
b. Pemeriksaan Rutin yaitu pemeriksaan yang dilakukan untuk pengujian
pemenuhan hak dan/atau kewajiban perpajakan Wajib Pajak.
Sumber : https://mantrie.com/pemeriksaan-pajak/
Gambar III. d. 1. Alur Kegiatan Pemeriksaan Lapangan
2. Pemeriksaan Kantor
Pemeriksaan Kantor dilakukan di Kantor Direktorat Jenderal Pajak atau Kantor
Pelayanan Pajak
32
Sumber : https://mantrie.com/pemeriksaan-pajak/
Audit Plan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Utara dilakukan oleh
Supervisor Pemeriksa Pajak. Dimana dapat dikerjakan melalui aplikasi Portal P2
oleh Fungsional pemeriksa beserta Pelaksana P3. Isi rencana pemeriksaan/audit
plan berupa gambaran umum Wajib Pajak, Susunan Tim Pemeriksa, Kriteria
Pemeriksaan, Jenis Pemeriksaan, Ruang lingkup pemeriksaan, Identifikasi
masalah, Rencana batas akhir penyelesaian pemeriksaan, Tanggal jatuh tempo
penyelesaian permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak, Tenaga ahli
yang dibutuhkan dan Sarana pendukung yang diperlukan. Audit Plan diserahkan
oleh Supervisor Pemeriksa Pajak ke Seksi P3 untuk diadministrasikan dan
diterbitkan Surat Perintah Pemeriksaan (SP2).
5. Ekstensifikasi
A. Pendataan objek dan subjek pajak
Ekstensifikasi adalah kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh Direktorat
Jenderal Pajak terhadap Wajib Pajak yang telah memenuhi syarat subjektif dan
objektif namun belum mendaftarkan diri untuk diberikan Nomor Pokok Wajib
Pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Setelah
adanya reorganisasi unit vertikal Direktorat Jenderal Pajak Berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2020 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 210/PMK.01/2017 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja
Instansi Vertikal dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekstensifikasi tidak lagi
ditugaskan kepada Seksi Ekstensifikasi, melainkan dibebankan ke beberapa seksi
berikut:
1. Seksi Pengawasan
perencanaan, pelaksanaan, dan tindak lanjut ekstensifikasi berbasis
pendataan dan pemetaan (mapping) subjek dan objek pajak, penguasaan
wilayah, pengamatan potensi pajak dan penguasaan informasi, pencarian,
38
Dasar Hukum Pendataan Objek dan Subjek Pajak diatur dalam Peraturan
Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 254/PMK.03/2014 Tentang Tata
Cara Pendaftaran Dan Pendataan
Objek Pajak Dan Subjek Pajak Atau Wajib Pajak Pajak Bumi Dan Bangunan.
Dalam menjaring atau mencari Wajib Pajak baru, Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
Pratama Bekasi Utara memiliki program Kegiatan Pengumpulan Data Lapangan
(KPDL), yaitu dengan cara menugaskan Account Representative untuk melakukan
penyisiran dan pemantauan area strategis atau area yang diindikasikan masih
banyak terdapat Subjek Pajak yang sekiranya belum melaksanakan pendaftaran
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) padahal sudah memenuhi persyaratan untuk
ber-NPWP. Dikarenakan, dalam pelaksanaan tersebut membutuhkan Surat Tugas
Visit, maka penulis tidak dapat mengikuti kegiatan tersebut. Namun penulis
meminta contoh dokumentasi hasil pelaksanaan kegiatan tersebut.
39
daring. Bimbingan tatap muka dapat dilakukan dengan cara datang KPP Pratama
Bekasi Utara di hari dan jam kerja, dengan terlebih dahulu melakukan pengambilan
nomor antrian online melalui situs kunjung.pajak.go.id. setelah Wajib Pajak
mendaftarkan antrean sesuai dengan permasalahannya baik ke helpdesk di tpt
maupun langsung menemui Account Representative bersangkutan kemudian Wajib
Pajak dapat melakukan kunjungan ke KPP Pratama Bekasi Utara sesuai dengan
jadwal yang telah ditetapkan.
