ETIKA BISNIS
TENTANG
“PELANGGARAN ETIKA YANG MENYEBABKAN KEBANGKRUTAN
PT. GARUDA INDONESIA”
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................................iii
BAB I......................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................................1
1.3 Tujuan....................................................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................................3
ISI...........................................................................................................................................................3
2.1 Contoh Kasus Pelanggaran Etika Bisnis terhadap Lingkungannya.......................................3
2.2 Analisis Kasus........................................................................................................................4
2.2.1 Pelanggaran Etika Bisnis terkait Penyelundupan...........................................................5
2.2.2 Pelanggaran Etika Bisnis terhadap Laporan Keuangan...................................................5
2.2.3 Pelanggaran Etika Bisnis mengenai Rangkap Jabatan....................................................5
2.2.4 Pelanggaran Etika Bisnis terkait Korupsi........................................................................6
2.2.5 Pelanggaran Etika Bisnis mengenai Persaingan Usaha Tidak Sehat...............................7
BAB III....................................................................................................................................................9
PENUTUP...............................................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan............................................................................................................................9
3.2 Saran....................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bisnis modern merupakan realitas yang sangat kompleks. Hal ini tidak hanyaterjadi
pada bisnis makro, namun juga mikro. Banyak faktor yang mempengaruhi
danmenentukan kegiatan berbisnis. Sebagai kegiatan sosial, bisnis dengan banyak
caraterjalin dengan kompleksitas masyarakat modern. Karena bisnis merupakan
kegiatansosial, yang di dalamnya terlibat banyak orang. Bisnis dapat dilihat sekurang-
kurangnya dari 3 sudut pandang berbeda, antara lain: sudut pandang ekonomi, sudut
pandang hukum, dan sudut pandang etika.
Dilihat dari sudut pandang ekonomis, bisnis adalah kegiatan ekonomis. Hal
yangterjadi dalam kegiatan ini antara lain tukar menukar, jual beli,
memproduksi,memasarkan, dan kegiatan lainnya yang bertujuan untuk mencari
keuntungan. Namun, perlu diingat pencarian keuntungan dalam kegiatan berbisnis
tidak hanyasepihak, tetapi diadakan dalam interaksi. Pada kenyataannya, banyak
pelaku bisnis diIndonesia tidak memikirkan tentang hal tersebut. Mereka lebih
cenderung untukmencari keuntungan sebanyak-banyaknya tanpa memikirkan
kerugian pihak lain.
Dengan tidak mengindahkan peranan sentral dari sudut pandang ekonomis, perlu
ditambahkan juga sudut pandang etika dan moral. Dalam kegiatan berbisnis,mengejar
keuntungan adalah hal yang wajar, namun dalam mencapai keuntungantersebut tidak
merugikan banyak pihak. Kepentingan dan hak-hak orang lain perludiperhatikan.
Perilaku etis dalam kegiatan berbisnis adalah sesuatu yang penting demikelangsungan
hidup (life cycle) bisnis itu sendiri. Bisnis yang tidak etis akanmerugikan bisnis itu
sendiri terutama jika dilihat dari perspektif jangka panjang.Bisnis yang baik bukan
saja bisnis yang menguntungkan, tetapi bisnis yang baikadalah selain bisnis tersebut
menguntungkan juga bisnis yang baik secara moral. Perilaku yang baik dalam konteks
bisnis, merupakan perilaku yang sesuai dengannilai-nilai moral.
iv
BAB II
ISI
2.1 Contoh Kasus Pelanggaran Etika Bisnis terhadap Lingkungannya
PT. Garuda Indonesia Tbk, maskapai penerbangan nasional pertama dan terbesar di
Indonesia yang berdirinya pada 1949. Garuda Indonesia telah melakukan revitalisasi
dan restrukturisasi berskala besar untuk operasi dan armadanya. Hal tersebut
mengakibatkan perusahaan merancang dan mengembangkan program pelatihan bagi
karyawannya dengan mendirikan ”Garuda Indonesia Training Center”.
