NPM : 203168
KELAS : 2B
LATIHAN I
PT ABC
Tahun Perubahan
Aset
Aset Lancar
Aset Tetap
Kewajiban
Kewajiban Lancar
Utang Dagang 1,900 1,640 (260) (13,68%)
Ekuitas
PT ABC
Tahun Perubahan
Beban Operasi
PT ABC
Tahun
Aset
Aset Lancar
Aset Tetap
Kewajiban
Kewajiban Lancar
Ekuitas
PT ABC
Tahun
Beban-beban Operasi
C. Analisis Rasio
1. Rasio Likuiditas
Tahun 2015
• Rasio Lancar
= 4,070 / 2,920
= 1,39
• Rasio Cepat
= 0,49
Tahun 2016
• Rasio Lancar
= 4,490 / 2,650
= 1,69
• Rasio Cepat
= 0,75
Tahun 2015
= 4,200 / 9,660
= 0,43
= 7,120 / 9,660
= 0,74
= 7,120 / 16,780
= 0,42
= 1,030 / 460
= 2,24
Tahun 2016
= 4,000 / 10,190
= 0,39
= 6,650 / 10,190
= 0,65
• Rasio Total Kewajiban Terhadap Total Aset
= 6,650 / 16,840
= 0,39
= 1,850 / 440
= 4,20
3. Rasio Aktivitas
Tahun 2015
= 20,750 / (1,000/2)
= 41,50
= 20,750 / (2,650/2)
= 15,70
= 20,750 / (11,750/2)
= 3,53
= 16,88
Tahun 2016
= 24,860 / (1,200/2)
= 41,43
• Rasio Perputaran Persediaan
= 24,860 / (2,500/2)
= 19,89
= 24,860 / (11,700/2)
= 4,25
= 36,20
4. Rasio Rentabilitas
Tahun 2015
= 8,530 / 20,750
= 0,41
= 0,04
Tahun 2016
= 9,630 / 24,860
= 0,39
= 940 / 10,190
= 0,09
5. Rasio Ukuran Pasar
Tahun 2015
= 380 / 4,750
= 0,08
Tahun 2016
= 940 / 4,750
= 0,20
1. Liquidity Ratio
• Current Ratio
= 169,43%
• Quick Ratio
= 75,09%
= 39,25%
= 6,650 / 10,190
= 65,26%
= 39,49%
= (1,850 / 440)
= 4,20
3. Activity Ratio
= 41,43
= 24,860 / (2,500/2)
= 19,89
= 24,860 / (11,700/2)
= 4,25
= 36,20
4. Profitability Ratio
= 38,74%
= 9,22%
= 20%
Jenis Rasio PT ABC Rata-rata Sedang/Baik/Buruk
Industri
Analisis Komparatif
• Teknik analisis dilakukan dengan cara membuat perbandingan antar elemen (laporan
keuangan) yang sama untuk beberapa periode yang berurutan.
• Perubahan absolut diperlukan untuk memperoleh perspektif yang tepat dan kesimpulan
yang valid tentang perubahan yang terjadi dan perubahan relatif (persentase) diperlukan
untuk menentukan berarti tidaknya (signifikansi) dari setiap perubahan yang terjadi.
• Teknik analisis dilakukan dengan cara membuat perbandingan antara suatu elemen
(laporan keuangan) tertentu sebagai komponen dari elemen yang lain pada laporan keuangan
yang sama.
• Menilai tepat tidaknya kebijakan operasi, investasi, dan pendanaan yang diambil oleh
perusahaan di masa lalu, serta kemungkinan pengaruhnya terhadap posisi dan kinerja
keuangan perusahaan di masa yang akan datang.
• Persentase per komponen setiap elemen laporan keuangan dapat dihitung dengan rumus
sbb:
• Dilakukan berdasarkan aset lancar yang relatif terhadap kewajiban (utang lancarnya).
• Mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang
yang segera jatuh tempo dengan aset lancar yang tersedia.
• Semakin besar perbandingan aset lancar dengan utang lancar, semakin tinggi kemampuan
perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya.
