Anda di halaman 1dari 22

TATA KELOLA KORPORAT

Tata Kelola Korporat Bank Danamon Indonesia

Kelompok 4

Disusun oleh :

Erik Candra 131210062

M. Imam Mudin 141210032

Yori Raharja 151210009

Nurul Fitriyani 151210066

Muhammad Soleh 151210085

Acim 151210087

5 Akuntansi S1 Karyawan A

STIE KESATUAN

Jl. Rangga Gading No.1 Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat 16123
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Perkembangan perbankan yang semakin pesat saat ini menimbulkan persaingan bank
semakin ketat, persaingan ini mengakibatkan pasar perbankan semakin dinamis sehingga
menuntut bank-bank untuk berusaha lebih efektif dan efisien.
Kelangsungan hidup suatu perusahaan atau bank, baik yang BUMN, BUMD maupun
BUMS sangat dipengaruhi oleh tata kelola perusahaan tersebut. Tata kelola perusahaan yang
kurang baik dapat menimbulkan penyimpangan di kalangan pengelola perusahaan, direksi
atau manajemen yang dilakukan oleh pemegang saham maupun karyawan. Penyimpangan
terjadi karena adanya kepentingan pribadi tingkat atas dalam mengelola perusahaan yang
memudahkan terjadinya penyalahgunaan kekuasaan.
Maraknya ketidakstabilan dunia bisnis menggambarkan lemahnya penerapan Good
Corporate Goverance (yang selanjutnya disingkat GCG) sehingga menimbulkan masalah
yang menjadi sorotan para bankir, pemegang saham, stakeholder dan khususnya pihak
pemerintah seperti terjadinya kasus pembobolan L/C pada Bank BNI, ekspor pasir dan
minyak ke beberapa Negara Afrika yang ternyata fiktif, kasus tersebut menggambarkan
direksi dan komisaris tidak bertanggungjawab dengan mengabaikan prinsip responsibility dan
accountability. Pada Bank Lippo Tbk terjadi kasus penemuan tiga buah laporan keuangan
tahun 2002 yang telah dinyatakan audited, tetapi di antara ketiga laporan tersebut terdapat
perbedaan, peristiwa ini setidaknya telah melanggar prinsip transparansi dan akuntabilitas dari
para pemimpin perusahaan termasuk auditor internal (http://apauditing.blogspot.com).
Kasus pelanggaran prinsip GCG tidak hanya terjadi pada BNI dan Bank Lippo tetapi
juga terjadi pada Bank Danamon dengan kasus Head Teller dan kasus fraud. Skandal kasus-
kasus di atas terutama di dunia perbankan masih banyak terjadi hal ini karena lemahnya
sistem pengendalian intern yang dilakukan auditor internal dalam perusahaan dan pengelolaan
manajemen perusahaan yang kurang baik dari tingkat pelaksanaan audit internal, manajemen,
komite, maupun direksi perusahaan yang dapat merugikan berbagai pihak yang
berkepentingan terhadap Bank dan menghambat perwujudan Good Corporate Governance.
Dari data Bank Indonesia (BI) tahun 2008 mengungkapkan bahwa 69% bank dalam
negeri masih melanggar aturan tata kelola perusahaan yang baik (GCG), pelanggaran yang
sering terjadi terutama pada masalah dewan komisaris yang mencapai 53% kasus.
Berikut gambaran Good Governance di Negara ASEAN mengenai lemahnya
pemahaman terhadap penerapan prinsip-prinsip GCG oleh pelaku bisnis, yaitu :
Grafik 1.1
Grafik Perkembangan Corruption Persception Index (CPI) Indonesia di antara
Negara-negara ASEAN

10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008

Indonesia Filipina Thailand Malaysia Singapura

Sumber : Tranparency International, 2008

Dari grafik tersebut, menurut Tranparency International pada tahun 2001


Indonesia menempati urutan CPI terendah dengan nilai 1,9, dibandingkan dengan Negara
ASEAN lainnya yang mempunyai indeks nilai di atas 3, pada tahun 2002 Indonesia
mempunyai indeks 2,2 jauh tertinggal dari skor Negara Filipina (2,6), Thailand (3,1),
Malaysia (4,9) dan singapura (9,1), tahun 2003 indeks CPI Indonesia masih tetap pada
nilai 2, sedangkan Negara Filipina (2,5), Thailand (3,4), Malaysia (5,5) dan singapura
(9,4). Tahun 2004 sampai tahun 2008 negara Indonesia mengalami peningkatan skor
indeks CPI maka menggambarkan semakin baik GCG di Indonesia, dibandingkan dengan
Negara Filipina dan Thailand yang semakin menurun skor indeksnya, sedangkan skor
indeks Negara Malaysia dan Singapura tidak mengalami perubahan yang besar. Terlihat
pada tahun 2008 indeks CPI Indonesia (2,8), Filipina (2,4), Thailand (3,4), Malaysia
(5,1) dan singapura (9,2).Selain itu, pada tahun 2009 Indonesia menduduki peringkat ke
111 dari 179 Negara dan peringkat ke 20 dari 25 Negara Asia Fasifik dengan predikat
tingkat negara korupsi.
Gambaran lemahnya penerapan corporate governance di Indonesia dikarenakan
kurangnya sikap profesionalisme personel yang terkait di dalam perusahaan yang
melaksanakan corporate governance, dalam pelaksanaannya hanya karena dorongan
regulasi dan takut terkena sanksi yang ada, sehingga dalam pelaksanaaannya perusahaan
belum mampu mencerminkan transparansi dan akuntabilitas secara murni dan konsisten
kepada stakeholder. Hal lain yang dapat menyebabkan lemahnya penerapan GCG adalah
adanya kegagalan legal audit baik bagi external auditor maupun internal auditor dalam
mendeteksi terjadinya Fraud yang terjadi dalam perusahaan.
Walaupun dampak negatif tersebut dapat diperkecil, namun resiko bisnis tidak
dapat dihindari oleh setiap perusahaan. Maka Bank Indonesia mengeluarkan peraturan
yang benar-benar mengatur tentang penerapan konsep GCG bagi bank umum yaitu
peraturan Bank Indonesia No.8/4/PBI2006 tanggal 30 januari 2006 yang disempurnakan
dengan PBI No. 8/14/PBI/2006. Penerapan peraturan yang baik dapat memberikan
perlindungan yang efektif kepada minority shareholders dan kreditur, sehingga mereka
bisa meyakinkan dirinya akan perolehan kembali investasinya dengan wajar dan bernilai
tinggi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis dapat menarik rumusan
masalah, sebagai berikut :

