Anda di halaman 1dari 12

TUGAS HUKUM BISNIS

Nama: Dhea Annisa (2226200154)


Kelas: MJ22

1. Kasus Pelanggaran Etika Bisnis oleh PT.Megasari Makmur.

Perjalanan obat nyamuk bermula pada tahun 1996, diproduksi oleh PT Megasari Makmur yang
terletak di daerah Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat. PT Megasari Makmur juga memproduksi
banyak produk seperti tisu basah, dan berbagai jenis pengharum ruangan. Obat nyamuk HIT
juga mengenalkan dirinya sebagai obat nyamuk yang murah dan lebih tangguh untuk kelasnya.
Selain di Indonesia HIT juga mengekspor produknya ke luar Indonesia.

Obat anti-nyamuk HIT yang diproduksi oleh PT Megarsari Makmur dinyatakan ditarik dari
peredaran karena penggunaan zat aktif Propoxur dan Diklorvos yang dapat mengakibatkan
gangguan kesehatan terhadap manusia. Departemen Pertanian, dalam hal ini Komisi Pestisida,
telah melakukan inspeksi di pabrik HIT dan menemukan penggunaan pestisida yang menganggu
kesehatan manusia seperti keracunan terhadap darah, gangguan syaraf, gangguan pernapasan,
gangguan terhadap sel pada tubuh, kanker hati dan kanker lambung.

HIT yang promosinya sebagai obat anti-nyamuk ampuh dan murah ternyata sangat berbahaya
karena bukan hanya menggunakan Propoxur tetapi juga Diklorvos (zat turunan Chlorine yang
sejak puluhan tahun dilarang penggunaannya di dunia). Obat anti-nyamuk HIT yang dinyatakan
berbahaya yaitu jenis HIT 2,1 A (jenis semprot) dan HIT 17 L (cair isi ulang). Selain itu,
Lembaga Bantuan Hukum Kesehatan melaporkan PT Megarsari Makmur ke Kepolisian
Metropolitan Jakarta Raya pada tanggal 11 Juni 2006. Korbannya yaitu seorang pembantu rumah
tangga yang mengalami pusing, mual dan muntah akibat keracunan, setelah menghirup udara
yang baru saja disemprotkan obat anti-nyamuk HIT.

Pertanyaan

a. Analisa kasus tersebut di atas dengan menggunakan Konsep Hukum Bisnis


yang berhubungan dengan etika bisnis !
Jawab:
Kasus ini melibatkan beberapa pelanggaran etika bisnis yang dapat dianalisis berdasarkan
konsep hukum bisnis

1. Pelanggaran Keamanan dan Kesehatan Konsumen


PT Megasari Makmur melanggar prinsip etika bisnis dengan memproduksi dan
mengedarkan obat nyamuk HIT yang mengandung zat berbahaya seperti Propoxur dan
Diklorvos. Hal ini melanggar aturan hukum bisnis yang menuntut perlindungan terhadap
keamanan dan kesehatan konsumen.
2. Pelanggaran Transparansi dan Kejujuran
Perusahaan tidak memberikan informasi yang jelas dan jujur tentang kandungan
berbahaya dalam produk mereka kepada konsumen. Klaim mereka sebagai obat nyamuk
ampuh dan murah ternyata tidak sesuai dengan kenyataan dan tidak mengungkapkan
penggunaan zat berbahaya tersebut. Ini melanggar prinsip etika bisnis
terkait transparansi dan kejujuran.

3. Pelanggaran Kepatuhan Regulasi


Penggunaan zat aktif yang telah dilarang dalam industri obat nyamuk menunjukkan
ketidakpatuhan PT Megasari Makmur terhadap regulasi yang ditetapkan oleh
Departemen Pertanian. Ini mencerminkan pelanggaran terhadap hukum bisnis dan etika
bisnis terkait kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku.

b. Bagaimana aturan hukum bisnis yang mengatur tentang etika bisnis dalam
mepromosikan produknya kepada masyarakat sehingga produknya tidak membahayakan
bagi kesehatan masyarakat yang menjadi konsumen dariproduk tersebut ?
Jawab:
1. Undang-Undang Perlindungan Konsumen
Undang-Undang ini mengatur hak-hak dan kewajiban konsumen serta tanggung jawab
produsen dalam memproduksi dan memasarkan produk yang aman bagi konsumen.

