Anda di halaman 1dari 26

TUGAS 2 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

NAMA : ANISA KHAYATI SYAIDAH

NPM : 203168

KELAS : 2B

LATIHAN I

1. A. Susunan Laporan Keuangan Komparatif

• Laporan Posisi Keuangan

PT ABC

LAPORAN POSISI KEUANGAN KOMPARATIF

PER 31 DESEMBER 2015 DAN 2016

(DALAM JUTAAN RUPIAH)

Tahun Perubahan

Nama Rekening 2015 2016 Absolut Relatif

Aset

Aset Lancar

Kas 420 790 370 88,10%

Piutang Dagang 1,000 1,200 200 20,00%

Persediaan Barang Dagang 2,650 2,500 (150) (5,66%)

Total Aset Lancar 4,070 4,490 420 10,32%

Aset Tetap

Peralatan Toko 3,500 4,000 500 14,29%

Peralatan Kantor 500 450 (50) 10,00%

Bangunan 6,750 6,250 (500) (7,41%)

Tanah 1,000 1,000 0 0,00%

Total Aset Tetap 11,750 11,700 (50) 0,43%

Investasi Jangka Panjang

Investasi Jangka Panjang 960 650 (310) 32,29%

Total Aset 16,780 16,840 60 0,36%

Kewajiban

Kewajiban Lancar
Utang Dagang 1,900 1,640 (260) (13,68%)

Utang Wesel 900 750 (150) (16,67%)

Utang Pajak 120 260 140 116,67%

Total Kewajiban Lancar 2,920 2,650 (270) (9, 25%)

Kewajiban Jangka Panjang

Utang Obligasi 4,200 4,000 (200) (4, 76%)

Total Kewajiban 7,120 6,650 (470) 6,60%

Ekuitas

Modal Pemegang Saham

Saham Biasa Nominal (Rp.0,05 4,750 4,750 0 0,00%


per lembar)

Laba Ditahan 4,910 5,440 530 10,79%

Total Modal Pemegang Saham 9,660 10,190 530 5,49%

Total Kewajiban dan Ekuitas 16,780 16,840 60 0,36%

• Laporan Laba Rugi

PT ABC

LAPORAN LABA RUGI KOMPARATIF

PER 31 DESEMBER 2015 DAN 2016

(DALAM JUTAAN RUPIAH)

Tahun Perubahan

Nama Rekening 2015 2019 Absolut Relatif

Penjualan Bersih 20,750 24,860 4,110 19,81%

Harga Pokok Penjualan 12,220 15,230 3,010 24,63%

Laba Kotor 8,530 9,630 1,100 12,90%

Beban Operasi

Beban Iklan 1,000 1,450 450 45,00%

Beban Gaji Bagian Penjualan 2,800 2,400 (400) 14,29%

Beban Gaji Bagian Kantor 2,000 1,650 350 17,50%

Beban Asuransi 450 1,000 550 122,22%

Beban Perlengkapan 350 260 (90) 25,71%


Beban Penyusutan 750 850 100 13,33%

Beban Rupa -rupa 150 170 20 13,33%

Total Beban Operasi 7,500 7,780 280 3,73%

Laba Bersih Sebelum Bunga dan 1,030 1,850 820 79,61%


Pajak

Beban Bunga 460 440 (20) 4,35%

Laba Bersih Sebelum Pajak 570 1,410 840 147,37%

Pajak Penghasilan 190 470 280 147,37%

Laba Bersih Setelah Pajak 380 940 560 147,37%

B. Susunan Laporan Keuangan Common Size

• Laporan Posisi Keuangan

PT ABC

LAPORAN POSISI KEUANGAN COMMON SIZE

PER 31 DESEMBER 2015 DAN 2016

(DALAM JUTAAN RUPIAH)

Tahun

Nama Rekening 2015 2016

Aset

Aset Lancar

Kas 2,50% 4,69%

Piutang Dagang 5,96% 7,13%

Persediaan Barang Dagang 15,79% 14,85%

Total Aset Lancar 24,26% 26,66%

Aset Tetap

Peralatan Toko 20,86% 23,75%

Peralatan Kantor 2,98% 2,67%

Bangunan 40,23% 37,11%

Tanah 5,96% 5,94%

Total Aset Tetap 70,02% 69,48%


Investasi Jangka Panjang

Investasi Jangka Panjang 5,72% 3,86%

Total Aset 100,00% 100,00%

Kewajiban

Kewajiban Lancar

Utang Dagang 11,32% 9,74%

Utang Wesel 5,36% 4,45%

Utang Pajak 0,72% 1,54%

Total Kewajiban Lancar 17,40% 15,74%

Kewajiban Jangka Panjang

Utang Obligasi 25,03% 23,75%

Total Kewajiban 42,43% 39,49%

Ekuitas

Modal Pemegang Saham

Saham Biasa Nominal (Rp.0,05 per lembar) 28,31% 28,21%

Laba Ditahan 29,26% 32,30%

Total Modal Pemegang Saham 57,57% 60,51%

Total Kewajiban dan Ekuitas 100,00% 100,00%

• Laporan Laba Rugi

PT ABC

LAPORAN LABA RUGI COMMON SIZE

PER 31 DESEMBER 2015 DAN 2016

(DALAM JUTAAN RUPIAH)

