BUSINESS ETHICS
Class : 03BS1
Group Members:
Syalina Nadya Elnovara - 22260030001
Joan Nayottama Ratri - 22260030003
Ilhan Mansziz Alkatiri - 22260030008
JANUARY 2023
DAFTAR ISI
2
BAGIAN 1
PENJELASAN KASUS
3
yang baik. Namun Ari jelas melanggar prinsip ini dengan membuat kerjasama
penyeludupan dengan AS. Aksi tidak jujur ini mengakibatkan para investor ragu
untuk melanjutkan investasinya.
b. Akuntabilitas
Dalam berjalannya sebuah bisnis, tentu masing masing perusahaan memiliki aturan
dan regulasi. Direktur utama dan jajarannya memiliki peran penting untuk menjamin
kelancaran aktivitas bisnis. Kejelasan struktur, fungsi, tujuan bisnis merupakan bagian
dari tata kelola yang menjadi tanggung jawab seorang Direktur Utama dan jajarannya.
c. Pertanggung jawaban
Sebagai mana mestinya, segala keputusan yang dibuat oleh Direktur Utama dan
jajarannya harus dapat dipertanggung jawabkan. Hal ini dapat digunakan sebagai
jaminan bahwa aktivitas bisnis yang dilakukan oleh suatu perusahaan dijalankan
sesuai aturan dan regulasi yang berlaku.
d. Kemandirian / Independensi
Prinsip ini merupakan prinsip yang dijalankan oleh semua perusahaan milik
pemerintah / BUMN agar para perusahaan menjalankan bisnisnya secara mandiri
tanpa adanya sebuah paksaan dari pihak manapun. Pada poin ini PT garuda secara
mandiri menjalankan aktivitasnya dibawah Direktur Utamanya.
e. Kewajaran
Kewajaran atau keadilan merupakan salah satu prinsip yang seharunya paling dijujung
tinggi. Bagi untuk staff maupun stakeholder, harus menerima perlakuan seadil
adilnya. Namun dalam kasus ini Ari telah melanggar prinsip ini dengan
mementingkan keuntungan pribadinya dan mencemarkan nama baik PT Garuda
Indonesia secara keseluruhan.
2. Penyalahgunaan jabatan Direktur Utama
Selain 5 prinsip diatas, Ari juga telah menyalahgunakan jabatannya sebagai Direktur
Utama. Dengan privilege yang ia miliki, Ari menggunakan keuntungan tersebut untuk dirinya
sendiri yang merugikan orang lain.
4
BAGIAN 2
OPINI
Dalam kasus ini kami akan memberikan pandangan kami sebagai pihak perusahaan
dan pemerintahan sebagai dua pihak yang paling terdampak dari kasus ini. PT Garuda
Indonesia merupakan perusahaan BUMN yang berarti merupakan perusahaan milik
pemerintah / negara. Dengan adanya kasus penyeludupan ini, PT Garuda Indonesia harus
membayar pajak tersebut sebesar Rp. 532 jt - Rp. 1,5 miliar. Adapun rincian perhitungannya
sebagai berikut:
“ Harley Davidson merupakan golongan barang mewah sehingga dikenakan Pajak atas
Penjualan Barang Mewah (PPnBM) sebesar 125%. Selain itu, importir Harley juga dikenakan
bea masuk sebesar 40%, pajak pertambahan nilai (PPN) 10% dan pajak penghasilan atau PPh
impor sebesar 10%.
Sehingga total pajak yang harus dibayarkan untuk mendatangkan moge itu mencapai 185%.
Kalau harganya saja ditaksir Rp 800 juta artinya pajak yang harus disetor mencapai Rp 1,48
miliar.
Sementara untuk sepeda Brompton, importir dikenakan bea masuk sebesar 25%, PPN
10%dan PPh impor 7,5% sehingga jika ditotal mencapai 42,5%. Jika harga satu unit sepeda
Brompton Rp 50 Juta maka total pajak yang harus disetor mencapai Rp 21,25 juta.
Jika digabungkan maka nilainya sudah mencapai Rp 1,5 miliar seperti yang ditaksir.
Penyelundupan yang ilegal menyebabkan negara berpotensi kehilangan pendapatan
penerimaan seperti disebut di atas.”
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/news/20191206131032-4-120945/skandal-harley-
garuda-rugikan-negara-rp15-m-ini-hitungannya/2
5
Dengan perhitungan tersebut, kami dapat memberikan pandangan seperti berikut:
1. Pandangan pihak pemerintah
Seperti yang dapat kita lihat dari perhitungan tersebut, pihak pemerintah
dirugikan dengan jumlah nominal yang tidak sedikit. Padahal pemerintah dapat
mengalokasikan dana tersebut menjadi dana yang lebih efektif untuk menunjang
bidang - bidang lain yang penting dan membutuhkan. Pembangunan misalnya, karena
sudah menjadi fakta bahwa pembangunan infrastruktur di negara kita belum
dilaksanakan secara merata dan hal ini menjadi salah satu isu yang penting.
