Anda di halaman 1dari 9

BAB I

Pendahuluan

a. Latar belakang

Istilah manajemen berasal dari kata management (bahasa inggris), berasal dari
kata “ to manage “ yang artinya mengurus atu tata laksana. Sehinnga manajemen
dapat di artikan bagaimana cara megatur,membimbing dan memimpin semua orang
yang menjadi bawahannya agar usah yang sedang dikerjaan dapat mrncapai tujuan
yang telah di tetapkan sebelumya sedangkan pengertian umumnya Manajemen adalah
proses merencana, mengorganisasi, mengarahkan, mengorganisasikan serta
mengawasi kegiatan mencapai secara efisien dan efektif tujuan organisasi atau
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, penarahan, dan
pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya
organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang telah di tetapkan (Stoner). Manajemen
merupakan ilmu dan seni di mana terdapat 4 utama fungsi yaitu dalam manajemen:
Perencanaan (planning), Pengorganisasian (Organizing), Pengarahan (Acuating) dan
Pengawasan (Controling). Selain penjelasan tentang apa yang di maksud pengantar
manajemen dan proses manajemen diatas terdapat juga evolusi teori-teori manajemen
klasik, dan Bagamaina teori manajemen dapat berevolusi.

b. Rumusan masalah

1. Apa latar belakang dan sejarah manajemen?

2. Apa saja teori dari manajemen klasik?

3. Apa yang dimaksud dengan manajemen ilmiah?

c. Tujuan

1. Agar dapat menjelaskan latar belakang dan sejarah manajemen

2. Agar dapat mengetahui teori dari manajemen klasik

3. Agar dapat memahami apa itu manajemen ilmiah


BAB II

PEMBAHASAN

Latar Belakang dan Sejarah Manajemen

Sebenarnya manajemen sudah ada bahkan sebelum sebutan manajemen itu diberikan.
Karena pada dasarnya, Tuhan telah memberikan kemampuan kepada manusia untuk
mengelola hal yang ada di bumi ini. Contohnya saja bisa kita lihat pada pembangunan
piramida di mesir. Mesir memang terkenal dengan kemajuan peradabannya di masa itu. Jadi
sangat mungkin untuk pembangunan piramida tersebut, pemimpin mesir menerapkan konsep-
konsep manajemen pada prosesnya secara tidak langsung, meskipun pada saat itu teori
tentang manajemen belum berkembang. Perkembangan manajemen terbagi menjadi beberapa
masa yaitu, masa pencatatan pertama, abad ke-19, abad ke-20, dan abad ke-21.

Masa Pencatatan Pertama

Pada masa ini teori manajemen yang sebelumnya masih sebuah konsep abstrak sudah
mulai disalin kedalam bentuk tulisan. Tulisan ini dijadikan referensi pada manajemen
modern.

Abad Ke-19

Ekonom klasik seperti Adam Smith (1723-1790) dan John Stuart Mill (1806-1873)
memberikan latar belakang teoritis untuk sumber daya-alokasi, produksi, dan masalah harga.
Dalam waktu yang sama, inovator seperti Eli Whitney (1765-1825), James Watt (1736-1819),
dan Matthew Boulton (1728-1809) mengembangkan unsur produksi teknis seperti
standarisasi, prosedur kontrol kualitas, biaya-akuntansi, pertukaran bagian, dan kerja-
perencanaan.

Abad ke-20
Abad ini disebut juga sebagai era manajemen ilmiah karena banyak sekali tokoh yang
mengemukakan manajemen melalui segi ilmiahnya. Pada awal abad ke-20, seorang
industriawan Perancis bernama Henri Fayol mengajukan gagasan lima fungsi utama
manajemen: merancang, mengorganisasi, memerintah, mengoordinasi, dan mengendalikan.
Gagasan ini dijadikan sebagai bahan ajar manajemen hingga saat ini.
Menjelang akhir abad ke-20, manajemen bisnis telah terbagi menjadi enam cabang yang
terpisah yaitu:

1. Manajemen Keuangan
2. Manajemen Sumber Daya Manusia

3. Manajemen Teknologi Informasi (bertanggung jawab untuk sistem informasi


manajemen)

4. Manajemen Pemasaran

5. Manajemen Operasi dan Manajemen Produksi

6. Manajemen Strategi

Abad ke-21

Abad ke-21 ini disebut juga sebagai era modern manajemen. Dimana dalam Era modern
manajemen ditandai dengan munculnya konsep manajemen kualitas total pada akhir abad ke
20 yang dikenalkan oleh ahli manajemen W. Edwards Deming dan Joseph Juran.