Tahun

Nama Rekening 2015 2019

Penjualan Bersih 100,00% 24,860

Harga Pokok Penjualan 58,89% 61,26%

Laba Kotor 41,11% 38,74%

Beban-beban Operasi

Beban Iklan 4,82% 5,83%


Beban Gaji Bagian Penjualan 13,49% 9,65%

Beban Gaji Bagian Kantor 9,64% 6,64%

Beban Asuransi 2,17% 4,02%

Beban Perlengkapan 1,69% 1,05%

Beban Penyusutan 3,61% 3,42%

Beban Rupa -rupa 0,72% 0,68%

Total Beban Operasi 36,14% 31,30%

Laba Bersih Sebelum Bunga dan Pajak 4,96% 7,44%

Beban Bunga 2,22% 1,77%

Laba Bersih Sebelum Pajak 2,75% 5,67%

Pajak Penghasilan 0,92% 1,89%

Laba Bersih Setelah Pajak 1,83% 3,78%

C. Analisis Rasio

1. Rasio Likuiditas

Tahun 2015

• Rasio Lancar

= Aset Lancar / Kewajiban Lancar

= 4,070 / 2,920

= 1,39

• Rasio Cepat

= (Aset Lancar - Persediaan) / Kewajiban Lancar

= (4,070 - 2,650) / 2,920

= 0,49

Tahun 2016

• Rasio Lancar

= Aset Lancar / Kewajiban Lancar

= 4,490 / 2,650

= 1,69
• Rasio Cepat

= (Aset Lancar - Persediaan) / Kewajiban Lancar

= (4,490 - 2,500) / 2,650

= 0,75

2. Rasio Struktur Modal dan Solvabilitas

Tahun 2015

• Rasio Kewajiban Jangka Panjang Terhadap Modal

= Total Kewajiban Jangka Panjang / Total Ekuitas

= 4,200 / 9,660

= 0,43

• Rasio Total Kewajiban Terhadap Modal

= Total Kewajiban / Total Ekuitas

= 7,120 / 9,660

= 0,74

• Rasio Total Kewajiban Terhadap Total Aset

= Total Kewajiban / Total Aset

= 7,120 / 16,780

= 0,42

• Rasio Kelipatan Bunga yang Dihasilkan

= Laba Sebelum Bunga dan Pajak / Beban Bunga

= 1,030 / 460

= 2,24

Tahun 2016

• Rasio Kewajiban Jangka Panjang Terhadap Modal

= Total Kewajiban Jangka Panjang / Total Ekuitas

= 4,000 / 10,190

= 0,39

• Rasio Total Kewajiban Terhadap Modal

= Total Kewajiban / Total Ekuitas

= 6,650 / 10,190

= 0,65
• Rasio Total Kewajiban Terhadap Total Aset

= Total Kewajiban / Total Aset

= 6,650 / 16,840

= 0,39

• Rasio Kelipatan Bunga yang Dihasilkan

= Laba Sebelum Bunga dan Pajak / Beban Bunga

= 1,850 / 440

= 4,20

3. Rasio Aktivitas

Tahun 2015

• Rasio Perputaran Piutang

= Penjualan / Rata-rata Piutang

= 20,750 / (1,000/2)

= 41,50

• Rasio Perputaran Persediaan

= Penjualan / Rata-rata Persediaan

= 20,750 / (2,650/2)

= 15,70

• Rasio Perputaran Aset Tetap

= Penjualan / Rata-rata Aset Tetap

= 20,750 / (11,750/2)

= 3,53

• Rasio Hari Rata-rata Penagihan Piutang

= (Piutang Dagang / Penjualan) x 360 hari

= (1,000 / 20,750) x 360 hari

= 16,88

Tahun 2016

• Rasio Perputaran Piutang

= Penjualan / Rata-rata Piutang

= 24,860 / (1,200/2)

= 41,43
• Rasio Perputaran Persediaan

= Penjualan / Rata-rata Persediaan

= 24,860 / (2,500/2)

= 19,89

• Rasio Perputaran Aset Tetap

= Penjualan / Rata-rata Aset Tetap

= 24,860 / (11,700/2)

