Anda di halaman 1dari 4

Nama : Raja Cendana Sedana

NIM : 1807521158

No. Absen : 18

ETIKA BISNIS

1. PT Megasari Makmur (di daerah gunung Putri Bogor, Jawa Barat)

Perjalanan obat nyamuk bermula pada tahun 1996, diproduksi oleh PT Megasari Makmur
yang terletak di daerah Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat. PT Megasari Makmur juga
memproduksi banyak produk seperti tisu basah, dan berbagai jenis pengharum ruangan. Obat
nyamuk HIT juga mengenalkan dirinya sebagai obat nyamuk yang murah dan lebih tangguh
untuk kelasnya. Selain di Indonesia HIT juga mengekspor produknya ke luar Indonesia.

Obat anti-nyamuk HIT yang diproduksi oleh PT Megarsari Makmur dinyatakan ditarik dari
peredaran karena penggunaan zat aktif Propoxur dan Diklorvos yang dapat mengakibatkan
gangguan kesehatan terhadap manusia. Departemen Pertanian, dalam hal ini Komisi Pestisida,
telah melakukan inspeksi di pabrik HIT dan menemukan penggunaan pestisida yang menganggu
kesehatan manusia seperti keracunan terhadap darah, gangguan syaraf, gangguan pernapasan,
gangguan terhadap sel pada tubuh, kanker hati dan kanker lambung.

HIT yang promosinya sebagai obat anti-nyamuk ampuh dan murah ternyata sangat berbahaya
karena bukan hanya menggunakan Propoxur tetapi juga Diklorvos (zat turunan Chlorine yang
sejak puluhan tahun dilarang penggunaannya di dunia). Obat anti-nyamuk HIT yang dinyatakan
berbahaya yaitu jenis HIT 2,1 A (jenis semprot) dan HIT 17 L (cair isi ulang). Selain itu,
Lembaga Bantuan Hukum Kesehatan melaporkan PT Megarsari Makmur ke Kepolisian
Metropolitan Jakarta Raya pada tanggal 11 Juni 2006. Korbannya yaitu seorang pembantu rumah
tangga yang mengalami pusing, mual dan muntah akibat keracunan, setelah menghirup udara
yang baru saja disemprotkan obat anti-nyamuk HIT.

Penyelesaian Masalah yang dilakukan PT. Megasari Makmur dan Tindakan Pemerintah :
 Pihak produsen (PT. Megasari Makmur) menyanggupi untuk menarik semua produk HIT yang
telah dipasarkan dan mengajukan izin baru untuk memproduksi produk HIT Aerosol Baru
dengan formula yang telah disempurnakan, bebas dari bahan kimia berbahaya. HIT Aerosol Baru
telah lolos uji dan mendapatkan izin dari Pemerintah. Pada tanggal 08 September 2006
Departemen Pertanian dengan menyatakan produk HIT Aerosol Baru dapat diproduksi dan
digunakan untuk rumah tangga (N0. RI. 2543/9-2006/S). Sementara itu pada tanggal 22
September 2006 Departemen Kesehatan juga mengeluarkan izin yang menyetujui
pendistribusiannya dan penjualannya di seluruh Indonesia.

2. Pelanggaran Etika Bisnis oleh PT. Garuda Indonesia 2018

PT. Garuda Indonesia merupakan salah satu BUMN yang cukup signifikan dalam dunia
perindustrian terutama pada bidang transportasi. Namun pada tahun 2018, PT. Garuda Indonesia
telah melanggar kode etik dalam berbisnis dengan memanipulasi laporan keuangannya. Kasus ini
berawal dari status plat merah saham PT. Garuda Indonesia yang berada di dasar dalam Bursa
Efek Indonesia (BEI). Hal tersebut menjelaskan bahwa saham PT. Garuda Indonesia menjadi
saham gorengan atau saham dengan kualitas tidak baik dan hanya sebagai mainan dikalangan
trader bursa. Dengan cepat Menteri BUMN mengumumkan apabila telah ditemukan sebuah
rekayasa pada laporan keuangan PT. Garuda Indonesia, dimana sebenarnya terjadi kerugian
tetapi yang dilaporkan justru keuntungan. Tentu hal itu masuk dalam kasus penipuan atau
pemalsuan yang sangat fatal dan membuat para pemegang saham marah besar.

