NPM
Kelas
Nama kasus
Semua berawal dari hasil laparan keuangan Garuda Indonesia untuk tahun buku 2018.
Dalam laporan keuangan tersebut, Garuda Indonesia Group membukukan laba bersih sebesar
USD809,85 ribu atau setara Rp11,33 miliar (asumsi kurs Rp14.000 per dolar AS). Angka ini
melonjak tajam dibanding 2017 yang menderita rug USD216,5 juta. Namun laparan
keuangan tersebut menimbulkan polemik lantaran dua komisaris Garuda Indonesia yakni
Chairul Tanjung dan Dony Oskara, menganggap laporan keuangan 2018 Garuda Indonesia
tidak sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntani Keuangan (PSAK). Pasalnya, Garuda
Indonesia memasukan keuntungan dari PT Mahata Aere Teknologi yang memiki utang
kepada maskapal berpelat merah tersebut. PT Mahata Aera Teknologi sendiri memiki utang
terkait pemasangan wifi yang belum dibayarkan.
Pada 30 April 2019 Bursa Efek Indonesia (BEI) memanggil Jajaran direks Garuda
Indonesia terkait kisruh laporan keuangan tersebut.Pertemuan juga dilakukan bersama auditor
yang memeriksa keuangan GIAA, yakni KAP Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang & Rekan
(Member of BD0 Internasional). Di saat yang sama, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawat
mengaku belum bisa menetapkan sanksi kepada Kantor Akuntan Pub (KAP) Tanubrata
"Sutants Fahmi Bambang & Rekan (Member of BDO Internasional). KAP merupakan auditor
untuk laporan keuangan tahun 2018 PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk yang menuai
polemik. Kendati sudah melakukan pertemuan dengan auditor perusahaan berkode soham
GIAA itu, namun Kemenkeu masih melakukan analisis terkait laporan dari pihak auditor.
Selanjutnya 2 Mel 2019 ,OJK meminta kepada BEI untuk melakukan verifikasi
terhadap kebenaran atau perbedaan pendapat mengenai pengakuan pendapatan dalam laporan
keuangan Garuda 2018.Selain OJK, masalah terkait laporan keuangan maskapai Garuda juga
mengundang tanggapan dari Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi.
Selanjutnya 3 Mei 2019, Garuda Indonesia akhirnya mengeluarkan pernyataan resmi setelah
laporan keuangannya ditolak oleh dua Komisarisnya. Maskapai berlogo burung Garuda Ini
mengaku tidak akan melakukan audit ulang terkait laporan keuangan 2018 yang dinilai tidak
sesuai karena memasukan keuntunga dari PT Mahata Aero Teknologi.
Dan pada 21 Mei 2019, Garuda Indonesia kembali dipanggil oleh Komisi IV Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) untuk dimintai keterangan terkait skandal tersebut. Direktur Utama
Garuda Indonesia, I Gusti Ngurah Askhara Danadi putra atau biasa disebut Arl Askhara
menjelaskan bahwa pengakuan piutang sebagai pendapatan karena dari USD239, 94 Juta,
USD28 juta di antaranya adalah bagi hasil yang seharusnya dibayarkan oleh MAT
Selanjutnya 14 Juni 2019, Kemenkeu telah menyelesalkan pemeriksaan terhadap KAP
Tanubrato Sutanto Fahmi Bambang & Rekan (Member of 800 Internasional) terkait laporan
keuangan tahun 2018 milik Garuda. KAP ini merupakan auditor untuk laporan keuangan
emitem berkode sahom GIA yang menuai polemik. Sekertaris Jenderal Kemenkeu Hadiyanto
menyatakan, berdasarkan hasil pertemuan dengan pihak KAP disimpulkan adanya dugaan
audit yang tidak sesuai dengan standar akuntansi Kementerian Keuangan Juga masih
menunggu koordinas dengan OJK terkait penetapan sanksi yang bakal dijatuhkan pada KAP
Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang & Rekan (Member of 800 Internasional ) yang menjadi
audit pada laparan keuangan Garuda Indonesia tahun 201.
