Student ID : 12017002596
Tugas Pengauditan I
“20 Kasus Pelanggaran Audit di Indonesia dan Luar Negeri”
Laporan pertama, yang diberikan kepada publik atau diiklankan melalui media massa pada 28 November
2002.
Laporan kedua, yang diberikan kepada BEJ pada 27 Desember 2002.
Laporan ketiga, yang disampaikan akuntan publik, dalam hal ini kantor akuntan publik Prasetio, Sarwoko
dan Sandjaja dengan auditor Ruchjat Kosasih dan disampaikan kepada manajemen Bank Lippo pada 6
Januari 2003.
Dari ketiga versi laporan keuangan tersebut yang benar-benar telah diaudit dan mencantumkan ”opini
wajar tanpa pengecualian” adalah laporan yang disampaikan pada 6 Januari 2003. Dimana dalam laporan
itu disampaikan adanya penurunan AYDA (agunan yang diambil alih) sebesar Rp 1,42 triliun, total aktiva
Rp 22,8 triliun, rugi bersih sebesar Rp 1,273 triliun dan CAR sebesar 4,23 %. Untuk laporan keuangan
yang diiklankan pada 28 November 2002 ternyata terdapat kelalaian manajemen dengan mencantumkan
kata audit. Padahal laporan tersebut belum diaudit, dimana angka yang tercatat pada saat diiklankan adalah
AYDA sebesar Rp 2,933 triliun, aktiva sebesar Rp 24,185 triliun, laba bersih tercatat Rp 98,77 miliar, dan
CAR 24,77 %.
8. Kasus Pelanggaran Etika Profesi Akuntansi: KPK Periksa Wawan atas Kasus Korupsi Alat
Kesehatan
TEMPO.CO, Jakarta – Chaeri Wardana alias Wawan, adik Gubernur Banten nonaktif Atut Chosiyah,
untuk pertama kalinya diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jakarta, Jumat, 4 Juli 2014,
sebagai tersangka kasus korupsi pengadaan alat kesehatan Tangerang Selatan.
Menurut juru bicara KPK, Johan Budi Sapto Prabowo, sebelumnya periksaan Wawan tidak masuk dalam
agenda pemeriksaan hari Jumat. “Ada tambahan pemeriksaan atas nama TCW, diperiksa sebagai tersangka
kasus pengadaan alat kesehatan Tangerang Selatan,” kata Johan.
Wawan masuk ke gedung KPK sekitar pukul 14.00 dan keluar pukul 18.30 WIB. Suami Wali Kota
Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany ini saat ditanya wartawan setelah diperiksa tak mengucap sepatah
kata pun.
Penasihat hukum Wawan, Maqdir Ismail, menuturkan kliennya diperiksa atas kasus proyek pengadaan
barang senilai sekitar Rp 20 miliar itu. “Dia juga diminta konfirmasinya terkait dengan dokumen proyek
itu,” ujarnya.
Menurut dia, Wawan hanya tahu proses sesudah lelang. “Proses pengadaan barangnya, ia tidak tahu,” kata
Maqdir. Dia menuturkan yang paling tahu soal pengadaan barangnya adalah Kepala Dinas Kesehatan
Tangerang Selatan Dadang M. Epid. Pada pertengahan Juni lalu, Dadang telah ditetapkan sebagai
tersangka oleh Kejaksaan Agung. (Baca juga: Atut dan Wawan Jadi Tersangka Korupsi Alkes Banten).
Wawan sudah divonis 5 tahun penjara atas kasus suap penanganan sengketa pemilu kepala daerah Lebak
dan Banten di Mahkamah Konstitusi. Dia juga diduga terlibat kasus korupsi pengadaan alat kesehatan
Tangerang Selatan dan Banten. Juga kasus pencucian uang. Tiga kasus ini masih dalam proses penyidikan.
9. Kasus Bapepam-LK menjatuhkan sanksi pada perusahaan sekuritas dan lembaga profesi
penunjang (2007)
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) telah menjatuhkan sanksi sebesar
Rp5,964 miliar kepada perusahaan sekuritas dan lembaga profesi penunjang. Denda terbesar dikenakan
pada kasus PT Agis Tbk yang menyeret sekitar 15 perusahaan sekuritas dengan total denda Rp5,3 triliun.
Buntut kasus Agis juga berujung pada pencabutan izin usaha Republic Securities dan izin perorangan atas
nama Benny Ekayana Sutanto. Kepala Biro Lembaga Transaksi dan Lembaga Efek Bapepam-LK Arif
Baharudin mengatakan, dalam transaksi perdagangan saham, kasus Agis memang paling menonjol pada
tahun ini. Sementara untuk perusahaan sekuritas yang dikenakan sanksi disebabkan kurang
memperhatikan aturan yang ada. “Agis memang paling menonjol dan semoga tidak ada kasus yang lebih
besar lagi,” kata dia, seperti dikutip di Jakarta, Jumat (23/11/2007).Arif mengingatkan, agar anggota bursa
selalu dapat mengikuti peraturan yang ada, menyusul dipublikasikannya berbagai peraturan baru yang
telah diterbitkan Bapepam-LK. Otoritas pasar modal itu juga telah menyosialisasikan peraturan-peraturan
yang dinilai berkaitan langsung anggota bursa. Selain itu, Bapepam-LK telah menjatuhkan denda kepada
lembaga profesi penunjang yang terdiri atas 13 penilai dan tiga perusahaan penilai karena melanggar
peraturan VIII.C.1 yaitu Pendaftaran Penilai yang Melakukan Kegiatan Pasar Modal. Adapun 14 akuntan
publik melanggar peraturan VIII.A.1, yaitu Pendaftaran Akuntan yang Melakukan Kegiatan di Pasar
Modal. Otoritas pasar modal juga membekukan izin usaha enam akuntan publik dan memberikan
peringatan tertulis kepada 13 akuntan publik. Kepala Biro Standar Akuntansi dan Keterbukaan Bapepam-
LK Anis Baridwan mengatakan, peringatan tertulis kepada akuntan publik diberikan karena tidak
mengikuti pendidikan profesi lanjutan (PPL) selama dua tahun berturut- turut. Otoritas pasar modal itu
kini mendorong agar para akuntan publik terus mengikuti PPL. “Kita sudah mewanti-wanti kepada
akuntan publik untuk ikut PPL. Jadi, tahun ini diharapkan tidak ada yang diberikan sanksi lagi,” ujarnya.
Subbagian Penetapan Sanksi dan Transaksi dan Lembaga Efek Biro Perundang-undangan dan Bantuan
Hukum Bapepam- LK mencatat sebanyak 67 perusahaan sekuritas dijatuhi sanksi dengan total Rp5,817
miliar. Angka itu terdiri atas 52 perusahaan sekuritas yang terlambat menyerahkan laporan kegiatan
penjamin emisi efek sebesar Rp517,6 juta dan Rp5,3 miliar berasal dari pelanggaran dalam kasus Agis.
10. Incar sekda Inhu, jaksa desak BPK audit kerugian Negara
Merdeka.com – Kepala Kejaksaan Negeri (Kejari) Rengat, Provinsi Riau, Teuku Rahman meminta agar
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Riau memberikan hasil audit yang diminta penyidik Kejari
Rengat atas kerugian negara dalam kasus dugaan korupsi dana APBD Inhu tahun 2011 dan 2012 sebesar
Rp 2,8 Miliar.
Pasalnya, sudah berbulan-bulan permintaan audit yang diajukan Kejari Rengat tidak dilayani dengan baik
oleh BPK RI Perwakilan Riau tanpa alasan yang jelas. Desakan ini disampaikan Teuku Rahman mengingat
masa jabatan Sekretaris Daerah (Sekda) Pemerintahan Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Erisman yang
diincar Jaksa bakal berakhir akhir bulan Desember tahun 2014 ini.
“Sekda Inhu selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dalam kasus dugaan korupsi APBD Inhu Rp 2,8
miliar. Kami mendesak BPK agar segera menyampaikan hasil audit kerugian negara dalam kasus dugaan
korupsi tersebut sebelum masa jabatannya berakhir karena pensiun,” ujar Kajari Rengat Teuku Rahman,
Jum’at (12/12).
Analisis: Kasus zzzz Best Company sudah banyak melakukan kecurangan diantaranya manipulasi
keuangan, mulai ari praktik check kiting, pemalsuan kartu kredit, sampai dengan adanya sandiwara
pencurian untuk mendapatkan klain asuransi. Selain itu kecurangan sekuritas, penipuan sebanyak jutaan
dollar. Serta membuat perusahaan yang hanya bayang-bayang, dan menyuap Tom Padgett sebagai
penaksir besarnya kerugian untuk membayar klaim asuransi agar meyakinkan perusahaan asuransi lainya.
Berdasarkan ringkasan kasus diatas dan sederet kecurangan yang dilakukan perusahaan zzzz Best
Company Inc, ada beberapa penyebab yang mendorong terjadinya kecurangan tersebut yaitu adanya unsur
kepentingan dan unsur keterpaksaan, dimana dengan industri kecil yang banyak mengalami kesulitan,
terutama dalam pendanaan, selain pendanaan, keluhan dari pelanggan, persaingan yang sangat ketat dan
vendor yang sangat menuntut. Bank-bank juga enggan memberi pinjaman. Karena adanya masalah-
masalah ini akhirnya Barry Mnkow Pendiri perusahaan temotivasi untuk melakukan kecurangan demi
kepentingan sendiri dan keberlangsungan perusahaan sehingga bisa mencapai go public.
Transaksi Repo ini merupakan “Accounting Gimmick” yang digunakan oleh Lehman Brothers untuk
mengurangi jumlah kewajibannya di Balance Sheet. Classic Repo adalah pinjaman berupa
dana (cash) yang dijamin dengan agunan. Pihak yang meminjam dana (buyer or borrower) akan mencatat
pinjaman di sisi Hutang (liabilities) sebagai lawan dari penerimaan Kas. Sehingga perusahaan memiliki
kewajiban untuk melunasinya.mSell and Buy Back Repo adalah pinjaman yang diperoleh dengan
mengikutsertakan agunan (surat berharga). Sehingga, seolah-olah surat berharga ikut berpindah tangan.
Dengan demikian, penerimaan Kas dari pinjaman akan diikuti dengan penyerahan aset. Namun, transaksi
ini mengharuskan aset tersebut dibeli kembali oleh peminjam dana. Jadi, transaksi Sell and Buy Back
Repo ini seperti menjual sementara surat berharga untuk kemudian dibeli kembali. Pada saat itu, Lehman
Brothers menggunakan transaki repo metode Sell and Buy Back. Namun, kewajiban Lehman
Brothers untuk membeli kembali surat berharga tersebut tidak diungkapkan sebagaimana mestinya yang
tercantum pada SFAS (Statement of Financial Accounting Standards) 140 yang berlaku di USA sejak
tahun 2001. Pada saat itu, Lehman Brothers berdalih bahwa transaksi repo yang terjadi dilakukan dengan
pihak terkait di Inggris, yang konon memiliki sistem hukum dan standar akuntansi yang berbeda dengan
USA. Menurut argumen pihak Lehman Brothers, transaksi repo semacam ini di Inggris merupakan
penjualan outright atau dengan kata lain (true sales). Sehingga pihak Lehman Brothers memanfaatkan
situasi perbedaan hukum dan standar akuntansi di Inggris dan USA. Peristiwa perbedaan ini
disebut Regulatory Arbitrage. Dengan dalih seperti itu, maka transaksi repo yang dilakukan dapat
memperbaiki kondisi laporan posisi keuangan Lehman Brothers menjadi lebih sehat.
Transaksi repo dianggap sebagai true sales sehingga penerimaan kas, tanpa menimbulkan hutang baru.
Sehingga ratio hutang terhadap modal (leverage ratio)menjadi lebih baik. Oleh karena itu, Lehman
Brothers menjadi lebih likuid. Padahal saat itu, likuiditas bank-bank di USA tengah menjadi sorotan.
Namun akhirnya semua rekayasa keuangan yang dilakukan Lehman Brothers terungkap dan tidak
bertahan. Ernst&Young sebagai KAP Lehman Brothers pun dianggap tidak memenuhi standar sebagai
auditor dan melakukan mal praktek. 15 September 2008, Lehman Brothers dinyatakan bangkrut dengan
total nilai aset sebesar $639 Milyar dan hutang sebesar $619 Milyar. Kebangkrutan ini adalah
kebangkrutan terbesar yang pernah terjadi di dunia, mengalahkan kebangkrutan WorldCom dan Enron.
