Anda di halaman 1dari 7

TUGAS INDIVIDU

KASUS PT. GARUDA INDONESIA TAHUN 2017

Dosen Pengampu: I Gusti Agung Made Wira Pratiy, S.E,Ak., M.Si.

Disusun oleh:

Meylani Puspita Ayu

2121028 / AKT2J

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MULIA

2022/2023
1. KASUS YANG TERJADI PADA PT GARUDA INDONESIA TAHUN 2017.

Garuda Indonesia Tbk (GIAA) terus dihantui masalah mengejutkan. Garuda, sebelum kasus
penyelundupan sepeda Harley Davidson (HD) dan Brompton tercatat telah menimbulkan berbagai
masalah yang membuat heboh maskapai. Berikut kasus-kasus yang terjad pada PT. Garuda Indonesia
pada tahun 2017:

A. Skandal Garuda atas pembelian pesawat oleh manajemen maskapai dengan kode saham
GIAA.

Kasus Garuda akan segera dibawa ke pengadilan. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kini
telah menyelesaikan penyidikan kasus suap pengadaan pesawat dan mesin pesawat dari Airbus SAS
dan Rolls-Royce PLC oleh Garuda Indonesia (Persero).

Kasus yang membebani Garuda akan memasuki masa percobaan. Dua tersangka pengadaan 50
mesin Garuda itu adalah mantan Direktur Utama Garuda Emirsyah Satar dan Soetikno Soedargo,
pengusaha yang juga pemilik perusahaan Mugi Rekso Abadi. Dalam kasus pembelian mesin Garuda,
mantan Dirut Garuda Indonesia, Emirsyah, diduga menerima suap sebesar €1,2 juta dan US$180.000
atau total Rp. 20 miliar dan berupa barang senilai US$2 juta yang tersebar di Singapura dan
Indonesia. Perusahaan manufaktur terkemuka asal Inggris, Rolls Royce, diduga memberikan suap
untuk pembelian 50 mesin pesawat Airbus SAS periode 2005-2014 untuk Garuda Indonesia.

Suap tersebut diberikan untuk pembelian pesawat Garuda melalui Soetikno Soedarjo, pemilik
manfaat Connaught International Pte. Ltd. yang berlokasi di Singapura. Ini merupakan perusahaan
perantara pembelian 50 mesin pesawat Airbus SAS untuk Garuda.

B. Keributan laporan keuangan Garuda


Garuda Indonesia mencatatkan laba bersih US$ 809.850 pada 2018. Kinerja Garuda setara Rp
11,33 miliar. Pencapaian kinerja Garuda Indonesia melonjak tajam dibandingkan tahun 2017. Garuda
Indonesia pada 2017 mencatat kerugian sebesar US$216,5 juta.

Dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Garuda yang diselenggarakan pada 24 April
2019, dua komisaris Garuda, yakni Chairal Tanjung dan Dony Oskaria, tidak setuju dengan laporan
keuangan Garuda Indonesia. Mereka keberatan dengan pengakuan pendapatan Garuda Indonesia dari
perjanjian kerjasama penyediaan layanan konektivitas dalam penerbangan antara PT Mahata Aero
Teknologi dan PT Citilink Indonesia, anak usaha Garuda.
Hanya manajemen Garuda Indonesia saat itu yang mengakui pendapatan Mahata sebesar
US$239,94 juta. Rincian pendapatan Garuda Indonesia, termasuk US$28 juta, merupakan bagian dari
bagi hasil yang diperoleh dari Sriwijaya Air. Padahal, pendapatan Garuda masih berupa piutang atau
tagihan untuk Garuda Indonesia.

Atas laporan keuangan Garuda ini, Bursa Efek Indonesia (BEI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK),
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) turun tangan.
Kementerian Keuangan bahkan telah menjatuhkan sanksi kepada Akuntan Publik (AP) Kasner
Sirumapea dan Kantor Akuntan Publik (KAP) Tanubrata, Sutanto, Fahmi, Bambang & Rekan,
sebagai auditor laporan keuangan Garuda Indonesia 2018.

