Anda di halaman 1dari 6

PEMERIKSAAN TERHADAP PIUTANG PADA PT GARUDA INDONESIA

DISUSUN OLEH :
Dyah Ayu Tri Utami 211011201007
Hana Mardiana 211011200321
Okhtaviaini 211011200075
Salimah 211011200333
Sekar Ayu Ningtyas Wamena 211011201379

S1 AKUNTASI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PAMULANG
Profil Perusahaan Garuda Indonesia

Penerbangan sipil Indonesia tercipta pertama kali atas inisiatif Angkatan Udara Republik
Indonesia (AURI) dengan menyewakan pesawat yang di namai “Indonesian Airways”
Pada 21 Desember 1949 dilaksanakan perundingan lanjutan dari hasil KMB antara
pemerintah Indonesia dengan maskapai KLM mengenai berdirinya sebuuah maskapai
nasional. Presiden Soekarno memilih dan memutuskan “Garuda Indonesia Airways” (GIA)
sebagai nama maskapai ini
Dalam mempersiapkan kemampuan staf udara Indonesia, maka KLM bersedia menempatkan
sementara stafnya untuk tetap bertugas sekaligus melatih para staf udara Indonesia. Pada
masa peralihan ini direktur utama pertama orang Belanda yaitu Dr. E Konijneburg, dengan
armada pertama merupakan peninggalan KLM- IIB
Garuda Indonesia menjadi salah satu dari 30 besar maskapai penerbangan di dunia.
Perusahaan resmi menjadi perusahaan public setelah penawaran umum perdana atas
6.335.738.000 saham perusahaan kepada masyarakat, saham tersebut di catatkan pada Buersa
Efek Indonesia pada tanggal 11 Februari 2011 dengan kode GIAA. Salah satu tonggak
sejarah pernting ini dilakukan setelah perusahaan menyelesaikan trnsformasi bisnisnya
melalui kerja keras serta dedikasi berbagi pihak per. 31 Desember 2013, struktur kepemilikan
saham PT. Garuda Indonesia sebagai emiten dan perusahaan public adalah Negara Republik
Indonesia (69,14%) Karyawan (0,4%), Investor domestic (24,34%) dan Investor Internasional
(6,12%).
PT. Garuda Indonesia memiliki 5 (lima) Entitas Anak yang fokus pada produk/jasa
pendukung bisnis perusahaan induk, yaitu PT Abacus Distribution Systems Indonesia, PT
Aero Wisata, PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia, PT Aero Systems Indonesia, dan
PT Citilink Indonesia. Dalam menjalani kegiatan operasionalnya, perusahaan didukung oleh
7.861 orang karyawan, termasuk 2.010 orang siswa yang tersebar di Kantor Pusat dan Kantor
Cabang.
PT. Garuda Indonesia group pada 31 Desember 2013 mengoperasikan 140 pesawat yang
terdiri dari 2 pesawat Boeing 747-400, 7 pesawat Airbus A330-300, 11 pesawat Airbus
A330-200, 7 pesawat Boeing 737 Classic (seri 300/500), 65 pesawat Boeing 737-800NG, 12
pesawat CRJ1000 NextGen, 2 pesawat ATR72- 600, 4 pesawat Boeing 777-300ER, dan 30
pesawat Citilink yang terdiri dari 24 pesawat Airbus A320-200, 5 pesawat Boeing 737-300
serta 1 pesawat Boeing 737-400.
Mulai 5 Maret 2014, PT. Garuda Indonesia resmi bergabung dengan aliansi penerbangan Sky
Team, sebagai bagian dari program pengembangan jaringan internasionalnya. Dengan
bergabung dalam Sky Team penggunaan jasa PT. Garuda Indonesia dapat tehubung ke 1.064
destinasi di 178 negara yang dilayani oleh seluruh maskapai penerbangan anggota Sky Team
dengan total lebih dari 15.600 pernerbangan per hari. Para pengguna jasa PT. Garuda
Indonesia juga dapat memperoleh akses ke 564 lounges Sky Team di seluruh dunia.
Visi dan Misi PT. Garuda Indonesia
Visi :
Menjadi perusahaan penerbangan yang handal dengan menawarkan layanan yang berkualitas
kepada masyarakat dunia menggunakan keramahan Indonesia.
Misi:
Sebagai perusahaan penerbangan pembawa bendera bangsa Indonesia yang mempromosikan
Indonesia kepada dunia guna menunjang pembangunan ekonomi nasional dengan
memberikan pelayanan yang professional