• Tidak memerlukan perbandingan 1:1 antara aktiva lancar dengan utang lancarnya
dikarenakan dalam perhitungan rasio cepat mengabaikan faktor persediaan.
• Mengukur kemampuan usaha dalam membayar utang jangka pendek menggunakan aset
yang lebih mudah cair (liquid assets).
• Kas yang dimaksud merupakan uang perusahaan yang disimpan baik di kantor maupun
bank dalam bentuk rekening koran.
• Surat berharga merupakan harta setara kas yang dengan mudah diuangkan kembali.
• Perbandingan tidak perlu mencapai nilai sempurna atau 100% untuk mendapatkan tingkat
kapabilitas perusahaan yang baik.
• Nilai ideal dari ketiga perhitungan di atas adalah sebesar-besarnya 150% yang berarti
semakin besar hasil perhitungan rasio likuiditas maka semakin sehat kondisi perusahaan.
B. Rasio Solvabilitas
• Menilai kemampuan sebuah perusahaan atas pelunasan hutang dan seluruh kewajibannya
dengan menggunakan jaminan modal maupun aset (harta kekayaan) yang dimiliki dalam
jangka panjang serta jangka pendek.
• Membandingkan jumlah hutang jangka panjang perusahaan dengan ekuitas yang dimiliki.
• Memperhitungkan kinerja perusahaan secara finansial baik dalam periode yang telah
berakhir atau periode yang sudah berjalan.
• Hasil analisis rasio keuangan akan menentukan seberapa besar kemajuan atau kemunduran
perusahaan.
• Apabila hasil rasio ini tinggi maka semakin tinggi pula resiko kerugian yang harus
ditanggung perusahaan tersebut.
Long Term Debt Ratio = Utang Jangka Panjang / Total Aset x 100%
• Mengevaluasi besaran perusahaan sesuai jumlah utang untuk dapat membiayai aset.
• Jika tingkat rasio kian meningkat, jaminan dari kreditur untuk jangka panjang pun kian
terjamin.
• Utang jangan sampai lebih besar daripada modal sehingga beban yang ditanggung
perusahaan pun tidak bertambah.
• Semakin kecil rasio berarti kondisi perusahaan sedang membaik karena modal menjamin
utang terbilang besar.
• Membandingkan antara laba (keuntungan) sebelum pembayaran pajak dan bunga atas
biaya bunga.
• Semakin tinggi nilai rasio, kemampuan perusahaan membayar bunga dari utang pun
semakin besar.
• Semakin rendah nilai rasio, kemampuan perusahaan dalam membayar utang-utangnya pun
kian rendah. Faktor ini dapat menjadi tolak ukur bagi pihak kreditur sebelum memberikan
pinjaman tambahan.
Times Interest Earned Ratio = Laba Sebelum Pembayaran Pajak dan Bunga / Beban Bunga x
100%
C.Rasio Aktivitas
• Mengetahui efisiensi organisasi dalam memanfaatkan asetnya untuk menghasilkan kas dan
pendapatan.
• Memeriksa tingkat investasi yang dilakukan pada aset dan pendapatan yang dihasilkannya.
Karena alasan ini, rasio aktivitas juga dikenal sebagai rasio operasi atau analisis rasio
perputaran.
• Peran rasio aktivitas atau rasio perputaran dalam evaluasi efisiensi bisnis dengan analisis
yang cermat atas persediaan, aset tetap dan piutang.
• Membandingkan kinerja perusahaan berdasarkan tren dari waktu ke waktu dalam analisis
pernyataan horizontal atau bagaimana kinerja perusahaan bersaing dengan kompetitor dalam
analisis perusahaan yang sebanding.
• Menunjukan seberapa cepat penjualan kredit dapat dikonversikan menjadi uang tunai.
• Tingkat perputaran piutang merupakan periode terikatnya modal kerja dalam piutang.
• Semakin tinggi nilai perputaran piutang, maka akan semakin baik. Semakin cepat perputaran
piutang juga menandakan bahwa modal usaha pun akan semakin cepat kembali. Tingkat
perputaran piutang perusahan dapat menggambarkan tingkat efisiensi dari modal
perusahaan.