2. Regulasi terkait Kesehatan dan Keamanan Produk


Terdapat aturan dan standar yang mengatur penggunaan bahan-bahan yang aman
dalam produk, termasuk obat-obatan dan pestisida. Produsen harus mematuhi aturan ini
untuk memastikan produk yang mereka hasilkan tidak membahayakan kesehatan
masyarakat.

3. Etika Pemasaran
Terdapat prinsip-prinsip etika pemasaran yang mengatur cara perusahaan
mempromosikan produknya. Produsen harus memberikan informasi yang jujur dan
akurat tentang produk, serta tidak memanipulasi konsumen untuk membeli produk yang
berpotensi membahayakan kesehatan.

c. Bagamaina peran Lembaga Konsumen Indonesia dalam menyikapi produk yang


dikeluarkan oleh PT Megasari Makmur yang memproduksi berbagai macam produk dan
salah satunya adalah obat nyamuk merk HIT yang terindikasi memiliki kandungan
berbahaya bagi kesehatan manusia ?
Jawab:
Lembaga Konsumen Indonesia memiliki peran penting dalam menyikapi produk
yang dikeluarkan oleh PT Megasari Makmur, khususnya obat nyamuk merk HIT yang
terindikasi Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai bahaya penggunaan
obat nyamuk HIT Mendorong pihak berkuasa untuk melakukan tindakan yang sesuai
terhadap PT Megasari Lembaga Konsumen Indonesia dapat mendorong pihak
pemenang untuk melakukan tindakan yang sesuai terhadap PT Megasari Makmur,
seperti melakukan inspeksi terhadap pabrik dan produk-produk yang dihasilkan oleh
perusahaan tersebut serta menarik Memberikan pendampingan dan bantuan hukum
bagi konsumen yang merasakan dampaknya Lembaga Konsumen Indonesia dapat
memberikan pendampingan dan bantuan hukum bagi konsumen yang mengalami
dampak negatif dari perhatikan etika bisnis dan tanggung jawab sosial perusahaan
dalam menjalankan Lembaga Konsumen Indonesia dapat mengadakan kampanye
untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya memperhatikan etika
bisnis dan tanggung jawab sosial perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya,
sehingga perusahaan dapat memproduksi produk yang aman bagi konsumen dan
lingkungan.

d. Apa peran Kepolisian terhadap kasus tersebut di atas ?


Jawab:
1. Penyelidikan
Kepolisian dapat melakukan penyelidikan terhadap laporan yang diajukan oleh Lembaga
Bantuan Hukum Kesehatan atau pihak terkait lainnya terkait kasus keracunan yang
dialami oleh pembantu rumah tangga akibat penggunaan obat nyamuk HIT. Mereka
dapat mengumpulkan bukti, memeriksa saksi, dan melakukan langkah-langkah
penyelidikan lainnya untuk menentukan apakah ada pelanggaran hukum yang terjadi.

2. Penegakan Hukum
Jika ditemukan bukti yang cukup, Kepolisian dapat melakukan penegakan hukum
terhadap PT Megasari Makmur. Mereka dapat mengajukan tuntutan hukum terkait
pelanggaran yang dilakukan oleh perusahaan, baik itu terkait penggunaan zat berbahaya
maupun pelanggaran regulasi terkait produksi dan distribusi obat nyamuk.

