Anda di halaman 1dari 3

Kronologi Kasus Bank Century

Hingga kini, meski Bank Century telah berganti nama menjadi Mutiara Bank, kasus ini
masih terus bergulir. Bahkan, hak angket tengah dipersiapkan DPR untuk menguak kasus ini.
Berikut kronologi kasus Bank Century yang di data oleh Biro Riset Infobank. 2003

Bank CIC untuk mengatasi ketidakberesan bank ini.

2004
Bank CIC merger bersama Bank Danpac dan bank Pikko yang kemudian berganti nama
menjadi Bank Century. Surat-surat berharga valas terus bercokol di neraca bank hasil merger ini.
BI menginstruksikan untuk di jual, tapi tidak dilakukan pemegang saham. Pemegang saham
membuat perjanjian untuk menjadi surat-surat berharga ini dengan deposito di Bank Dresdner,
Swiss, yang belakangan ternyata sulit ditagih.

2005
BI mendeteksi surat-surat berharga valas di Ban Century sebesar US$210 juta.

30 Oktober dan 3 November 2008


Sebanyak US$56 juta surat-surat berharga valas jatuh tempo dan gagal bayar. Bank
Century kesulitan likuiditas. Posisi CAR Bank Century per 31 Oktober minus 3,53%.

13 November 2008
Bank Century gagal kliring karena gagal menyediakan dana (prefund)

17 November 2008
Antaboga Delta Sekuritas yang dimilik Robert Tantutar mulai default membayar
kewajiban atas produk discreationary fund yang di jual Bank Century sejak akhir 2007.

20 November 2008
BI Mengirim surat kepada Menteri Keuangan yang menentapkan Bank Century sebagai
bank gagal yang berdampak sistemik dan mengusulkan langkah penyelamatan oleh Lembaga
Penjamin Simpanan (LPS). Di hari yang sama, Komite Kebijakan Sektor Keuangan (KKSK)
yang beranggotakan BI, Menteri Keuangan, dan LPS, melakukan rapat.

21 November 2008
Ban Century diambil alih LPS berdasarkan keputusan KKSK dengan surat Nomor
04.KKSK.03/2008. Robert Tantular, salah satu pemegang saham Bank Century, bersama tujuh
pengurus lainnya di cekal. Pemilik lain, Rafat Ali Rizvi dan Hesham Al-Warraq menghinglang.

23 November 2008
LPS memutuskan memberikan dana talangan senilai Rp2,78 triliun untuk mendongkrak
CAR menjadi 10%.
5 Desember 2008
LPS menyuntikkan dana Rp2,2 triliun agar Bank Century memenuhi tingkat kesehatan
bank.

9 Desember 2008
Bank Century mulai menghadapi tuntutan ribuan investor Antaboga atas penggelapan
dana investasi senilai Rp1,38 triliun yang mengalir ke Robert Tantular.

31 Desember 2008
Bank Century mencatat kerugian Rp7,8 triliun pada 2008. Aset-nya tergerus menjadi
Rp5,58 triliun dari Rp14,26 triliun pada 2007.

3 Februari 2009
LPS menyuntikkan dana Rp1,5 triliun.

11 Mei 2009
Bank Century keluar dari pengawasan khusus BI.

3 Juli 2009
Parlemen mulai menggugat karena biaya penyelamatan Bank Century terlalu besar.

21 Juli 2009
LPS menyuntikkan dana Rp630 miliar.

18 Agustus 2009
Robert Tantular dituntut delapan tahun penjara dan denda Rp50 miliar subsider lima
bulan kurungan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Sebelumnya pada 15 Agustus, manajemen
Bank Century menggugatnya sebesar Rp2,2 triliun.

3 September 2009
Kepala Kepolisian Republik Indonesia menyampaikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat
agar terus mengejar aset Robert Tantular sebesar US$19,25 juta, serta Hesham Al-Warraq dan
Rafat Ali Rizvi sebesar US$1,64 miliar.

PT Bank Century Tbk (BCIC) pada awalnya ternyata agen penjual produk investasi yang
diterbitkan PT Antaboga Delta Sekuritas. Hal itu diketahui berdasarkan pemeriksaan awal Bank
Indonesia (BI) pada 2005. "Tapi, dari penelusuran BI diketahui produk yang dijual tidak
mempunyai izin dari Bapepam," kata Deputi Gubernur BI, Siti Ch Fadjrijah dalam pertemuan
dengan Komisi Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Selasa 10 Februari 2009.

Berikut Kronologi Versi BI


2005
Berdasarkan pemeriksaan awal 2005, Bank Century memang menjadi agen penjual
produk Antaboga. Dari penelusuran BI diketahui produk yang dijual tidak mempunyai izin dari
Bapepam-LK.
Mei 2005
BI membahas secara internal karena saat itu produk reksa dana sedang marak.

Juli 2005
BI mengeluarkan aturan bagaimana bank bisa menjadi agen penjual reksa dana. Dalam
aturan tersebut disebutkan bahwa bank dilarang menjamin pelunasan bagi hasil dan nilai aktiva
bersih(NAB).
Bank juga wajib melapor ke BI setiap bulan mengenai produk reksa dana yang dijual.
Selanjutnya, BI mengadakan rapat pimpinan (executive meeting) dan hasilnya otoritas
mengeluarkan memo internal untuk menghentikan penjualan produk Antaboga. Memo itu
disampaikan ke seluruh cabang Bank Century per 22 Desember 2005.

Awal 2006
Pengawas BI berpura-pura menjadi nasabah Bank Century. Ternyata produk itu masih
ada. BI memangil dan menegur Bank Century. Pada bulan itu juga Bank Century mengeluarkan
memo untuk mempertegas penghentian penjualan produk Antaboga.
Setelah itu, di buku bank tidak ada catatan-catatan dalam pembukuan.

BI langsung memberikan informasi tersebut ke Bapepam-LK dan meminta untuk meneliti


reksa dana yang dijual Antaboga. Dari temuan BI sejak 2005, formulir penjualan produk itu
awalnya terdapat logo Antaboga dan Bank Century. Namun, belakangan sudah tidak ada logo
Bank Century, hanya Antaboga.

Anda mungkin juga menyukai