= 4,25

• Rasio Hari Rata-rata Penagihan Piutang

= (Piutang Dagang / Penjualan) x 360 hari

= (2,500 / 24,860) x 360 hari

= 36,20

4. Rasio Rentabilitas

Tahun 2015

• Rasio Laba Kotor

= Laba Kotor / Penjualan

= 8,530 / 20,750

= 0,41

• Rasio Pengembalian Modal

= Laba Bersih Setelah Pajak / Total Ekuitas

= 380 /9, 660

= 0,04

Tahun 2016

• Rasio Laba Kotor

= Laba Kotor / Penjualan

= 9,630 / 24,860

= 0,39

• Rasio Pengembalian Modal

= Laba Bersih Setelah Pajak / Total Ekuitas

= 940 / 10,190

= 0,09
5. Rasio Ukuran Pasar

Tahun 2015

• Rasio Dividen per Lembar Saham Biasa

= Laba Bersih / Jumlah Saham

= 380 / 4,750

= 0,08

Tahun 2016

• Rasio Dividen per Lembar Saham Biasa

= Laba Bersih / Jumlah Saham

= 940 / 4,750

= 0,20

D. Perbandingan Tahun 2016 dengan Rata-rata Industri

Jenis Rasio PT ABC Rata-rata Sedang/Baik/Buruk


Industri

Rasio Lancar 169,00% 200,00% Sedang

Rasio Total Kewaiban Terhadap 65,00% 50,00% Tidak Baik


Ekuitas

Rasio Perputaran Piutang 41,50 kali 15 kali Baik

Rasio Laba Kotor 41,00% 40,00% Sedang

Saham per Lembar 20,00% 47,00% Buruk


LATIHAN II

Berdasarkan Tahun 2016

1. Liquidity Ratio

• Current Ratio

= (Current Assets / Current Liabilities) x 100%

= (4,490 / 2,650) x 100%

= 169,43%

• Quick Ratio

= ((Current Assets - Inventory) / Current Liabilities) x 100%

= (4,490 - 2,500) / 2,650

= 75,09%

2. Capital Structure and Solvability Ratio

• Long Term Debt to Equity Ratio

= (Long Term Debt / Total Equity) x 100%

= (4,000 / 10,190) x 100%

= 39,25%

• Debt to Equity Ratio

= (Total Debt / Total Equity) x 100%

= 6,650 / 10,190

= 65,26%

• Debt to Total Assets

= (Total Debt / Total Assets) x 100%

= (6,650 / 16,840) x 100%

= 39,49%

• Times Interest Earned Ratio

= (EBIT / Interest Expense)

= (1,850 / 440)

= 4,20

3. Activity Ratio

• Receivable Turn Over Ratio

= Sales / Average Receivable


= 24,860 / (1,200/2)

= 41,43

• Inventory Turnover Ratio

= Sales / Average Inventory

= 24,860 / (2,500/2)

= 19,89

• Fixed Assets Turnover Ratio

= Sales / Average Fixed Assets

= 24,860 / (11,700/2)

= 4,25

• Days of Receivable Turnover Ratio

= (Account Receivable / Sales) x 360 days

= (2,500 / 24,860) x 360 days

= 36,20

4. Profitability Ratio

• Gross Profit Margin Ratio

= (Gross Profit / Sales) x 100%

= (9,630 / 24,860) x 100%

= 38,74%

• Return On Equity Ratio

= (EAT / Total Equity) x 100%

= (940 / 10,190) x 100%

= 9,22%

5. Market Value Ratio

• Earnings per Share Ratio

= (Net Income / Total Stock) x 100%

= (940 / 4,750) x 100%

= 20%
Jenis Rasio PT ABC Rata-rata Sedang/Baik/Buruk
Industri

Rasio Lancar 169,00% 200,00% Sedang

Rasio Total Kewaiban Terhadap 65,00% 50,00% Tidak Baik


Ekuitas

Rasio Perputaran Piutang 41,50 kali 15 kali Baik

Rasio Laba Kotor 41,00% 40,00% Sedang

Saham per Lembar 20,00% 47,00% Buruk

1. Perbedaan Analisis Laporan Keuangan Komparatif dan Common Size

Analisis Komparatif

• Teknik analisis dilakukan dengan cara membuat perbandingan antar elemen (laporan
keuangan) yang sama untuk beberapa periode yang berurutan.

• Memberikan gambaran tentang arah dan kecenderungan (tendensi) perubahan yang


mungkin akan terjadi pada setiap elemen laporan keuangan di masa yang akan datang.

• Perbandingan dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu :

A. Year-to-year Changes Analysis (menghitung perubahan absolut dan perubahan relatif


(persentase) dari tahun ke tahun setiap elemen laporan keuangan)

B. Index-Number Trend Series Analysis.

• Perubahan absolut diperlukan untuk memperoleh perspektif yang tepat dan kesimpulan
yang valid tentang perubahan yang terjadi dan perubahan relatif (persentase) diperlukan
untuk menentukan berarti tidaknya (signifikansi) dari setiap perubahan yang terjadi.