3. Kerjasama dengan Instansi Terkait


Kepolisian dapat bekerja sama dengan instansi terkait lainnya, seperti Departemen
Pertanian atau Komisi Pestisida, untuk memperoleh informasi dan dukungan dalam
menangani kasus ini. Kerjasama ini penting untuk memastikan bahwa pelanggaran
hukum yang dilakukan oleh PT Megasari Makmur ditindaklanjuti dengan baik dan
sesuai dengan aturan yang berlaku.
2. Kasus Hukum Perikatan
1. KASUS SURABAYA DELTA PLAZA : Sewa - Menyewa Ruangan
A. Kronologis Kasus
Pada permulaan PT Surabaya Delta Plaza (PT SDP) dibuka dan disewakan untuk
pertokoan, pihak pengelola merasa kesulitan untuk memasarkannya. Salah satu cara
untuk memasarkannya adalah secara persuasif mengajak para pedagang meramaikan
komplek pertokoan di pusat kota Surabaya itu. Salah seorang diantara pedagang yang
menerima ajakan PT surabaya Delta Plaza adalah Tarmin Kusno, yang tinggal di Sunter-
Jakarta.
Tarmin memanfaatkan ruangan seluas 888,71 M2 Lantai III itu untuk menjual perabotan
rumah tangga dengan nama Combi Furniture. Empat bulan berlalu Tarmin menempati
ruangan itu, pengelola SDP mengajak Tarmin membuat “Perjanjian Sewa Menyewa”
dihadapan Notaris. Dua belah pihak bersepakat mengenai penggunaan ruangan, harga
sewa, Service Charge, sanksi dan segala hal yang bersangkut paut dengan sewa menyewa
ruangan. Tarmin bersedia membayar semua kewajibannya pada PT SDP, tiap bulan
terhitung sejak Mei 1988 s/d 30 April 1998 paling lambat pembayaran disetorkan tanggal
10 dan denda 2 0/00 (dua permil) perhari untuk kelambatan pembayaran. Kesepakatan
antara pengelola PT SDP dengan Tarmin dilakukan dalam Akte Notaris Stefanus
Sindhunatha No. 40 Tanggal 8/8/1988.
Tetapi perjanjian antara keduanya agaknya hanya tinggal perjanjian. Kewajiban Tarmin
ternyata tidak pernah dipenuhi, Tarmin menganggap kesepakatan itu sekedar formalitas,
sehingga tagihan demi tagihan pengelola SDP tidak pernah dipedulikannya. Bahkan
menurutnya, Akte No. 40 tersebut, tidak berlaku karena pihak SDP telah membatalkan
“Gentlement agreement” dan kesempatan yang diberikan untuk menunda pembayaran.
Hanya sewa ruangan, menurut Tarmin akan dibicarakan kembali di akhir tahun 1991.
Namun pengelola SDP berpendapat sebaliknya. Akte No. 40 tetap berlaku dan
harga sewa ruangan tetap seperti yang tercantum pada Akta tersebut.
Hingga 10 Maret 1991, Tarmin seharusnya membayar US$311.048,50 dan Rp.
12.406.279,44 kepada PT SDP. Meski kian hari jumlah uang yang harus dibayarkan
untuk ruangan yang ditempatinya terus bertambah, Tarmin tetap berkeras untuk
tidak membayarnya. Pengelola SDP, yang mengajak Tarmin meramaikan pertokoan
itu.
Pihak pengelola SDP menutup COMBI Furniture secara paksa. Selain itu, pengelola
SDP menggugat Tarmin di Pengadilan Negeri Surabaya.
B. Perintah :
a. Analisa kasus tersebut di atas dengan menggunakan Kosep Hukum Perdata
Tentang Perikatan (Perjanjian)
Jawab:
Setelah pihak PT. Surabaya Delta Plaza (PT. SDP) mengajak Tarmin Kusno untuk
berjualan di komplek pertokoan di pusat kota Surabaya tersebut, maka secara tidak
langsung PT. Surabaya Delta Plaza (PT SDP) dan Tarmin Kusno telah melaksanakan
kerjasama kontrak dengan dibuktikan dengan membuat perjanjian sewa-menyewa di
depan Notaris. Maka berdasarkan pasal 1338 BW yang menjelaskan bahwa “Suatu
perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang
membuatnya” sehingga dengan adanya perjanjian/ikatan kontrak tersebut maka pihak PT.
Surabaya Delta Plaza dan Tarmin Kusno mempunyai keterikatan untuk memberikan atau
berbuat sesuatu sesuai dengan isi perjanjian yang telah dibuat.

Perjanjian tersebut tidak boleh dilangggar oleh kedua belah pihak, karena perjanjian yang
telah dilakukan oleh PT. Surabaya Delta Plaza dan Tarmin Kusno tersebut dianggap
sudah memenuhi syarat, sebagaimana yang telah diatur dalam pasal 1320 BW. Untuk
sahnya suatu perjanjian diperlukan empat syarat:
1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya;
2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan;
3. Suatu hal tertentu;
4. Suatu sebab yang halal.