1. Bagaimana penerapan Good Corporate Governance pada Bank Danamon

2. Apa dampak penenerapan Good Corporate Governance pada Bank Danamon

1.3 Maksud dan Tujuan

Sesuai dengan masalah di atas, maksud dari penelitian ini adalah untuk
memperoleh pengetahuan yang lebih luas dalam pelaksanaan Good Corporate
Governance pada Bank Danamon
Adapun tujuan dari penelitian adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan Good Corporate Governance pada Bank


Danamon
2. Untuk mengetahui seberapa besar dampak penerapan Good Corporate Governance
pada Bank Danamon
1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan yang di dapat dari penyusunan penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat baik secara langsung maupun tidak langsung bagi :
1 Akademis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan
tentang Good Corporate Governance yang selama ini penulis peroleh dari artikel
majalah, jurnal maupun topik-topik yang ada pada dunia usaha di Indonesia dan untuk
mengetahui sejauh mana penerapan prinsip- prinsip GCG telah diterapkan di
Indonesia khususnya pada instansi perbankan.
2 Praktis

Bagi perusahaan penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai masukan atau
memberikan gambaran perusahaan akan perlunya sistem Good Corporate
Governance dan sebagai bahan pertimbangan, jika perlu dipakai untuk
mengadakan perbaikan agar dapat meningkatkan nilai perusahaan.
Bab II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Umum

2.1.1 Pengertian Good Corporate Governance


Corporate Governance adalah rangkaian proses terstruktur yang digunakan untuk
mengelola serta mengarahkan atau memimpin bisnis dan usaha-usaha korporasi dengan tujuan
untuk meningkatkan nilai-nilai perusahaan serta kontinuitas usaha. Terdapat beberapa
pemahaman tentang pengertian Corporate Governance yang dikeluarkan beberapa pihak baik
dalam perspektif yang sempit (shareholder) dan perspektif yang luas (stakeholders) , namun pada
umumnya menuju suatu maksud dan pengertian yang sama.
Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI) dalam Hery (2010)
mendefinisikan Corporate Governance sebagai berikut :
Seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus
(pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan, serta para pemegang
kepentingan internal dan eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban
mereka atau dengan kata lain suatu sistem yang mengendalikan perusahaan. Tujuan Corporate
Governance ialah untuk menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan
(stakeholders).
Corporate Governance menurut Sutedi (2011:1) adalah :
Suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organ perusahaan (Pemegang Saham/Pemilik
Modal, Komisaris?dewan Pengawas dan Direksi) untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan
akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang
dengan tetap. memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan
perundang-undangan dan nilai-nilai etika.

2.1.2 Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance


Berbagai aturan main dan sistem yang mengatur keseimbangan dalam pengelolaan
perusahaan perlu dituangkan dalam bentuk prinsip-prinsip yang harus dipatuhi untuk menuju
tata kelola perusahaan yang baik.
Menurut Sutedi (2011), ada beberapa prinsip dasar yang harus diperhatikan dalam
Corporate Governance, yaitu :
1. Transparancy (Keterbukaan)
Penyediaan informasi yang memadai, akurat, dan tepat waktu kepada stakeholders
harus dilakukan oleh perusahaan agar dapat dikatakan transparan. Pengungkapan yang
memadai sangat diperlukan oleh investor dalam kemampuannya untuk membuat keputusan
terhadap risiko dan keuntungan dari investasinya. Kurangnya pernyataan keuangan yang
menyeluruh menyulitkan pihak luar untuk menentukan apakah perusahaan tersebut memiliki
uang yang menumpuk dalam tingkat yang mengkhawatirkan. Kurangnya informasi akan
membatasi kemampuan investor untuk memperkirakan nilai dan risiko serta pertambahan dari
perubahan modal (volatility of capital).
2. Accountability (Dapat Dipertanggungjawabkan)
Akuntabilitas adalah kejelasan fungsi, struktur, sistem dan pertanggungjawaban organ
perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif. Pengelolaan
perusahaan harus didasarkan pada pembagian kekuasaan diantara manajer perusahaan, yang
bertanggung jawab pada pengoperasian setiap harinya, dan pemegang sahamnya yang diwakili
oleh dewan direksi. Dewan direksi diharapkan untuk menetapkan kesalahan (oversight) dan
pengawasan.
3. Fairness (Kesetaraan)
Secara sederhana kesetaraan didefinisikan sebagai perlakuan yang adil dan setara
dalam memenuhi hak-hak stakeholder. Dalam pengelolaan perusahaan perlu ditekankan pada
kesetaraan, terutama untuk pemegang saham minoritas. Investor harus memiliki hak-hak yang
jelas tentang kepemilikan dan sistem dari aturan dan hukum yang dijalankan untuk melindungi
hak-haknya.
4. Sustainability (Kelangsungan)
Kelangsungan adalah bagaimana perusahaan dapat terus beroperasi dan menghasilkan
keuntungan. Ketika perusahaan negara (corporation) exist dan menghasilkan keuntungan
dalam jangka mereka juga harus menemukan cara untuk memuaskan pegawai dan
komunitasnya agar tetap bisa bertahan dan berhasil. Mereka harus tanggap terhadap
lingkungan, memperhatikan hukum, memperlakukan pekerja secara adil, dan menjadi
karyawan yang baik. Dengan demikian, akan menghasilkan keuntungan yang lama bagi
stakeholder-nya.

2.1.3 Unsur-unsur Good Corporate Governance


Menurut Sutedi (2011), unsur-unsur dalam GCG yaitu :
a. Corporate Governance Internal Perusahaan
Unsur-unsur yang berasal dari dalam perusahaan adalah :
1. Pemegang saham;
2. Direksi;
3. Dewan komisaris;
4. Manajer;
5. Karyawan;
6. Sistem remunerasi berdasar kinerja;
7. Komite audit.