2. Pandangan pihak perusahaan
Perusahaan sudah pasti dirugikan dengan pencemaran nama baik yang terjadi.
Hal tersebut sangat mempengaruhi nasib PT Garuda Indonesia kedepannya secara
keseluruhan, khususnya pada bidang finansial. Para investor mengalami keraguan
untuk melanjutkan investasinya dengan PT Garuda Indonesia. Bahkan saham PT
Garuda mengalami penurunan sebanyak 2,42%. Kasus ini juga menimbulkan rasa
kekecewaan masyarakat kepada maskapai Garuda Indonesia. Banyak masyarakat
yang akhirnya mengalihkan hati ke maskapai lain dan meninggalkan Garuda. Dengan
keraguan investor dan kekecewaan masyarakat didorong juga dengan kasus - kasus
Garuda yang lain, Garuda mengalami masalah finansial yang mengakibatkan adanya
pengurangan pesawat dan penyederhaaan rute. Garuda banyak kehilangan pelanggan
dan sumber pemasukannya. Negara pun juga dirugikan karena Garuda merupakan
perusahaan BUMN yang menjadi salah satu pemasukan negara.
Selain masalah finansial, PT Garuda Indonesia juga diharuskan untuk
melakukan rekonstruksi organisasi melalui seleksi yang lebih ketat dan berjuang
untuk memulihkan nama baiknya.
6
BAGIAN 3
PEMBAHASAN PELANGGARAN
Suatu aktivitas bisnis dapat dikatakan salah apabila dalam aktivitas tersebut ada etika
bisnis yang dilanggar. Etika bisnis diperlukan sebagai fondasi pelaksanaan bisnis dan standar
tentang apa yang boleh dan bisa dilakukan, serta apa yang tidak semestinya dilakukan.
Kemudian lahirlah prinsip - prinsip perusahaan yang merupakan implementasi dari etika
bisnis yang berlaku. Salah 6 dari etika bisnis yang berlaku merupakan prinsip Utilitarianisme,
Deontologis, etika kebajikan, ethics of care, rawlsian ethics, dan discource ethics.
Berikut penjelasan dari masing - masing etika bisnis tersebut dan analisa kami tentang
etika apa yang terlanggar dalam kasus penyeludupan oleh direktur utama PT Garuda
Indonesia:
1. Utilitarianisme:
Utilitarianisme merupakan paham yang mementingkan hasil akhir suatu aksi.
Tidak mementingkan bagaimana proses dari hasil akhir tersebut, selama hasilnya
menguntungkan lebih banyak pihak maka tindakan tersebut dianggap benar dan
sesuai.
2. Deontologis:
Paham deontologis disebut paham ‘kewajiban’. Dimana orang melaksanakan
etika atas dasar kepatuhan pada peraturan yang ada. Dibawah paham deontologis
terdapat kantian ethics. Kantian Ethics merupakan etika yang memperhatikan proses
dan niat awal aksi dilakukan, dan tidak memperhatikan hasil akhir ataupun
konsekuensi dari aksi tersebut. Etika Kantianisme percaya bahwa hasil akhir dari
suatu aksi bisa benar dan salah, bisa berhasil dan gagal, yang penting niat awal atau
motivasi yang mendasari aksi tersebut baik atau tidak. Jika niat awal aksi tersebut
merupakan niat yang baik, maka tindakan tersebut dianggap etis.
3. Virtue ethics:
Etika kebajikan merupakan paham yang lebih menekankan karakter manusia
sebagai alasan hal tersebut dikatakan etis atau tidak. Paham ini mendorong
pengembangan karakter moral seseorang karena mereka percaya jika orang tersebut
memiliki karakter yang baik maka keputusan yang dibuat atas suatu tindakan
cenderung etis.
7
4. Ethics of care:
Ethics of care merupakan prinsip bahwa tindakan tersebut dikatakan etis
apabila terdapat nilai kepedulian dalam praktiknya. Prinsip ini juga seringkali
ditunjukan dengan adanya hubungan khusus yang terlibat dan berketergantungan
dalam suatu konteks. Contoh dalam dunia bisnis adalah hubungan antara CEO dan
peserta magang. CEO membutuhkan peserta magang untuk praktik bisnisnya, peserta
magang pun membutuhkan CEO untuk mencari pengalaman misalnya. CEO memiliki
tanggung jawab yang lebih besar daripada peserta magang. Peserta magang wajib
melaksanakan tugasnya, dan pantas mendapatkan bagiannya yang menjadi kewajiban
dari seorang CEO itu sendiri. Misalnya pemberian fasilitas dan perlakuan yang adil
sebagai sesama makhluk hidup. Dan CEO tidak berhak mengambil keuntungan dari
seorang peserta magang sekalipun memiliki jabatan yang lebih tinggi. Misalnya
seperti meminta peserta magang bekerja lembur melebihi waktu jam kerja yang
dijanjikan.