Lokasi
PT. Garuda Indonesia berlokasi di Jl. M1 Area Perkantoran Gedung Garuda City Center,
Soekarno-Hatta Internasional Airport Cengkareng 19120- Indonesia

Kronologi Kasus
Pada tanggal 2 april 2019, berawal dari hasil laporan keuangan Garuda Indonesia untuk tahun
buku 2018, Dalam laporan keuangan tersebut, Garuda Indonesia Group membukukan laba
bersih sebesar USD 809,85 ribu atau setara Rp 11.337.900.000 miliar (menggunakan kurs BI
Rp 14.000/dollar) angka ini melonjak tajam dibanding 2017 menderita rugi USD 216,5 juta.
Laporan keuangan tersebut menimbulkan polemik lantaran 2 komisaris Garuda Indonesia
yaitu Chairal Tanjung dan Dony Oskaria (Saat ini sudah tidak menjabat) menganggap laporan
keuangan 2018 Garuda Indonesia tidak sesuai dengan Peryataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK).
Penemuan pertama, Garuda Indonesia mengakui memasukan keuntungan dari PT Mahata
Aero Teknologi yang memiliki utang kepada maskapai berpelat merah. PT Mahata Aero
Teknologi sendiri memiliki utang terkait pemasangan wifi yang belum dibayarkan
Pada tanggal 31 april 2019, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta BEI lakukan Verifikasi
laporan keuangan Garuda.
Langkah awal, Bursa Efek Indonesia memanggil jajaran direksi Garuda Indonesia terkait
kisruh laporan keuangan GIAA, Yakni KAP Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang & Rekan
(Member of BDO internasional) selaku auditor laporan keuangan Garuda Indonesia tahun
2018.
Pada tanggal 2 Mei 2019 Otoritas Jasa Keuangan meminta kepada Bursa Efek Indonesia
untuk melakukan verifikasi terhadap kebenaran atau perbedaan pendapat mengenai
pengakuan pendapatan dalam laporan keuangan Garuda tahun 2018, Selain OJK malah ini
juga melibatkan untuk meminta tanggapan dari Menteri Perhubungan (Menhub) yaitu Budi
Karya Sumadi
Pada tanggal 3 Mei 2019, PT Garuda mengaku tidak akan melakukan audit ulang terkait
laporan keuangan 2018 yang dinilai tidak sesuai karena memasukan keuntungan dari PT
Mahata Aero Teknologi.

Pada tanggal 8 Mei 2019, PT Mahata Aero Teknologi bersuara setelah namanya terseret
dalam skandal laporan keuangan Garuda Indonesia.
Perusahaan yang baru berdiri pada 3 November 2017 dengan modal tidak lebih dari 10 Miliar
ini berani menandatangani kerja sama dengan Garuda Indonesia dengan mencatatkan utang
senilai USD239 juta yang kemudian dimasukkan ke dalam kolom pendapatan oleh Garuda
Indonesia.

Pada tanggal 21 Mei 2019, Garuda Indonesia kembali dipanggil oleh Komisi IV Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) untuk dimintai keterangan terkait skandal tersebut. Direktur Utama
Garuda Indonesia, I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra atau biasa disebut Ari Askhara
menjelaskan bahwa pengakuan piutang sebagai pendapatan. Kerja sama yang diteken pada 31
Oktober 2018 ini mencatatkan pendapatan yang masih berbentuk piutang sebesar
USD239.940.000 dari Mahata. Dari jumlah itu, USD28 juta di antaranya merupakan bagi
hasil yang seharusnya dibayarkan Mahata

Pada 14 Juni 2019, Sekretaris Jendral Kementerian Keuangan (Sekjen Kemenkeu)


Hardiyanto menyampaikan hasil pemeriksaan terhadap KAP yaitu adanya dugaan audit yang
tidak sesuai PSAK dan sanksi yang akan diberikan pada KAP dan rekan masih menunggu
koordinasi dari OJK.