Layanan perpajakan yang kedua adalah layanan bimbingan dan konsultasi
secara online. Layanan ini dapat dilakukan dengan beberapa cara sesuai dengan
jenis permasalahan yang dihadapi sebagai berikut:
1) Melakukan panggilan telepon ke nomor-nomor resmi
KPP Pratama Bekasi Utara,
2) Melakukan konsultasi dengan mengirimkan pesan
(whatsapp chat) untuk berkonsultasi,
3) Mengirimkan pesan secara pribadi ke akun media
sosial KPP Pratama Bekasi Utara, dan
4) Mengirimkan surat elektronik (email) ke email resmi
KPP Pratama Bekasi Utara di alamat kpp.407@pajak.go.id
Selain itu, KPP Pratama Bekasi Utara juga memiliki inovasi berupa Kang
Kasep (Kelas Pajak tentang Seputar Efaktur dan PKP) dan Neng Geulis (Kelas
Pajak Online Tentang Efiling & SPT Tahunan). Dikarenakan pada saaat magang
tidak berkaitan dengan jadwal kegiatan tersebut, maka penulis hanya dapat
meminta bukti kegiatan tersebut.
Dalam hal ini penulis melihat bahwa penyusunan profil Wajib Pajak sudah
terdapat di KPP Pratama Bekasi Utara dalam bentuk sebuah aplikasi SIDJP yang
berisi informasi lengkap berupa NPWP, Nama, Alamat, E-mail, tanggal lahir,
Nama Penanggung Jawab dan lain-lain.
3. Penerbitan STP
Surat Tagihan Pajak (STP) merupakan surat untuk melakukan tagihan pajak dan
sanksi administrasi berupa bunga dan dendah juga berfungsi sebagai koreksi atas
jumlah pajak terutang, sarana mengenakan sanksi kepada wajib pajak, serta sarana
menagih pajak. STP diterbitkan untuk keterlambatan pelaporan SPT. STP
diterbitkan setelah dilakukan penelitian administrasi, setelah dilakukan verifikasi,
pemeriksaan, pemeriksaan ulang dalam rangka penerbitan SKP dalam hal PPh
dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar, dari hasil penelitian SPT terdapat
kekurangan pembayaran pajak sebagai akibat salah tulis/salah hitung. STP
memiliki dasar hukum yang sama dengan SKP (Surat Ketetapan Pajak) sehingga
dalam hal penagihan dapat dilakukan dengan surat paksa. Berdasarkan hasil
penelitian Penerbitan STP yang dilaksanakan di KPP Pratama Bekasi Utara sudah
berjalan dengan baik. Pada Penerbitan STP setiap tahunnya mengalami
peningkatan, mereka melakukan penerbitan STP dengan mengawasi kepatuhan
pelaporan dan pembayaran wajib pajak kemudian menerbitkan STP pada wajib
pajak yang terlambat bayar, terlambat lapor termasuk tidak melakukan pelaporan.
Dikarenakan pengiriman penerbitan STP masih secara manual dan banyak,
Penulis diminta untuk membantu dalam pengiriman dokumen STP.
b. Pengumpulan data
Kegiatan pengumpulan data adalah kegiatan untuk mengumpulkan data atau
informasi dari berbagai sumber, yang berguna bagi penggalian potensi pajak. Data atau
informasi yang dibutuhkan meliputi data terkait transaksi, data terkait
harta/kepemilikan, data terkait tempat tinggal atau kedudukan usaha Wajib Pajak dan
data lainnya yang berhubungan dengan Wajib Pajak.
