Anda di halaman 1dari 2

Sejarah singkat :

Sunprima Nusantara Pembiayaan sering disingkat menjadi SNP adalah perusahaan pembiayaan
yang berdiri sejak tahun 2000, sempat vacum selama 2 tahun dan kemudian Columbia Group
mengambil alih kepemilikannya pada tahun 2002, tetapi PT.SNP baru beroperasi secara penuh
pada tahun 2004. SNP terutama bergerak dalam bidang consumer finance yang disebut Prima
Finance, dan dealer utama yang 100% pembiayaannya di jajasupport oleh PT. SNP adalah semua
konsumen Columbia Retail.menawarkan pembelian barang rumah tangga secara kredit atau cicil.
Dalam kegiatannya, SNP lah yang menyokong pembelian barang yang dilakukan oleh Columbia
dengan sumber pendanaan dari perbankan atau surat utang.

Produk yang dibiayai adalah semua kebutuhan rumah tangga, seperti semua produk elektronik,
furniture, hand phone, komputer, motor roda dua. Selain produk tersebut PT. SNP juga melakukan
pembiayaan untuk produk2 produktif seperti hand tractor, dan motor roda 3.

Gali lubang tutup lubang

Menurutnya, SNP Finance mengajukan pinjaman fasilitas kredit modal kerja dan rekening koran
kepada Bank Panin periode Mei 2016 sampai 2017 dengan plafon kepada debitur sebesar Rp425
miliar.

Salah satu tindakan yang dilakukan oleh SNP Finance untuk mengatasi kredit macetnya adalah
menerbitkan surat utang berbentuk Medium Term Notes (MTN) yaitu surat hutang dengan jangka
5-10 tahun, yang diperingkat oleh Pefindo, lembaga pemeringkat, berdasarkan laporan keuangan
yang diaudit oleh KAP DeLoitte.

"Dapat disampaikan bahwa penerbitan MTN tidak melalui proses di OJK, mengingat MTN
adalah perjanjian yang bersifat private, namun memerlukan pemeringkatan karena dapat
diperjual-belikan," terang Anto.

Mengutip siaran pers Pefindo, biro kredit independen tersebut mendapuk SNP Finance dengan
peringkat idA- (single A minus) sejak Desember 2015-November 2017. Lalu, peringkat itu
dinaikkan menjadi idA (single A) pada Maret 2018. Padahal, saat itu, keuangan SNP Finance
mulai bermasalah.

Dua bulan setelahnya, yakni Mei 2018, OJK mengeluarkan sanksi Pembekuan Kegiatan Usaha
(PKU) terhadap SNP Finance melalui Surat Deputi Komisioner Pengawas IKNB II Nomor S-
247/NB.2/2018.

Pefindo pun buru-buru menyematkan peringkat idCCC (triple C) atau credit watch
negativesebelum akhirnya menarik peringkat terhadap SNP Finance. Namun, sampai berita ini
diturunkan, pihak Pefindo belum merespons pertanyaan.

Dengan diberlakukannya PKU, maka SNP Finance dilarang melakukan kegiatan usaha
pembiayaan. Jika mangkir dari hal itu, maka OJK dapat langsung mengenakan sanksi pencabutan
izin usaha.

Tak cuma itu, selama masa sanksi PKU, SNP Finance juga wajib menyampaikan dan melakukan
tindakan korektif. "Dalam jangka waktu 6 bulan sejak PKU, SNP Finance tidak memenuhi
tindakan tersebut, maka dapat dikenakan sanksi pencabutan izin usaha," imbuhnya.

Dengan kondisi itu, Anto menambahkan, OJK akan terus memonitor perkembangan kasus SNP
Finance, serta memantau tim audit internal bank yang melakukan investigasi internal dan akan
memberikan sanksi jika ada pegawai bank yang terlibat.

OJK akan terus berkoordinasi dengan instansi terkait, seperti Kepolisian dan Kementerian
Keuangan untuk penindakan yang diperlukan. OJK juga melarang penerbitan MTN tanpa seizin
OJK dan menyiapkan langkah koordinasi dengan Kemenkeu berkaitan dengan kerja Kantor
Akuntan Publik

Langgar Standar Audit


Kemenkeu menyebut dua akuntan publik yang mengaudit laporan keuangan SNP Finance, yakni
Akuntan Publik Marlinna dan Merliyana Syamsul melanggar standar audit profesional.

Mengutip data resmi Pusat Pembinaan Profesi Keuangan (PPPK), dalam mengaudit SNP Finance
tahun buku 2012 - 2016, mereka belum sepenuhnya menerapkan pengendalian sistem informasi
terkait data nasabah dan akurasi jurnal piutang pembiayaan.

Akuntan publik tersebut juga belum menerapkan pemerolehan bukti audit yang cukup dan tepat
atas akun piutang pembiayaan konsumen dan melaksanakan prosedur memadai terkait proses
deteksi risiko kecurangan, serta respons atas risiko kecurangan.

Selain dua akuntan publik di atas, Kemenkeu juga menyoroti DeLoitte Indonesia. Mereka diberi
sanksi berupa rekomendasi untuk membuat kebijakan dan prosedur dalam sistem pengendalian
mutu akuntan publik terkait ancaman kedekatan anggota tim perikatan senior.

Sekretaris Jenderal Kemenkeu Hadiyanto menuturkan bahwa sanksi diberikan untuk


memperbaiki mereka. "Sanksi administratif diberikan untuk membuat kebijakan dan prosedur
dalam sistem pengendalian mutu akuntan publik yang lebih baik," katanya.

Clients and Market Leader DeLoitte Indonesia Steve Aditya ketika dikonfirmasi masih belum
menjelaskan sanksi yang diterimanya tersebut. "Kami sedang menyiapkan tanggapan terhadap
pemberitaan Anda. Kami akan segera respons," ucapnya.

Anda mungkin juga menyukai