Pada 18 Juni 2019, BEI yang juga berkoordinasi intens dengan OJK terkait sanksi yang akan
diberikan pada KAP dan rekan masih menunggu keputusan final OJK terkait sanksi yang
diberikan kepada PT Garuda Indonesia. Manajemen bursa saat itu telah berkoordinasi intens
dengan OJK. Namun, BEI belum membeberkan lebih lanjut langkah kedepan dari
manajemen bursa.

28 Juni 2019, Setelah perjalanan panjang, akhirnya Garuda Indonesia dikenakan sanksi dari
berbagai pihak. Selain Garuda, sanksi juga diterima oleh auditor laporan keuangan
GarudaIndonesia, yakni Akuntan Publik (AP) Kasner Sirumapea dan Kantor Akuntan Publik
(KAP) Tanubrata, Sutanto, Fahmi, Bambang & Rekan, auditor laporan keuangan PTGaruda
Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) dan Entitas Anak Tahun Buku 2018. Untuk Auditor,
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan sanski pembekuan izin selama 12 bulan. Selain
itu, OJK juga akan mengenakan sanksi kepada jajaran Direksi dan Komisaris dari Garuda
Indonesia. Mereka diharuskan patungan untuk membayar denda Rp100 juta. Selain itu ada
dua poin sanksi lagi yang diberikan OJK. Yakni, Garuda Indonesia harus membayar Rp100
Juta. Selain itu masing-masing direksi juga harus membayar Rp100 Juta.
Selain sanksi dari Kementerian Keuangan dan juga Otoritas Jasa Keuangan, Garuda
Indonesia juga kembali diberikan sanksi oleh Bursa Efek Indonesia. Adapun sanksi tersebut
salah satunya memberikan sanksi sebesar Rp250 juta kepada maskapai berlambang burung
Garuda.

PELANGGARAN PT GARUDA INDONESIA


PT Garuda Indonesia Tbk melakukan kesalahan penyajian Laporan Keuangan Tahunan per
31 Desember 2018. Pihak OJK yang diwakili oleh Deputi Komisioner Hubungan Masyarakat
dan Manajemen Strategis, Anto Prabowo, mengungkapkan bahwa Garuda Indonesia telah
terbukti melanggar :
1. Pasal 69 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (UU PM)“(1)
Laporan keuangan yang disampaikan kepada Bapepam wajib disusun berdasarkan
prinsip akuntansi yang berlaku umum. (2) Tanpa mengurangi ketentuan
sebagaimanadimaksud dalam ayat (1), Bapepam dapat menentukan ketentuan
akuntansi di bidangPasar Modal.”
2. Peraturan Bapepam dan LK Nomor VIII.G.7 tentang Penyajian dan
PengungkapanLaporan Keuangan Emiten dan Perusahaan Publik.
3. Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) 8 tentang Penentuan Apakah Suatu
Perjanjian Mengandung Sewa.
4. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 30 tentang Sewa

PELAKU KECURANGAN
Pada bulan Agustus 2019, mantan dirut Garuda Indonesia, Emirsyah Satar, ditahan KPK
terkait dugaan suap dan pencurian uang dalam penggadaan suku cabang pesawat. November
2019 Kasus penyeludupan sepeda motor Harley Davidson dan Sepeda Brompton
Pada tanggal 27 Juni 2022 Kejaksaan Agung St Burhanuddin menetapkan tersangka baru
yaitu Soetikno Soedarjo, mantan Dirut PT Mugi Rekso Abadi (MAR). Mereka terlibat pada
kasus korupsi penyewaan pesawat ATR 72-600 di PT Garuda Indonesia