28 Juni 2019 Setelah perjalanan panjang, akhirnya Garuda Indonesia dikenakan
sanksi dari berbagai pihak. Selain Garuda, sanksi Juga di terima oleh auditor laporan
keuangan Garuda Indonesia. Untuk Auditor, Menteri Keuangan "Sri Mulyani memberikan
sanski pembekuan izin selama 12 bulan. Selain itu, OJK Juga akan mengerakan sanksi
kepada Jajaran Direksi dan Kemisaris dari Garuda Indonesia. Otoritas Jasa keuangan
memutuskan bahwa PT Garuda Indonesia (Persero) telah melakukan kesalahan terkait
penyajian laporan keuangan tahunan per 31 Desember 2018 OJK mengungkapkan bahwa PT
Garuda Indonesia telah terbukti melanggar pasal 69 Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1995
tentang Pasar Modal (UU PM), Peraturan Bapepam dan LK Nomor Vill.G.7 tentang
Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten dan Perusahaan Publik, Interpretasi
Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) 8 tentang Penentuan Apakah Suatu Perjanjian
Mengandung Sewa, dan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 30 tentang Sewa.
Komentar saya PT. Garuda Indonesia telah melanggar kode etik dan prinsip etika
profesi karena telah melakukan kesalahan terkait penyajian laporan keuangan tahunan
Agar kasus serupa tidak terulang kembal, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh
berbagai pihak. Pihak KAP Tanubrata, Sutants, Fahm, Bambang dan Rekan (Member of BD0
International Limited) perlu melakukan pengecekan ulang terhadap plutang PT Garuda
Indonesia Tbk (GIAA) atas Mahata sebesar US$239,94. Pihak KAP perlu melakukan
pengecekan pada histori dokumen penjualan dan penerimaan perusahaan.
Pasca penetapan sanksi yang diberikan oleh OJK kepada Garuda Indonesia akibat melakukan
pemalsuan pada laporan keuangan mereka pada 2018 silam ,kinerja PT Garuda Indonesia
tampak tidak mengalami perubahan yang berarti Sanksi yang diberikan OJK ini tidak
menimbulkan perubahan pada cash out Garuda Indonesia. Di lain sisi sejak penetapan sanksi
oleh OJK, harga saham Garuda Indonesia di BEI mengalam penurunan. Penurunan nilai
saham yang dalam oleh PT Garuda Indonesia dinila wajar dan tidak terlalu signifikan
Rupanya, skandal laparan keuangan Garuda Indonesia bukanlah skandal terakhir bagi Garuda
Indonesia.
the week Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Nama saya Amalia Salsabila
dengan MPM 02112018 kelas 3 manajemen FPB Universitas Pakuan Disini saya akan
menjelaskan mengenai kasus pelanggaran etika bisnis kasus yang saya ambil yaitu kasus PT
Asuransi Jiwasraya [Musik] pada tanggal 31 Des tahun 1859 menjadi awal kiprah Jiwasraya
di Indonesia perusahaan ini berdiri dengan satu tujuan mulia yaitu mendidik masyarakat
merencanakan masa depan kasus PT Asuransi Jiwasraya dianggap sebagai pelanggaran etika
dalam bisnis yang termasuk moralitas berat dikategorikan dalam pelanggaran moral karena
sudah menghianati Janji Suci antara pengelola saham dengan pembeli [Musik] pelanggaran
kejujuran dan juga kehati-hatian lah yang menjadi sorotan dalam kasus ini Indonesia praktik
manajemen yang buruk membuat keuangan negara merugi hingga 13,7 Triliun Rupiah dan
lagi-lagi perusahaan asuransi ternama ini adalah milik pemerintah tergolong dari yang terlibat
dalam kasus PT Jiwasraya ada lima Yang pertama pihak manajemen Jiwasraya yang
melakukan langkah penyelamatan jangka pendek yaitu revaluasi aset dan melimpahkan
sebagian kewajiban Jiwasraya terhadap pemegang polis ke perusahaan reasuransi yang kedua
pemegang saham yang tidak berhasil mengawasi tata kelola perusahaan dan ketidaktepatan
dalam menentukan momentum sekaligus langkah penyelamatan ketiga pemerintah terutama
Kementerian BUMN yang terkesan lambat dalam menutup defisit solvabilitas senilai jika
koma 29 Triliun Rupiah pada tahun sehingga menyebabkan kondisi defisit keuangan
Jiwasraya terus Mengalami penurunan hingga angka 633 doppia perut 31-12-2019 senang
keempat nasabah PT Asuransi Jiwasraya sebagai korban karena polis asuransi mereka
mengalami penundaan pembayaran klaim oleh PT Asuransi Jiwasraya dan yang terakhir yaitu
publik yang kehilangan kepercayaan kepada PT Asuransi Jiwasraya kemudian permasalahan