Unsur-unsur yang selalu diperlukan di dalam perusahaan, antara lain meliputi :


1. Keterbukaan dan kerahasiaan (disclosure);
2. Transparansi;
3. Akuntabilitas;
4. Kesetaraan;
5. Aturan dari code of conduct.

b. Corporate Governance External Perusahaan


Unsur-unsur yang berasal dari luar perusahaan adalah :
1. Kecukupan undang-undang dan perangkat hukum;
2. Investor;
3. Institusi penyedia informasi;
4. Akuntan publik;
5. Intitusi yang memihak kepentingan publik bukan golongan;
6. Pemberi pinjaman;
7. Lembaga yang mengesahkan legalitas.

Unsur-unsur yang selalu diperlukan di luar perusahaan antara lain meliputi :


1. Aturan dari code of conduct;
2. Kesetaraan;
3. Akuntabilitas;
4. Jaminan hukum.
Perilaku partisipasi pelaku Corporate Governance yang berada di dalam rangkaian unsur-
unsur internal maupun eksternal menentukan kualitas Corporate Governance.

2.1.4 Manfaat dan Tujuan Good Corporate Governance


Ada lima manfaat yang dapat diperoleh perusahaan nyang menerapkan Good
Corporate Governance menurut Hery (2010), yaitu :
1. GCG secara tidak langsung akan dapat mendorong pemanfaatan sumber daya
perusahaan ke arah yang lebih efektif dan efisien, yang pada gilirannya akan turut
membantu terciptanya pertumbuhan atau perkembangan ekonomi nasional.
2. GCG dapat membantu perusahaan dan perekonomian nasional, dalam hal ini
menarik modal investor dengan biaya yang lebih rendah melalui perbaikan
kepercayaan investor dan kreditur domestik maupun internasional.
3. Membantu pengelolaan perusahaan dalam memastikan/menjamin bahwa perusahaan
telah taat pada ketentuan, hukum, dan peraturan.
4. Membangun manajemen dan Corporate Board dalam pemantauan penggunaan asset
perusahaan.
5. Mengurangi korupsi.
Bab III
PEMBAHASAN
3.1 Sejarah Bank Danamon

1956 Didirikan sebagai Bank Kopra Indonesia

1976 Berubah nama menjadi PT Bank Danamon Indonesia

1988 Menjadi Bank Devisa pertama di Indonesia

1989 Menjadi perusahaan publik melalui penawaran saham di Bursa Efek Jakarta

1998 Diambil alih oleh Pemerintah akibat krisis keuangan Asia

2000 Legal merger dengan 8 bank yang diambil alih Pemerintah (Bank Taken Over)

2003 Akuisisi mayoritas saham Pemerintah oleh Asia Financial (Indonesia) Pte. Ltd

2004 Peluncuran Danamon Simpan Pinjam.

Akuisisi Adira Finance

2005 Ekspansi jaringan cabang Danamon Simpan Pinjam

Peluncuran Visi, Misi dan Nilai Perusahaan yang baru

2006 Akuisisi Bisnis Kartu American Express di Indonesia

Perayaan Hari Jadi Danamon yang ke-50

2007 Peluncuran DirhamCard, Kartu Kredit Syariah pertama di Indonesia

2008 Persemian Danamon Corporate University

Perluasan jaringan kantor cabang

2014 Peluncuran D-Mobile Danamon Mobile Banking Application

Peluncuran Tabungan BISA iB dan Tabungan BISA Qurban iB Danamon


Syariah

Kerja sama Program Literasi dan Edukasi Keuangan serta Perbankan dengan
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui sosialisasi Si MObil LitErasi Keuangan
(SiMOLEK)

Penandatanganan nota kesepahaman dengan Indosat untuk menjalin kerjasama


strategis layanan telekomunikasi dan perbankan
Penandatanganan nota kesepahaman dengan International Finance Corporation
(IFC), anggota kelompok Bank Dunia dalam pengembangan dan model desain
pembiayaan khususnya pada sektor agrobisnis di unit bisnis Danamon Simpan
Pinjam

2015 Kerja sama dengan International Islamic Trade Finance Corporation (IITFC)
dalam Syariah Joint Trade Financing.

Peluncuran Mobil DSP untuk nasabah mikro.

Peluncuran Tabungan Bisa Umrah iB.

Peluncuran fitur e-commerce melalui Danamon Online Banking.

2016 Peluncuran fitur Ponsel D-Cash

Kerjasama dengan Yayasan Pesantren Islam Al Azhar (YPIA), Danamon Syariah


menyediakan pembiayaan dan layanan perbankan syariah komprehensif kepada
YPIA

Peresmian kantor pusat baru Menara Bank Danamon dan peluncuran Laku
Pandai, Layanan Keuangan Tanpa Kantor Dalam Rangka Keuangan Inklusif
yang dijalankan di lima kota

Kerjasama Investree dan Danamon akan memberi manfaat kepada pemberi


pinjaman dan pihak peminjam dimana proses semakin mudah, cepat dan
transparan dalam bertransaksi melalui platform peer-to-peer market place yang
dihadirkan oleh Investree

Peluncuran formasi baru akun-akun media sosial perusahaan untuk


menghadirkan jaringan komunikasi dan informasi yang lebih efektif dan mudah
diakses oleh nasabah dan pemangku kepentingan lainnya

Yayasan Danamon Peduli (Danamon Peduli) menjadi satu-satunya lembaga


Corporate Social Responsibility (CSR) yang mewakili Indonesia dalam
Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang Perumahan dan
Pembangunan Kota Berkelanjutan atau Habitat III di Quito, Ekuador

Peluncuran DCard Mobile, aplikasi smartphone untuk pemegang kartu kredit


Danamon

2017 Peluncuran Danamon Connect, layanan transaksi keuangan terpadu untuk


memudahkan dan membantu nasabah segmen Enterprise Banking (Korporasi,
Komersial, Financial Institution, serta Usaha Kecil dan Menengah)

Peluncuran DPoint, program point reward bagi nasabah

Peluncuran tagline teranyar Saatnya Pegang Kendali

Peluncuran Danamon Red Match Soccer Camp, program anyar bagian dari
program Red Match bersama Manchester United
3.2 Struktur Organisasi Dan Kepengurusan

3.2.1 Struktur Organisasi

Rapat Umum
Pemegang Saham

Direktur Utama Dewan Dewan

Pengawas Komisaris

Syariah

Komite Pemantau Komite Nominasi Komite Audit Komite Corporate


Risiko dan Remunerasi Governance

Struktur Organisasi PT Bank Danamon Indonesia Tbk


(Sumber: www.danamon.co.id)

3.2.3 Uraian Tugas PT Bank Danamon Indonesia Tbk


Berdasarkan struktur organisasi maka diperlukan suatu sistem pembagian tugas/kerja

(Job Description) yaitu sebagai berikut:

1. Rapat Umum Pemegang Saham

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) memiliki wewenang untuk mengangkat

dan memberhentikan anggota Dewan komisaris dan Direksi, menyetujui perubahan

Anggaran Dasar, menyetujui laporan tahunan perseroan, menunjuk Auditor Eksternal,

serta menentukan jumlah kompensasi/remunerasi untuk anggota Dewan Komisaris dan

Direksi.