Agus Wahjudo (AW) selaku Executive Project Manager Aircraft Delivery PT Garuda
Indonesia (Persero), Tbk. 2009-2014 dan Anggota Tim Pengadaan Pesawat CRJ-1000 NG
Garuda Indonesia tahun 2011 serta Anggota Tim pengadaan pesawat ATR 72-600 PT.
Garuda Indonesia tahun 2012, ditetapkan pada hari Kamis tanggal 24 Februari 2022;
Setijo Awibowo (SA) selaku Vice President Strategic Management Office PT Garuda
Indonesia periode 2011-2012 dan Anggota Tim Pengadaan Pesawat CRJ-1000 NG Garuda
Indonesia tahun 2011 serta Anggota Tim Pengadaan Pesawat ATR 72-600 PT Garuda
Indonesia tahun 2012, ditetapkan pada hari Kamis tanggal 24 Februari 2022;
Albert Burhat (AB) selaku Vice President Corporate Planning PT Garuda Indonesia (persero)
Tbk Tahun 2017-2018, ditetapkan pada hari Kamis tanggal 10 Maret 2022.

SANKSI DAN DENDA YANG DIBERIKAN KEPADA PT GARUDA INDONESIA


Bagi auditor, Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan sanski pembekuan izin selama 12
bulan, kemudian setelah melakukan koordinasi dengan Kementrian Keuangan Republik
Indonesia, PT Bursa Efek Indonesia, dan pihak terkait lainnya, sanksi yang dijatuhkan OJK
kepada PT Garuda Indonesia berupa:
1. Memberikan perintah tertulis kepada PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk untuk
memperbaiki dan menyajikan kembali LKT PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk per
31 Desember 2018 serta melakukan public expose atas perbaikan dan penyajian
kembali LKT per 31 Desember 2018 dimaksud paling lambat 14 hari setelah
ditetapkannya surat sanksi, atas pelanggaran yang telah dilakukan
2. Memberi perintah tertulis kepada KAP Tanubrata, Sutanto, Fahmi, Bambang &
Rekan (Member of BDO International Limited) untuk melakukan perbaikan kebijakan
dan prosedur pengendalian mutu atas pelanggaran Peraturan OJK Nomor
13/POJK.03/2017 jo. SPAP Standar Pengendalian Mutu (SPM 1) paling lambat
3(tiga) bulan setelah ditetapkannya surat perintah dari OJK
3. OJK menjatuhkan sanksi administratif berupa denda sebesar Rp 100 juta kepada PT
Garuda Indonesia (Persero) Tbk atas pelanggaran Peraturan OJK Nomor
29/POJK.04/2016 tentang Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik
4. Sanksi berupa denda kepada masing-masing anggota Direksi PT Garuda
Indonesia(Persero) Tbk sebesar Rp 100 juta atas pelanggaran Peraturan Bapepam
Nomor VIII.G.11 tentang Tanggung Jawab Direksi atas Laporan Keuangan, dan
5. BEI resmi menjatuhkan sanksi kepada PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) atas
kasusklaim laporan keuangan perseroan yang menuai polemik. Beberapa sanksi yang
dijatuhkan antara lain denda senilai Rp 250 juta dan restatement atau perbaikan
laporan keuangan perusahaan dengan paling lambat 26 Juli 2019 ini.

SARAN
Sudah saatnya Garuda Indonesia memikirkan system atau model manajemen yang strategis
dan lebih ideal dengan pemimpin yang mampu memotivasi semua karyawan untuk
berkompetisi dan berpikir inovatif. Harapan kedepannya, Garuda Indonesia dapat
memperbaiki kinerja dan semua proses kegiatan perusahaan yang didalamnya terdapat insan
dengan integritas tinggi, produktif dan komersial untuk menghasilkan kinerja excellent yang
sejalan dengan perkembangan teknologi dan industry. Garuda Indonesia harus siap menerima
saran, kritik maupun masukan dari publik, terkadang cara padangan orang lain yang dapat
menghasilkan analisis untuk membantu perencanaan Langkah strategi selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai