Teori entitas menekankan pada konsep kepengelolaan “stewardship” dan pertanggungjawaban “accountability” dimana bisnis peduli dengan tingkat keberlangsungan usaha dan informasi keuangan usaha bagi pemilik ekuitas dalam rangka pemenuhan kebutuhan legal dan menjaga suatu hubungan baik dengan pemegang ekuitas tersebut dengan harapan mudah memperoleh dana di masa depan. Teori entitas dapat juga menjelaskan pengungkapan informasi yang ada di internet sehubungan dengan tanggung jawab dan akuntabilitas perusahaan ke pemegang saham, dan dalam rangka upaya untuk mencapai kebutuhan informasi pengguna, dimana kerangka peraturan yang ada telah mendorong perusahaan untuk memberikan informasi yang dibutuhkan pengguna secara simultan, dan internet menawatkan diri sebagai alat menyajikan informasi kepada pengguna dalam areal yang lebih luas dalam waktu yang sama.
1.3.2 Teori Keagenan (Agency Theory )
Teori keagenan dapat dipandang sebagai suatu versi dari game theory, yang membuat suatu model kontraktual antara dua atau lebih orang (pihak), dimana salah satu pihak disebut agent dan pihak yang lain disebut principal. Principal mendelegasikan pertanggungjawaban atas decision making kepada agent, hal ini dapat pula dikatakan bahwa principal memberikan suatu amanah kepada agent untuk melaksanakan tugas tertentu sesuai dengan kontrak kerja yang telah disepakati. Wewenang dan tanggungjawab agent maupun principal diatur dalam kontrak kerja atas persetujuan bersama. Cara untuk mengatasi masalah ketidakselarasan kepentingan adalah melalui pengelolaan perusahaan yang baik (good corporate governance). Tiga bentuk hubungan keagenan, yaitu antara pemilik dengan manajemen (bonus plan hypothesis), kreditur dengan manajemen (debt/equity hypothesis), dan pemerintah dengan manajemen (political cost hypothesis). 1.3.3 Teori Penatalayanan (Stewardship Theory ) Teori penatalayanan mengasumsikan bahwa manajer adalah pelayan yang baik bagi perusahaan. Teori ini dibangun di atas asumsi filosofis mengenai sifat manusia yakni manusia pada hakekatnya dapat dipercaya, mampu bertindak dengan penuh tanggung jawab, memilikiintegritas dan kejujuran terhadap pihak lain.Manajer dapat dipercaya dan bekerja dengan baik dan rajin untuk mencapai tingkatlaba perusahaan dan tingkat pengembalian yang tinggi buat pemegang saham. Manajersebagai pihak yang melayani perusahaan akan bekerja sama dan sangat dekat hubungannyadengan pemegang saham untuk mencapai tujuan bersama.
1.3.4 Teori Ekuitas Residual (residual equity theory)
Tujuan dari pendekatan ekuitas residual adalah memberikan informasi yang lebih baik kepada pemegang saham biasa untuk pengambilan keputusan investasi. Konsep entitas ini memandang pemegang saham biasa (residual equity) sebagai pusat perhatian akuntansi.Pendekatan ini sebenarnya tidak berbeda dengan sudut pandang pemilik ( poprietary concept ) dalam teori entitas yang telah dijelaskan di atas. Hanya dalam pendekatan ini, yang dimaksud pemilik adalah pemegang saham biasa. Pemegang saham istimewa dianggap sebagai pihak luar sehingga dividen yang dibagikan untuk mereka dipandang sebagai biaya.