Perjanjian diatas bisa dikatakan sudah ada kesepakatan, karena pihak PT.Surabaya Delta
Plaza dan Tarmin Kusno dengan rela tanpa ada paksaan dari pihak manapun untuk
menandatangani isi perjanjian Sewa-menyewa yang diajukan oleh pihak PT. Surabaya
Delta Plaza yang dibuktikan dihadapan Notaris.

Tapi ternyata Tarmin Kusno tidak pernah memenuhi kewajibannya untuk membayar
semua kewajibannya kepada PT Surabaya Delta Plaza, dia tidak pernah peduli terhadap
tagihan – tagihan yang datang kepadanya dan dia tetap bersikeras untuk tidak
membayar semua kewajibannya. Maka dari itu Tarmin Kusno bisa dinyatakan sebagai
pihak yang melanggar perjanjian.

Dalam pasal 1240 BW, dijelaskan bahwa: Dalam pada itu si piutang adalah berhak
menuntut akan penghapusan segala sesuatu yang telah dibuat berlawanan dengan
perikatan, dan bolehlah ia minta supaya dikuasakan oleh Hakim untuk menyuruh
menghapuskan segala sesuatuyang telah dibuat tadi atas biaya si berutang; dengan tak
mengurangi hak menuntut penggantian biaya, rugi dan bunga jika ada alasan untuk itu.

Dari pasal diatas, maka pihak PT Surabaya Delta Plaza bisa menuntut kepada Tarmin
Kusno yang tidak memenuhi suatu perikatan dan dia dapat dikenai denda untuk
membayar semua tagihan bulanan kepada PT Surabaya Delta Plaza.
b. Bagaimana sistem pengaturan hukum perikatan dalam kasus tersebut ?
Jawab:
Sistem pengaturan hukum perikatan adalah bersifat terbuka, artinya bahwa setiap orang
bebas untuk mengadakan perjanjian, baik yang sudah diatur maupun yang belum diatur
dalam UU. Hal ini dapat disimpulkan dari ketentuan yang tercantum dalam pasal 1338
ayat 1 yang berbunyi “semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagi undang-
undang bagi mereka yang membuatnya”. Dari ketentuan pasal ini memberikan kebebasan
kepada para pihak untuk membuat atau tidak membuat perjanjian, mengadakan
perjanjian dengan siapapun, menemukan isi perjanjian dan bebas menentikan bentuk
perjanjian baik tertulis maupun tidak tertulis.

Dalam menentukan suatu perikatan, maka tidak boleh melakukan perbuatan yang
melawan hukum. Sebagaimana dalam H.R 1919 yang mengartikan perbuatan melawan
hukum sebagai berikut:
1. Melanggar hak orang lain.
2. Bertentangan dengan kewajiban hukum pelaku yang dirumuskan dalam UU.
3. Bertentangan dengan kesusilaan.
4. Bertentangan dengan kecermatan yang harus diindahkan dalam masyarakat, aturan,
kecermatan ini menyangkut aturan-aturan yang mencegah orang lain terjerumus
dalam bahaya dan aturan-aturan yang melarang merugikan orang lain ketika hendak
menyelenggarakan kepentingan sendiri.

2. KASUS PT KRAMAT JATI PALZA (PT KJP) : Sewa-Menyewa


A. Kronologiges Kasus
Pada permulaan PT Kramat Jati Plaza (PT KJP) dibuka dan disewakan untuk pertokoan, pihak
penlola merasa kesulitan untuk memasarkannya. Salah satu cara untuk memasarkannya adalah
secara persuasif mengajak para pedagang meramaikan komplek pertokoan di pusat kota Jakarta
itu. Salah seorang diantara pedagang yang menerima ajakan PT Kramat Jati Plaza adalah Adam
Malik, yang tinggal di Sunter-Jakarta.
Adam memanfaatkan ruangan seluas 888,71 M2 Lantai III itu untuk menjual perabotan rumah
tangga dengan nama Combi Furniture. Empat bulan berlalu Tarmin menempati ruangan itu,
pengelola KJP mengajak Adam membuat “Perjanjian Sewa Menyewa” dihadapan Notaris. Dua
belah pihak bersepakat mengenai penggunaan ruangan, harga sewa, Service Charge, sanksi dan
segala hal yang bersangkut paut dengan sewa menyewa ruangan. Adam bersedia membayar
semua kewajibannya pada PT KJP, tiap bulan terhitung sejak Mei 1988 s/d 30 April 1998 paling
lambat pembayaran disetorkan tanggal 10 dan denda 2 0/00 (dua permil) perhari untuk
kelambatan pembayaran. Kesepakatan antara pengelola PT KJP dengan Adam dilakukan dalam
Akte Notaris Stefanus Sindhunatha No. 40 Tanggal 8/8/1988.
Tetapi perjanjian antara keduanya agaknya hanya tinggal perjanjian. Kewajiban Adam ternyata
tidak pernah dipenuhi, Adam menganggap kesepakatan itu sekedar formalitas, sehingga tagihan
demi tagihan pengelola KJP tidak pernah dipedulikannya. Bahkan menurutnya, Akte No. 40
tersebut, tidak berlaku karena pihak KJP telah membatalkan “Gentlement agreement” dan
kesempatan yang diberikan untuk menunda pembayaran. Hanya sewa ruangan, menurut Tarmin
akan dibicarakan kembali di akhir tahun 1991. Namun pengelola KJP berpendapat sebaliknya.
Akte No. 40 tetap berlaku dan harga sewa ruangan tetap seperti yang tercantum pada Akta
tersebut.