5. Rawlsian ethics:
John Rawl mengatakan bahwa “Perbuatan beretika adalah ketika seseorang
yang memiliki potensi untuk berbuat tidak adil, mengesampingkan kemungkinan itu
dengan menemukan sistem / cara yang lebih adil sehingga menghindarkan dia dari
berbuat tidak etis”. Teori Rawl pada intinya merupakan teori yang menjunjung tinggi
nilai keadilan.
6. Discourse ethics:
Discourse ethics atau etika diskursus pertama kali dikemukakan oleh Jürgen
Habermas. Habermas berpendapat bahwa hal etis tidak lagi datang dari pikiran secara
individual saja melainkan harus didialogkan demi kesejahteraan komunitas yang
terlibat. Etika diskursus merupakan wadah komunitas untuk memberikan
argumennya, dan argumen yang terbaik yang akan menang dan menentukan
kebenaran suatu tindakan.
Dari semua paham yang sudah dijabarkan, mari kembali ke kasus utama kita.
Kasus penyelundupan oleh Direktur Utama PT Garuda Indonesia bertentangan
dengan semua etika yang berlaku. Namun memiliki relevansi paling dekat dengan
Etika Kepedulian dan Rawlsian Ethics.
8
Dalam perbuatan tidak terpujinya, Ari Akshara selaku Direktur Utama PT
Garuda Indonesia pada masa tersebut tidak memberlakukan Etika Kepedulian. Etika
Kepedulian menilai tindakan tersebut etis apabila ada nilai kepedulian dalam
praktiknya, hal ini tidak dilakukan oleh Ari. Dia tidak peduli dengan kerugian yang
dapat timbul atas perbuatannya, nama perusahaan yang ia cemar, tanggungan negara,
maupun terhadap anak buahnya yang terjerat kasus tersebut. Dia melakukan hal
tersebut hanya dan khusus untuk kepentingan pribadinya saja.
Adapun ketidaksesuaian dengan Rawlsian Ethics yang sangat menjunjung
nilai keadilan. Dimana orang mengesampingkan kesempatannya untuk berbuat tidak
adil, namun ketidakadilan dalam kasus ini bukan hanya Ari yang menanggung akibat
dari perbuatannya. Banyak pihak yang secara langsung maupun tidak langsung
terdampak. Dengan perbuatannya, negara yang harus menanggung kerugian sebesar
itu dan masyarakat yang secara tidak langsung terdampak karena penundaan
pembangunan atau hal hal yang seharusnya dapat dijalankan dengan dana tersebut.
Dan perusahaan yang nasibnya ikut terombang ambing. Walaupun dia mencoba untuk
berhati hati dalam rencananya, hal ini seharusnya tidak dilakukan tapi tetap dilakukan.
9
BAGIAN 4
PENUTUPAN & KESIMPULAN
Pada intinya, kasus yang menimpa PT Garuda Indonesia merupakan contoh kasus
yang disebabkan oleh keegoisan seorang manusia dengan jabatan yang tinggi. Jabatan
seseorang dapat memberi dampak yang begitu signifikan. Perubahan pola pikir, gaya hidup,
gerak gerik, kebiasaan, cara berbicara, cara menghargai, dan sebagainya. Tidak sedikit orang
yang dibutakan dengan jabatan yang mereka punya dan merasa tidak cukup dan terus haus
terhadap banyak hal. Seperti korupsi dan banyak hal lain yang bertujuan meraup keuntungan
pribadi sebanyak dan sebesar besarnya. Tujuan tersebut lama kelamaan tumbuh menjadi
sesuatu yang bersifat adiktif, dan banyak orang akan menghalalkan segala cara untuk
mendapatkannya.
Menurut kami, berbisnis harus didasari oleh fondasi yang kuat. Kekuatan fondasi
tersebut terdiri dari kejujuran, keadilan, ketulusan, kemurahan hati, dan sifat menghargai
segala etika yang berlaku. Dan seiring berjalannya waktu, fondasi tersebut harus tetap dijaga
dengan terus mengimplementasikan nilai nilai yang mendasari fondasi tersebut. Sebuah
aktivitas bisnis tidak akan berjalan mulus jika penggeraknya tidak menerapkan nilai - nilai
tersebut. Andaikan fondasi tersebut sebagai sepotong keramik, jika nilai tersebut dilanggar
atau dirusak, lama kelamaan keramik tersebut akan retak dan kemudian pecah berkeping
keping.