Terdapat dua sanksi Kementerian Keuangan terhadap Kantor Akuntan Publik yang mengaudit
keuangan Garuda Indonesia, yaitu pembekuan izin selama 12 bulan melalui Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 312/KM.1/2019 tanggal 27 Juni 2019 terhadap AP Kasner Sirumapea. Sanksi lain
terhadap laporan keuangan Garuda adalah teguran tertulis disertai kewajiban penyempurnaan Sistem
Pengendalian Mutu KAP dan direview oleh BDO International Limited.

OJK juga memberikan sanksi kepada Garuda Indonesia sebagai emiten, direktur, dan komisaris
kolektif. Sebagai emiten, Garuda dikenakan denda sebesar Rp. 100 juta. Direksi yang menandatangani
laporan keuangan Garuda Indonesia masing-masing dikenakan biaya sebesar Rp. 100 juta. Secara
bersama-sama direksi dan komisaris Garuda Indonesia dikurangi yang tidak menandatangani
dikenakan iuran kolektif sebesar Rp. 100 juta. Garuda Indonesia juga diminta untuk menyatakan
kembali laporan keuangan 2018-nya.

BEI juga menjatuhkan sanksi kepada Garuda Indonesia berupa teguran tertulis III dan denda
Rp250 juta. Garuda dinilai melanggar Peraturan BEI Nomor I-H tentang Sanksi. BEI juga meminta
Garuda Indonesia untuk menyempurnakan dan menyajikan kembali Laporan Keuangan Interim PT
Garuda Indonesia Tbk per 31 Maret 2019.

C. Garuda Indonesia didenda Rp190 miliar oleh Pengadilan Australia

Pada 30 Mei 2019, di Pengadilan Federal Australia, Garuda Indonesia divonis denda sebesar
A$19 juta atau sekitar Rp190 miliar. Garuda Indonesia dinilai terlibat praktik kartel dengan maskapai
lain dalam mengatur pengiriman kargo.

Pengadilan menemukan bahwa, antara tahun 2003 dan 2006, Garuda Indonesia setuju untuk
membuat kesepakatan untuk mengatur harga keamanan dan biaya bahan bakar.

Kasus PT. Garuda Indonesia Tahun 2017


3
Selain itu, Garuda Indonesia disebut-sebut telah menyepakati dan menyepakati tarif bea cukai
dari Indonesia. Selain Garuda, ada 14 maskapai lain yang juga didenda oleh pengadilan Australia,
seperti Air New Zealand, Qantas, Singapore Airlines, dan Cathay Pacific. Totalnya adalah A$130
juta.

D. Direktur Garuda Indonesia merangkap

Kontan mencatat, pada 21 Januari 2019, hasil kajian Komisi Pengawas Persaingan Usaha
(KPPU) atas dugaan pelanggaran rangkap jabatan direksi Garuda Indonesia dalam komposisi
komisaris Sriwijaya Air keluar.

Alhasil, nama Direktur Utama Garuda Indonesia Ari Askhara, Direktur Komersial Garuda
Indonesia Pikri Ilham Kurniansyah, dan Direktur Utama Citilink Indonesia Juliandra Nurtjahjo turut
menjabat sebagai Dewan Komisaris dan Direksi Sriwijaya Air, setelah Sriwijaya Air memutuskan
bergabung. sebagai bagian dari Garuda Indonesia Group.

Tiga direktur Garuda Indonesia dan Citilink diperiksa oleh KPPU, termasuk Menteri BUMN
Rini Soemarno, yang akan diperiksa karena dituduh merangkap sebagai direktur Garuda Indonesia
Group.

