OLEH:
- Risiko manajemen adalah risiko yang berkaitan dengan risiko dari dalam
perusahaan (internal) seperti risiko organisasi, risiko kemampuan, risiko
kegagalan.
- Risiko penyerahan : risiko penyerahan yang terpengaruh oleh internal bank seperti
risiko oprasional, risiko teknologi, risiko strategi.
- Risiko keuangan yaitu berkaitan erat dengan pengaruh internal & eksternal bank
seperti risiko kredit, risiko likuiditas, risiko suku bunga, risiko leverage, risiko
internasional.
B. Penilaian Kualitatif Dalam Analisis Risiko Kredit
Dalam dunia perbankan, analisis kredit sering menggunakan kerangka 3R dan 5C.
intinya menganalisis kemampuan melunasi kewajiban dari calon nasabah bank.
Pedoman 3R :
a. Returns
Returns berkaitan dengan hasil yang diperoleh dari pengunaan kredit yang
diminta, apakah kredit tersebut bisa menghasilkan return (pendapatan)
b. Repayment capacity
Repayment capacity berkaitan dengan kemampuan perusahaan mengembalikan
pinjaman dan bunganya pada saat pembayaran tersebut jauh tempo.
c. Risk bearing ability
Risk bearing ability berkaitan dengan kemampuan perusahaan menanggung risiko
kegagalan atau ketidakpastian yang berkaitan dengan pengunakan kredit tersebut.
Jaminan merupakan hal yang perlu dipertimbangkan oleh kreditur dalam
kaitannya dengan risk-bearing ability.
Sedangkan pedoman 5C berkaitan dengan karakteristik adalah :
i. Character menunjukkan kemauan peminjam (debitur) untuk memenuhi
kewajibannya.
ii. Capacity adalah kemampuan peminjam untuk melunasi kewajiban utangnya,
memaluli pengelolaan perusahaannya dengan efektif dan efisien. Capacity bisa
dilihat melalui masa lalu (prestasi masa lalu atau track of record masa lalu). iii.
Capital adalah posisi keuangan perusahaan (peminjam) secara keseluruhan.
iv. Collateral adalah aset yang dijaminkan (dijadikan agunan) untuk suatu
pinjaman
v. Conditions adalah sejauh mana kondisi perekonomian akan mempengaruhi
kemampuan mengembalikan pinjaman.
C. Penilaian Kuantitatif: Rating Dan Analisis Diskriminan
Selain penilaian kualitatif untuk risiko kredit, kita juga bisa menggunakan analisis
kuantitatif untuk mengukur risiko kredit.
a. Rating Perusahaan
Ranting tersebut menunjukkan tingkat risiko perusahaan tersebut. Perusahaan
tidak harus memperoleh rating tersebut (kecuali kalau disyaratkan), dan ketika
rating tersebut. Perhatikan rating biasanya dilakukan oleh perusahaan yang akan
menjual surat utang, tidak untuk perusahaan yang akan menjual sahamnya ke
publik.
Klasifikasi Rating
Rating Keterangan
AAA Instrumen utang dengan risiko sangat rendah, tingkat pengembalian
teramat baik (excelent); perubahan pada kondisi keuangan, bisnis,
atau ekonomi tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap
risiko inventasi.
a. Model Diskriminan
Analisis diskriminan pada dasarnya ingin melihat apakah suatu perusahaan
sebaiknya dimasukkan ke dalam kategori tertentu. Z = 1,2 x 1 + 1,4 x 2 + 3,3
x 3 + 0,6 x 4 + 1,0 x 5
Dimana X1 = Rasio modal kerja/ Total aset
X2 = Rasio laba yang ditahan/ Total aset
X3 = Rasio Laba Sebelum bunga dan pajak/ Total aset
X4 = Rasio Nilai pasar saham/Nilai buku saham
X5 = Rasio Penjualan / Total aset
Misalkan ada dua perusahaan dengan data rasio keuangan berikut ini :
X Y
Rasio Modal Kerja/ Total Aset 0,25 0,005
Rasio Laba yang ditahan / Total Aset 0,1 0,01
Rasio Laba sebelum Bunga dan Pajak/ Total Aset 0,1 -0,2
Rasio Nilai Pasar Saham/ Nilai Buku Saham 2 1,2
Rasio Penjualan / Total Aset 2 1,25
Misalkan kita akan menganalisis potensi gagal bayar untuk tiga perusahaan,
dengan informasi sebagai berikut.