Hingga 10 Maret 1991, Tarmin seharusnya membayar US$311.048,50 dan Rp. 12.406.279,44
kepada PT KJP. Meski kian hari jumlah uang yang harus dibayarkan untuk ruangan yang
ditempatinya terus bertambah, Tarmin tetap berkeras untuk tidak membayarnya. Pengelola KJP,
yang mengajak Adam meramaikan pertokoan itu.Pihak pengelola KJP menutup COMBI
Furniture secara paksa. Selain itu, pengelola KJP menggugat Adam di Pengadilan Negeri
Jakarta.
B. Perintah :
a. Analisa kasus tersebut di atas dengan menggunakan Kosep Hukum Perdata
Tentang Perikatan (Perjanjian)
Jawab:
Setelah pihak PT Kramat Jati Plaza (PT KJP) mengajak Adam Malikuntuk meramaikan
sekaligus berjualan di komplek pertokoan di pusat kota Jakarta, maka secara tidak
langsung PT Kramat Jati Plaza (PT KJP) telah melaksanakan kerja sama kontrak dengan
Adam malik yang dibuktikan dengan membuat perjanjian sewa-menyewa di depan
Notaris.Maka berdasarkan pasal 1338 BW yang menjelaskan bahwa “Suatu perjanjian
yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya”
sehingga dengan adanya perjanjian/ikatan kontrak tersebut maka pihak PT KJP dan
Adam Malik mempunyai keterikatan untuk memberikan atau berbuat sesuatu sesuai
dengan isi perjanjian. Perjanjian tersebut tidak boleh dilangggar oleh kedua belah pihak,
karena perjanjian yang telah dilakukan oleh PT KJP dan Adam Malik tersebut dianggap
sudah memenuhi syarat, sebagaimana yang telah diatur dalam pasal 1320 BW.

Untuk sahnya suatu perjanjian diperlukan empat syarat:


• Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya,
• Kecakapan untuk membuat suatu perikatan,
• Suatu hal tertentu.

b. Bagaimana sistem pengaturan hukum perikatan dalam kasus tersebut ?


Jawab:
Sistem pengaturan hukum perikatan adalah bersifat terbuka, artinya bahwa setiap
orang bebas untuk mengadakan perjanjian, baik yang sudah diatur maupun yang belum
diatur dalam UU. Hal ini dapat disimpulkan dari ketentuan yang tercantum dalam pasal
1338 ayat 1 yang berbunyi “semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagi
undang- undang
bagi mereka yang membuatnya”. Dari ketentuan pasal ini memberikan kebebasan kepada
para pihak untuk membuat atau tidak membuat perjanjian, mengadakan perjanjian dengan
siapapun, menemukan isi perjanjian dan bebas menentikan bentuk perjanjian baik tertulis
maupun tidak tertulis. Dalam menentukan suatu perikatan, maka tidak boleh melakukan
perbuatan yang melawan hukum.
Sebagaimana dalam H.R 1919 yang mengartikan perbuatan melawan hukum sebagai berikut:
1. Melanggar hak orang lain.
2. Bertentangan dengan kewajiban hukum pelaku yang dirumuskan dalam UU.
3. Bertentangan dengan kesusilaan.
4. Bertentangan dengan kecermatan yang harus diindahkan dalam masyarakat, aturan,
kecermatan ini menyangkut aturan-aturan yang mencegah orang lain terjerumus
dalam bahaya dan aturan-aturan yang melarang merugikan orang lain ketika hendak
menyelenggarakan kepentingan sendiri.

