Tyas Rarasati Gumanti Dera Karunia Pratama Muharam Maskunah Nur Isna Inayati
C4C021001 C4C021003 C4C021011 C4C021012
Kronologi Kasus
Analisis Kasus
Kesimpulan Analisis
Kronologi Kasus
Dimulainya skandal manipulasi laporan keuangan yang dilakukan oleh Garuda
2 April 2019
Indonesia
Dalam laporan keuangannya Garuda Indonesia membukukan laba bersih sebesar USD
809,85 ribu atau setara Rp 11,33 milyar.
Namun laporan keuangan tersebut menimbulkan polemik, Pasalnya, Garuda Indonesia
memasukan keuntungan dari PT Mahata Aero Teknologi yang memiliki utang kepada
maskapai berpelat merah tersebut. PT Mahata Aero Teknologi sendiri memiliki utang
terkait pemasangan wifi yang belum dibayarkan.
OJK meminta BEI untuk melakukan Verifikasi Laporan Keuangan Garuda Indonesia pada
2 Mei 2019
tahun 2018
Tindakan seseorang yang bertujuan untuk memenuhi kepentingan pribadi yang pada akhirnya
memberi kemanfaatan bagi orang banyak, berdasarkan teori tersebut keputusan direksi untuk
mengakui piutang yang belum jelas akan diterima oleh perusahaan sebagai pendapatan merupakan
pelanggaran karena tidak memberikan kebermanfaatan bahkan merugikan stakeholder dari
perusahaan tersebut.
Teori Utilitarianisme
Yaitu teori yang menitikberatkan pada hasil dari sebuah keputusan yang memberikan manfaat kepada
masyarakat, bukan hanya kepada satu orang saja, selama sebuah keputusan memberikan suatu
manfaat positif kepada masyarakat maka keputusan tersebut bisa dinilai ber etika, kemudian Ketika
kita sambungkan dengan studi kasus Garuda Indonesia maka bisa disimpulkan bahwa keputusan yang
diambil direksi merupakan pelanggaran dari etika Utilitarianisme, karena bukan manfaat yang
diberikan melainkan merugikan stakeholdernya.
Analisis Kasus
Teori Deontologi
Adalah teori yang mengevaluasi perilaku ber etika berdasarkan motivasi dari pengambilan keputusan,
suatu Tindakan bisa saja secara etika benar walaupun menghasilkan kebaikan atau keburukan. Dan
terkait kasus Garuda Indonesia bahwa motivasi dari direksi adalah motivasi politik, sehingga
menyalahi teori deontologi. Terbukti dengan dugaan upaya memoles laporan keuangan ini ada yang
mengaitkannya dengan momentum Pilpres 2019.
Teori Keadilan
Garuda indonesia sebagai perusahaan persero wajib di audit oleh independen. Laporan thn 2018
ditemukan bahwa perusahaan tidak mencantumkan opini dari KAP sehingga tidak ada keadilan
dalam pemenuhan kewajiban perusahan kepada investor.
Analisis Kasus
Teori Virtue
Adalah teori yang menjadikan integritas yang meliputi kejujuran dan ketulusan kunci dalam
pengambilan kepurtusan. Maka dari itu keputusan yang diambil oleh direksi Garuda Indonesia itu
melanggar teori virtue karena secara sadar dan sengaja melakukan ketidakjujuran.
Perusahaan melakukan Tindakan window dressing, Dalam dunia akuntansi, window dressing adalah
praktik rekayasa dengan menggunakan trik-trik dari akuntansi guna membuat neraca perusahaan atau
laporan laba rugi terlihat lebih baik dari yang sebenarnya. Praktik ini umumnya dilakukan dengan
menetapkan aktiva/pendapatan terlalu tinggi atau menetapkan kewajiban/beban terlalu rendah dalam
laporan keuangan, sehingga perusahaan memperoleh laba yang lebih tinggi.
Banyak hal yang mendorong perusahaan melakukan window dressing, mulai dari mengejar target
yang tinggi dari atasan, menghindari pajak, mengejar bonus atau penghargaan, menarik investor dan
lain sebagainya.
Kesimpulan Analisis
Kami melakukan analisis terhadap keputusan direksi garuda menggunakan pedoman tule of tumb
yang didalamnya terdapat beberapa aturan. Diantaranya professional etic yang kami nilai keputusan
direksi tidak memenuhi aturan tersebut karena seharusnya dalam aturan etika professional direksi
harus mengambil keputusan yang bisa dijelaskan dan dipertanggungjawabkan.
Kemudian aturan prinsip utilitarian juga tidak dipenuhi oleh direksi karena dalam prinsip ini direksi
harusnya dapat mmeberikan manfaat atas keputusan yang diambil, sementara keputusan garuda
memberikan kerugian kepada stakeholder perusahaan.
Prinsip virtue juga tidak dapat dipenuhi oleh direksi karena direksi memutuskan untuk melakukan
window dressing, sehingga pada laporan keuangan tahun 2018 menampilkan laporan yang tidak
akuntabilitas, dan tidak sesuai dengan harapan investor.
TERIMA KASIH