2. Direktur Utama

a. Mengawasi dan mengendalikan kantor pusat dan kantor cabang.

b. Memimpin dan mengelola perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan dan

senantiasa berusaha meningkatkan efisiensi dan efektivitas.

c. Menguasai dan memelihara serta mengurus kekayaan perseroan.

3. Dewan Pengawas Syariah


a. Melakukan pengawasan terhadap prinsip syariah dalam kegiatan usaha perseroan.
b. Memastikan dan mengawasi kesesuaian kegiatan operasional perseroan terhadap

fatwa yang dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional (DSN)

c. Menilai aspek syariah terhadap pedoman operasional, dan produk yang

dikeluarkan oleh perseroan.

4. Dewan Komisaris

Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris:

a. Dewan Komisaris Perseroan melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya

secara independen.

b. Dewan Komisaris Perseroan memastiakn terselenggaranya pelaksanaan Good

Corporate Governance dalam setiap kegiatan usaha perseroan pada seluruh

tingkatan atau jenjang organisasi, melaksanakan pengawasan terhadap

pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi serta memberikan nasihat

kepada Direksi.

c. Dalam melakukan pengawasan, Dewan Komisaris mengarahkan, memantau

dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis perseroan.

5. Komite Pemantau Risiko

Komite bertugas memberikan pendapat profesional yang independen kepada

Dewan Komisaris terhadap laporan atau hal-hal yang disampaikan oleh Direksi

kepada Dewan Komisaris serta mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan

perhatian Dewan Komisaris, yang antara lain meliputi:

a. Melakukan evaluasi kesesuaian kebijakan manajemen risiko perseroan telah

dilaksanakan secara penuh dan sepatutnya.

b. Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen

Risiko dan unit kerja manajemen risiko guna memberikan rekomendasi kepada

Dewan Komisaris.

c. Melaporkan kepada Dewan Komisaris risiko-risiko yang dihadapi oleh

perseroan dan penerapan manajemen risiko oleh Direksi.

6. Komite Nominasi dan Remunerasi


Dalam lingkup kebijakan remunerasi, Komite wajib memperhatikan kinerja

keuangan, pemenuhan cadangan, prestasi kerja individual, kewajiban dengan peer

group, dan pertimbangan sasaran strategi jangka panjang perseroan dalam

menjalankan tugas dan kewajibannya. Sekurang-kurangnya, Komite memiliki

tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

a. Terkait dengan kebijakan remunerasi, Komite melakukan evaluasi terhadap

kebijakan remunirasi dan memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris

mengenai kebijakan remunerasi bagi:

- Dewan Komisaris dan Direksi untuk disampaikan kepada Rapat Umum

pemegang Saham

- Pejabat Eksekutif dan pegawai secara keseluruhan untu disampaikan

kepada direksi.

b. Terkait dengan kebijakan nominasi, Komite

- Menyusun dan memberikan rekomendasi mengenai sistem serta prosedur

pemilihan dan/atau penggantian anggota Dewan Komisaris dan Direksi

kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada RUPS.

- Memberikan rekomendasi mengenai calon anggota Dewan Komisaris

dan/atau Direksi kepada RUPS.

7. Komite Audit

Komite audit perseroan bertugas melakukan pemantauan dan evaluasi atas

perencanaan dan pelaksanaan audit serta pemantauan atas tindak lanjut hasil audit

dalam rangka menilai kecukupan pengendalian internal termasuk kecukupan

proses pelaporan keuangan.

Komite bertugas untuk memberikan pendapat yang profesional dan independen

kepada Dewan Komisaris terhadap laporan atau hal-hal yang disampaikan oleh

Direksi kepada Dewan Komisaris serta mengidentifikasi hal-hal yang

memerlukan perhatian Dewan Komisaris yang antara lain meliputi:

a. Membuat kajian atas dan menyetujui rencana kegiatan tahunan SKAI.


b. Melakukan penelaahan informasi keuangan yang akan dikeluarkan perseroan

seperti laporan keuangan, proyeksi dan informasi keuangan lainnya serta

meyakinkan bahwa laporan keuangan telah sesuai dengan standar akuntansi

yang berlaku.

c. Menganalisis atas ketaatan perseroan terhadap peraturan perundang-undangan

di bidang pasar modal dan peraturan perundang-undangan lainnya yang

berhubungan dengan kegiatan perseroan.

8. Komite Corporate Governance

Komite Tata Kelola bertugas memenuhi dan menjalankan fungsi serta tanggung

jawabnya, Komite Memperhatikan penerapan prinsip-prinsip pelaksanaan proses

tersebut yaitu dengan cara:

a. Bersama-sama dengan Direksi Perseroan mengembangkan dan berpartisipasi

dalam proses penelaahan sistematis permasalahan corporate governance dan

tren yang terjadi dalam praktik corporate governance yang berpotensi

mempengaruhi perseroan serta dalam rangka meningkatkan efektivitas Komite.

b. Melakukan fungsi-fungsi lain dan memiliki kewenangan yang dianggap baik

dan perlu dalam menjalankan tanggung jawabnya.

c. Melaporkan seluruh kegiatan Komite yang material kepada Dewan Komisaris

dari waktu ke waktu atau jika diminta oleh Dewan Komisaris melalui Ketua

Komite.