A B C
Total aset Rp 100 miliar Rp. 50 miliar Rp. 100 miliar
Modal kerja Rp 40 miliar Rp. 5 miliar Rp. 50 miliar
Laba sebelum bunga dan pajak Rp 40 miliar -Rp. 2,5 Rp. 40 miliar
miliar
X1 0,4 0,1 0,5
X2 0,4 -0,05 0,4
L = -DL x L x { R / (1 + R) }
= -2 x Rp. 1 miliar x {0,013 / 1,1}
= -Rp. 23.636.364
Capital at risk adalah sekitar Rp. 23 juta, meskipun nilai nominal pinjaman tersebut
adalah Rp. 1 miliar.
E. MORTALITY RATE
Mortality rate menghitung persentase kebangkrutan yang terjadi untuk kelas risiko
tertentu. Mortality rate tersebut mirip dengan tabel kematian untuk manusia (mortality
table, lihat bab mengenai risiko kematian). Mortality rate dihitung dengan
menggunakan data historis. Marginal Mortality Rate (MMR) untuk tahun 1 dan 2 bisa
dihitung berikut :
MMR1 = Total nilai obligasi yang default pada tahun 1
Total nilai obligasi yang beredar pada tahun pertama penerbitan
Menunjukkan bahwa return dari kredit cenderung di sebelah kiri karena jika terjadi
kredit macet, perusahaan akan mengalami kerugian besar. Tetapi karena maksimum
keuntungan yang diterima peusahaan yang meminjamkan (kreditur) adalah bunga dan
cicilan pinjaman.
Kedua kesulitan tersebut memunculkan pendeketan baru untuk menghitung risiko
kredit, yaitu dengan menggunakan credit metrics. Ilustrasi perhitungan credit metrics
bisa dilihat berikut ini dengan menggunakan dua contoh, yaitu credit metrics untuk
aset individual dan untuk portofolio dengan dua aset.
a. Credit metrics untuk aset individual
BB A
AAA 0,02 0,09
AA 0,33 2,27
A 5,95 91,05
BBB 86,93 5,52
BB 5,3 0,74
B 1,17 0,6
CCC 0,12 0,01
Default 0,18 0,06
Jika rating suatu obligasi berubah, maka nilai obligasi tersebut juga akan berubah.
Perubahan tersebut terjadi karena tingkat keuntungan yang disyaratkan (yang akan
dipakai sebagai discount rate) berubah. Jika rating semakin baik, maka discount rate
dipakai sebagai discount rate) berubah. Jika rating semakin baik, maka discount rate
tersebut akan menurun, dan mengakibatkan kenaikan harga dan sebaliknya.
Forward Rate
Semakin rendah kelas senioritas (semakin tinggi risikonya), tingkat pengambilan jika
terjadi gagal bayar juga semakin rendah.
Hasil penilaian ulang obligasi BBB
Karena kita mempunyai dua aset, yaitu obligasi BBB dan A, kemudian ada 9
kemungkinan transisi untuk setiap asetnya, maka kita akan mempunyai matriks
dengan 9 x 9 = 81 sel.