Diketahui Garuda menempati posisi no.1 awak kabin selama 5 tahun berturut-turut
(tahun 2014-2018), per 2019 mengalami penurunan. Tak hanya itu Garuda juga
mengalami penurunan 3 peringkat ke posisi 12 untuk Perusahaan Penerbangan
terbaik di Dunia. Peringkat ini merupakan peringkat terendah di 7 tahun terakhir.
Prestasi yang didapat oleh PT Garuda Indonesia sudah banyak. Hal tersebut
merupakan hasil dari kerja keras manajemen perusahaan dalam menyediakan
pelayananan yang terbaik bagi konsumen mereka. Dalam melakukan pelayanan
tersebut, Garuda Indonesia selalu berusaha menjunjung tinggi prinsip etika bisnis
yang dirumuskan dalam bentuk serangkaian prinsip etika dan tata nilai perusahaan
yang dijadikan acuan dalam mengelola dan melaksanakan kegiatan bisnisnya.
Pada 2019, terjadi kasus penyelewengan jabatan oleh Ari Askhara. Selain melakukan
praktik rangkap jabatan, Ari juga melakukan penyelundupan Harley Davidson dan
sepeda Brompton. Kasus ini berakibat pada pencopotan jabatan Ari Aksara oleh
Menteri BUMN Erick Thohir.
Kasus terakhir yang dialami oleh PT Garuda Indonesia yakni terkait laporan
keuangan. Dalam kasus ini, komisaris maskapai menolak laporan keuangan Garuda
yang menunjukkan bahwa perusahaan memperoleh laba bersih sebesar US$809.850
v
pada 2018. Angka ini lebih besar dibandingkan tahun 2017 lalu. Atas kasus tersebut,
pihak akuntan publik dan kantor akuntan publik auditor laporan keuangan Garuda
dijatuhi sanksi oleh Kementerian Keuangan atau emenkeu karena terbukti bersalah.
Jadi, meskipun memiliki segudang prestasi, tidak menjadi patokan bahwa perusahaan
itu memang dalam kondisi yang baik. Pasalnya, permasalahan yang dapat timbul tidak
hanya dari pihak eskternal saja, tetapi juga internal. Nilai sincerity PT. Garuda
Indonesia telah dilanggar oleh beberapa pihak internal perusahaan, yang mana
merupakan sebuah bentuk penyimpangan dari etika bisnis yang ditetapkan perusahaan
sebagai pelaksanaan prinsip Good Corporate Governance (GCG).
vi
2.2.1 Pelanggaran Etika Bisnis terkait Penyelundupan
Lengkapi disini
Hal ini tentu saja merugikan para pemegang saham dan investor,
karena para pemegang saham menjadikan laporan keuangan
perusahaan sebagai acuan dalam melakukan investasi.Para investor
mengharapkan hasil investasi yang baik dari garuda indonesia namun
pada kenyataannya perusahaan dalam kondisi yang terus merugi.
vii
Kementrian BUMN akhirnya mencopot jabatas Ari di Sriwijaya Air.
Dari kasus ini, pihak stakeholders yang dirugikan adalah para pekerja
seperti partner kerja yang merasa dirugikan dengan adanya rangkap
jabat seperti ini. Selain itu para pemegang saham juga pasti sangat
dirugikan karna pasti saham juga akan ikut turun. Dan dengan adanya
pihak stakeholders yang merasa dirugikan, dapat disimpulkan bahwa
ada beberapa risiko dan ekspetasi yang tidak sesesuai dengan
kenyatannya. Seperti para pemegang saham yang berekspetasi
sahamnya akan naik malah sebaliknya, dan risiko yang timbul seperti
yang sudah di jabarkan diatas adalah dengan pencopotan jabatan Ari di
Sriwijaya Air.
viii
melalui skema pembayaran secara bertahap dengan memperhitungkan
waktu pengiriman terhadap inflasi. Dalam realisasinya, RJPP
terlaksana dengan menghadirkan beberapa jenis pesawat, yakni 50 unit
ATR 72-600 dengan rincian pembelian 5 unit dan penyewaan 45 unit.