55
Dalam pengumpulan data ini, AR Galpot dapat menggunakan sumber data yang
berasal dari internal DJP sendiri maupun melalui sumber eksternal. Sebagaimana
amanat Pasal 35A Undang-undang Ketentuan Umum Perpajakan terkait kewajiban
penyampaian data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan oleh instansi
pemerintah, lembaga, asosiasi dan pihak lain, sudah banyak data yang berhasil
dihimpun oleh DJP, baik melalui Kantor Pusat DJP maupun oleh Kanwil.
Data/informasi tersebut dapat dimanfaatkan AR untuk penggalian potensi pajak.
e. Pengolahan data
Data yang berhasil dikumpulkan melalui proses pengumpulan data melalui sistem
informasi, aplikasi dan data internal, serta data yang bersumber dari internet
selanjutnya dilakukan pengolahan data.
Pengolahan pengolahan data dapat dilakukan dengan berbagai cara dan berbagai
software, dari yang sederhana hingga penggunaan tools yang canggih dan berbayar.
Namun pengolahan sederhanadengan menggunakan Microsoft Excel pun cukup
powerfull dan dapat diandalkan.
Microsoft Excel bukanlah suatu hal yang asing di kalangan masyarakat saat
ini.Penggunaannya pun begitu meluas, sehingga tidak heran jika Excel dikenal sebagai
tools dalam pengolahan data yang cukup diandalkan, khususnya untuk data yang
56
memiliki kapasitas tidak begitu besar. Banyak fungsi yang dapat digunakan dalam
pengolahan data, namun cukup lah menggunakan fungsi Microsoft Excel yang
sederhana dan paling sering dipakai dalam pengolahan data, yaitu fungsi VlookUp dan
Pivot Table.
f. Tindak lanjut
Data yang telah diolah akan menjadi potensi sementara. Kemampuan analisis yang
kuat terhadap data ini perlu dimiliki para AR Galpot, untuk memperoleh potensi yang
benar-benar dapat direalisasikan, bukan hanya potensi lemah yang dapat dengan mudah
dibantah wajib pajak. Perlu terus diasah kemampuan analisis ini sehingga para AR
Galpot dapat segera mengetahui titik kritis kewajiban perpajakan wajib pajak yang
tidak dilaksanakan dengan benar.
Langkah selanjutnya terhadap potensi sementara tersebut dicocokkan (matching)
dengan SPT terkait. Apabila data potensi sementara tersebut ternyata telah dilaporkan
dalam SPT Wajib Pajak, maka potensi sementara tersebut menjadi gugur. Namun
apabila ternyata belum dilaporkan atau dilaporkan sebagian dalam SPT Wajib Pajak,
maka potensi sementara tersebut akan berubah menjadi potensi tetap.
Atas potensi tetap ini, secara administratif ditindaklanjuti denganmengirimkan
Surat Permintaan Penjelasan atas Data dan atau Keterangan (SP2DK). Ada tiga hal
terkait tindak lanjut SP2DK ini, (1) Wajib Pajak tidak merespon, (2) Wajib Pajak
merespon dan atas penjelasan Wajib Pajak dapat diterima oleh AR. (3) Wajib Pajak
merespon namun penjelasan Wajib Pajak tidak dapat dapat diterima oleh AR.
Tindaklanjut SP2DK dapat berupa advisory visit ke tempat Wajib Pajak untuk
memastikan proses bisnis Wajib Pajak atau berupa mengirimkan undangan kepada
Wajib Pajak untuk dilakukan konseling.
secara langsung. Berbicara terkait pajak dengan AR Galpot, tentunya bukan perkara
yang menyenangkan, namun hendaknya para AR Galpot dapat mengupayakan untuk
menyentuh sisi hati Wajib Pajak bersangkutan bukan menakut-nakutinya.