3. Kasus Hukum Perusahaan


Roxy, Richard, Tanako, Sutra, Citra mendirikan sebuah perusahaan yg bernama Expresso.
Perusahaan ini membuka beberapa kedai friedchicken di Yogya. Roxy memberikan
konstribusi Rp. 15 jt. Richad Rp. 20 jt, Tanako Rp. 15 million. Sutra memberikan
konstirbusi resep utk membuat fredchikken yg enak. Citra memasukkan Rp.10 jt, tetapi
tidak mau terlibat di dalam manajemen perusahaan itu. Perusahaan didirikan dengan
suatu akta otentik pada tanggal 10 desember 2003. Roxy dan Richard mulai menjual pada
tanggal 11 Desember 2003. Pada tanggal tersebut Syafiq datang dan makan fredchicken.
Namun, setelah makan ayam tersebut dia merasa sakit perut serius dan menuntut 80 jut
kepada perusahaan tersebut.
Pertanyaan :

a. Menurut hukum Indonesia, apa bentuk perusahaan ini ? dan Apakah perusahan ini
merupakan badan hukum
Jawab:
Persekutuan perdata bukan berbadan hukum dimana tanggung jawab nya tidak terpisah dan tidak
ada pemisahan aset secara jelas dan juga ada kontrak yang nyata dan bentuk kerjasama antara 2
orang. Dan perusahaan ini memiliki Akta Otentik untuk membuktikan bahwa perusahaan ini
adalah CV dan berbadan hukum.

b. Tindakan penting apa saja yg harus dilakukan oleh para sekutu (partner) setelah
perusahaan itu didirikan ? Apa akibat hukum kalau tindakan tersebut tidak dilakukan
? Jawab:
Tindakan yang perlu dilakukan para sekutu yaitu harus membuat perjanjian kemitraan yang jelas
dan menyeluruh, yang mencakup hak dan kewajiban masing- masing pihak, pembagian
keuntungan dan kerugian, peran dan tanggung jawab, serta prosedur pengambilan keputusan di
perusahaan, Perusahaan harus memiliki rekening bank bisnis terpisah untuk keperluan keuangan
perusahaan, Perusahaan harus mendaftarkan NPWP dan memenuhi kewajiban perpajakan yang
berlaku, perusahaan perlu memperoleh izin usaha atau lisensi khusus dari otoritas yang
berwenang, mendaftarkan perusahaan ke instansi yang berwenang sesuai dengan bentuk
perusahaan yang dipilih, mengatur pembagian laba dan kerugian serta pengelolaan perusahaan.
Jika tindakan-tindakan penting tersebut tidak dilakukan, akanberdampak pada ketidakjelasan
hubungan antar partner, ketidakpastian mengenai pembagian keuntungan dan kerugian, serta
masalah hukum terkait izin dan perizinan usaha, serta mengakibatkan sanksi dan konsekuensi
hukum lainnya. Tidak adanya kesepakatan tertulis yang mengatur hubungan antara para sekutu,
sehingga meningkatkan risiko perselisihan di masa depan.

c. Apabila anda menjadi manajer, bagaimana cara anda memenuhi tuntutan Syafiq.
Jawab:
1. Menyelidiki penyebab terjadinya masalah kesehatan tersebut dan memastikan bahwa
produk yang dijual sesuai dengan standar keamanan pangan.
2. Mengumpulkan semua bukti yang menunjukkan bahwa Syafiq mengalami sakit perut
serius setelah mengonsumsi fried chicken perusahaan.
3. Jika terbukti bahwa Syafiq mengalami kerugian akibat makanan yang dijual oleh
perusahaan, saya akan menawarkan kompensasi yang wajar, baik dalam bentuk penggantian
kerugian maupun biaya perawatan medis yang mungkin diperlukan oleh Syafiq.
4. Berkomunikasi dengan Syafiq secara baik dan mencari solusi yang dapat
memenuhi tuntutannya, seperti memberikan ganti rugi atau biaya pengobatan yang
sesuai.
5. Melibatkan pihak hukum, jika diperlukan, untuk menyelesaikan tuntutan secara hukum
dan menjaga hak-hak perusahaan.
6. Melakukan evaluasi dan perbaikan terhadap proses produksi dan pengolahan makanan
untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
7. Memastikan bahwa seluruh karyawan Expresso mengikuti standar operasional prosedur
yang telah ditetapkan untuk menjaga kualitas produk dan pelayanan kepada pelanggan.

