Anda di halaman 1dari 12

SOAL LATIHAN

Perusahaan Myphone memproduksi dan menjual pesawat telepon Wireless. Laporan Laba Rugi
Kontribusi untuk tahun ini adalah sebagai berikut :

Total Per unit Persentase


Penjualan (20.000 unit) Rp 1.200.000.000 Rp 60.000 100%
Biaya Variabel 900.000.000 45.000 ?%
Margin Kontribusi 300.000.000 15.000 ?%
Biaya Tetap 240.000.000
Laba Bersih 60.000.000

Manajemen sangat ingin meningkatkan kinerja laba perusahaan dan telah meminta analisis
tentang beberapa hal.

Diminta :
1. Hitunglah rasio marjin kontribusi dan rasio biaya variabel perusahaan
a) Rasio MarJin Kontribusi
Rumus yang dapat digunakan untuk mencari rasio marjin kontribusi yaitu sebagai berikut.

𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑣𝑒𝑙 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡


𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑀𝑎𝑟𝑗𝑖𝑛 𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖 = 1 −
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑗𝑢𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡
𝑣
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑀𝑎𝑟𝑗𝑖𝑛 𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖 = 1 −
𝑝
45.000
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖 = 1 −
60.000
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑀𝑎𝑟𝑗𝑖𝑛 𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖 = 𝟎, 𝟐𝟓 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝟐𝟓%

Sehingga, besarnya rasio marjin kontribusi adalah 0,25 atau 25%.

b) Rasio Biaya Variabel Perusahaan


Rumus yang dapat digunakan untuk mencari rasio biaya variabel yaitu sebagai berikut.

𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑣𝑒𝑙 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡


𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 =
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑗𝑢𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡
𝑣
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑉𝐴𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 =
𝑝
45.000
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 =
60.000
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 = 𝟎, 𝟕𝟓 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝟕𝟓%

Sehingga besarnya rasio biaya variabel adalah 0,75 atau 75%.

2. Hitunglah titik impas perusahaan dalam rupiah dan dalam unit


Dalam menghitung titik impas atau Break Even Poin (BEP), terdapat dua cara yang
dapat digunakan yaitu cara matematis dan cara grafis.
a) Cara Matematis
1) BEP Unit
BEP Unit dapat dicari dengan menggunakan rumus berikut.
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝
𝑄=
(𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡 − 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡)
𝐹
𝑄=
(𝑝 − 𝑣)
𝐹
𝑄=
𝑀𝐾
240.000.000
𝑄= = 𝟏𝟔. 𝟎𝟎𝟎 𝒖𝒏𝒊𝒕.
15.000