3.2.4 Struktur Kepengurusan

Dewan Komisaris

Komisaris Utama: Ng Kee Choe


Wakil Komisaris Utama (Independen) : Prof. Dr. J.B. Kristiadi Pudjosukanto
Komisaris: Gan Chee Yen
Komisaris (Independen) : Manggi Taruna Habir
Komisaris: Ernest Wong Yuen Weng
Komisaris (Independen) : Made Sukada

Dewan Direksi

Direktur Utama : Sng Seow Wah


Direktur: Vera Eve Lim
Direktur: Herry Hykmanto
Direktur: Michellina Laksmi Triwardhany
Direktur : Satinder Pal Singh Ahluwalia
Direktur: Adnan Qayum Khan
Direktur: Heriyanto Agung Putra
Direktur (Independen): Rita Mirasari

Dewan Pengawas Syariah

Ketua : Prof. DR. HM Din Syamsuddin


Anggota: Drs. H.Karnaen A Perwataatmadja, MPA, FIIS
Anggota: Dr. Hasanudin M. Ag.

3.3 Visi, Misi & Nilai-Nilai

3.3.1 VISI

Kita Peduli dan Membantu Jutaan Orang untuk Mencapai Kesejahteraan. Danamon
berkeyakinan bahwa keberadaannya adalah untuk mewujudkan kepeduliannya kepada nasabah,
karyawan, serta masyarakat luas dan membantu kesemuanya itu bertumbuh kembang mencapai
kesejahteraan yang lebih baik.

3.3.2 MISI

Danamon berupaya untuk mewujudkan visinya melalui tiga misinya, yaitu: Danamon
bertekad untuk menjadi Lembaga Keuangan Terkemuka di Indonesia yang keberadaannya
diperhitungkan.

Danamon berkeyakinan bahwa kekuatannya dalam intermediasi keuangan dalam


perekonomian menjadikannya katalis bagi penciptaan kesejahteraan dan kemakmuran.
Untuk mengoptimalkan perannya dalam perekonomian, merupakan keharusan bagi
Danamon untuk mempunyai reputasi yang baik dan memimpin di antara lembaga-
lembaga keuangan lainnya, sebagai:

1. Mitra bisnis bagi nasabahnya dan


2. Bagian dari anggota masyarakat yang berkontribusi dan mempunyai kepedulian tinggi.

Suatu organisasi yang berpusat pada nasabah, yang melayani semua segmen dengan menawarkan
nilai yang unik untuk masing-masing segmen, berdasarkan keunggulan penjualan dan pelayanan,
serta didukung oleh teknologi kelas dunia.

Dalam menjalankan peran-perannya, Danamon selalu berupaya memahami apa yang


dibutuhkan setiap nasabah dan menanggapi kebutuhan tersebut secara tepat.
Danamon memberikan solusi bagi setiap kebutuhan, secara unik, yang tidak diberikan
lembaga keuangan lainnya di industrinya dan melakukannya berdasarkan pengetahuan
dari riset serta teknologi.
Dalam pelaksanaannya, Danamon fokus pada proses pelayanan yang menerapkan
teknologi dengan kehati-hatian dan tanggung jawab.
Penting bagi karyawan Danamon untuk memuaskan para nasabahnya dan bertindak
secara terhormat dalam memberikan pelayanan yang akan dihargai oleh masyarakat luas.
Sikap karyawan yang positif sebagaimana berikut ini dibutuhkan:
1. Dapat beradaptasi, terbuka dan terus belajar menyikapi perubahan.
2. Memahami dan fokus pada pengembangan diri dan sumber daya manusia.

Aspirasi kami adalah menjadi perusahaan pilihan untuk berkarya dan yang dihormati oleh
nasabah, karyawan, pemegang saham, regulator dan komunitas di mana kami berada.

Danamon berinvestasi untuk membangun budaya yang kondusif untuk mencapai tujuan-
tujuannya.
Danamon membangun kolaborasi dengan para pemangku kepentingannya, baik di dalam
maupun di luar lingkungannya, untuk menciptakan kontribusi yang bermanfaat bagi
penerimanya, di tempat-tempat yang paling membutuhkan.

3.3.3 Budaya Perusahaan

Budaya Perusahaan merupakan nilai-nilai yang menjadi panduan, tatanan, dan kendali atas
tingkah laku karyawan, anggota Direksi dan Dewan Komisaris Danamon dalam menjalankan
tugas dan kewajibannya untuk mencapai tujuan sesuai dengan visi dan misi Perusahaan.

Peduli : Memberikan perhatian yang tulus terhadap kebaikan dan kemajuan bersama
akan mendorong kita untuk selalu menjadi yang terbaik.
Jujur : Senantiasa memegang kebenaran kepada diri sendiri dan orang lain tanpa ada
yang disembunyikan.
Mengupayakan Yang Terbaik : Senantiasa berani mencari cara yang lebih baik dalam
bekerja untuk meraih hasil yang terbaik dengan memperhitungkan risiko yang ada dan
tanpa mengorbankan ketangguhan perusahaan.
Kerjasama : Menjadikan kemajemukan di antara kita sebagai kekuatan sebuah tim untuk
meraih tujuan bersama.
Profesionalisme Yang Disiplin : Menjalankan tanggung jawab dengan menjunjung
tinggi standar dan etika profesi melalui insan yang disiplin, pemikiran yang disiplin dan
tindakan yang disiplin.

3.4 Anak Perusahaan

PT Bank Danamon Indonesia Tbk berdiri sejak 1956 merupakan lembaga keuangan
terpandang di Indonesia yang fokus pada nasabah, melayani tiap segmen usaha, serta
menawarkan pelayanan dan penjualan produk yang didukung teknologi teranyar. Guna
mendukung bisnis utamanya, Danamon memiliki sejumlah anak-anak perusahaan seperti PT
Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance) yang bergerak di bidang pembiayaan
kendaraan bermotor dan PT Asuransi Adira Dinamika (Adira Insurance) perusahaan asuransi
umum.