\
4. Kasus Perselisihan Antara Pekerja Buruh
Ratusan buruh PT Megariamas Sentosa yang berlokasi di Jl Jembatan III Ruko 36 Q, Pluit,
Penjaringan, Jakarta Utara, datang sekitar pukul 12.00 WIB. Sebelum ditemui Kasudin
Nakertrans Jakarta Utara, mereka menggelar orasi yang diwarnai aneka macam poster yang
mengecam usaha perusahaan menahan THR mereka. Padahal THR merupakan kewajiban
perusahaan sesuai dengan ketentuan yang tertuang dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 4
Tahun 1994 tentang THR.

Sekitar 500 buruh yang tergabung dalam Serikat Buruh Garmen Tekstil dan Sepatu-Gabungan
Serikat Buruh Independen (SBGTS-GSBI) PT Megariamas Sentosa, Selasa siang ‘menyerbu’
Kantor Sudin Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Nakertrans) Jakarta Utara di Jl Plumpang Raya,
Kelurahan Semper Timur, Kecamatan Koja, Jakarta Utara. Mereka menuntut pemerintah
mengambil tindakan tegas terhadap perusahaan yang mempekerjakan mereka karena mangkir
memberikan tunjangan hari raya (THR).

Demonstrasi ke Kantor Nakertrans bukan yang pertama, sebelumnya ratusan buruh ini juga
mengadukan nasibnya karena perusahan bertindak sewenang-wenang pada karyawan. Bahkan
ada beberapa buruh yang diberhentikan pihak perusahaan karena dinilai terlalu vokal.
Akibatnya, kasus konflik antar buruh dan manajemen dilanjutkan ke Pengadilan Hubungan
Industrial.
Karena itu, pihak manajemen mengancam tidak akan memberikan THR kepada pekerjanya.
Dalam demo tersebut para buruh menuntut perusahaan untuk mendapatkan THR sesuai dengan
peraturan yang berlaku. Para demonstras mengatakan “ jangan dikarenakan ada konflik internal
kami tidak mendapatkan THR, karena setahu mereka perusahaan garmen tersebut tidak
merugi, bahkan sebaliknya”. Sekedar diketahui ratusan buruh perusahaan garmen dengan
memproduksi pakaian dalam merek Sorella, Pieree Cardine, Felahcy, dan Young Heart untuk
ekspor itu telah berdiri sejak 1989 ini mempekerjakan sekitar 800 karyawan yang mayoritas
perempuan.

Mengetahui hal tersebut, ratusan buruh PT Megariamas Sentosa mengadu ke kantor Sudin
Nakertrans Jakarta Utara. Setelah dua jam menggelar orasi di depan halaman Sudin Nakertrans
Jakarta Utara, bahkan hendak memaksa masuk ke dalam kantor. Akhirnya perwakilan buruh
diterima oleh Kasudin Nakertrans, Saut Tambunan di ruang rapat kantornya. Dalam
peryataannya di depan para pendemo, Sahut Tambunan berjanji akan menampung aspirasi
para pengunjuk rasa dan membantu menyelesaikan permasalahan tersebut. "Pasti kami akan
bantu,
dan kami siap untuk menjadi fasilitator untuk menyelesaikan masalah ini," tutur Sahut. Selain itu,
Sahut juga akan memanggil pengusaha agar mau memberikan THR karena itu sudah kewajiban.
“Kalau memang perusahaan tersebut mengaku merugi, pihak manajemen wajib melaporkan ke
pemerintah dengan bukti konkret,” kata Saut Tambunan kepada beritajakarta.com usai
menggelar pertemuan dengan para perwakilan demonstrasi.
Pertanyaan :

