Anda di halaman 1dari 14

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......................................................................................................... 1

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 3

BAB II ANALISA LAPORAN KEUANGAN .................................................... 5

21 MANAJEMEN ........................................................................................ 5

22 LAPORAN TAHUNAN ........................................................................ 9

23 ANALISA LAPORAN TAHUNAN .................................................... 11

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 13

31 KINERJA YANG TERLAKSANA .................................................... 13

32 PENDAPAT/ KESIMPULAN ............................................................. 13

33 SARAN .................................................................................................. 13

1
2
BAB I

PENDAHULUAN

Perkembangan posisi keuangan mempunyai arti yang sangat penting bagi

perusahaan untuk menilai kinerjanya. Pemahaman mengenai posisi keuangan bisa

menjadikan dasar untuk mengevaluasi apakah kondisi keuangan perusahaan tersebut sehat

atau tidak, mengingat sudah banyak isu permasalahan yang menyebabkan perusahaan yang

akhirnya di liquidasi karena faktor keuangan yang tidak sehat. Laporan keuangan

merupakan salah satu alat yang dipakai untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan

yang disusun dalam setiap akhir periode yang berisi tentang pertanggungjawaban keuangan

secara keseluruhan. Laporan keuangan ini memberikan gambaran atas keuangan

perusahaan dalam satu periode akuntansi yang terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan

laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas pemegang saham, laporan arus kas, dan

catatan atas laporan keuangan.

Masalah keuangan merupakan salah satu masalah yang sangat vital bagi

perusahaan dalam perkembangan bisnis disemua perusahaan. Kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan keuntungan adalah kunci keberhasilan perusahaan untuk dapat

dikatakan mempunyai kinerja perusahaan yang baik, karena keuntungan merupakan

komponen laporan keuangan yang digunakan sebagai alat untuk menilai baik tidaknya

kinerja perusahaan. Hal ini akan mempengaruhi keberlangsungan perusahaan untuk maju

dan bekerjasama antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain. Salah satu

faktor yang dapat menunjukkan bagaimana kinerja perusahaan itu baik atau tidak yaitu

dengan analisis laporan keuangan. Analisis rasio keuangan dapat digunakan untuk

mengetahui kinerja keuangan yang ingin dicapai perusahaan. Rasio keuangan yang dapat

digunakan untuk menganalisis kinerja keuangan perusahaan seperti rasio likuiditas, rasio

leverage dan rasio profitabilitas. Hasil analisis ini akan sangat membantu dalam menilai

3
4

prestasi manajemen di masa lalu dan mengestimasi prospek perusahaan di masa

mendatang, sehingga dapat diketahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh

manajemen perusahaan.
BAB II

ANALISA LAPORAN KEUANGAN


2 1 MANAJEMEN

a. Pendirian Perusahaan

PT AirAsia Indonesia Tbk ("Perusahaan") yang sebelumnya bernama PT

Rimau Multi Putra Pratama, Tbk. didirikan berdasarkan Akta Notaris Muchlis

Munir, SH., No. 61 tanggal 25 Juli 1989. Akta pendirian telah disahkan oleh

Menteri Kehakiman Republik Indonesia sesuai dengan surat keputusan No. C2-

4016.HT.01.01.Th.91 tanggal 21 Agustus 1991 serta diumumkan dalam Berita

Negara Republik Indonesia No. 44, Tambahan No. 2460/1992 tanggal 2 Juni 1992.

Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan,

terakhir dengan Akta No. 138 pada tanggal 24 Mei 2018 dari Notaris Jose Dima

Satria, S.H., M.Kn. yang menyetujui antara lain:

i. Perubahan tempat kedudukan Perusahaan dari Jl. A.M. Sangaji No. 11

L-M, Gambir, Jakarta Pusat menjadi Red House AirAsia, Jl. Marsekal

Suryadharma No. 1, Kota Tangerang, Banten;

ii. Perubahan kewenangan Direksi dalam mewakili Perusahaan;

iii. Perubahan susunan dewan komisaris dan direksi perusahaan.

Perubahan tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi

Manusia melalui Surat Keputusan No. AHU-0012707.AH.01.02 tanggal 8 Juni

2018.

Perusahaan berdomisili dan beralamat di Jl. Marsekal Suryadharma No.

1, Kota Tangerang, Banten. Perusahaan mulai beroperasi komersial pada tahun 25

Juli 1989.

5
6

AirAsia Berhad, Malaysia, adalah entitas induk dan entitas induk terakhir

Perusahaan.

b. Penawaran Umum dan Aksi Korporasi yang Mempengaruhi Modal Saham

yang Ditempatkan dan Disetor Penuh.

Pada tanggal 11 November 1994, Perusahaan memeroleh pernyataan

efektif dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (“BAPEPAM-

LK”, sekarang merupakan bagian dari Otoritas Jasa Keuangan atau “OJK”) dalam

surat No. S-1861/PM/1994, untuk melakukan penawaran umum perdana atas

sahamnya (“IPO”) sebesar 20.000.000 saham dengan nilai nominal per saham

Rp1.000, dengan harga penawaran sebesar Rp2.450 per saham dan pencatatan

seluruh saham Perusahaan di Bursa Efek Indonesia. Pada tanggal 8 Desember

1994, saham Perusahaan telah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia.

Sesuai dengan surat pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan

(“OJK”) melalui surat No. S-453/D.04/2017 tanggal 30 November 2017,

Perusahaan menerbitkan Penambahan Modal dengan memberikan Hak Memesan

Efek terlebih Dahulu I ("PMHMETD I").

Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang tanggal 29

Desember 2017 yang telah didokumentasikan dalam Akta No. 86 oleh Notaris

Liestiani Wang, S.H., M.Kn., notaris di Jakarta, diputuskan hal-hal berikut:

1. Menyetujui rencana Perusahaan melakukan penerbitan Hak Memesan

Efek Terlebih Dahulu ("HMETD") dengan penawaran umum terbatas

dengan menerbitkan sebanyak-banyaknya 13.646.387.267 saham baru

dengan nilai nominal Rp250.

2. Menyetujui setoran modal yang akan dilakukan oleh PT Fersindo

Nusaperkasa dan AirAsia Investment Ltd. Selaku pembeli siaga dalam

penawaran umum terbatas masing masing sebanyak 5.306.040.000


7

saham dan 5.097.960.000 saham dalam bentuk selain uang (inbreng)

berupa sekuritas perpetual yang kemudian dikonversi penuh menjadi

saham PT Indonesia AirAsia dengan nilai total sebesar

Rp2.601.000.000.000.

Pada 30 Juni 2019 dan 31 Desember 2018, seluruh saham Perusahaan

sebanyak 10.685.124.441 saham sudah tercatatkan di Bursa Efek Indonesia.

c. Struktur Entitas Anak

Pada tanggal 30 Juni 2019 dan 31 Desember 2018, Perusahaan mempunyai

pengendalian langsung dan tidak langsung atas entitas anak sebagai berikut :

Tahun
Beroperasi
Secara
Entitas Anak Domisili Komersial Jenis Usaha

Pemilikan langsung:
PT Indonesia AirAsia Jakarta 2004 Angkatan udara niaga
("IAA")

Pemilikan tidak langsung:


PT Garda Tawang Reksa Jakarta 2016 Aktivitas Kebandarudaraan
Indonesia ("GTRI")

PT Indonesia AirAsia (“IAA”)

IAA memiliki saham pada PT Garda Tawang Indonesia (“GTRI”) dengan

presentase kepemilikan 67%. GTRI bergerak dalam bidang aktivitas

kebandarudaraan dan memulai operasi komersialnya pada tahun 2016.

PT Garda Tawang Reksa Indonesia (“GTRI”)

Berdasarkan Akta Notaris No. 24 tanggal 24 Oktober 2016, dari Notaris

Anne Djoenardi,S.H., MBA., PT Indonesia AirAsia (“IAA”) bersama dengan

PT.Hutama Bhakti Investindo sepakat untuk mendirikan anak perusahaan dengan


8

nama PT Garda Tawang Reksa Indonesia (GTRI). Total kepemilikan saham IAA

pada entitas anak tersebut adalah sebesar 67% setara dengan Rp10.050.000.000

dengan nilai nominal saham sebesar Rp1.000.000. Kepemilikan saham tersebut

telah disetor penuh pada tanggal 5 Juli 2017 sebesar Rp5.123.374.000 dan sisanya

sebesar Rp4.926.626.000 diselesaikan dengan menyerahkan aset tetap yang telah

dinilai kembali oleh KJPP Aditya Iskandar dan rekan.

d. Dewan Komisaris dan Direksi dan karyawan

Susunan Dewan Komisaris, Direksi dan komite Audit Perusahaan pada

tanggal 30 Juni 2019 adalah sebagai berikut:

(*)Berdasarkan Keputusan Dewan Komisaris No. AAID/SK-DK/06-2019/003

tanggal 24 Juni 2019.

e. Penyelesaian Laporan Keuangan Konsolidasian Interim

Manajemen Perusahaan bertanggungjawab atas penyusunan laporan

keuangan konsolidasian interim ini sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan

(“SAK”) Indonesia, yang telah diselesaikan dan disetujui untuk diterbitkan pada

tanggal 23 Agustus 2019.


9

2 2 LAPORAN TAHUNAN

Tabel 2.2 laporan tahuan


10
11

2 3 ANALISA LAPORAN TAHUNAN


12
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3 1 KINERJA YANG TERLAKSANA


Kinerja maskapai penerbangan PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP) di

semester I 2019 kurang memuaskan. Melansir laporan keuangan dari

keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), pendapatan usaha CMPP

anjlok 196,24% menjadi Rp 453,41 miliar di akhir Juni 2019 lalu.

Pada pada periode sama tahun 2018, CMPP masih bisa mencatat

pendapatan sebesar Rp 1,34 triliun. CMPP mencatat pendapatan terbesar dari

penjualan kursi tiket penumpang sebesar Rp 319,11 miliar. Dilanjut pendapatan

penumpang lain-lain sebesar Rp 56,21 miliar. Untuk kargo sebesar Rp 45,22

miliar dan charter sebesar Rp 32,87 miliar.

3 2 . PENDAPAT/ KESIMPULAN
Dari seluruh perusahaan yang diteliti, dari sudut aktivitas, pengelolaan

persediaan dan piutangnya berada di bawah rata-rata industri, dan umumnya

pengeloaan piutangnya kurang efisien. .Dari keseluruhan perusahaan yang

diteliti pada posisi solvabilitas, memperlihatkan bahwa kelima perusahaan

tersebut masih kurang efisien dalam mengelola aset-asetnya.

3 3 . SARAN
Bagi dunia akademik diharapkan dapat mengembangkan metode

pengukuran kinerja dengan menggunakan rasio keuangan yang lebih

menyeluruh. Bagi mahasiswa hasil penelitian ini, dapat digunakan sebagai

tambahan literatur untuk mengembangkan penelitian-penelitian yang dilakukan

13
14

pada waktu yang akan datang. Penganalisaan terlebih dahulu terhadap kinerja

keuangan oleh para Investor sangat berguna dalam mengambil keputusan

Anda mungkin juga menyukai