Anda di halaman 1dari 3

Nama : Febrian Surya Saputra

Nim/ Kelas : B200180002/ A

Mata Kuliah/Dosen Pengampu : Etika profesi dan bisnis Syariah/ Drs. Atwal Arifin, Akt., M.Si.

Tugas : Kasus Pelanggaran Etika dalam bidang Akuntansi

Kasus :

Laporan Keuangan PT Garuda Indonesia 2019

Perusahaan :

PT Garuda Indonesia

Jenis Pelanggaran :

1. Prinsip Integristas. PT Garuda Indonesia kurang teliti dalam menganalisis transaksi


yangterjadi pada 2018. Pasalnya akuntan PT Garuda Indonesia memasukkan keuntungan
dariPT Mahata Aero Teknologi sebagai pendapatan dalam Laporan Keuangannya, sementara
PT Mahata Aero Teknologi sendiri memiliki utang terkait pemasangan WIFI yang
belumdibayarkan hingga penulisan tahun buku 2018 terjadi kesalahan, seharusnya utang
yang belum dilunasi tersebut oleh PT Garuda Indonesia dimasukkan kedalam piutang.

2. Prinsip Kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian profesional. Dalammenyusun


laporan keuangan sebagai seorang yang berprofesi akuntan, KAP TanubrataSusanto Fahmi
Bambang bersama rekannya seharusnya mencermati dan lebih professional dalam
memeriksa setiap praktisi sehingga menghasilkan Laporan Keuanganyang valid, akuntabel,
dan transparan. Namun Auditor Tanubrata Susanto FahmiBambang rupanya kurang
mencermati Laporan Leuangan yang diaudit. Hal ini terbuktiketika PT Garuda Indonesia
mengaku bahwa mereka tidak melakukan audit ulang terkaitLaporan Keuangan 2018 yang
dinilai tidak sesuai karena memasukkan keuntungan dariPT Mahata Aero Teknologi.

3. Prinsip Perilaku Profesional. Dalam mengaudit Laporan Keuangan seorang auditor


harusmemegang teguh standar dan prinsip akuntan public harus professional artinya
setiapsetiap praktisi wajib mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku sesuai dengan
standarakuntansi. Namun KAP Tanubrata Susanto Fahmi Bambang bersama
rekannyamelakukan pelanggaran berupa pelaksanaan audit belum sepenuhnya mengikuti
standarakuntansi yang berlaku. Hal ini Nampak ketika Laporan Keuangan PT Garuda
Indonesiamasih terjadi kesalahan sehingga berpengaruh terhadap neraca keuangan PT
GarudaIndonesia.

Kerugian yang diderita:


1. Kerugian sebesar USD244,96 juta akibat angka transaksi dengan PT Mahata sebesar
USD239,94 juta terlalu signifikan sehingga mempengaruhi neraca keuangan Garuda
Indonesia.
2. Harga saham Garuda Indonesia anjlok ke level RP478 per saham darisebelumnya Rp500 per
saham
3. Sanksi juga diberikan kepada Garuda dikenakan dendasebesar RP100 juta untuk setiap
direksi yang menandatangani laporan keuangan tersebut. Sanksi dari Bursa Efek juga lebih
besar yakni denda RP250 juta.

Siapa Saja Yang Terlibat:

Kronologi kejadian kasus

Perseroan mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang salah satu
agendanya ialah menyetujui laporan keuangan tahun buku 2018. Dalam rapat itu, dua komisaris
Garuda Indonesia Chairul Tanjung dan Dony Oskaria selaku perwakilan dari PTTrans Airways
berpendapat bahwa angka transaksi dengan PT Mahata sebesar USD239,94 juta terlalu signifikan
sehingga mempengaruhi neraca keuangan Garuda Indonesia. Jika nominal dari kerjasama tersebut
tidak dicantumkan sebagai pendapatan, maka perusahaan sebenarnya masih merugi sebesar
USD244,96 juta. Selain itu, catatan tersebut membuat beban yang ditanggung Garuda Indonesia
menjadi lebih besar untuk membayar pajak penghasilan dan pajak pertambahan nilai, yang
seharusnya belum menjadi kewajiban karena pembayaran dari kerja sama dengan PT Mahata belum
dibayarkan kepada PT Garuda. Seharisetelah kabar penolakan laporan keuangan oleh dua komisaris
tersebut beredar, saham perusahaan dengan kode GIAA itu merosot tajam 4,4 persen pada
penutupan perdagangansesi pertama. Harga saham Garuda Indonesia anjlok ke level RP478 per
saham darisebelumnya Rp500 per saham.Bursa Efek Indonesia (BEI) memanggil jajaran direksi
Garuda Indonesia terkait kisruhlaporan keuangan tersebut. Pertemuan juga dilakukan bersama
auditor yang memeriksakeuangan Garuda Indonesia, yakni KAP Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang
bersamarekannya.Namun di saat yang sama, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku
belum bisa menetapkan sanksi kepada KAP Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang bersamarekannya
lantaran Kemenkeu masih melakukan analisis terkait dari pihak auditor.

3 MEI 2019

Garuda Indonesia akhirnya mengeluarkan pernyataan resmi setelah laporankeuangannyaditolak


oleh kedua komisarisnya, maskapai ini mengaku bahwa mereka tidakmelakuka audit ulang terkait
laporan keuangan 2018 yang dinilai tidak sesuai karenamemasukan keuntungan dari PT Mahata Aero
Teknologi.

21 Mei 2019

Garuda Indonesia kemudian dipanggil oleh Komisi VI DPR-RI . Jajaran direksi inidimintai keterangan
oleh komisi VI DPR-RI mengenai polemik laporan keuangan tersebut. DalamDalam penjelasannya,
Dirut Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra mengatakan bahwa laporan keuangan
tersebut yang menjadi polemik adalah soal kerjasama dengan PT Mahata Aero Teknologi, terkait
penyediaan layanan wiFi on-board yang dapatdinikmati secara gratis oleh penumpang PT Garuda
Indonesia. Kerja sama yang dilakukan pada tanggal 31 Oktober 2018 ini mencatat pendapatan yang
masih berbentuk piutangsebesar USD239.940.000 dari Mahata. Dari jumlah itu, USD28 juta di
antaranya merupakan bagi hasil yang seharusnya dibayarkan Mahata.

14 Juni 2019

Kemenkeu telah selesai melakukan pemeriksaan terhadap KAP Tanubrata Sutanto FahmiBambang
bersama rekannya terkait laporan keuangan tahun 2018 milik garuda dengankesimpulan terjadi
pelanggaran bahwa pelaksanaan audit belum sepenuhnya mengikutistandar akuntansi yang berlaku.
Sanksi juga diberikan kepada Garuda dikenakan dendasebesar RP100 juta untuk setiap direksi yang
menandatangani laporan keuangan tersebut.Sanksi dari Bursa Efek juga lebih besar yakni denda
RP250 juta, Garuda juga diminta untukmemperbaiki laporan keuangan paling lambat tanggal 26 juli
2019.Menteri keuangan Sri Mulyani menjatuhkan sanksi kepada Akuntan Publik KasnerSirumapea
dan KAP Tanubrata bersama rekannya, sanksi yang dijatuhkan berupa:

1) Pembekuan izin selama 12 bulan terhadap AP Kasner Sirumapea karena melakukan


pelanggaran berat yang berpotensi berpengaruh signifikan terhadap opini laporan
auditorindependen
2) PeringatanPeringatan tertulis dengan disertai kewajiban untuk melakukan perbaikan
terhadap sistem pengendalian mutu KAP.

Anda mungkin juga menyukai