a. Apa yang harus dilakukan oleh pengusaha dalam menyikapi tindakan yang dilakukan
oleh ratusan buruh dengan menuangkan aspirasi mereka dalam bentuk orasi dengan
menggunakan berbagai macam poster yang mereka harapkan bisa menjadi perhatian
bagi pihak perusahaan terhadap apa yang mereka tuntut ?
Jawab:
Kita bisa lihat ini adalah salah satu contoh kasus suatu konflik yang terjadi dalam suatu
organisasi bisa ditekankan disini suatu perusahan ,dimana seorang pemimpin yang tidak
bertanggung jawab dan tidak adil dalam memimpin suatu perusahan.Mereka senantiasa
mempermainkan rakyat kecil dan bertindak sangat tidak bijaksana sebagai seorang yang
memiliki kekuasaan,mereka dengan mudah dapat mengeluarkan seorang karyawan yang
dianggap terlalu vocal dan maengancam para karyawanya dengan tidak memberikan
THR.Menurut saya ini jelas sangat berpengaruh dalam terjadinya sebuah konflik ini
adalah penyebab utama terjadinya konflik dalam kasus ini menurut saya bila dalam kasus
ini banyak cara untuk menyelesaikanya mungkin dengan cara mediator atau jika dengan
cara mediator tidak berhasil juga perlu adanya proses hukum karena disini telah
melanggar hak seseorang dan telah melanggar hukum yang berlaku tentang pemberian
THR kepada tenaga kerja.

b. Bagaimana penyelesaian konflik antar buruh dan majikan berdasarkan Undang-undang


RI Nomor 2 Tahun 2004 ?
Jawab:
1. Melalui Arbitrasi: Penyelesaian perselisihan hubungan industrial melalui arbitrase
meliputi perselisihan kepentingan dan perselisihan antar serikat pekerja/serikat
buruh hanya dalam satu perusahaan.
2. Melalui Mediasi: Penyelesaian perselisihan melalui mediasi dilakukan oleh mediator
yang berada di setiap kantor instansi yang bertanggung jawab di bidang
ketenagakerjaan Kabupaten/ Kota.
3. Melalui Konsiliasi: Penyelesaian perselisihan melalui konsiliasi dilakukan
oleh konsiliator yang terdaftar pada kantor instansi yang bertanggung jawab di bidang
ketenagakerjaan Kabupaten/Kota.
4. Melalui Bipartit: Setiap perundingan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
harus dibuat risalah yang ditandatangani oleh para pihak.
c. Bagaimana penyelesaian perselisihan melalui Pengadilan Hubungan Industrial (PHI) ?
Jawab:
1. Pihak yang ingin mengajukan perselisihan ke PHI harus mengajukan permohonan
secara tertulis kepada PHI yang berwenang. Permohonan harus berisi rincian
mengenai perselisihan, pihak-pihak yang terlibat, dan alasan mengapa penyelesaian
melalui PHI diperlukan.
2. Setelah menerima permohonan, PHI akan melakukan pemeriksaan terhadap berkas
yang diajukan. Pemeriksaan ini dilakukan untuk memastikan keberatan yang diajukan
memenuhi persyaratan formil dan substansial yang ditetapkan oleh UU PHKI.
3. Sebelum persidangan dimulai, PHI dapat mengadakan upaya mediasi atau
konsiliasi antara pihak-pihak yang berselisih. Tujuan dari mediasi dan konsiliasi
adalah untuk mencari solusi damai dan kesepakatan antara pihak buruh dan majikan.
Namun, jika mediasi atau konsiliasi tidak berhasil, persidangan akan dilanjutkan.
4. Persidangan di PHI akan dilakukan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan dalam
UU PHKI. Pihak buruh dan majikan akan memiliki kesempatan untuk menyampaikan
argumen, mempresentasikan bukti, dan memberikan saksi-saksi. Hakim dalam PHI akan
mendengarkan kedua belah pihak dan mempertimbangkan semua faktor yang relevan
sebelum mengeluarkan keputusan.
5. Setelah persidangan, PHI akan mengeluarkan putusan yang mengikat untuk kedua
belah pihak. Putusan ini akan mencakup penyelesaian perselisihan berdasarkan hukum
dan fakta yang ada. Putusan PHI dapat berupa pemulihan hak, pembayaran ganti rugi,
penegakan hak, atau tindakan lain yang dianggap sesuai dalam konteks perselisihan
yang diajukan.

Anda mungkin juga menyukai