Analisis Common Size

• Teknik analisis dilakukan dengan cara membuat perbandingan antara suatu elemen
(laporan keuangan) tertentu sebagai komponen dari elemen yang lain pada laporan keuangan
yang sama.

• Memberikan gambaran tentang :

1. Komposisi dan proporsi investasi pada setiap jenis aktiva.

2. Struktur modal dan pendanaan.

3. Distribusi hasil penjualan pada biaya dan laba.

• Menilai tepat tidaknya kebijakan operasi, investasi, dan pendanaan yang diambil oleh
perusahaan di masa lalu, serta kemungkinan pengaruhnya terhadap posisi dan kinerja
keuangan perusahaan di masa yang akan datang.
• Persentase per komponen setiap elemen laporan keuangan dapat dihitung dengan rumus
sbb:

1. Elemen-elemen Aset = Elemen ybs / Total Aset

2. Elemen-elemen Kewajiban = Elemen ybs / Total Kewajiban

3. Elemen-elemen Laba/Rugi = Elemen ybs / Penjualan

2. A. Rasio Keuangan Likuiditas

• Mengukur seberapa mampu perusahaan Anda memenuhi kewajiban-kewajiban jangka


pendek.

• Dilakukan berdasarkan aset lancar yang relatif terhadap kewajiban (utang lancarnya).

# Rasio Lancar (Current Ratio)

• Mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang
yang segera jatuh tempo dengan aset lancar yang tersedia.

• Semakin besar perbandingan aset lancar dengan utang lancar, semakin tinggi kemampuan
perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya.

• Berikut rumus rasio lancar:

Current Ratio = Aset Lancar / Hutang Lancar X 100%

# Rasio Cepat (Quick Ratio / Acid Test Ratio)

• Tidak memerlukan perbandingan 1:1 antara aktiva lancar dengan utang lancarnya
dikarenakan dalam perhitungan rasio cepat mengabaikan faktor persediaan.

• Mengukur kemampuan usaha dalam membayar utang jangka pendek menggunakan aset
yang lebih mudah cair (liquid assets).

• Rumus rasio keuangan cepat adalah berikut:

Quick ratio = Aset Lancar - Persediaan / Hutang Lancar x 100%

# Rasio Kas (Cash Ratio)

• Mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya dengan


kas yang tersedia dan juga surat berharga.

• Kas yang dimaksud merupakan uang perusahaan yang disimpan baik di kantor maupun
bank dalam bentuk rekening koran.

• Surat berharga merupakan harta setara kas yang dengan mudah diuangkan kembali.

• Adapun rumus rasio keuangan kas adalah berikut:

Cash Ratio = Kas + Efek / Hutang Lancar

• Perbandingan tidak perlu mencapai nilai sempurna atau 100% untuk mendapatkan tingkat
kapabilitas perusahaan yang baik.

• Nilai ideal dari ketiga perhitungan di atas adalah sebesar-besarnya 150% yang berarti
semakin besar hasil perhitungan rasio likuiditas maka semakin sehat kondisi perusahaan.
B. Rasio Solvabilitas

• Menilai kemampuan sebuah perusahaan atas pelunasan hutang dan seluruh kewajibannya
dengan menggunakan jaminan modal maupun aset (harta kekayaan) yang dimiliki dalam
jangka panjang serta jangka pendek.

# Long Term Debt to Equity Ratio

• Berfokus pada hutang jangka panjang perusahaan.

• Membandingkan jumlah hutang jangka panjang perusahaan dengan ekuitas yang dimiliki.

• Memperhitungkan kinerja perusahaan secara finansial baik dalam periode yang telah
berakhir atau periode yang sudah berjalan.

• Hasil analisis rasio keuangan akan menentukan seberapa besar kemajuan atau kemunduran
perusahaan.

• Apabila hasil rasio ini tinggi maka semakin tinggi pula resiko kerugian yang harus
ditanggung perusahaan tersebut.

• Berikut rumus Long Term Debt to Equity :

Long Term Debt Ratio = Utang Jangka Panjang / Total Aset x 100%

# Debt to Assets Ratio

• Mengevaluasi besaran perusahaan sesuai jumlah utang untuk dapat membiayai aset.

• Jumlah keseluruhan aset dan uang diperbandingkan.

• Menunjukkan kapasitas perusahaan dalam memperoleh pinjaman baru yang berjaminan


aset tetap untuk menambah modal.

• Jika tingkat rasio kian meningkat, jaminan dari kreditur untuk jangka panjang pun kian
terjamin.

• Berikut rumus Debt Ratio :

Debt to Assets Ratio = Total Utang / Total Aset x 100%

# Debt to Equity Ratio

• Membandingkan antara ekuitas dan liabilitas (penghambat).

• Utang jangan sampai lebih besar daripada modal sehingga beban yang ditanggung
perusahaan pun tidak bertambah.

• Semakin kecil rasio berarti kondisi perusahaan sedang membaik karena modal menjamin
utang terbilang besar.