Ketiga direksi Garuda Indonesia tersebut diduga berdasarkan Pasal 26 Undang-Undang Nomor
5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, yaitu orang
yang merangkap jabatan sebagai direksi atau komisaris suatu perusahaan. dilarang merangkap jabatan
sebagai direksi atau komisaris selama menjabat sebagai direksi atau komisaris. di pasar yang sama,
memperkuat ikatan di bidang yang sama, dan mendominasi pangsa pasar yang menyebabkan
monopoli.

E. Garuda bawa selundupan Harley dan Brompton

Garuda terlibat dalam kasus penyelundupan Harley dan Brompton yang membuat heboh
maskapai tersebut. Direktur Utama Garuda Ari Askhara bahkan harus diberhentikan karena diduga
terlibat kasus penyelundupan sepeda Harley dan Brompton. Menteri Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) Erick Thohir memberhentikan Direktur Garuda Ari Askhara karena terlibat dalam skandal
penyelundupan Harley dan Brompton hingga Kamis (5/12).

Kasus PT. Garuda Indonesia Tahun 2017


4
Pemberhentian Direktur Utama Garuda Indonesia, kata Erick, berdasarkan bukti laporan komite
audit Garuda Indonesia 2018. Audit Garuda menyebutkan ada permintaan Direktur Utama Ari
Askhara yang memberi instruksi untuk mencari Harley klasik. Davidson.

"Saya selaku Kementerian BUMN akan memberhentikan Dirut Garuda. Kami akan terus
melihat apakah ada individu lain," kata Erick saat konferensi pers dengan Menteri Keuangan Sri
Mulyani di Gedung Kementerian Keuangan, Kamis. (5/12).

Penyelundupan sepeda Harley Davidson dan Brompton melalui Garuda menimbulkan kerugian
negara sebesar Rp 532 juta hingga Rp 1,5 miliar. "Total kerugian negara Rp 532 juta-Rp 1,5 miliar."
Sri Mulyani. Kerugian ini dihitung berdasarkan kerugian kepabeanan atas masuknya barang
selundupan Harley Davidson melalui Garuda sebesar Rp 800 juta. Harley yang diselundupkan adalah
Deluxe Softail Motor dengan harga sekitar Rp. 800 juta.

Sedangkan sepeda Brompton yang diselundupkan melalui pesawat Garuda berkisar antara Rp.
50 juta menjadi Rp. 60 juta. Sepeda yang diselundupkan melalui Garuda adalah Brompton Explore
Edition M6L. "Berdasarkan penyelidikan, nilainya sampai Rp 800 juta untuk Harley. Sedangkan
untuk Brompton Rp 60 juta-70 juta," kata Sri Mulyani. Saat ini, kata Sri Mulyani, Bea dan Cukai
masih melakukan penyelidikan lebih lanjut terhadap sepeda Brompton dan Harley yang
diselundupkan dengan pesawat Garuda tersebut.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan, 22 penumpang pesawat Garuda Indonesia tipe
A330-900 tertangkap menyelundupkan sepeda Harley Davidson dan Brompton dari Toulouse,
Prancis. Fasilitas Minggu 1 Desember 2019

2. KRONOLOGI TERJADINYA KASUS PADA PT GARUDA INDONESIA


TAHUN 2017

Garuda Indonesia (Persero) Tbk merupakan perusahaan penerbangan komersial pertama di


Indonesia yang dimiliki oleh Pemerintah Indonesia atau BUMN. PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk
tumbuh cukup pesat dengan memiliki 196 pesawat pada Januari 2017 dengan lebih dari 600
penerbangan setiap harinya. Namun ternyata PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk memiliki sisi gelap
tersendiri. Pada tanggal 28 Juni 2019, PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk resmi dinyatakan bersalah
dan dikenakan sanksi oleh beberapa lembaga seperti Kementerian Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan
(OJK), dan Bursa Efek Indonesia (BEI) atas kecurangan pengakuan pendapatan dalam laporan