Aset A AAA AA A BBB BB B CCC Default
Aset BBB 106,59 106,49 106,30 105,64 103,15 101,39 78,71 51,13
AAA 109,37 215,96 215,86 215,67 215,01 212,52 210,76 188,08 160,50
AA 109,10 215,69 215,59 215,40 214,74 212,25 210,49 187,81 160,23
A 108,66 215,25 215,15 214,96 214,30 211,81 210,05 187,37 159,79
BBB 107,55 214,14 214,04 213,85 213,19 210,70 208,94 186,26 158,68
BB 102,02 208,61 208,51 208,32 207,66 205,17 203,41 180,73 153,15
B 98,10 204,69 204,59 204,40 203,74 201,25 199,49 176,81 149,23
CCC 83,64 190,23 190,13 189,94 189,28 186,79 185,03 162,35 134,77
Default 51,13 157,72 157,43 157,43 156,77 154,28 152,52 129,84 102,26
Sebagai ilustrasi, untuk sel (Aset A,AAA; Aset BBB, AAA), nilai aset AAA
adalah 106,59, sedangkan nilai aset BBB adalah 109,37. Nilai portofolio untuk sel
tersebut adalah 215,96 (106,59 +109,37).
Misalkan σ = 0,3, r = 8% per tahun, E bisa dihitung yaitu Rp. 28,24 juta. Dengan
demikian nilai utang adalah :
D = Rp. 100 juta – Rp. 28,24 juta = Rp. 71,76 juta
Karena obligasi tersebut merupakan obligasi tanpa kupon, tingkat bunga bisa
dihitung berikut ini.
R = In (B/D) / T = In (80/71,76) = 0,1087 atau 10,87% pertahun.
Karena tingkat bunga bebas risko adalah 8%, maka premi risiko adalah 10,78% -
8% = 2,87%. Premi risiko tersebut mencerminkan risiko kredit perusahaan
tersebut.
b. Model Penilaian Utang Dengan Opsi
Alternatif lain adalah dengan menghitung nilai utang secara langsung. Nilai pasar
utang bisa dihitung dengan menggunakan formula berikut ini :
F(T) = Be-rT [ (1/L) N(d1) + N(d2) ]
Dimana T = jangka waktu utang
L = rasio utang diukur dari / A, dimana nilai pasar utang diukur
dengan tingkat bunga r (tingkat bunga bebas resiko)
N(d) = nilai yang dihitung dari label distribusi normal standar.
d1 = - [ ½ σ2 – In (L) ] / {σ√T} d2 =
- [ ½ σ2 + In (L) ] / {σ√T}
σ2 = risiko peminjaman, yang diukur dari varians return aset
perusahaan
persamaan diatas bisa dituliskan ulang dalam bentuk spread yield (tingkat bunga)
berikut ini.
R – r = ( - 1/T) ln [ N(d2) + (1/L) N(d1) ]
Dimana R = tingkat keuntungan yang disyaratkan untuk utang r = tingkat
keuntungan aset bebas risiko
Persamaan tersebut menunjukkan bahwa jika tingkat hutang dan varians return
berubah maka tingkat keuntungan yang disyaratkan untuk utang tersebut juga
harus berubah.
Sebagai ilustrasi, misalkan kita mempunyai informasi berikut ini.
B = niali utang = Rp. 100 juta T = 1
tahun
r = tingkat keuntungan bebas risiko = 5% L =
tingkat leverage = 90% atau 0,9
σ = 12% dengan informasi tersebut, kita bisa menghitung d1 dan d2
berikut ini :
d1 = - [ ½ (0,12)2 – ln (0,9) ] / [ 0,12 x 1 ] = - 0,938 d2
= - [ ½ (0,12)2 + ln (0,9) ] / [ 0,12 x 1 ] = + 0,818
N(-0,938) = 0,174120 N(0,818) =
0,793323
F(1) = Rp. 100 juta / (2,78128)0,05 [ 0,793323 + (1,1111) (0,17412)] =
Rp. 93.866.180
R – r = (-1/1) ln [ 0,793323 + (1/0,9) (0,174120) ]
= -1 ln (0,986788
= 1,33%
Dengan demikian R (tingkat keuntungan yang disyaratkan untuk obligasi tersebut)
adalah 6,33% (5% + 1,33%, dimana 5% adalah tingkat keuntungan bebas risiko).