• Berikut rumus Debt to Equity Ratio :

Debt to Equity Ratio = Total Jumlah Utang / Ekuitas x 100%

# Times Interest Earned Ratio

• Mengevaluasi kemampuan perusahaan untuk melunasi beban bunga di masa depan.

• Membandingkan antara laba (keuntungan) sebelum pembayaran pajak dan bunga atas
biaya bunga.
• Semakin tinggi nilai rasio, kemampuan perusahaan membayar bunga dari utang pun
semakin besar.

• Semakin rendah nilai rasio, kemampuan perusahaan dalam membayar utang-utangnya pun
kian rendah. Faktor ini dapat menjadi tolak ukur bagi pihak kreditur sebelum memberikan
pinjaman tambahan.

• Berikut rumus Times Interest Earned Ratio :

Times Interest Earned Ratio = Laba Sebelum Pembayaran Pajak dan Bunga / Beban Bunga x
100%

C.Rasio Aktivitas

• Mengetahui efisiensi organisasi dalam memanfaatkan asetnya untuk menghasilkan kas dan
pendapatan.

• Memeriksa tingkat investasi yang dilakukan pada aset dan pendapatan yang dihasilkannya.
Karena alasan ini, rasio aktivitas juga dikenal sebagai rasio operasi atau analisis rasio
perputaran.

• Peran rasio aktivitas atau rasio perputaran dalam evaluasi efisiensi bisnis dengan analisis
yang cermat atas persediaan, aset tetap dan piutang.

• Membandingkan kinerja perusahaan berdasarkan tren dari waktu ke waktu dalam analisis
pernyataan horizontal atau bagaimana kinerja perusahaan bersaing dengan kompetitor dalam
analisis perusahaan yang sebanding.

# Receivable Turnover Ratio

• Menunjukan seberapa cepat penjualan kredit dapat dikonversikan menjadi uang tunai.

• Mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya.

• Tingkat perputaran piutang merupakan periode terikatnya modal kerja dalam piutang.

• Berikut rumus Receivable Turn Over :

Receivable Turnover = Penjualan / Rata-rata Piutang

• Semakin tinggi nilai perputaran piutang, maka akan semakin baik. Semakin cepat perputaran
piutang juga menandakan bahwa modal usaha pun akan semakin cepat kembali. Tingkat
perputaran piutang perusahan dapat menggambarkan tingkat efisiensi dari modal
perusahaan.

# Inventory Turnover

• Menunjukkan seberapa efektif dari persediaan yang dapat dikelola dengan membandingkan
penjualan bersih dengan persediaan rata-rata untuk suatu periode.

• Mengukur berapa kali perusahaan menjual total persediaan rata-rata sepanjang tahun.

• Indikator yang baik dalam menentukan nilai kualitas persediaan dan pembelian yang efektif
dalam manajemen persediaan.

• Apabila persediaannya meningkat, maka perusahaan harus menjual dalam jumlah yang
besar untuk mengoptimalkan kinerja dari perputaran persediaannya (inventory turnover). Jika
tidak, maka akan timbul biaya-biaya penyimpanan persediaan dan biaya penanganan
persediaan lainnya.
• Berikut rumus Inventory Turnover Ratio :

Inventory Turnover = Penjualan /Rata-rata Persediaan

# Fixed Asset Turnover

• Melihat sejauh mana asset tetap yang dimiliki oleh suatu perusahaan memiliki tingkat
perputarannya secara efektif, dan memberikan dampak pada keuangan perusahaan.

• Berikut rumus Fixed Assets Turnover :

Fixed Assets Turnover Ratio = Penjualan / Rata-rata Aset Tetap

# Days Receivable Turnover

Berikut rumus Days Receivable Turnover :

Days of Receivable Turnover Ratio = (Piutang / Penjualan) x 360 hari

4. Rasio Rentabilitas

• Mengukur kemampuan dari suatu perusahaan dalam menghasilkan laba dalam waktu
periode tertentu

• Mengukur pengambilan keputusan tentang masalah pemenuhan kebutuhan keuangan


perusahaan, apakah akan menggunakan bantuan modal asing secara kredit atau dengan
menggunakan modal sendiri

• Jika nilai rasionya bagus berarti perusahaan dalam keadaan sehat keuangannya

# Gross Profit Margin

• Mengetahui seberapa besar laba kotor yang diperoleh suatu perusahaan sebelum dikurangi
beberapa biaya operasional dan produksi.

• Semakin besar suatu perusahaan bisa mengontrol rasionya, maka semakin besar pula laba
yang akan didapatkan oleh perusahaan.

• Berikut rumus Gross Profit Margin :

Gross Profit Margin = Laba kotor / Penjualan.

# Net Profit Margin

• Mengukur seberapa besar laba bersih yang diperoleh suatu perusahaan setelah dikurangi
berbagai macam hal.

• Semakin tinggi rasio net profit marginnya, maka semakin besar pula laba bersih yang
dihasilkan.

• Mengukur seberapa efisien manajemen mengelola sebuah perusahaan.

• Digunakan oleh para investor untuk memperkirakan profitabilitas di masa depan.

• Untuk bisa mendapatkan net profit yang tinggi, maka dari segi penjualan juga harus
ditingkatkan. Rumus perhitungan rasionya seperti berikut ini.

• Berikut rumus Net Profit Margin :

Net Profit Margin = Laba Bersih Setelah Pajak / Penjualan Bersih


# Return on Investment

• Kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnya


guna untuk menutup biaya yang dikeluarkan saat investasi.

• Laba yang digunakan untuk menutup biaya investasi ini adalah laba bersih setelah
dikenakan pajak atau (EAT).

• Berikut rumus Return on Investment :

ROI = (Total Penjualan – Investasi) / Investasi x 100%

# Return on Assets

• Kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba dengan mengandalkan semua


aset yang dimiliki oleh perusahaan.

• Laba yang digunakan untuk menutup aset ini adalah laba sebelum terkena bunga bank dan
pajak atau disebut (EBIT).

Berikut rumus Return on Assets :

ROA = Laba Setelah Pajak / Total Asset

5. Rasio Nilai Pasar

• Menghubungkan nilai harga saham terhadap pendapatan perusahaan dengan nilai buku
perusahaan.

• Memberikan perbandingan antara kinerja fundamental perusahaan dengan prospek bisnis


yang tercermin dari harga saham perusahaan.

# Price to Earnings Ratio

• Berikut rumus Price to Earnings Ratio :

Price to Earnings = Harga Saham / Dividen per Lembar Saham

# Earnings per Share

• Berikut rumus Earnings per share

Earnings per Share Ratio = (Penjualan Bersih - Saham Preferen) / Total Saham)

3. Laporan keuangan memberikan informasi mengenai posisi keuangan dan kinerja


perusahaan yang dapat dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan. Untuk menilai kinerja
perusahaan dan memaksimalkan kinerja periode yang akan datang maka perlu melakukan
analisis laporan keuangan. Untuk menganalisis laporan keuangan, perlu pemahaman dalam
penyusunan laporan keuangan agar tidak keliru ketika mulai menganalisis dengan berbagai
metode.
LATIHAN III

1. Susunan Laporan Keuangan Komparatif

• Laporan Posisi Keuangan

PT BINTANG EMAS JAKARTA

LAPORAN POSISI KEUANGAN KOMPARATIF

PER 31 DESEMBER 2000 DAN 2001

(DALAM JUTAAN RUPIAH)

Tahun Perubahan

Nama Rekening 2000 2001 Absolut Relatif

Aset

Aset Lancar

Kas 20,500 15,000 (5,500) (26,83%)

Surat Berharga 70,000 3,000 (63,000) (90,00%)

Piutang Dagang 64,000 68,000 4,000 6,25%

Persediaan Barang Dagang 84,000 90,000 6,000 7,14%

Beban di Bayar di Muka 6,000 5,800 (200) (3,33%)

Total Aset Lancar 244,500 181,800 (62,700) (25,64%)

Aset Tetap

Peralatan Kantor 3,700 3,500 (200) (5,41%)

Peralatan Toko 6,800 17,900 11,100 163,24%

Bangunan 28,000 176,800 148,800 531,43%

Tanah 20,000 50,000 30,000 150,00%

Total Aset Tetap 58,500 248,200 189,700 324,27%

Investasi Jangka Panjang

Investasi Saham 80,000 - (80,000) (100,00%)

Total Aset 383,000 430,000 47,000 12,27%

Kewajiban

Kewajiban Lancar

Utang Dagang - 5,000 5,000 ~

Utang Wesel 55,000 43,600 (11,400) (20,73%)

Utang Gaji 5,000 4,800 (200) (4,00%)


Utang Pajak 1,200 800 (400) (33,33%)

Total Kewajiban Lancar 61,200 54,200 (7,000) (11,44%)

Kewajiban Jangka Panjang

Utang Obligasi 10,000 60,000 50,000 500,00%

Total Kewajiban 71,200 114,200 43,000 60,39%

Ekuitas

Modal Pemegang Saham

Saham Biasa Nominal (Rp.0,01 250,000 250,000 0 0,00%


per lembar)

Laba Ditahan 61,800 65,800 4,000 6,47%

Total Modal Pemegang Saham 311,800 315,800 4,000 1,28%

Total Kewajiban dan Ekuitas 383,000 430,000 47,000 12,27%

• Laporan Laba Rugi

PT BINTANG EMAS JAKARTA

LAPORAN LABA RUGI KOMPARATIF

PER 31 DESEMBER 2000 DAN 2001

(DALAM JUTAAN RUPIAH)