Kasus PT. Garuda Indonesia Tahun 2017


5
keuangan 2018. Kronologi Fraud yang dilakukan oleh PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk adalah
sebagai berikut:

A. Per 31 Oktober 2018, Manajemen Garuda dan PT. Mahata Aero Teknologi (Mahata)
menandatangani perjanjian kerjasama yang diubah, terakhir dengan amandemen II tanggal
26 Desember 2018, mengenai penyediaan layanan konektivitas dalam penerbangan dan
hiburan dalam penerbangan dan manajemen konten. Perjanjian tersebut berlaku selama 15
tahun.
B. Berdasarkan catatan laporan keuangan nomor 47 huruf e menjelaskan bahwa Mahata akan
menanggung dan menanggung semua biaya penyediaan, pelaksanaan, pemasangan,
pengoperasian, pemeliharaan dan pembongkaran dan pemeliharaan, termasuk jika terjadi
kerusakan, penggantian dan/atau perbaikan peralatan dalam penerbangan. . . konektivitas
dan hiburan dalam penerbangan. dan manajemen konten. Garuda mengakui pendapatan dari
perjanjiannya dengan Mahata sebagai pendapatan dari kompensasi pemberian hak oleh
Garuda kepada Mahata.
C. Manajemen Garuda juga mengakui pendapatan dari perjanjian tersebut sebesar USD 239,94
juta, dimana USD 28 juta merupakan bagi hasil yang diperoleh dari PT. Sri Wijaya Air.
Meski kesepakatan belum berakhir dan diketahui hingga tahun buku 2018 berakhir, Mahata
belum melakukan satu pembayaran pun meski satu unit peralatan sudah terpasang di
Citilink.
D. Selain itu, perjanjian Mahata yang ditandatangani pada 31 Oktober 2018 tidak
mencantumkan jangka waktu pembayaran yang jelas dan cara pembayaran serta jaminan
atas perjanjian tersebut belum ditentukan.
E. Mahata hanya memberikan pernyataan komitmen untuk membayar ganti rugi sesuai dengan
paragraf terakhir halaman satu surat Mahata tertanggal 20 Maret 2019: “Skema dan
ketentuan pembayaran ini akan tetap tunduk pada ketentuan yang tercantum dalam
perjanjian. Syarat dan skema pembayaran sebagaimana dinyatakan dalam surat ini dan
perjanjian dapat berubah dengan mengacu pada kemampuan keuangan Mahata.
F. Dari pengakuan pendapatan ini, PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk terbukti melanggar
Peraturan OJK Nomor 29/POJK.04/2016 tentang Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan
Publik dan diberikan Sanksi Administratif berupa denda sebesar Rp. 100 juta. Selain itu,
seluruh anggota Direksi PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk. juga dikenakan Sanksi
Administratif berupa Rp. 100 juta karena melanggar Peraturan Bapepam Nomor VIII.G.11
tentang Tanggung Jawab Direksi atas Laporan Keuangan. Sanksi administratif juga
dikenakan secara tanggung renteng sebesar Rp. 100 juta kepada seluruh anggota Direksi dan
Dewan Komisaris PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk. yang menandatangani Laporan
Tahunan PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk. periode 2018 karena dinyatakan melanggar

Kasus PT. Garuda Indonesia Tahun 2017


6
Peraturan OJK Nomor 29/POJK.004/2016 tentang Laporan Tahunan Emiten atau
Perusahaan Publik.

https://nasional.kontan.co.id/news/garuda-geger-ini-5-kasus-mencengangkan-di-maskapai-ini

https://accounting.binus.ac.id/2021/12/20/analisis-kasus-fraud-garuda-indonesia/

https://www.garuda-indonesia.com/content/dam/garuda/files/pdf/investor-relations/financial-
report/FY-GIAA-Desember-2017.pdf

Kasus PT. Garuda Indonesia Tahun 2017


7

Anda mungkin juga menyukai