2) BEP Rupiah
BEP rupiah dihitungan dengan menggunakan rumus:
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝
𝐵𝐸𝑃𝑅𝑝 =
1 − 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑗𝑢𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡
𝐹
𝐵𝐸𝑃𝑅𝑝 = 𝑣
1−
𝑝
240.000.000
𝐵𝐸𝑃𝑅𝑝 = 45.000
1 − 60.000
240.000.000
𝐵𝐸𝑃𝑅𝑝 = = 𝑹𝒑𝟗𝟔𝟎. 𝟎𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎
0,25
Selain itu, BEP Rp dapat dicari dengan mengalikan BEP Unit dengan Harga
Jual (16.000 x Rp60.000 = Rp960.000.000).
Sehingga, Perusahaan akan berada pada kondisi tidak memperoleh laba dan
tidak menderita rugi (BEP) pada saat biaya dan penghasilan sebesar Rp960.000.000
dan volume sebanyak 16.000 unit.
b) Cara Grafis
selain menggunakan cara matematis, BEP juga dapat dicari dengan menggunakan
grafik. Kita harus membuat tabel pembantu seperti di bawah ini.
Volume F VC TC TR Laba/Rugi Kondisi
0 240,000,000 - 240,000,000 - (240,000,000)
1000 240,000,000 45,000,000 285,000,000 60,000,000 (225,000,000)
2000 240,000,000 90,000,000 330,000,000 120,000,000 (210,000,000)
3000 240,000,000 135,000,000 375,000,000 180,000,000 (195,000,000)
4000 240,000,000 180,000,000 420,000,000 240,000,000 (180,000,000)
5,000 240,000,000 225,000,000 465,000,000 300,000,000 (165,000,000)
6,000 240,000,000 270,000,000 510,000,000 360,000,000 (150,000,000)
7,000 240,000,000 315,000,000 555,000,000 420,000,000 (135,000,000)
8,000 240,000,000 360,000,000 600,000,000 480,000,000 (120,000,000)
9,000 240,000,000 405,000,000 645,000,000 540,000,000 (105,000,000)
10,000 240,000,000 450,000,000 690,000,000 600,000,000 (90,000,000)
11,000 240,000,000 495,000,000 735,000,000 660,000,000 (75,000,000)
12,000 240,000,000 540,000,000 780,000,000 720,000,000 (60,000,000)
13,000 240,000,000 585,000,000 825,000,000 780,000,000 (45,000,000)
14,000 240,000,000 630,000,000 870,000,000 840,000,000 (30,000,000)
15,000 240,000,000 675,000,000 915,000,000 900,000,000 (15,000,000)
16,000 240,000,000 720,000,000 960,000,000 960,000,000 - Titik Impas
17,000 240,000,000 765,000,000 1,005,000,000 1,020,000,000 15,000,000
18,000 240,000,000 810,000,000 1,050,000,000 1,080,000,000 30,000,000
19,000 240,000,000 855,000,000 1,095,000,000 1,140,000,000 45,000,000
Target Laba
20,000 240,000,000 900,000,000 1,140,000,000 1,200,000,000 60,000,000
Lama
21,000 240,000,000 945,000,000 1,185,000,000 1,260,000,000 75,000,000
Target Laba
22,000 240,000,000 990,000,000 1,230,000,000 1,320,000,000 90,000,000
Baru
23,000 240,000,000 1,035,000,000 1,275,000,000 1,380,000,000 105,000,000
24,000 240,000,000 1,080,000,000 1,320,000,000 1,440,000,000 120,000,000
25,000 240,000,000 1,125,000,000 1,365,000,000 1,500,000,000 135,000,000
Note: Abaikan data Volume 21.000 sampai 25.000 karena itu akan digunakan sebagai
data untuk menjawab soal berikutnya.
Tabel di atas dapat diubah menjadi grafik BEP sebagai berikut.

GRAFIK BREAK EVEN POINT (BEP)


1600000000,0

1400000000,0

1200000000,0
Jumlah Penghasilan dan Biaya

1000000000,0

800000000,0 VC

600000000,0

400000000,0

200000000,0

- F TC
TR

Volume Penjualan
Grafik Laba Satuan
200000000,0
150000000,0
100000000,0
50000000,0
- (50000000,0)
(100000000,0)
(150000000,0)
(200000000,0)
(250000000,0)
(300000000,0)

Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat perpotongan antara TR dan TC terletak pada
jumlah penghasilan dan biaya Rp960.000.000 dengan volume sebesar 16.000 unit. Selain
itu, Berdasarkan grafik laba satuan, BEP terjadi saat volume penjualan mencapai
16,000 unit. Hal ini menujukkan bahwa hasil perhitungan secara matematis sama
dengan cara grafis.

3. Asumsikan tahun berikutnya manajemen ingin mendapat laba minimal Rp 90.000.000,


berapa unit yang harus dijual untuk memenuhi target laba tersebut?
Untuk menjawab pertanyaan ini, kita dapat menggunakan rumus laba yaitu
penghasilan dikurangi biaya. Karena Akuntansi Manajemen lebih menenaknkan pada
Efisiensi (Efficiency), saya akan mencoba menurunkannya menjadi rumus yang dapat
langsung digunakan. Berikut penjabarannya.
𝜋 = TR − TC
𝜋 = p. Q − (F + VC)
𝜋 = p. Q − (F + vQ)
𝜋 = p. Q − F − vQ
−𝑝. 𝑄 + 𝑣. 𝑄 = π − F
𝑝. 𝑄 − 𝑣. 𝑄 = F + π
𝑄(𝑝 − 𝑣) = F + π
F+π
𝑄=
(𝑝 − 𝑣)
𝐅+
𝑸= 𝛑 … … … … … … … . . (𝑹𝒖𝒎𝒖𝒔 𝟏: 𝑚𝑒𝑛𝑐𝑎𝑟𝑖 𝑄 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢)
𝑴𝑲

Kita dapat menggunakan rumus di tas untuk mencari volume penjualan pada target
laba Rp90.000.000, sehingga diperoleh:
𝐅+𝛑
𝑸=
𝑴𝑲
240.000.000 + 90.000.000
𝑸=
15.000
330.000.000
𝑸= = 𝟐𝟐. 𝟎𝟎𝟎 𝒖𝒏𝒊𝒕
15.000

Dengan demikian, untuk mendapatkan laba minimal Rp90.000.000, perusahaan


harus menjual 22.000 unit. Pembuktian jawaban dapat dilihat pada tabel sebelumnya
pada tingkat laba Rp90.000.000 dimana jumlah volume yang dijual sebesar 22.000 unit.

