Lima contoh permasalahan etika bisnis yang terjadi di Indonesia atau Luar Negeri
PT. Garuda Indonesia merupakan salah satu BUMN yang cukup signifikan dalam
dunia perindustrian terutama pada bidang transportasi. Namun pada tahun 2018, PT.
Garuda Indonesia telah melanggar kode etik dalam berbisnis dengan memanipulasi
laporan keuangannya. Kasus ini berawal dari status plat merah saham PT. Garuda
Indonesia yang berada di dasar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI).
Hal tersebut menjelaskan bahwa saham PT. Garuda Indonesia menjadi saham
gorengan atau saham dengan kualitas tidak baik dan hanya sebagai mainan dikalangan
trader bursa. Dengan cepat Menteri BUMN mengumumkan apabila telah ditemukan
sebuah rekayasa pada laporan keuangan PT. Garuda Indonesia, dimana sebenarnya terjadi
kerugian tetapi yang dilaporkan justru keuntungan. Tentu hal itu masuk dalam kasus
penipuan atau pemalsuan yang sangat fatal dan membuat para pemegang saham marah
besar.
PT. Tirta Freshindo Jaya merupakan salah satu anak perusahaan dari PT. Mayora
Indah Tbk. Kasus pelanggran ini berawal dari pembangunan gudang di dua wilayah
Provinsi Banten yaitu di daerah Serang dan Pandeglang yang memakan 32 hektar.
Sebelumnya PT. Tirta Freshindo Jaya telah mendapatkan izin dari dinas mengenai
pembagunan gudang tesebut.
Namun setelah waktu berjalan, dimana semula PT. Tirta Freshindo Jaya berencana
akan membangun gudang justru yang terjadi malah pabrik pembuatan minuman kemasan.
Tentu hal ini menyimpang dari kesepakatan sebelumnya. Disisi lain masyarakat setempat
juga dibuat resah karena pabrik tersebut telah mengambil sumber-sumber mata air yang
seharusnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Sementara itu terlihat apabila pabrik sudah mulai merusak kenyamanan dan
kelestarian lingkungan sekitar. Masyarakat menyatakan jika pengambilan sumber-sumber
air tidak terkendali lagi dan diluar batas yang menyebabkan masuk kedalam ekploitasi
alam atau pelanggran etika bisnis. Tentu pemerintah setempat bersama para tokoh
masyarakat langsung mengambil tindakan-tindakan tegas untuk segera menghentikan
serta mencabut perizinannya.
3. PT Freeport Indonesia
Volkswagen mungkin adalah kasus etika bisnis terbesar tahun ini. Hal ini
dikarenakan dua hal utama: pertama, VW adalah perusahaan besar, megah, dan
terhormat, bukan perusahaan kemarin sore. Kedua, perusahaan tersebut tidak hanya
terlibat dalam semacam kasus kecil seperti menyembunyikan atau mengotak-atik margin,
akan tetapi langsung berbohong kepada regulator dan pelanggan mengenai aspek kunci
dari kinerja mobilnya. Tidak heran orang begitu tertarik membahas kebohongan yang
diceritakan perusahaan tersebut. Yang mana mereka mencoba untuk
mengkambinghitamkan para teknisinya, dan mencoba meyakinkan bahwa perusahaan
Volkswagen tidak terlibat dalam kasus tersebut.