Anda di halaman 1dari 3

Nama : Yulia Putri Anjani

NIM : 191110002478
Kelas : Etika Bisnis MA
Tugas 5 Contoh Pelanggaran Etika Bisnis

1. Memanipulasi laporan keuangan


“Contoh kasus dari PT Garuda Indonesia pada tahun 2018”
 PT Garuda Indonesia merupakan salah satu BUMN yang cukup signifikan dalam dunia
perindustrian terutama pada bidang transportasi. Namun pada tahun 2018, PT Garuda
Indonesia telah melanggar kode etik dalam berbisnis dengan memanipulasi laporan
keuangannya.
Kasus ini berawal dari status plat merah saham PT Garuda Indonesia yang berada di dasar
dalam Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal tersebut menjelaskan bahwa saham PT Garuda
Indonesia menjadi saham gorengan atau saham dengan kualitas tidak baik dan hanya
sebagai mainan dikalangan trader bursa.
Dengan cepat Menteri BUMN mengumumkan apabila telah ditemukan sebuah rekayasa
pada laporan keuangan PT Garuda Indonesia, dimana sebenarnya terjadi kerugian tetapi
yang dilaporkan justru keuntungan. Tentu hal itu masuk dalam kasus penipuan atau
pemalsuan yang sangat fatal dan membuat para pemegang saham marah besar.

2. Menyogok atau menyuap seseorang untuk kepentingan probadi


“Contoh kasus dari Uber Technologies Inc pada tahun 2016 “
 Uber Technologies Inc merupakan perusahaan asal San Fransisco yang menggabungkan
kemajuan teknologi dengan jasa transportasi yaitu dengan menghubungkan konsumen dan
sopir melalui sebuah aplikasi. Pada tahun 2016 silam, Kantor cabang Uber Technologies
Inc di Indoensia mengalami satu kasus pelanggaran etika mengenai lokasi bisnis.
Pelanggaran ini berawal dari seorang karyawan yang menyogok atau menyuap salah
seorang polisi lokal agar tetap diizinkan untuk beroperasi di daerah yang sebenarnya diluar
zona bisnis. Mengetahui hal tesebut kepolisian langsung menindaklanjuti dengan
menyelidiki siapa saja pihak yang harus dihukum.
Setelah diselidiki, ternyata ditemukan bahwa CEO Uber Technologi Inc Cabang Indonesia
yang menjabat pada saat itu turut andil dalam pelanggaran karena menyetujui
laporan administrasi mengenai pengeluaran atas suap. Sementara itu, pihak Pusat dari Uber
Technologi Inc langsung meminta maaf kepada Menteri Perbuhungan Indonesia serta
mengambil tindakan dengan memecat karyawan dan CEO tersebut sebagai konsekuensi
telah melakukan pelanggaran etika bisnis.

3. Menggunakan bahan berbahaya dalam pembuatan produk


“Contoh kasus dari PT Megasari Makmur tahun 2006”
 PT Megasari Makmur mrupakan salah satu perusahaan yang terkenal di Indonesia pada
bidang pembuatan obat nyamuk. Pada tanggal 11 Juni 2006, Kepolisian Metropolitan
Jakarta Raya mendapat laporan dari Lembaga Bantuan Hukum Kesehatan apabila ada
seorang pembantu rumah tangga yang keracunan setelah menggunaakan atau
menyemprotkan obat nyamuk produk hasil PT Megasari Makmur.
Tidak menunggu lama pihak kepolisian langsung mnyelidiki kasus tersebut. Dari hasil
penyelidikan terkuak bahwa produk obat nyamuk milik PT Megasari Makmur ternyata
mengandung zat aktif propoxur dan dikorvos. Zat tersebut merupakan golongan zat
pestisida yang membahayakan saluran pernapasan pada manusia. Tentu hal itu telah
melangar kode etik dalam bisnis yang telah membahayakan konsumennya.
Akibatnya, produk obat nyamuk dari PT Megasari Makmur ditarik dari edaran masyarakat
serta perizinan kemananan produk dicabut. PT Megasari Makmur pun meminta maaf dan
berjanji akan menguji ulang atas kelayakan produknya.

4. Menggunakan bahan yang belum bersegel halal (haram) dalam pembuatan produk
“Contoh kasus dari PT Ajinomoto tahun 2000”
 PT Ajinomoto merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi bumbu penyedap
makanan terbesar di Indonesia. Pada 7 Agustus 2000 lalu, LPPOMMUI dan BPOM
melaporkan bahwa salah satu kandungan dalam produk MSG milik PT Ajinomoto
yaitu bactosoyone termasuk Haram.
Mengetahui hal tersebut, pemerintah meminta kepada PT Ajinomoto untuk segera menarik
produknya dari edaran karena melanggar etika konsumsi dan keamanan konsumen.
Sementara itu BPOM sendiri menyarankan agar mengganti kandungan dalam MSG
dengan mameno untuk lolos uji Halal. Setelah beberapa waktu kemudian PT. Ajinomoto
menanggapi kasus tersebut dengan meminta maaf kepada pihak-pihak yang telah dirugikan
serta mengulang kembali untuk membuat produk sesuai ketentuan dan prosedur.

5. Melanggar kesepakatan dalam berbisnis


“Contoh kasus dari PT Tirta Freshindo Jaya tahun 2017”
 PT Tirta Freshindo Jaya merupakan salah satu anak perusahaan dari PT Mayora Indah Tbk.
Kasus pelanggran ini berawal dari pembangunan gudang di dua wilayah Provinsi Banten
yaitu di daerah Serang dan Pandeglang yang memakan 32 hektar. Sebelumnya PT Tirta
Freshindo Jaya telah mendapatkan izin dari dinas mengenai pembagunan gudang tesebut.
Namun setelah waktu berjalan, dimana semula PT Tirta Freshindo Jaya berencana akan
membangun gudang justru yang terjadi malah pabrik pembuatan minuman kemasan. Tentu
hal ini menyimpang dari kesepakatan sebelumnya.
Disisi lain masyarakat setempat juga dibuat resah karena pabrik tersebut telah mengambil
sumber-sumber mata air yang seharusnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat. Sementara itu terlihat apabila pabrik sudah mulai merusak kenyamanan dan
kelestarian lingkungan sekitar.
Masyarakat menyatakan jika pengambilan sumber-sumber air tidak terkendali lagi dan
diluar batas yang menyebabkan masuk kedalam ekploitasi alam atau pelanggran etika
bisnis. Tentu pemerintah setempat bersama para tokoh masyarakat langsung mengambil
tindakan-tindakan tegas untuk segera menghentikan serta mencabut perizinannya.

Anda mungkin juga menyukai