3.4.1 Adira Finance

Dengan mengemban visi untuk Menciptakan nilai bersama demi


kesinambungan Perusahaan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia, Adira Finance
memiliki misi untuk menyediakan berbagai produk dan layanan pada setiap tahap
kehidupan konsumen, memberikan pengalaman layanan yang menguntungkan dan
bersahabat kepada para pemangku kepentingan serta memberdayakan komunitas untuk
mencapai kesejahteraan. Sesuai dengan logo dan tagline Sahabat Setia Selamanya,
Adira Finance berkomitmen untuk membangun hubungan jangka panjang yang sehat
dengan konsumen dan mitra usaha yang diyakini mampu mendukung kinerja yang
berkelanjutan. Komitmen ini merupakan pendorong bagi Adira Finance dalam melayani
konsumen pada setiap aspek kehidupan, sehingga akan terbentuk sebuah hubungan
jangka panjang atau customer for life. Adira Finance berupaya untuk memposisikan diri
bagi nasabah, sebagai sahabat yang dapat bekerja sama dan menyediakan solusi yang
dibutuhkan dengan konsep Sahabat Adira. Dalam filosofi Adira Finance, konsep
Sahabat memiliki makna yang sangat dalam, yaitu nilai-nilai kepribadian yang
dicerminkan Adira Finance kepada para konsumen: cerdaS, dipercAya, ramaH, AdirA
memBeri kemudahan, mAu peduli, dan komitmen. Fokus utama Adira Finance adalah
memberikan jasa pembiayaan kendaraan bermotor untuk pasar domestik, baik roda dua
maupun roda empat, baru maupun bekas, bagi masyarakat dengan pendapatan menengah
dan menengah ke bawah yang memiliki kebutuhan atas kendaraan bermotor, terutama
untuk tujuan produktif.

Produk dan layanan utama yang ditawarkan oleh Adira Finance termasuk
pembiayaan investasi, pembiayaan modal kerja, pembiayaan multiguna dan kegiatan
usaha pembiayaan lainnya berdasarkan persetujuan OJK, serta pembiayaan sewa operasi
(operating lease) dan/atau kegiatan berbasis fee sepanjang tidak bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan. Adira Finance juga menyediakan
pembiayaan berbasis syariah.

3.4.2 Adira Insurance


Dengan mendukung visi untuk Menjadi Asuransi Pilihan, Adira Insurance
telah menjadi salah satu perusahaan penyedia asuransi umum terkemuka di Indonesia
pada saat ini. Adira Insurance mengelola portofolio sekitar 10 juta polis yang aktif
melalui segmen pasar yang beragam seperti: Multi-finance, Bank, Direct Corporate,
Agents, Brokers, dan lainlain, dengan dukungan lebih dari 50 outlet di seluruh Indonesia.
Adira Insurance menyediakan produk asuransi konvensional maupun berbasis syariah. Di
antara produk asuransi andalannya terdapat Autocillin (asuransi mobil), Motopro
(asuransi sepeda motor), Medicillin (asuransi kesehatan), dan Travellin (asuransi
perjalanan). Adira Insurance juga memberikan asuransi untuk kecelakaan diri, properti,
alat berat, rangka kapal, Engineering, surety bond, kargo, dan produk asuransi lainnya.
Untuk memastikan kenyamanan nasabah, Adira Insurance menyediakan layanan
seperti Call Center 24 jam, SMS Channel, jaringan yang luas dari bengkel mitra
Autocillin, Autocillin Claim Spot, dan layanan Autocillin Rescue. Sementara itu, dalam
situs resminya terdapat fitur untuk informasi produk dan pembelian, pengajuan klaim dan
fitur lainnya. Adira Insurance menerapkan sejumlah inisiatif di tahun 2016, yang
melibatkan bidang Organisasi dan Sumber Daya Manusia (SDM), produk dan
pemasaran, proses, teknologi informasi, jaringan distribusi, dan manajemen risiko. Dalam
Organisasi & SDM, inisiatif Adira Insurance termasuk penguatan kerjasama internal,
pembangunan berkelanjutan untuk kompetensi bakat internal, restrukturisasi organisasi
untuk lini bisnis asuransi kesehatan, inisiatif Sales & Distribution (S&D), dan
sentralisasi operasi. Dalam Produk dan Pemasaran, Adira Insurance telah meningkatkan
produk asuransi mobil Autocillin dengan nilai tambah melalui proses pelaporan klaim
yang simpel dan telah mengembangkan lini bisnis baru untuk menawarkan produk
asuransi kesehatan individu. Inisiatif dalam proses meliputi pengembangan prosedur
untuk meminimalkan kesalahan proses, dan pengembangan proses penerapan kebijakan
dan klaim yang lebih efisien melalui B2B Wholesale & Middleware proyek. Dalam
Teknologi Informasi, Adira Insurance berusaha untuk memanfaatkan teknologi digital
terkini sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi, serta mengembangkan
platform digital untuk kualitas layanan dan pemasaran yang lebih baik. Dalam hal
jaringan, Adira Insurance telah mengintensifkan upaya untuk mensosialisasikan sistem
aplikasi Autocillin Sales Manajemen ke mitra bisnis, dan untuk cross-sell produk Adira
Insurance ditawarkan kepada nasabah eksisting kantor cabang Danamon.

3.5 Komitmen Dan Tujuan Penerapan Tata kelola Perusahaan


Penerapan tata kelola perusahaan yang baik (GCG) memungkinkan Danamon menjalani
tahun penuh tantangan dengan capaian kinerja keuangan dan non-keuangan positif. Danamon
berkomitmen menguatkan penerapan tata kelola sesuai dengan standar tata kelola nasional
maupun internasional agar terus tumbuh secara berkelanjutan dan memiliki daya saing tinggi.
Danamon menerapkan tata kelola perusahaan berstandar tinggi secara konsisten untuk
memacu kinerja, meningkatkan kepercayaan investor, melindungi kepentingan para pemangku
kepentingan, dan untuk lebih memberikan kontribusi positif kepada industri keuangan dan
perekonomian nasional.

3.6 Dasar Acuan Pelaksanaan


Dalam pelaksanaan tata kelola yang baik, Danamon mengacu kepada berbagai peraturan
perundang-undangan antara lain:
a. Peraturan Bank lndonesia (PBI) No. 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 tentang
Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Bank lndonesia (PBI) No.8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006, serta Surat
Edaran Bank Indonesia No. 15/15/DPNP tanggal 29 April 2013 tentang Pelaksanaan Tata
Kelola Perusahaan Bagi Bank Umum;
b. Peraturan OJK No 18/POJK.03/2014 tanggal 18 November 2014 berikut Surat Edaran OJK
tentang Penerapan Tata Kelola Terintegrasi bagi Konglomerasi Keuangan;
Peraturan OJK No 21/POJK.04/2015 tanggal 16 November 2015 berikut Surat Edaran OJK
tentang Penerapan Pedoman Tata Kelola Perusahaan Terbuka;
Principles of Corporate Governance oleh Organization for Economic Co-Operation and
Development (OECD);
ASEAN Corporate Governance Scorecard;
Pedoman Umum GCG Indonesia dan GCG Perbankan Indonesia oleh Komite Nasional
Kebijakan Governance (KNKG).