4. Apabila perusahaan harus menanggung pajak penghasilan sebesar 25% berapa unit yang
harus terjual untuk mempertahankan target laba Rp 90.000.000.
Sama seperti Nomor 3, say ajuga membuat rumus cepat untuk mencari jumlah kuantitas
(Q) yang harus dijual pada saat dikenakan pajak penghasilan. Berikut penjabaran.

TLL = Target Laba Lama = TR-TC


TLB = Target Laba Baru = TTL – (TTL x Tax)

𝑇𝐿𝐵 = 𝑇𝐿𝐿 − (𝑇𝐿𝐿 𝑥 𝑇𝑎𝑥)


𝑇𝐿𝐵 = 𝑇𝐿𝐿 𝑥 (1 − 𝑇𝑎𝑥)
𝑇𝐿𝐵
𝑇𝐿𝐿 =
(1 − 𝑇𝑎𝑥)
𝑇𝐿𝐵
𝑇𝑅 − 𝑇𝐶 =
(1 − 𝑇𝑎𝑥)
𝑇𝐿𝐵
𝑝. 𝑄 − (𝐹 + 𝑉𝐶) =
(1 − 𝑇𝑎𝑥)
𝑇𝐿𝐵
𝑝. 𝑄 − 𝐹 − 𝑣. 𝑄 =
(1 − 𝑇𝑎𝑥)
𝑇𝐿𝐵
𝑝. 𝑄 − 𝑣. 𝑄 = +𝐹
(1 − 𝑇𝑎𝑥)
𝑇𝐿𝐵
𝑄 (𝑝 − 𝑣) = +𝐹
(1 − 𝑇𝑎𝑥)
𝑇𝐿𝐵
+𝐹
(1 − 𝑇𝑎𝑥)
𝑄= (𝑝 − 𝑣)
𝑇𝐿𝐵 1
𝑄=( +𝐹) 𝑥
(1 − 𝑇𝑎𝑥) (𝑝 − 𝑣)
𝑇𝐿𝐵 𝐹
𝑄= +
(1 − 𝑇𝑎𝑥)(𝑝 − 𝑣) (𝑝 − 𝑣)

Karena (p-v) sama dengan Marjinal Kontribusi (MK), maka:

𝑻𝑳𝑩 𝑭
𝑸= + … … … … … … … . 𝑹𝒖𝒎𝒖𝒔 𝟐: 𝑀𝑒𝑛𝑐𝑎𝑟𝑖 𝑄 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑎𝑑𝑎 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘
(𝟏 − 𝑻𝒂𝒙). 𝑴𝑲 𝑴𝑲

Berdasarkan rumus di atas, kita dapat langsung menghitung jumlah unit yang harus
dijual agar tetap mendapat laba Rp90.000.000 meskipun ada pajak 25%. Berikut
perhitungannya.

𝑻𝑳𝑩 𝑭
𝑸= +
(𝟏 − 𝑻𝒂𝒙). 𝑴𝑲 𝑴𝑲
90.000.000 240.000.000
𝑸 =
(1 − 25%). (15.000) 15.000
+

90.000.000
𝑸 = 240.000.000
(75%). (15.000)
+ 15.000

90.000.000 240.000.000
𝑸 = +
11.250 15.000
𝑸 = 8.000 + 16.000
𝑸 = 𝟐𝟒. 𝟎𝟎𝟎 𝒖𝒏𝒊𝒕

Dengan demikian, jumlah unit yang yang harus dijual agar tetap mendapat laba
Rp90.000.000 meskipun ada pajak 25% yaitu sebesar 24.000 unit. Artinya ada
kenaikan 2.000 unit dari sebelumnya.
5. Mengacu pada data awal, hitung Margin of Safety perusahaan dalam rupiah dan persentase.
a) MS rupiah dan Unit
Margin of Safety rupiah dapat menggunakan rumus berikut.
MS Rp = Target Penjualan – BEP Rp
MS Rp = Rp1.200.000.000 – 960.000.000
MS Rp = Rp240.000.000

Sedangkan Margin of Safety unit dapat dihitung menggunakan rumus berikut.