Tahun Perubahan

Nama Rekening 2000 2001 Absolut Relatif

Penjualan Kotor 853,000 973,500 120,500 14,13%

Retur Penjualan 10,200 13,500 3,300 32,35%

Penjualan Bersih 842,800 960,000 117,200 13,91%

Harga Pokok Penjualan 622,500 715,000 92,500 14,86%

Laba Kotor 220,300 245,000 24,700 11,21%

Beban Operasi

Beban Penjualan

Beban Iklan 5,000 7,500 2,500 50%

Beban Gaji Penjualan 97,500 109,500 12,000 13,31%

Beban Perlengkapan Toko 2,800 3,200 400 14,29%

Beban Penyusutan Peralatan Toko 1,700 2,400 700 41,18%


Beban Penyusutan Bangunan 14,000 14,800 800 5,71%
Toko

Beban Kerugian Piutang 2,200 2,250 50 2,27%

Total Beban Penjualan 123,200 139,650 16,450 13,35%

Beban Administrasi dan Umum

Beban Gaji Bagian Kantor 40,050 41,000 950 2,37%

Beban Perlengkapan Kantor 1,250 1,300 50 4,00%

Beban Asuransi 1,200 1,600 400 33,33%

Beban Peryusutan Peralatan 300 300 0 0,00%


Kantor

Beban Penyusutan Bangunan 1,500 2,850 1,350 90,00%


Kantor

Total Beban Administrasi dan 44,300 47,050 2,750 6,21%


Umum

Total Beban Operasi 167,500 186,700 19,200 11,46%

Laba Bersih Sebelum Bunga dan 52,800 58,300 5,500 10,42%


Pajak

Beban Bunga 1,500 6,300 4,800 320%

Laba Bersih Sebelum Pajak 51,300 52,000 700 1,36%

Pajak Penghasilan 18,700 19,000 300 1,60%

Laba Bersih Setelah Pajak 32,600 33,000 400 1,23%

• Laporan Keuangan Common Size

• Laporan Posisi Keuangan

PT BINTANG EMAS JAKARTA

LAPORAN POSISI KEUANGAN COMMON SIZE

PER 31 DESEMBER 2000 DAN 2001

(DALAM JUTAAN RUPIAH)

Tahun %

Nama Rekening 2000 2001 2000 2001

Aset

Aset Lancar

Kas 20,500 15,000 5,35% 3,49%


Surat Berharga 70,000 3,000 18,28% 0,70%

Piutang Dagang 64,000 68,000 16,71% 15,81%

Persediaan Barang Dagang 84,000 90,000 21,93% 20,93%

Beban di Bayar di Muka 6,000 5,800 1,57% 1,35%

Total Aset Lancar 244,500 181,800 63,84% 42,28%

Aset Tetap

Peralatan Kantor 3,700 3,500 0,97% 0,81%

Peralatan Toko 6,800 17,900 1,78% 4,16%

Bangunan 28,000 176,800 7,31% 41,12%

Tanah 20,000 50,000 5,22% 11,63%

Total Aset Tetap 58,500 248,200 15,27% 57,72%

Investasi Jangka Panjang

Investasi Saham 80,000 - 20,89% 0,00%

Total Aset 383,000 430,000 100,00% 100,00%

Kewajiban

Kewajiban Lancar

Utang Dagang - 5,000 0,00% 1,16%

Utang Wesel 55,000 43,600 14,36% 10,14%

Utang Gaji 5,000 4,800 1,31% 1,12%

Utang Pajak 1,200 800 0,31% 0,19%

Total Kewajiban Lancar 61,200 54,200 15,98% 12,60%

Kewajiban Jangka Panjang

Utang Obligasi 10,000 60,000 2,61% 13,95%

Total Kewajiban 71,200 114,200 18,59% 26,56%

Ekuitas

Modal Pemegang Saham

Saham Biasa Nominal (Rp.0,01 250,000 250,000 65,27% 58,14%


per lembar)

Laba Ditahan 61,800 65,800 16,14% 15,30%

Total Modal Pemegang Saham 311,800 315,800 81,41% 73,44%

Total Kewajiban dan Ekuitas 383,000 430,000 100,00% 100,00%


• Laporan Laba Rugi

PT BINTANG EMAS JAKARTA

LAPORAN LABA RUGI COMMON SIZE

PER 31 DESEMBER 2000 DAN 2001

(DALAM JUTAAN RUPIAH)