3.7 Roadmap Penerapan Tata Kelola Danamon


Penerapan tata kelola Danamon dilakukan secara berkelanjutan dan konsisten sejak
tahun 2006. Roadmap dibawah ini merupakan proses penyempurnaan berkelanjutan yang
dilakukan Danamon dari tahun 2013 sampai dengan 2015 sebagai berikut:

2013 2014 2015

Pengungkapan Menyelaraskan dan Pelaksanaan Tata


Agenda RUPS dan menyempurnakan praktik Kelola Terintegrasi
penjelasannya. pelaksanaan good corporate dan Manajemen
governance dengan peraturan
dan Risiko Terintegrasi
perundang-undangan yang melalui
Publikasi keputusan berlaku ketersediaan
RUPS sehari
setelah utamanya dengan rekomendasi Struktur dan
Penyelenggaraan Otoritas Jasa Keuangan yang Infrastruktur
RUPS. tertuang dalam Roadmap Tata Terintegrasi.
Kelola Perusahaan Indonesia.
Pengungkapan Penambahan
pada website Bank: Menyelaraskan dan Komisaris
Kebijakan Tata menyempurnakan praktik Independen pada
Kelola, Anggaran pelaksanaan good corporate Komite Nominasi
Dasar, Kebijakan governance dengan ASEAN CG dan Komite
Investasi Pribadi, Scorecard. Remunerasi.
Kebijakan
Transaksi
Pihak Terkait dan Memfasilitasi semua anggota Penyempurnaan
Dewan Komisaris dengan
Transaksi yang pelatihan Kebijakan
Keberagaman
Mengandung risk management refreshment Dewan
Benturan course. Komisaris dan
Kepentingan, Direksi, Kebijakan
Memisahkan Komite Nominasi
Pemegang Saham dan Nominasi Dewan
Remunerasi menjadi 2 (dua)
serta grup. komite Komisaris dan
yaitu Komite Nominasi dan
Komite Direksi, Kebijakan
Penyempurnaan Remunerasi. Penilaian Kinerja
website Perusahaan Dewan Komisaris
termasuk bilingual. Mengacu kepada peraturan yang dan Direksi, Tools
berlaku, menyesuaikan struktur Penilaian Kinerja
Melengkapi profil keanggotaan Komite Audit, Dewan Komisaris,
Komite Pemantau Risiko,
manajemen dan Komite Kebijakan Anti
risalah RUPS. Remunerasi, Komite Nominasi. Gratifikasi
(Penerimaan dan
Pengungkapan Menyempurnakan dan Pemberian Hadiah).
Kebijakan memperbarui Pedoman dan Tata
Tertib Dewan Komisaris,
remunerasi Direksi Direksi, Pembayaran dividen
dalam waktu 30
dan Komisaris pada Komite Audit, Komite Pemantau hari.
Risiko, Komite Nominasi,
Laporan Tahunan. Komite
Remunerasi, dan Komite
Corporate Pengungkapan profil
Governance. kandidat anggota
Dewan Komisaris.

3.8 Kebijakan Dan Pelaksanaan Tata Kelola Danamon

3.8.1 Kebijakan atau Pedoman Tata Kelola Danamon


Danamon telah merumuskan kebijakan atau pedoman tata kelola sejak tahun 2006.
Pedoman tata kelola menjadi acuan penerapan tata kelola di seluruh tingkatan organisasi
Danamon. Pedoman Tata Kelola Danamon disusun berdasarkan pada prinsip-prinsip:
a. Transparansi: Komitmen untuk memberikan pengungkapan informasi yang memadai,
jelas, akurat dan tepat waktu, dapat diperbandingkan dan mudah diakses oleh pemegang
saham dan pemangku kepentingan.
b. Akuntabilitas: Penetapan yang jelas atas fungsi, tugas dan wewenang serta tanggung
jawab dalam organisasi yang telah diatur sesuai dengan pedoman dan tata tertib kerja
masing-masing fungsi. Danamon sebagai lembaga dapat mempertanggungjawabkan
kinerjanya secara akuntabel.
c. Responsibilitas: Danamon berkomitmen untuk mematuhi peraturan perundangan dan
kebijakan internal yang telah ditetapkan. Selain itu, Danamon juga mewujudkan
tanggung jawab kepada masyarakat dan lingkungan, untuk mencapai kesinambungan
usaha jangka panjang dan mendapat pengakuan sebagai warga korporasi yang baik
(good corporate citizen).
d. Independensi: Organ-organ perusahaan Danamon menjalankan kegiatannya secara
mandiri dan objektif, serta menghindari dominasi pengaruh dari pihak manapun.
Danamon berkomitmen menjalankan usahanya dengan mengedepankan
profesionalisme.
e. Kewajaran dan kesetaraan: Danamon senantiasa memastikan agar hak serta kepentingan
semua pemegang saham, baik mayoritas maupun minoritas, dapat terpenuhi. Danamon
juga selalu memberikan perlakuan wajar dan setara kepada segenap pemangku
kepentingan.

Selain itu, Danamon sebagai Entitas Utama dalam Konglomerasi Keuangan Danamon
Grup juga merumuskan Kebijakan Tata Kelola Terintegrasi yang menjadi pedoman dalam
penerapan tata kelola yang baik untuk seluruh entitas dalam Danamon Grup (Danamon dan
Perusahaan Anak).

3.8.2 Penerapan Tata Kelola Danamon


Tata kelola Danamon diterapkan dalam suatu rangkaian terintegrasi yang meliputi 3
(tiga) aspek tata kelola yaitu structure, process, dan outcome. Ketiga aspek tersebut dijalankan
oleh Danamon dalam upaya menjamin tersedianya struktur dan infrastruktur tata kelola yang
memadai, memaksimalkan efektivitas proses pelaksanaan tata kelola, dan mendorong terciptanya
outcome tata kelola yang berkualitas untuk memenuhi harapan para pemangku kepentingan.