MS unit = Total volume – Q BEP
MS unit = 20.000 – 16.000
MS unit = 4.000

Dengan demikian, besarnya Margin of Safety (MS) dalam bentuk rupiah dan unit
berturut-turut ialah Rp240.000.000 dan 4.000 unit.

b) MS persentase
Margin of Safety (MS) dalam bentuk persen dapat didasarkan pada rupiah atau unit.
Berikut perhitungannya.

Margin of Safety rupiah dapat menggunakan rumus berikut.


%MS Rp = (Target Penjualan – BEP Rp)/Target penjualan x 100%
%MS Rp = (Rp1.200.000.000 – 960.000.000)/Rp1.200.000.000 x 100%
%MS Rp = (Rp240.000.000/1.200.000.000) x 100%
%MS Rp = 20%
Sedangkan Margin of Safety unit dapat dihitung menggunakan rumus berikut.
%MS unit = (Total volume – Q BEP)/Total volume x 100%
%MS unit = (20.000 – 16.000) /20.000 x 100%
%MS unit = (4.000/20.000) x 100%
% MS unit = 20%

Dengan demikian, besarnya toleransi penurunan volume dan penjualan agar


perusahaan tidak menderita kerugian adalah sebesar 20%.
Daerah Margin of Safety (MS) untuk kasus ini dapat dilihat pada grafik di bawah.

GRAFIK MARGIN OF SAFETY (MS)


1600000000,0 Target
Penjualan

1400000000,0
BEP

1200000000,0
Jumlah Penghasilan dan Biaya

Margin Of Safety
1000000000,0

800000000,0 VC

600000000,0

400000000,0

200000000,0

- F TC
TR

Volume Penjualan
6. a. Hitung operating leverage pada tingkat penjualan saat ini DOL = 5
Rumus untuk menghitung operating leverage atau Degree of Leverage (DOL)
yaitu sebagai berikut.

%∆ 𝐿𝑎𝑏𝑎
1. 𝐷𝑂𝐿 =
%∆ 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
𝑀𝑎𝑟𝑗𝑖𝑛 𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖
2. 𝐷𝑂𝐿 =
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
Untuk mempermudah perhitungan, pada soal ini akan menggunakan rumus
kedua dengan perhitungan berikut.
𝑀𝑎𝑟𝑗𝑖𝑛 𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖
𝐷𝑂𝐿 =
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
300.000.000
𝐷𝑂𝐿 = =𝟓
60.000.000

Dengan demikian, besarnya Degree of Leverage (DOL) yaitu 5. Hal ini


berarti bahwa laba akan berubah sebesar 5% sebagai akibat dari perubahan
penjualan sebesar 1%.

b. Asumsikan dengan usaha intensif bagian penjualan, penjualan perusahaan akan


meningkat 8% tahun depan. Berapa persen laba bersih diharapkan akan meningkat?
Gunakan konsep operating leverage untuk menjawab.

Perhitungan Matematis:
Peningkatan penjualan 8%
Operating Leverage atau DOL 5
Peningkatan laba bersih (8% x 5) 40%

Artinya, ketika penjualan meningkat sebesar 8%, maka laba bersih


perushaaan juga akan meningkat sebesar 40%.
c. Verifikasi jawaban (b) dengan menyiapkan laporan laba rugi yang baru yang
menunjukkan 8% kenaikan penjualan.

Jika penjualan meningkat 8%, maka:


Jumlah produk awal = 20.000 unit
Kenaikan penjualan 8% x 20.000 unit = 1.600 unit
Jumlah unit yang harus dijual = 21.600 unit

Berikut disajikan laporan laba rugi yang baru sebagai akibat kenaikan
penjualan sebesar 8%.
Total (Rp) Per Unit (Rp) Persentase
Penjualan (21.600 unit) 1,296,000,000 60,000 100%
Biaya Variabel 972,000,000 45,000 75%
Margin Kontribusi 324,000,000 15,000 25%
Biaya Tetap 240,000,000
Laba Bersih 84,000,000

Berdasarkan laporan laba rugi di atas, laba meningkat sebesar 40% sesuai
dengan perhitungan pada poin b. Berikut pehitungan secara rinci kenaikan laba.

Laba awal Rp60.000.000


Peningkatan laba 40% x Rp60.000.000 Rp24.000.000
Laba Bersih Baru Rp84.000.000

Anda mungkin juga menyukai