Tahun %

Nama Rekening 2000 2001 2000 2001

Penjualan Kotor 853,000 973,500 101,21% 101,41%

Retur Penjualan 10,200 13,500 1,21% 1,41%

Penjualan Bersih 842,800 960,000 100,00% 100,00%

Harga Pokok Penjualan 622,500 715,000 73,86% 74,48%

Laba Kotor 220,300 245,000 26,14% 25,52%

Beban Operasi

Beban Penjualan

Beban Iklan 5,000 7,500 0,59% 7,81%

Beban Gaji Penjualan 97,500 109,500 11,57% 11,41%

Beban Perlengkapan Toko 2,800 3,200 0,33% 0,33%

Beban Penyusutan Peralatan Toko 1,700 2,400 0,20% 0,18%

Beban Penyusutan Bangunan Toko 14,000 14,800 1,66% 1,46%

Beban Kerugian Piutang 2,200 2,250 0,26% 0,23%

Total Beban Penjualan 123,200 139,650 14,62% 14,55%

Beban Administrasi dan Umum

Beban Gaji Bagian Kantor 40,050 41,000 4,75% 4,27%

Beban Perlengkapan Kantor 1,250 1,300 0,15% 1,35%

Beban Asuransi 1,200 1,600 0,14% 0,17%

Beban Peryusutan Peralatan 300 300 0,04% 0,03%


Kantor

Beban Penyusutan Bangunan 1,500 2,850 0,18% 0,30%


Kantor

Total Beban Administrasi dan 44,300 47,050 5,26% 4,90%


Umum
Total Beban Operasi 167,500 186,700 19,87% 19,45%

Laba Bersih Sebelum Bunga dan 52,800 58,300 6,26% 6,07%


Pajak

Beban Bunga 1,500 6,300 0,18% 0,66

Laba Bersih Sebelum Pajak 51,300 52,000 6,09% 5,42%

Pajak Penghasilan 18,700 19,000 2,22% 1,98%

Laba Bersih Setelah Pajak 32,600 33,000 3,87% 3,44%

3. A. Rasio Likuiditas

Tahun 2000

Current Ratio

= Aset Lancar / Hutang Lancar X 100%

= 244,500 / 61,200 x 100%

= 399,51%

Quick ratio

= Aset Lancar - Persediaan / Hutang Lancar x 100%

= 244,500 - 84,000 / 61,200 x 100%

= 262,25%

Cash Ratio

= Kas + Efek / Hutang Lancar

= 90,500 / 61,200

= 147,88%

Tahun 2001

Current Ratio

= Aset Lancar / Hutang Lancar X 100%

= 181,800 / 54,200 x 100%

= 335,42%

Quick ratio

= Aset Lancar - Persediaan / Hutang Lancar x 100%

= 181,800 - 90,000 / 54,200 x 100%

= 169,37%
Cash Ratio

= Kas + Efek / Hutang Lancar

= 18,000 / 54,200 x100%

= 33,21%

B. Rasio Struktur Modal dan Solvabilitas

Tahun 2000

Debt to Equity Ratio

= Total Jumlah Utang / Ekuitas x 100%

= 71,200 / 311,800 x 100%

= 22,84%

Long Term Debt Ratio

= Utang Jangka Panjang / Total Aset x 100%

= 10,000 / 383,000 x 100%

= 2,61%

Debt to Assets Ratio

= Total Utang / Total Aset x 100%

= 71,200 / 383,000 x 100%

= 18,59%

Tahun 2001

Debt to Equity Ratio

= Total Jumlah Utang / Ekuitas x 100%

= 114,200 / 315,800

= 36,16%

Long Term Debt Ratio

= Utang Jangka Panjang / Total Aset x 100%

= 60,000 / 430,000

= 13,95%

Debt to Assets Ratio

= Total Utang / Total Aset x 100%

= 114,200 / 430,000 x 100%

= 26,56%
C. Rasio Aktivitas

Tahun 2000

Inventory Turnover

= Penjualan /Rata-rata Persediaan

= 842,800 / (90,000/2)

= 1.872,89%

Receivable Turnover

= Penjualan / Rata-rata Piutang

= 342,800 / (68,000/2)

= 1.008,24%

Assets Turnover Ratio

= Penjualan / Rata-rata Aset

= 342,800 / (383,000 / 2)

= 179,01%

Tahun 2001

Inventory Turnover

= Penjualan /Rata-rata Persediaan

= 960,000 / (90,000/2)

= 2.133,33%

Receivable Turnover

= Penjualan / Rata-rata Piutang

= 960,000 / (68,000/2)

=2.823, 53%

Assets Turnover Ratio

= Penjualan / Rata-rata Aset

= 960,000 / (430,000 / 2)

= 446,51%

D. Rasio Ukuran Pasar

Tahun 2000

Price to Earnings

= Harga Saham / Dividen per Lembar Saham


= 80,000 / 250,000

= 32%

Earnings per Share Ratio

= (Penjualan Bersih - Saham Preferen) / Total Saham)

= 842,300 / 250,000

= 336,92%

Tahun 2001

Price to Earnings

= Harga Saham / Dividen per Lembar Saham

= 0 / 250,000

= 0%

Earnings per Share Ratio

= (Penjualan Bersih - Saham Preferen) / Total Saham)

= 960,000 / 250,000

= 384%

Anda mungkin juga menyukai