Struktur Tata Kelola


Jumlah, komposisi, kriteria dan independensi struktur Dewan Komisaris, Direksi dan
komite komite Danamon memadai dan sesuai kebutuhan Danamon dan peraturan Bank
Indonesia/Otoritas Jasa Keuangan;
Selain komite-komite yang wajib dibentuk sesuai persyaratan regulasi, Danamon
memiliki Komite Kepatuhan dan Komite Manajemen Risiko Operasional yang menjadi
bagian dalam penguatan struktur GCG Danamon. Danamon sebagai Entitas Utama
Danamon Grup juga membentuk Komite Tata Kelola Terintegrasi dan Komite
Manajemen Risiko Terintegrasi;
Tugas pokok, tanggung jawab, dan fungsi organ-organ Danamon memadai dan
ditetapkan dalam Kebijakan, Pedoman dan Tata Tertib. Kebijakan, prosedur dan sistem
informasi manajemen Danamon tersedia dan mendukung kegiatan operasional Danamon;
Pedoman Tata Kelola, Kerangka manajemen risiko, kecukupan pengendalian internal,
fungsi kepatuhan dan fungsi audit internal yang memadai dengan penugasan audit ekstern
yang sesuai persyaratan;
Ketersediaan kebijakan penyediaan dana kepada pihak terkait/penyediaan dana besar,
benturan kepentingan dan aspek transparansi;
Rencana strategis dan bisnis sejalan dengan visi dan misi Danamon
Proses Tata Kelola
Pelaksanaan fungsi, tugas dan tanggung jawab organ-organ Danamon memadai sehingga
dapat mengoptimalkan fungsi pengawasan dan pengendalian;
Proses penggantian danpengangkatan Komisaris, Direksi dan Komite;
Peningkatan kompetensi Dewan Komisaris dan Direksi melalui pendidikan dan pelatihan
yang berkelanjutan;
Pengungkapan transaksi afiliasi, benturan kepentingan oleh Direksi dan Dewan
Komisaris melalui surat pernyataan;
Penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar dilakukan melalui
proses persetujuan kredit secara normal dan arms length;
Manajemen risiko telah diterapkan dengan baik sehingga risiko-risiko yang mungkin
timbul dapat dikelola;
Mentransparansikan informasi keuangan, non keuangan, produk Danamon, pengaduan
nasabah secara lengkap, akurat dan proporsional;
Penyusunan rencana strategis dan bisnis dilakukan secara realistis, komprehensif dan
terukur yang disetujui Dewan Komisaris dan dikomunikasikan kepada pemegang saham
dan seluruh jenjang organisasi.
Hasil Tata Kelola
Kinerja Danamon positif yang mencakup rentabilitas, efisiensi dan permodalan;
Kegiatan Danamon bebas dari intervensi pemilik dan pihak terkait lainnya yang dapat
menimbulkan benturan kepentingan;
Pengungkapan kondisi keuangan dan non keuangan serta informasi penting lainnya yang
didukung dengan website Danamon yang informatif dan mudah diakses oleh
stakeholders;
Kepatuhan dan pengelolaan risiko yang memadai serta tindak lanjut hasil audit;
Rencana Bisnis Bank menggambarkan pertumbuhan Bank yang berkesinambungan dan
memberi manfaat ekonomis dan non ekonomis bagi stakeholder.

3.9 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Danamon

Penyusunan dan penerbitan Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Danamon adalah salah satu
upaya nyata Danamon dalam memenuhi peraturan yang berlaku dan aspek transparansi penerapan
tata kelola Danamon tahun 2015, kepada para pemangku kepentingan. Laporan Pelaksanaan Tata
Kelola Danamon mencakup seluruh aspek pelaksanaan tata kelola di Danamon dan disusun
dengan mengacu kepada ketentuan Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), ASEAN CG
Scorecard, dan best practices pelaksanaan tata kelola yang berlaku secara universal
Bab IV

KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan

Sebagai salah satu lembaga keuangan terbesar di Indonesia, dengan jaringan tersebar di
wilayah Aceh hingga Papua, PT Bank Danamon Indonesia Tbk atau Danamon terlihat konsisten
mengimplemtasikan tata kelola perusahaan atau Good Corporate Governance (GCG).

Danamon menempatkan GCG sebagai landasan dalam pencapaian nilai-nilai ekonomi dalam
jangka panjang bagi kepentingan pemegang saham, para pemangku kepentingan, dan masyarakat
secara keseluruhan.

Konsistensi Danamon dalam penerapan GCG tersebut, sempat mendapatkan apresiasi dari
dunia internasional melalui penghargaan ASEAN Corporate Governance Award 2015 lalu. Ia
menjadi salah satu dari 50 emiten terbaik di Asia Tenggara dan 3 emiten terbaik di Indonesia
dalam penerapan tata kelola perusahaan atau GCG yang diselenggarakan oleh ASEAN Capital
Market Forum (ACMF).
Danamon menyadari berbagai tantangan yang berada di hadapan, untuk itu Perseroan terus
melakukan transformasi model usahanya guna meningkatkan produktivitas dan kinerja yang
berkelanjutan. Danamon percaya, inisiatif dan pendekatannya akan meningkatkan tingkat
kesiapan bank untuk tumbuh pada waktu yang tepat.
Seiring dengan hal tersebut, Danamon juga melakukan transformasi bisnis serta
menyeimbangkan fokusnya ke segmen-segmen yang diyakini akan menghadirkan tingkat
pertumbuhan yang baik bagi Perseroan, dengan terus mempertimbangkan setiap aspek risiko dan
menjalankan praktik tata kelola yang baik secara disiplin.
Danamon meyakini, GCG merupakan alat untuk menjaga kelangsungan bisnis, menjaga
kepercayaan nasabah atau masyarakat pada umumnya, serta para stakeholder, dalam rangka
menumbuhkan integritas Perusahaan.
Secara komperehensif, Danamon juga mengulas program tanggung jawab sosial perusahaan.
Program-program tersebut terkait dengan lingkungan hidup, Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3), pengembangan sosial dan kemasyarakatan, serta tanggungjawab sosial terhadap masyarakat
atau nasabah.
Daftar Pustaka

https://www.google.co.id/www.danamon.co.id

https://www.google.co.id/www.danamon.co.id/Pedoman-Tata-Kelola-Perusahaan/Pedoman-
Good-Corporate-Governance.

https://www.google.co.id/www.danamon.co.id/laporan-manjemen-bankdanamon

https://www.google.co.id/www.danamon.co.id/laporan-keuangan

Anda mungkin juga menyukai