Dia menekankan akan pentingnya peningkatan kualitas dengan menyusun teori lima langkah
reaksi berantai. Apabila kualitas bisa ditingkatkan maka:

1. Berkurangnya biaya karena biaya untuk perbaikan berkurang, kesalahan yang sedikit,
minim terjadi penundaan serta pemanfaatan yang jauh lebih baik atas waktu serta
material
2. Produktifitas meningkat

3. Pangsa pasar yang meningkat dikarenakan peningkatan terhadap kualitas serta


penurunan harga

4. Keuntungan meningkat sehingga bisa perusahaan bisa bertahan


5. Jumlah pekerjaan bertambah.

Sebelum abad ke-20, terjadi 2 peristiwa penting dalam ilmu manajemen.

Peristiwa penting pertama

Terjadi pada tahun 1776, ketika Adam Smith menerbitkan sebuah doktrin ekonomi klasik,
The Wealth of Nation. Dalam bukunya itu, ia mengemukakan keunggulan ekonomis yang
akan diperoleh organisasi dari pembagian kerja (division of labor), yaitu perincian pekerjaan
ke dalam tugas-tugas yang spesifik dan berulang. Adam Smith menyimpulkan bahwa
pembagian kerja dapat meningkatkan produktivitas dengan :
(1) meningkatnya keterampilan dan kecekatan tiap-tiap pekerja,
(2) menghemat waktu yang terbuang dalam pergantian tugas, dan
(3) menciptakan mesin dan penemuan lain yang dapat menghemat tenaga kerja.

Peristiwa penting kedua

Yang memengaruhi perkembangan ilmu manajemen adalah Revolusi Industri di Inggris.


Revolusi Industri menandai dimulainya penggunaan mesin, menggantikan tenaga manusia,
yang berakibat pada pindahnya kegiatan produksi dari rumah-rumah menuju tempat khusus
yang disebut "pabrik." Perpindahan ini mengakibatkan manajer-manajer ketika itu
membutuhkan teori yang dapat membantu mereka meramalkan permintaan, memastikan
cukupnya persediaan bahan baku, memberikan tugas kepada bawahan, mengarahkan kegiatan
sehari-hari, dan lain-lain, sehingga ilmu manajamen mulai dikembangkan oleh para ahli.

Teori Manajemen Klasik

Prinsip Teori Manajemen Aliran Klasik .Awal sekali ilmu manajemen timbul akibat
terjadinya revolusi industri di Inggris pada abad 18.Para pemikir tersebut rnemberikan
perhatian terhadap masalah-masalah manajemen yang timbul baik itu di kalangan usahawan,
industri maupun masyarakat. Ada tiga tokoh manajemen yang mengawali teori Manajemen
klasik ini, yaitu :

1. Robert Owen (1771-1858)


Dimulai pada awal tahun 1800-an sebagai Mnajer Pabrik Pemintalan Kapas di New
Lanark, Skotlandia. Robert Owen mencurahkan perhatiannya pada penggunaan faktor
produksi mesin dan faktor produksi tenaga kerja. Dari hasil pengamatannya disimpulkan
bahwa, bilamana terhadap mesin diadakan suatu perawatan yang baik akan memberikan
keuntungan kepada perusahaan, demikian pula halnya pada tenaga kerja, apabila tenaga kerja
dipelihara dan dirawat (dalam arti adanya perhatian baik kompensasi, kesehatan, tunjangan
dan lain sebagainya) oleh pimpinan perusahaan akan memberikan keuntungan kepada
perusahaan. Selanjutnya dikatakan bahwa kuantitas dan kualitas hasil pekerjaan dipengaruhi
oleh situasi ekstern dan intern dari pekerjaan. Atas hasil penelitiannya Robert Owen dikenal
sebagai Bapak Manajemen Personalia.

2. Charles Babbage (1792-1871)


Charles Babbage adalah seorang Profesor Matematika dari Inggris yang menaruh perhatian
dan minat pada bidang manajemen. Dia dipercaya bahwa aplikasi prinsip-prinsip ilmiah pada
proses kerja akan menaikkan produktivitas dari tenaga kerja menurunkan biaya, karena
pekerjaan-pekerjaan dilakukan secara efektif dan efisien. Dia menganjurkan agar para
manajer bertukar pengalaman dan dalam penerapan prinsip-prinsip manajemen. Pembagian
kerja (devision of labour), mempunyai beberapa keunggulan, yaitu :
1. Waktu yang diperlukan untuk belajar dari pengalaman-pengalaman yang baru.
2. Banyaknya waktu yang terbuang bila seseorang berpindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan
lain akan menghambat kemajuan dan ketrampilan pekerja, untuk itu diperlukan spesialisasi
dalam pekerjaannya.
3. Kecakapan dan keahlian seseorang bertambah karena seorang pekerja bekerja terus
menerus dalam tugasnya.
4. Adanya perhatian pada pekerjaannya sehingga dapat meresapi alat-alatnya karena
perhatiannya pada itu-itu saja
Kontribusi lain dari Charles Babbage yaitu mengembangkan kerja sama yang saling
menguntungkan antara para pekerja dengan pemilik perusahaan, juga membuat skema
perencanaan pembagian keuntungan.