Kemudian, pesawat CRJ 1000 sebanyak 18 unit pesawat yang terdiri
atas pembelian 6 unit dan penyewaan 8 unit.
ix
Menuju dan dari Jeddah dan Madinah, dengan menunjuk enam
Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) sebagai wholesaler
tiket tanpa melalui proses penunjukan yang dilakukan secara terbuka
dan transparan.
x
beberapa ekspektasi stakeholder menjadi tidak tercapai seperti
perlakuan yang sama terhadap seluruh pelaku usaha dan harga tiket
yang lebih mahal dan terhambatnya proses pemberangkatan.
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa PT. Garuda Indonesia telah
melanggar etika bisnis. Prestasi perusahaan yang selalu di atas menjadikan Garuda
tidak berhati-hati dalam bersikap, salah satunya bersikap dalam mengambil
keputusan. Kasus-kasus yang disebutkan di atas terjadi karena Pimpinan Perusahaan
yang tidak memiliki integritas yang baik. Seharusnya seorang pemimpin memiliki
budaya kerja seperti integritas, kepemimpinan, perilaku profesional, menjaga nama
baik perusahaan. Dari kasus di atas Garuda dinilai memiliki sistem manajemen
amoral, dapat dilihat dari beberapa kasus di atas bersumber dari kepentingan diri
sendiri atau beberapa pihak demi keuntungan sendiri atau perusahaan.
Perusahaan akan dinilai baik apabila sistem manajemen di dalamnya berjalan dengan
baik dan tidak adanya perbuatan curang. Oleh karena itu apabila suatu perusahaan
ingin terus tumbuh dan berlangsung terus-menerus, maka harus menciptakan
manajemen yang baik. Manajemen yang baik tercipta dari para personel yang baik.
Ternyata menjadi yang terbaik di bidangnya tidaklah cukup, ada banyak aspek yang
mempengaruhi suatu bisnis akan berlangsung lama yaitu etika profesi yang baik.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Etika Bisnis adalah seni dan disiplin dalam menerapkan prinsip-prinsip etika untuk
mengkaji dan memecahkan masalah-masalah moral yang kompleks dalam bisnis.
Penerapan etika bisnis sangat diperlukan di dalam perusahaan. Etika bisnis mengajak
para pelaku bisnis mewujudkan citra dan manajemen bisnis yang baik (etis) agar
bisnis itu pantas dimasuki oleh semua orang yang mempercayai adanya dimensi etis
xi
dalam dunia bisnis.
Di dalam persaingan dunia usaha yang sangat ketat ini, etika bisnis merupakan sebuah
harga mata, yang tidak dapat dibayar lagi. Etika bisnis ini bias dilakukan dalam
segalaaspek. Saling menjaga kepercayaan dalam kerjasama akan berpengaruh
besarterhadap reputasi perusahaan tersebut, baik dalam lingkup mikro maupun
makro.Tentunya ini akan memberikan keuntungan segera, namun ini adalah wujud
investasi jangka panjang bagi seluruh elemen dalam lingkaran bisnis. Oleh karena itu,
etikadalam berbisnis sangatlah penting.
3.2 Saran
Sangat penting penerapan etika bisnis dalam perusahaan. Perlu adanya kesadaran diri
di dalam hati para pegawai dalam menerapkan etika bisnis agar tidak terjadinya
pelanggaran-pelanggaran etika seperti korupsi, penyalahgunaan jabatan dll. Selain itu,
perlu diterapkan juga hukuman atas pelanggaran etika bisnis, sehingga etika di dalam
bisnispun dapat berjalan dengan baik dan lancar di perusahaan tersebut
DAFTAR PUSTAKA
https://kumparan.com/heni-yati/garuda-terancam-pailit-etika-bisnis-kasus-garuda-
1wqd9twyi1r
https://yoursay.suara.com/kolom/2021/07/19/211708/penerapan-etika-bisnis-pada-
garuda-indonesia
https://www.academia.edu/35667521/PERILAKU_ETIKA_DALAM_BISNIS
https://www.cnbcindonesia.com/market/20210712092919-17-259998/didenda-kppu-soal-
travel-umrah-rp-1-m-begini-respons-garuda
xii