Anda di halaman 1dari 3

Fara Afifah

3.51.17.0.06/AB-3A

KRISIS PT GARUDA INDONESIA

Maskapai Garuda Indonesia kembali terjerat kasus yang dikabarkan berdampak pada
pencopotan Direktur Utama (Dirut) PT Garuda Indonesia, I Gusti Ngurah Askhara
Danadiputra atau Ari Ashkara. Pemberhentian Dirut Garuda tersebut, dijelaskan Menteri
BUMN Erick Thohir lantaran yang bersangkutan diketahui telah menyelundupkan onderdil
Harley Davidson keluaran tahun 1972 serta dua sepeda Brompton.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Polana
B Pramesti pun turut berkomentar terkait pemecatan Ari Askhara.
Menurutnya, pemecatan Dirut Garuda tak menjadi soal selama direktur kunci (key person)
Garuda Indonesia masih ada. Sebab, operasional Garuda Indonesia masih bisa berjalan
selama ada direktur kunci itu. Hingga kini, kasus terkait onderdil Harley dan sepeda
Brompton tersebut masih ditelusuri oleh pihak berwenang.
Berikut sejumlah kasus yang pernah terjadi pada PT Garuda Indonesia di tahun 2019:

1. Kartu menu bertulis tangan


Pada 13 Juli 2019, seorang YouTuber bernama Rius Vernandez mengunggah video
singkat yang menampilkan adanya menu makanan yang ditulis tangan di kelas bisnis Garuda
Indonesia.
Dalam menu yang ditulis tangan itu, disebutkan menu seperti Appetizer, Main
Course, dan Dessert. Namun, rasa kekecewaan Rius diungkapkan dengan unggahan di video
singkat tersebut. "Menu yang dibagiin tadi di Business Class @garuda.indonesia tadi dari
Sydney-Denpasar. Menunya masih dalam proses percetakan, pak," tulis Rius dalam
unggahannya.
Mengetahui hal itu, VP Corporate Secretary Garuda Indonesia, M. Ikhsan Rosan
membantah bahwa kartu menu tersebut merupakan kartu menu milik Garuda Indonesia yang
sengaja dibagikan untuk penumpang kelas bisnis. Ia juga menjelaskan bahwa kartu menu
tersebut adalah catatan pribadi awak kabin. Usai tersebarnya kasus kartu menu bertulis
tangan, pihak Garuda Indonesia merilis larangan penumpang untuk mengambil foto dan
video di dalam pesawat. Larangan tersebut diungkapkan oleh pihak Garuda Indonesia dalam
rangka untuk menjaga ketertiban kabin pesawat, menunjang keselamatan operasi
penerbangan, kelancaran pelayanan selama penerbangan, dan menghormati hak-hak
penumpang.

2. Kasus Laporan Keuangan


Kemudian, maskapai Garuda Indonesia pernah tersandung kasus hingga pihaknya
dikenai denda sebanyak Rp 100 juta. Denda tersebut disebabkan karena pelanggaran laporan
keuangan tahun buku 2018. Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal II OJK Fahmi Hilmi
menyampaikan bahwa pengenaan sansi administratif berupa denda Rp 100 juta karena
pelanggaran Peraturan OJK Nomor 29/POJK.04/2019 tentang Laporan Tahunan Emiten atau
Perusahaan Publik.
Adapun sanksi diberikan setelah Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memeriksa
Akuntan Publik (AP) Kasner Sirumpea dan Kantor Akuntan Publik (KAP) Tanubrata terkait
permasalahan laporan keuangan tersebut. Diketahui, dalam pemerikasaan tersebut Kemenkeu
menemukan adanya pelanggaran, khususnya pengakuan pendapatan atas perjanjian kerja
sama dengan PT Mahata Aero Teknologi yang diindikasikan tidak sesuai dengan standar
akutansi.

3. Kasus Harley Davidson dan Sepeda Brompton


Kasus terkini yang menimpa PT Garuda Indonesia yakni Menteri BUMN Erick
Thohir akan memberhentikan Dirut Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra
atau Ari Ashkara. Diketahui, Ari melakukan penyelundupkan onderdil Harley Davidson
keluaran tahun 1972 serta dua sepeda Brompton.
Selain itu, ia juga diketahui melakukan transfer dana ke rekening pribadi finance
manager Garuda Indonesia berinisial IJ di Amsterdam. Kasubdit Humas Bea dan Cukai Deni
Surjantoro menyampaikan bahwa pesawat tersebut baru didatangkan dari pabrik Airbus di
Perancis.
Namun, saat dilakukan pengecekan pada lumbung pesawat ditemukan 18 koli bagasi
penumpang yang diklaim tag sebagai bagasi penumpang. Dari 18 koli tersebut, 15
bagiannnya berisi onderdil motor Harley Davidson atas nama SAW dan 3 kotak lainnya
berisi 2 sepeda merek Brompton kondisi baru dan aksesorisnya.
Hingga saat ini, Direktorat Bea Cukai sedang meneliti lebih lanjut terkait pihak-pihak
yang terlibat dalam kasus penyelundupan tersebut.
KRISIS PT SARIMELATI KENCANA (PIZZA HUT)

Perusahaan kuliner spesiallis Pizza yang sudah mendunia yakni Pizza Hut tengah
santer dibicarakan di media sosial. PT Sarimelati Kencana (Pizza Hut) mendapatkan isu atau
pemberitaan yang cukup membuat pemasaran pizza hut menurun derastis. Isu tersebut adalah
dugaan penggunaan bahan kadaluwarsa pada produk pizza.
Isu tersebut datang karena suatu investigasi yang dilakukan oleh dua media yaitu
Tempo dan BBC Indonesia. Dalam ulasannya, media tersebut menyebut ada 14 jenis bahan
makanan usang. Tim investigasi gabungan BBC dan Tempo memperoleh sejumlah dokumen,
dan foto-foto dari seorang mantan petinggi di Sriboga Food Group yang menunjukkan adanya
praktik penggunaan bahan makanan yang melampaui masa kadaluwarsa.

CARA PR DALAM MENYELESAIKAN KRISIS PT SARIMELATI


KENCANA (PIZZA HUT)

Langkah yang harus diambil oleh PR PT Sarimelati Kencana (Pizza Hut) untuk
menyelesaikan krisis tersebut adalah dengan membuat Press Conference, mengundang
wartawan untuk memberikan klarifikasi dan menjelaskan kronologis sebenarnya bahwa
penggunaan bahan pembuatan Pizza Hut yang diisukan kadaluwarsa tidak akurat. PR PT
Sarimelati Kencana juga harus membuat Standby Statement untuk meyakinkan masyarakat
kembali dan mendapatkan citra yang baik kembali.

Anda mungkin juga menyukai