3. Pelanggaran Etika Bisnis oleh PT. Ajinomoto 2000

PT. Ajinomoto merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi bumbu penyedap
makanan terbesar di Indonesia. Pada 7 Agustus 2000 lalu, LPPOMMUI dan BPOM melaporkan
bahwa salah satu kandungan dalam produk MSG milik PT. Ajinomoto
yaitu bactosoyone termasuk Haram. Mengetahui hal tersebut, pemerintah meminta kepada PT.
Ajinomoto untuk segera menarik produknya dari edaran karena melanggar etika konsumsi dan
keamanan konsumen. Sementara itu BPOM sendiri menyarankan agar menggandi kandungan
dalam MSG dengan mameno untuk lolos uji Halal. Setelah beberapa waktu kemudian PT.
Ajinomoto menanggapi kasus tersebut dengan meminta maaf kepada pihak-pihak yang telah
dirugikan serta mengulang kembali untuk membuat produk sesuai ketentuan dan prosedur.
4. Pelanggaran Etika Bisnis oleh PT. Tirta Freshindo Jaya 2017

PT. Tirta Freshindo Jaya merupakan salah satu anak perusahaan dari PT. Mayora Indah Tbk.
Kasus pelanggran ini berawal dari pembangunan gudang di dua wilayah Provinsi Banten yaitu di
daerah Serang dan Pandeglang yang memakan 32 hektar.

Sebelumnya PT. Tirta Freshindo Jaya telah mendapatkan izin dari dinas mengenai
pembagunan gudang tesebut. Namun setelah waktu berjalan, dimana semula PT. Tirta Freshindo
Jaya berencana akan membangun gudang justru yang terjadi malah pabrik pembuatan minuman
kemasan. Tentu hal ini menyimpang dari kesepakatan sebelumnya. Disisi lain masyarakat
setempat juga dibuat resah karena pabrik tersebut telah mengambil sumber-sumber mata air yang
seharusnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Sementara itu terlihat apabila
pabrik sudah mulai merusak kenyamanan dan kelestarian lingkungan sekitar. Masyarakat
menyatakan jika pengambilan sumber-sumber air tidak terkendali lagi dan diluar batas yang
menyebabkan masuk kedalam ekploitasi alam atau pelanggran etika bisnis. Tentu pemerintah
setempat bersama para tokoh masyarakat langsung mengambil tindakan-tindakan tegas untuk
segera menghentikan serta mencabut perizinannya.

5. Kasus Skandal Akuntansi pada PT Worldcom (MCI)

Worldcom pada awalnya merupakan perusahaan penyedia layanan telpon jarak jauh. Selama
tahun 90an perusahaan ini melakukan beberapa akuisisi terhadap perusahaan telekomunikasi lain
yang kemudian meningkatkan pendapatnnya dari $152 juta pada tahun 1990 menjadi $392
milyar pada 2001, yang pada akhirnya menempatkan worldcom pada posisi ke 42 dari 500
perusahan lainnya menurut versi majah fortune.

Akuisisi yang besar telah terjadi pada tahun 1998 pada saat worlcom mengambil alih
perusahaan MCI yaitu peruahaan kedua terbesar di Amerika yang bergerak pada bidang
telekomunikasi jarak jauh. Dan pada tahun yang sama Worldcom membeli perusahaan UUNet,
Compuserve, dan jaringan data AOL (american Online) yang mengukuhkan posisi Worldcom
menjadi operator no 1 dalam infrastruktur internet.

Pada tahun 1990 terjadi masalah fundamental ekonomi pada Worldcom yaitu terlalu
besarnya kapasitas telekomunikasi. Masalah ini terjadi karena pada tahun 1998 Amerika
mengalami resesi ekonomi sehingga permintaan terhadap infrastruktur internet
berkurang drastis.hal ini berimbas pada pendapatan Worldcom yang menurun drastis sehingga
pendpatan ini jauh dari yang diharapkan.padahal untuk biaya akuisisi dan untuk membiayai
investasi infrastruktur Worldcom menggunakan sumber pendanaan dari luar atau utang.

Worldcom bukan satu-satunya perusahaan yang memiliki masalah keuangan pda saat itu,
perusahaan lain yang mengalami masalah keuangan antara lainQwest Communications, Global
Crossing, Adelphia, Lucent Technologies,dan Enron. Perusahaan-perusahaan tersebuit memiliki
investasi yang besar dalam bisnis internet. Seperti pada perusahaan tadi investor di Worldcom
mengalami kerugian besar. Nilai pasar saham perusahaan Worldcom turun dari sekitar 150
milyar dollar (januari 2000) menjadi hanya sekitar $150 juta (1 juli 2002). Keadaan ini mebuatan
pihak manajemen berusaha melakukan praktek-praktek akuntansi untuk menghindari berita
buruk tersebut.

Anda mungkin juga menyukai