3.Henry Fayol (1841-1925)

Pada tahun 1916, dengan sebutan teori manajemen klasik yang sangat memperhatikan
produktivitas pabrik dan pekerja, disamping memperhatikan manajemen bagi satu organisasi
yang kompleks, sehingga beliau menampilkan satu metode ajaran manajemen yang lebih utuh
dalam bentuk cetak biru. Fayol berkeyakinan keberhasilan para manajer tidak hanya
ditentukan oleh mutu pribadinya, tetapi karena adanya penggunaan metode manajemen yang
tepat.

Sumbangan terbesar dari Fayol berupa pandangannya tentang manajemen yang bukanlah
semata kecerdasan pribadi, tetapi lebih merupakan satu keterampilan yang dapat diajarkan
dari dipahami prinsip-prinsip pokok dan teori umumnya yang telah dirumuskan. Fayol
membagi kegiatan dan operasi perusahaan ke dalam beberapa macam kegiatan :

a. Teknis (produksi) yaitu berusaha menghasilkan dan membuat barang-barang produksi.

b. Dagang (Beli, Jual, Pertukaran) dengan tara mengadakan pembelian bahan mentah dan
menjual hasil produksi.

c. Keuangan (pencarian dan penggunaan optimum atas modal) berusaha mendapatkan dan
menggunakan modal.

d. Keamanan (perlindungan harga milik dan manusia) berupa melindungi pekerja dan barang-
barang kekayaan perusahaan.

e. Akuntansi dengan adanya pencatatan dan pembukuan biaya, utang, keuntungan dan neraca,
serta berbagai data statistik.

Konsep-konsep tentang organisasi sebenarnya telah berkembang mulai tahun 1800-an, dan
konsep-konsep ini sekarang dikenal sebagai teori klasik (classical theory ) atau bisa disebut
dengan teori tradisional. Teori klasik berkembang dalam dua aliran yaitu : Teori birokrasi dan
Teori administrasi.
Birokrasi dikembangkan dari ilmu sosiologi, sedangkan teori administrasi dan
manajemen ilmiah dikembangkan langsung dari pengalaman praktek manajemen. Teori
administrasi memusatkan diri pada aspek makro dari organisasi. Aliran manajemen ilmiah
lebih menekankan pada karyawan dan mandor dalam kegiatan perusahaan, atau elemen mikro
sebagai suatu bagian dari proses kerja. Teori klasik mendefinisikan organisasi sebagai
struktur hubungan, kekuassan-kekuasaan, tujuan-tujuan, peranan-peranan, kegiatan-
kegiatan, komunikasi dan factor-faktor lain yang terjadi bila orang bekerjasama.

1. TEORI BIROKRASI

Teori ini dikemukakan secara jelas. Model organisasi birokrasi ini mempunyai
karakteristik – karakteristik structural tertentu yang dapat dikemukakan di setiap organisasi
kompleks dan modern. Weber mengemukakan karakteristik-karakteristik birokrasi sebagai
berikut :

1. Pembagian kerja yang jelas.

2. Hirarki wewenang yang dirumuskan secara baik.

3. Program rasional dalam pencapaian.

4. Sistem prosedur bagi penanganan situasi kerja.

5. Sistem aturan yang mencangkup hak-hak dan kewajiban- kewajiban posisi


para pemegang jabatan.

6. Hubungan-hubungan antar pribadi yang sifatnya “impersonal” .

Jadi birokrasi adalah sebuah model organisasi normative, yang menekankan struktur
dalam organisasi.
2. TEORI ADMINISTRASI

Teori administrasi adalah bagian kedua dari teori organisasi klasik. Teori ini sebagian besar
dikembangkan atas dasar sumbangan Henri Fayol dan Lyndall Urwick dari Eropa, serta
Mooney dan Reiley di Amerika.

Henry Fayol

Henry Fayol seorang industralis dari perancis pada tahun 1916 telah menulis masalah-
masalah tehnik dan administrasi dalam bukunya yang terkenal Administration Industrielle et
Generale (Administrasi Industri dan Umum). Fayol menyatakan bahwa semua kegiatan-
kegiatan industrial dapat dibagi menjadi 6(enam) kelompok :

1. Kegiatan-kegiatan tehnikal

2. Kegiatan-kegiatan komersial

3. Kegiatan-kegiatan financial

4. Kegiatan-kegiatan keamanan

5. Kegiatan-kegiatan akutansi

6. Kegiatan-kegiatan manajerial

Anda mungkin juga menyukai