# Inventory Turnover
• Menunjukkan seberapa efektif dari persediaan yang dapat dikelola dengan membandingkan
penjualan bersih dengan persediaan rata-rata untuk suatu periode.
• Mengukur berapa kali perusahaan menjual total persediaan rata-rata sepanjang tahun.
• Indikator yang baik dalam menentukan nilai kualitas persediaan dan pembelian yang efektif
dalam manajemen persediaan.
• Apabila persediaannya meningkat, maka perusahaan harus menjual dalam jumlah yang
besar untuk mengoptimalkan kinerja dari perputaran persediaannya (inventory turnover). Jika
tidak, maka akan timbul biaya-biaya penyimpanan persediaan dan biaya penanganan
persediaan lainnya.
• Berikut rumus Inventory Turnover Ratio :
• Melihat sejauh mana asset tetap yang dimiliki oleh suatu perusahaan memiliki tingkat
perputarannya secara efektif, dan memberikan dampak pada keuangan perusahaan.
4. Rasio Rentabilitas
• Mengukur kemampuan dari suatu perusahaan dalam menghasilkan laba dalam waktu
periode tertentu
• Jika nilai rasionya bagus berarti perusahaan dalam keadaan sehat keuangannya
• Mengetahui seberapa besar laba kotor yang diperoleh suatu perusahaan sebelum dikurangi
beberapa biaya operasional dan produksi.
• Semakin besar suatu perusahaan bisa mengontrol rasionya, maka semakin besar pula laba
yang akan didapatkan oleh perusahaan.
• Mengukur seberapa besar laba bersih yang diperoleh suatu perusahaan setelah dikurangi
berbagai macam hal.
• Semakin tinggi rasio net profit marginnya, maka semakin besar pula laba bersih yang
dihasilkan.
• Untuk bisa mendapatkan net profit yang tinggi, maka dari segi penjualan juga harus
ditingkatkan. Rumus perhitungan rasionya seperti berikut ini.
• Laba yang digunakan untuk menutup biaya investasi ini adalah laba bersih setelah
dikenakan pajak atau (EAT).
# Return on Assets
• Laba yang digunakan untuk menutup aset ini adalah laba sebelum terkena bunga bank dan
pajak atau disebut (EBIT).
• Menghubungkan nilai harga saham terhadap pendapatan perusahaan dengan nilai buku
perusahaan.
Earnings per Share Ratio = (Penjualan Bersih - Saham Preferen) / Total Saham)
Tahun Perubahan
Aset
Aset Lancar
Aset Tetap
Kewajiban
Kewajiban Lancar
Ekuitas
Tahun Perubahan
Beban Operasi
Beban Penjualan
Tahun %
Aset
Aset Lancar
Aset Tetap
Kewajiban
Kewajiban Lancar
Ekuitas
Tahun %
Beban Operasi
Beban Penjualan
3. A. Rasio Likuiditas
Tahun 2000
Current Ratio
= 399,51%
Quick ratio
= 262,25%
Cash Ratio
= 90,500 / 61,200
= 147,88%
Tahun 2001
Current Ratio
= 335,42%
Quick ratio
= 169,37%
Cash Ratio
= 33,21%
Tahun 2000
= 22,84%
= 2,61%
= 18,59%
Tahun 2001
= 114,200 / 315,800
= 36,16%
= 60,000 / 430,000
= 13,95%
= 26,56%
C. Rasio Aktivitas
Tahun 2000
Inventory Turnover
= 842,800 / (90,000/2)
= 1.872,89%
Receivable Turnover
= 342,800 / (68,000/2)
= 1.008,24%
= 342,800 / (383,000 / 2)
= 179,01%
Tahun 2001
Inventory Turnover
= 960,000 / (90,000/2)
= 2.133,33%
Receivable Turnover
= 960,000 / (68,000/2)
=2.823, 53%
= 960,000 / (430,000 / 2)
= 446,51%
Tahun 2000
Price to Earnings
= 32%
= 842,300 / 250,000
= 336,92%
Tahun 2001
Price to Earnings
= 0 / 250,000
= 0%
= 960,000 / 250,000
= 384%