etika yang dihadapi oleh PT Asuransi Jiwasraya dalam menganalisis pelanggaran etika yang
terjadi pada suatu organisasi atau perusahaan maka perlu membandingkan antara kegiatan
yang dilakukan oleh perusahaan dengan ekspektasi sekuler Adapun permasalahan etika yang
dihadapi oleh PT Asuransi Jiwasraya ada tiga yang pertama kejujuran atau hanasty PT
Asuransi Jiwasraya dinilai tidak jujur dalam melaporkan aset dan kewajibannya ketika yang
dihadapi adalah pihak dan berbuat tidak jujur dengan melanggar ekspektasi dari stakeholder
sehingga tindakan tersebut dinilai tidak etis yang kedua keadilan atau Finest PT Asuransi
Jiwasraya telah bersikap tidak adil karena telah merugikan nasabahnya nasabah yang ingin
mengklaim polis asuransi terpaksa diundur karena Jiwasraya tidak dapat memenuhi
kewajibannya kemudian yang ketiga integritas atau integrity dalam kasus ini PT Asuransi
Jiwasraya tidak memiliki kemampuan atau tidak berintegritas untuk membeli saham
Jiwasraya kerap menaruh dana di Samsam berkinerja buruk saham-saham yang berisi ku ini
mengakibatkan negatif fade dan menimbulkan tekanan likuiditas pada PT Asuransi Jiwasraya
yang berujung pada penundaan pembayaran klaim ke nasabahnya [Musik] kemudian prinsip
etika yang dilanggar oleh PT Asuransi Jiwasraya dilihat dari keempat prinsip yaitu
utilitarisme prinsip hak Fadhilah dan kepedulian menurut prinsip utilitarisme tindakan dan
kebijakan perlu dianalisis berdasarkan biaya dan manfaat yang dibebankan kepada
masyarakat biaya yang dibebankan kepada masyarakat khususnya pemegang saham dan
kreditor PT Asuransi Jiwasraya sangat besar dan berlangsung dalam jangka waktu yang
panjang Karena hilangnya investasi dan pinjaman mereka Maka dapat dikatakan bahwa
kebijakan yang dilakukan tersebut tidak etis namun kebijakan dengan mengeluarkan produk
fsc saving plan menjadi artis ketika pegas ransi mampu memenuhi kewajibannya kemudian
prinsip hak Jika dilihat dari prinsip hak pihak nasabah PT Asuransi Jiwasraya memiliki hak
untuk mengajukan klaim atas gagal bayar asuransi kepada perusahaan kemudian yang ketiga
prinsip keadilan PT Asuransi Jiwasraya telah melanggar prinsip keadilan kapitalis karena
perusahaan tidak mampu memenuhi kewajibannya dalam memberikan jaminan imbal hasil
tak yang berinvestasi kemudian yang terakhir yaitu prinsip kepedulian menurut prinsip
kepedulian PT Asuransi Jiwasraya telah melanggar etika sebab perusahaan telah
mengabaikan kepercayaan nasabahnya yang mempercayakan dananya kepada perusahaan-
perusahaan telah membohonginya Sabah nya melalui kecurangan dalam mengelola investasi
kemudian solusi Apa yang ditawarkan agar kasus serupa tidak terjadi lagi khususnya di
Indonesia pada kasus ini Pemerintah juga menyiapkan beberapa skema dalam upaya
penyelamatan PT Asuransi Jiwasraya diantaranya dengan membentuk anak usaha Jiwasraya
Putra restrukturisasi utang pembentukan holding dan melepas aset finansial berupa saham
Kemudian untuk mengantisipasi agar kasus yang serupa tidak terjadi lagi maka dapat
dilakukan beberapa hal yang pertama membentuk dewan komite audit tata kelola perusahaan
dan manajemen resiko Kemudian yang kedua melakukan transfer transaksi yang ketiga
memaksimalkan penerapan sistem Jakarta automated trading system atau jatts dan secretish
market otometrics trading and surveillance atau Smart master2 sistem ini dapat merekam
semua transaksi perdagangan jika terjadi kenaikan atau penurunan dan yang terakhir yaitu
membuat sistem guys blowing system is duyung ini adalah aplikasi yang disediakan oleh
kementerian keuangan bagi siapa saja yang melakukan informasi dan ingin melaporkan suatu
perbuatan berindikasi pelanggaran yang terjadi di lingkungan kementerian keuangan
Republik Indonesia dari contoh kasus pelanggaran etika bisnis pada PT Jiwasraya bisa ditarik
kesimpulan bahwa seharusnya dalam bisnis yang bergerak di bidang saham kualitas moral
harus teruji selain itu juga kejujuran transparan dan kehati-hatian harus Syahrini q&a Hai
game penyampaian mengenai cerita kasus terkait ketika bisnis di PT Asuransi Jiwasraya
terima kasih wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh [Musik]