1.3.5 Teori Dana (FundTheory )
Teori dana berkaitan dengan badan-badan pemerintah dan organisasi nirlaba. Dana( fund ) mempunyai dua pengertian; (1) dana dapat diartikan sebagai kas (uang), aset likuid,atau sumber keuangan yang dapat digunakan untuk mendanai suatu kegiatan, program, atau projek dalam rangka mencapai tujuan tertentu; (2) dana juga dapat berarti kesatuan, wadah,atau pusat yang dapat berupa kegiatan, program, atau projek yang didanai dengan aset likuid tersebut. Jadi, dana dapat berarti sebagai kesatuan akuntansi (accounting entity). Konsep ini memandang bahwa kegiatan, program, projek, atau unit kegiatan lainnya sebagai kesatuan atau entitas yang berdiri sendiri. Sumber keuangan untuk pelaksanaan kegiatan yang dilaporkan sebagai dana yang berdiri sendiri terpisah dengan dana yang lain. 1.3.6 Teori Pemangku Kepentingan (Stakeholder Theory ) Teori ini mengartikan suatu organisasi sebagai kesepakatan multilateral antara perusahaan dan berbagai stakeholdernya. Ada hubungan perusahaan dengan pihak internal(pegawai, manajer, pemilik) ada juga hubungan perusahaan dengan pihak di luar perusahaan(pelanggan, pemasok, pesaing, masyarakat). Artinya, stakeholder theory menjelaskan bahwa direktur dan manajer perusahaan harus dapat memenuhi harapan semua stakeholder bukan hanya pemilik perusahaan saja. Perusahaan yang menciptakan hubungan positif dengan seluruh stakeholder disebut perusahaan yang dapat menciptakan keberlanjutan (sustainable) kesejahteraan ekonomi.Semakin besar suatu perusahaan semakin besar tanggung jawannya bagi masyarakat, bukan hanya sekedar memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham.
1.3.7 Teori kontrak ( Contracting Theory )
Teori ini menjelaskan hubungan kontraktual yang terjadi di masyarakat termasuk hubungan antara karyawan dengan manajer, perusahaan dengan pemasok, bank dengan nasabah, pemegang polis dengan perusahaan asuransi, dan pemilik saham dengan manajemen.Hubungan tersebut berpotensi memicu konflik kepentingan sehingga kontrak harus dirancang secara tepat dan sesuai untuk memastikan semua pihak memperoleh manfaat. Semua pihak yang terlibat dalam kontrak harus memiliki kontrak tertulis atau lisan yangmemberikan manfaat saling mengguntungkan satu sama lain.
1.3.8 Teori Biaya Transaksi (Cost Transaction)
Ada dua asumsi utama dalam teori biaya transaksi, yaitu rasionalitas idividu bersifat terbatas(bounded rationality), dan individu memiliki sifat oportunisme. Rasionalitas individu dikatakan terbatas karena pada dasarnya seorang individu tidak akan pernah mampu memiliki informasi yang lengkap tentang kejadian di masa yang akan datang. Dengan katalain, seseorang secara alamiah tidak akan mampu memprediksi dengan sempurna kejadian dimasa depan. Akibat keterbatasan rasionalitas, menyebabkan individu tidak akan pernah bisa melaksanakan negosiasi dan kontrak secara sempurna terhadap kejadian-kejadian di masadepan. Dengan demikian seluruh kontrak yang dilakukan individu dalam kegiatanya sehari-hari selalu bersifat tidak sempurna (incomplete contract ). Agar kontrak dilaksanakan dengan baik maka diperlukan biaya atau pengawasan.Sifat oportunisme individu juga mempengaruhi kontrak terutama sebelum terjadi kontrak dan sesudah terjadi kontrak. Sifat oportunisme yang muncul sebelum kontrak disebut perilaku menghindar risiko (adverse selection) dan sifat oportunisme yang muncul setelah kontrak disebut perilaku menyimpang secara etis (moral hazard ). Keduanya muncul karena adanya asimetri informasi. Implikasi teori ini untuk mengatasi keterbatasan rasionalitas dan asimetri informasi yang dapat menimbulkan perilaku adverse selection dan moral hazard adalah mengadakan biaya transaksi.
Daftar pustaka : https://www.scribd.com/document/360918036/Teori-Teori-yang-mendasari-GCG http://kolibri4info.blogspot.com/2009/05/teori-entitas-entity-theory-teori.html http://www.jejakakuntansi.net/2017/09/pengertian-prinsip-dan-teori-good.html