Walaupun sudah memiliki sifat memaksa yang kuat didukung dengan sanksi yang
berat, ternyata masyarakat masih tetap enggan membayar pajak. Ini terbukti dari tidak
tercapainya rencana penerimaan pajak dalam beberapa tahun terakhir, banyaknya kasus
penggelapan pajak, banyaknya kasus penyelundupan untuk menghindari pajak, seruan
untuk boikot pajak dan berbagai kasus perpajakan lainnya.
Saat ini masyarakat sudah sangat kritis, menakut-nakuti dengan ancaman sanksi
sudah bukan jamannya lagi.
BAB IV
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Setelah Penulis menyelesaikan Praktik Kerja Perpajakan di Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Utara, berikut beberapa hal yang dapat
penulis sampaikan:
1. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Utara merupakan salah satu unit
vertikal Direktorat Jenderal Pajak yang berfungsi untuk mengumpulkan
penerimaan negara di sektor perpajakan dan melakukan pengawasan perpajakan
di wilayah kerja yang meliputi kecamatan Bekasi Utara, Bekasi Timur,
Rawa Lumbu, dan Mustika Jaya. Beberapa perubahan seksi membuat
pegawai KPP Pratama Bekasi cepat menyesuaikan keadaan sekarang demi
terjaganya pencapaian penerimaan negara.
2. Tujuan dilakukan Praktik Kerja Perpajakan adalah agar para mahasiswa
mendapatkan pengalaman langsung di tempat magang atau praktik kerja
sehingga lebih mengetahu secara detil pekerjaan seksi terkait bagian dari tugas
fungsi kantor pelayanan pajak.
3. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Utara terdiri dari seksi-seksi
dengan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing untuk mendukung
tercapainya target penerimaan negara. Sehingga masing-masing seksi
berperan penting dalam penerimaan negara tidak hanya salah satu seksi saja.
Maka dari itu, adanya sinergi dalam bekerja seperti pada salah satu nilai
kementerian keuangan.
B. Saran
C. Keterbatasan
Berdasarkan hasil Praktik kerja yang telah dilakukan penulis di KPP
Pratama Bekasi Utara ada beberapa keterbatasan dalam pengambilan data untuk
kebutuhan laporan Praktik Kerja Perpajakan yaitu sebagai berikut:
1) Kurangnya waktu yang dibutuhkan Penulis dalam setiap pengambilan data
untuk bagian yang berbeda. Misal dalam satu minggu ada libur 2 hari
sehingga penulis hanya terbatas dalam pengambilan data dan bertanya
kepada narasumber.
2) Adanya beberapa pegawai yang mutasi/pindah sehingga pegawai baru
tidak sepenuhnya tahu terkait data yang diingkan penulis. Jadi, perlu waktu
lebih dalam pemahaman data yang dibutuhkan.
3) Saat pengambilan data terkadang narasumber sedang berada di luar kantor
atau melaksanakan dinas luar sehingga butuh waktu lebih dalam
pengambilan data
63
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jenderal Pajak. 2019. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-
01/PJ/2019 Tentang Tata Cara Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak Dalam
Rangka Ekstensifikasi
Direktorat Jenderal Pajak. 2013. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-
23/PJ/2013 Tentang Standar Pemeriksaan Penjelasan Kegiatan
Direktorat Jenderal Pajak. 2019. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-
19/PJ/2019 Tentang Surat Pemberitahuan Objek Pajak Pajak Bumi Dan
Bangunan
Direktorat Jenderal Pajak. 2020. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Per-
24/PJ/2020 Tentang Tata Cara Permohonan, Pemberitahuan, Pemberian,
Pembatalan Serta Permohonan Dan Penerbitan Kembali
Wildan, Muhammad. (07 September 2021). Asyik, Kota Bekasi Beri Pemutihan dan
Diskon PBB Hingga 60%. Diakses tanggal 03 Desember 2021 dari
https://news.ddtc.co.id/asyik-kota-bekasi-beri-pemutihan-dan-diskon-pbb-
hingga-60-32621
65
LAMPIRAN-LAMPIRAN