Kebangkrutan Lehman Brothers yang merupakan multi national company dan memiliki sekitar 25.000
pekerja di seluruh dunia memicu krisis global 2008. Fraud yang dilakukan Lehman Brothers membuat
para investor mengalami krisis kepercayaan terhadap pasar modal USA, sehingga mereka menarik modal
dari entitas-entitas di USA. Di bulan Oktober tercatat rekor penurunan index Dow Jones terbesar dalam
waktu sebulan di dunia. USA sebagai negara Super-Power yang memiliki pengaruh besar di seluruh
dunia, akhirnya menyebarkan virus krisis keuangan ke seluruh dunia, terutama negara-negara maju. Krisis
kepercayaan para investor membuat entitas-entitas di USA mengalami kesulitan modal, sehingga
produktivitasnya menurun. Hingga akhirnya, laju pertumbuhan ekonomi dunia tidak bergerak dan
sebagian belahan dunia mengalami resesi. Krisis Keuangan Global di sejumlah negara maju, menjadi
berkah bagi negara berkembang, tidak terkecuali Indonesia. Aliran dana luar negeri masuk begitu deras
ke Indonesia di tahun 2008 - 2010, hingga rupiah sempat menguat sekitar Rp. 9.500. Para investor asal
USA memindahkan investasi mereka ke negara-negara berkembang yang potensial.
Analisis: Dalam laporan tersebut tidak disebutkan secara langsung adanya “kecurangan”,namun lebih
terhadap penggunaan istilah “kelalaian kotor” yang belum tentu merupakan kejahatan. Namun memang
bila dianalisis, Lehman telah secara sengaja memanipulasiakuntansi mereka dengan tujuan untuk menipu
investor, lembaga pemeringkat, dan juga pihak regulator . Hal ini berimbas terhadap adanya
kebangkrutan terbesar dalam sejarahAmerika Serikat.Jaksa Agung New York, Andrew Cuomo telah
melayangkan tuduhan terhadap salah satu firma audit “Big Four” yaitu Ernst & Young (EY). Tuduhan
tersebut terkait denganadanya penipuan sipil atas “perannya” dalam bangkrutnya EY. Dalam siaran pers
dari kantor Kejaksaaan Agung, dinyatakan bahwa E&Y telah “membantu” Lehman Brothers dalam
kecurangan akuntansi yang melibatkan penghapusan sekian puluh miliar fixedincome securities dari
neraca perusahaan tersebut sebagai upaya menipu public terkaitdengan kondisi likuiditas Lehman
yang sesungguhnya.Firma audit E&Y dalam hal ini telah mengaudit Lehman Brothers dari tahun
2001hingga tahun kebangkrutan perusahaan tersebut (2008). Selama masa tersebut, E&Ydilaporkan
memperoleh lebih dari $150 juta pendapatan audit dari Lehman Brothers.Adapun tuduhan tersebut berarti,
pihak Jaksa Agung menyatakan perlunya E&Y untukbertanggung jawab karena telah menutupi kondisi
keuangan perusahaan Lehmantersebut.Firma audit E&Y dalam pembelaannya menyatakan bahwa,
transaksi yang dimaksudtelah dicatat dan sesuai dengan Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum (GAAP),
dan olehkarena itu opini audit yang bersih dapat dibenarkan. Pengacara E&Y kemungkinan
akanberpendapat bahwa ketika transaksi Repo 105 terjadi, firma tersebut tidak diwajibkanberdasarkan
peraturan akuntansi untuk mengungkapkannya. Auditor berpendapatbahwa mereka tidak melakukan
kesalahan, dan jatuhnya Lehman bukanlah kesalahan mereka. Mereka mengatakan bahwa laporan
keuangan menunjukkan bahwa LehmanBrothers memiliki tingkat leverage yang tinggi dan beroperasi