Seiring dengan penerapan nilai nilai tersebut, perlunya kesadaran pemilik jabatan
tinggi untuk dapat menggunakan jabatannya dengan baik dan tidak disalah gunakan. Gunakan
kepercayaan yang diberikan oleh orang lain dengan baik. Kesempatan ini dapat dirusak
karena tindakan impulsif yang tidak penting namun berakibat sangat fatal.
10
DAFTAR PUSTAKA
2018. “Etika bisnis & Etika Kerja PT Garuda Indonesia (PERSERO) Tbk,
https://www.garuda-indonesia.com/content/dam/garuda/files/pdf/investor-relations/corporate-
governance/Pedoman_Etika_Kerja_dan_Etika_Bisnis_Mei_2018.pdf
2019. “Kasus Garuda Indonesia: Erick Thohir pecat sejumlah direktur terkait dugaan
penyeludupan motor Harley Davidson”, https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-50689915
Admin. 2021. “Tumpuan Keadilan Rawls: Hidup bersama seperti apa yang kita
inginkan”, https://perpustakaan.kemendagri.go.id/?portfolio=tumpuan-keadilan-rawls-hidup-
bersama-seperti-apa-yang-kita-inginkan
Aminatum Djuhriah. 2020. “Etika dan Aturan GCG Tidak Ditaati, Penyalahgunaan
Jabatan oleh Eks Dirut Garuda”, https://kumparan.com/aminatun-djuhriah/etika-dan-aturan-
gcg-tidak-ditaati-penyalahgunaan-jabatan-oleh-eks-dirut-garuda-1us4oMoL2eR
Andi Saputra. 2021. “Jaksa Cabut banding, Ari Askhara Tak Dibui di Kasus
Penyeludupan Harley”, https://news.detik.com/berita/d-5731535/jaksa-cabut-banding-ari-
askhara-tak-dibui-di-kasus-penyelundupan-harley
11
Binsar Jonathan Pakpahan. “Etika Diskursus Habermas”,
https://www.academia.edu/33714612/ETIKA_DISKURSUS_HABERMAS
Elrikus Rivaldi. 2021. “Etika Diskursus Jurgen Habermas dan Konflik Normatif di
Indonesia”, http://repository.iftkledalero.ac.id/736/
Heni Yati. 2021. “Garuda Terancam Pailit : Etika Bisnis Kasus Garuda”, garuda-
terancam-pailit-etika-bisnis-kasus-garuda-1wqd9twyi1r
Herdi Alif Al Hakim. 2022. “Sah! Garuda Indonesia Resmi Lolos dari Jeratan Pailit”,
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-6148666/sah-garuda-indonesia-resmi-lolos-
dari-jeratan-pailit
Ilyas Fadilah. 2022. “Lolos dari Pailit, Garuda Masih Punya Masalah Pelik yang
Lebih Pahit”, https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-6139320/lolos-dari-pailit-garuda-
masih-punya-masalah-pelik-yang-lebih-pahit
Mela Arnani. 2019. “Soal Selundupan Harley Davidson, Kerugian hingga Pencopotan
Dirut Garuda…”, https://www.kompas.com/tren/read/2019/12/06/104113865/soal-
selundupan-harley-davidson-kerugian-hingga-pencopotan-dirut-garuda?page=all
Muhammad Naufal. 2021. “Penyeludupan Harley dan Brompton, Eks Bos Garuda
Indonesia Ari Askhara Divonis Senin Ini”,
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/06/14/09384241/penyelundupan-harley-dan-
brompton-eks-bos-garuda-indonesia-ari-askhara?page=all
12
Putu Ari Wibhawa. 2020. “Contoh Kasus Pelanggaran Etika Bisnis oleh perusahaan”,
https://www.studocu.com/id/document/universitas-udayana/komunikasi-bisnis/contoh-kasus-
pelanggaran-etika-bisnis-oleh-perusahaan/20123126
Tirta Citradi. 2019. “Skandal Harley Garuda Rugikan Negara Rp1,5 M, Ini
Hitungannya”, https://www.cnbcindonesia.com/news/20191206131032-4-120945/skandal-
harley-garuda-rugikan-negara-rp15-m-ini-hitungannya/1
Yulida Medistiara. 2021. “Alasan Jaksa Cabut Banding Kasus Penyeludupan Harley
Ari Askhara”, https://news.detik.com/berita/d-5733532/alasan-jaksa-cabut-banding-kasus-
penyelundupan-harley-ari-askhara
13