dalam industri yang sangattidak stabil dan berisiko.Fakta terkait transaksi Repo 105 tidaklah sesederhana
pernyataan tersebut. Hal inidibuktikan dimana Lehman dalam kaitan terhadap transaksi Repo 105
tersebut,perusahaan menggunakan firma hukum melalui afiliasi Inggris karena tidak ada firmahukum di
Amerika Serikat yang akan memberikan pendapat hukum mengenai perlakuanakuntansi yang Lehman
gunakan. Sebuah firma hukum Inggris menyetujui perlakuanakuntansi Lehman berdasarkan hukum
Inggris.Melalui analisis lanjutan, berdasarkan hasil pemeriksaan (report ) tersebut didapatibahwa, E&Y
tidak melakukan audit terhadap transaksi Repo 105. Temuan lebih buruk punterungkap dimana E&Y
menyatakan kepada pemeriksa bahwa mereka bahkan tidakmelihat apakah volume dan nilai transaksi
Repo 105 tersebut bersifat material bagi neracadan rasio leverage bersih dari Lehman. Auditor E&Y
dalam hal ini mengklaim bahwamereka hanya menyetujui perlakuan akuntansi yang diterapkan pada
transaksi tersebut,namun tidak melakukan pemeriksaan terhadap transaksi itu sendiri (dampaknya
terhadaplaporan keuangan, dan alasan mengapa Lehman menggunakan transaksi tersebut). Melalui
analisis ini jelas ditunjukkan adanya “Gimmick Akuntansi”, dimana berdasarkan laporan pemeriksaan,
argument terkuat mengapa Lehman Brothersmenggunakan transaksi Repo 105 adalah karena adanya
tujuan dan niat untukmemanipulasi neraca. Secara internal, karyawan Lehman menyatakan bahwa
transaksitersebut sebagai cara untuk mengelola neraca. E&Y juga dinyatakan belum melakukantindakan
audit yang cukup karena hanya menelusuri perlakuan akuntansi secara teoritisdan legal namun tidak
memeriksa transaksi Repo 105 serta bagaimana tingkatanmaterialitasnya bagi laporan keuangan Lehman
Brothers. Dalam hal ini tentu auditorharuslah memiliki bukti audit yang cukup dan kompeten dalam
rangka mendukungpendapat audit mereka, tetapi hal tersebut tidaklah dilakukan E&Y saat melakukan
auditterhadap Lehman Brothers.
Analisis: Skandal manipulasi yang dilakukan oleh manajemen Olympus, membuat Olympus hampir
dihapuskan dari Tokyo Stock Exchange, Olympus telah mendapat ancaman akan dihapuskan dari
STE, jika mereka tidak memberikan penjelasan tertulis atas kondisi perusahaan.Laporan
pertanggungjawaban Olympus yang tertuang dalam Report for 144th Term akhirnya menjelaskan
kondisi Olympus yang sebenarnya kepada pihak yang berkepentingan pada April 2012. Pada laporan
keuangan yang telah diaduit tersebut, terjadi penurunan nilai aset dari ¥966 miliar menjadi tersisa hanya
¥605 miliar, sebagai akibat kerugian investasi yang tidak dilaporkan oleh Olympus. Report for 144th
Terms seperti pengakuan dosa Olympus terhadap khalayak ramai akan penipuan besar yang telah mereka
lakukan, memecat 7 jajaran direksi, dan menata ulang manajemen perusahaan dengan memasukkan
orang-orang baru untuk mengisi BoD Olympus. Nilai perusahaan juga turun drastis yaitu hampir
75% dari nilai sebelumnya sebagai dampak penurunan kepercayaan investor terhadap manajemen
Olympus, akhirnya Olympus harus menjual sahamnya kepada Sony agar tidak gulung tikar. Sony kini
menjadi pemilik Olympus atas kepemilikan saham sebesar 51%.
Analisis: Kedua perusahaan tersebut telah melanggar kode etik, dimana seharunya kode etik dijadikan
pedoman dalam menjalankan tugas-tugasnya. Kecurangan yang dilakukan biasanya disebabkan oleh tiga
hal, yaitu opportunity, pressure dan rationalization. Untuk mencegahnya jelas dengan cara meningkatkan
moral dan etika. Makadari itu seharusnya memilih SDM bukan hanya dilihat dari kemampuannya, tapi
juga kepribadiannya. KAP Anderson melanggar kode etik dan menghancurkan kepercayaan para
pemegang saham serta keperayaan publik. KAP tersebut telah melanggar prinsip integritas karena telah
memanipulasi laporan keuangan serta menghancurkan dokumen pendukung. KAP seharusnya menjunjung
tinggi independensi dan sikap professional. Dimana KAP memberikan informasi yang sejujur-jujurnya
serta seadil-adilnya mengenai keadaan perusahaan kepada pemegang saham. Karena informasi yang
diberikan akan menjadi bahan pertimbangan bagi pemegang saham dalam mengambil keputusan apakah
lebih baik menjual atau mempertahankan sahamnya. Manipulasi ini jelas membuat para pemegang saham
mengambil keputusan yang salah dan mengalami kebangkrutan karena harga saham yang anjlok ketika
kasus ini mencuat. KAP yang baik tidak akan melanggar prinsip standar teknis, namun KAP Anderson
bekerja diluar standar teknis yang telah ditetapkan. Selain pemegang saham, karyawan dari KAP ini pun
menerima dampak negative dimana tidak dipercaya untuk bekerja diperusahaan lain setelahnya. Tidak
berbeda dengan KAP Anderson, Enron jelas melakukan pelanggaran kode etik juga. Perusahaan ini
melakukan kecurangan demi keuntungannya sendiri, meskipun pada akhirnya kebangkrutan tidak dapat
dihindarkan. Karyawan Enron pun turut merasakan kerugian, hal ini disebabkan karena dana pensiun
mereka diinvestasikan sebagai saham Enron. Dimana harga saham Enron turun drastis ketika kecurangan
terungkap.
Analisis: Semua keputusan sepenuhnya berada di tangan Frank, tentunya ia harus mempertimbangkan
secara matang akan dilema yang diadapinya saat ini. Secara ekstrim, jika ia tetap menjunjung akan SPAP
dan PSAK maka ia akan tetap menuliskan ketidak setujuannya akan keputusan rekannya dalam menangani
kasus tersebut mengingat metode akuntansi yang digunakan klien tidaklah sesuai dengan aturan yang
diberikan SEC. Namun jika ia menyetujui pendapat rekannya maka kemungkinan ia akan memperoleh
kedudukannya sebagai rekan yang akan ia peroleh 1 atau 2 tahun ke depan serta adanya pandangan bahwa
ia telah menunjukkan sikap menghargai dan menghormati keputusan rekannya. Sementara di satu pilihan
lainnya Frank dapat memilih untuk tidak melakukan kegiatan penugasan tersebut melihat adanya risiko
yang cukup besar pada hasil auditnya nanti.
Analisis:
Dalam kasus ini dapat dilihat terdapat kecurangan yang ingin menguntungkan atau memperkaya diri.
Dengan cara membuat laporan ganda. Ini dapat diakibatkan kurang efektifnya control yang dapat
membuka peluang terjadinya froud. Maka perlu adanya perbaikan di pihak internal.
Analisis: Berita mengenai fraud accounting Xerox Corp telah menjadi salah satu skandal audit terbesar di
dunia. Xerox Corp yang beberapa tahun belakangan ini mulai bersusah payah karena tidak adanya
permintaan pasar dan juga kerasnya persaingan di Benua Asia. Untuk itu, diperlukan penerapan strategi
kualitas Xerox melalui LTQ (Leadership Through Quality).
LTQ (Leadership Through Quality) adalah proses bisnis yang terpadu. Komponen dalam LTQ, antara
lain:
Keterlibatan karyawan
Tolak ukur kompetitif
Proses peningkatan kualitas
Oleh karena itu, budaya LTQ Xerox yang baru membutuhkan keterlibatan dan sikap proaktif dari grup
keuangan. Dengan hal ini, manajer-manajer lini dapat membuat keputusan yang lebih jelas.
Analisis : Pada aturan akuntansi yang transparan, independensi, dan pengawasan terhadap manajemen
puncak dan para auditor. Setelah ini tercapai maka akan lebih mudah untuk memecahkan masalah
penegakan hukum.Kecurangan Akuntansi akan selalu menyertai kita selama ada pengusaha yang tidak
bermoral dan tidak jujur atau tidak kompeten dalam mengemban tugasnya.