Anda di halaman 1dari 4

1.

Saya pernah belanja barang secara online, tapi barang yang saya terima tidak sama dengan
yang saya lihat di foto pada iklan yang dipajang. Pertanyaannya, apakah itu termasuk
pelanggaran hak konsumen?
Apakah kita dapat menuntut penjual untuk mengembalikan uang atau mengganti barang yang
saya beli tersebut?
Bagaimana pendapat sdr. beri ulasan yang komprehensif.
Jawab:

■ Sesuai dengan UndangUndang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dan
dan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan
Transaksi Elektronik (“PP PSTE”) bahwa mengenai kasus saat berbelanja online dan
konsumen tisak mendapatkan produk/barang yang sama dengan katalog/foto di iklan, maka
hal itu dapat dikatakan sebagai pelanggaran hak konsumen. Seperti yang tertulis pada Pasal
4 UU perlindungan konsumen menyebutkan bahwa hak atas informasi yang benar, jelas, jujur
mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa. Dan , hak untuk mendapatkan
kompensasi, hganti rugi dan/atau penggantian, apabila barang dan/atau jasa yang diterima
tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya.
Sedangkan kewajiban bagi pelaku sesuai Pasal 7 UU Perlindungan Konsumen adalah
memberikan informasi yang bena, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang
dan/atau jasa serta memberikan penjelasan penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan. Dan
juga, memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau pengantian apabila barang dan/jasa yang
diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian.

2. Aqua Didenda 13 M, Dinyatakan KPPU Melakukan Praktik Monopoli


Reporter: Bisnis.com
Editor: Yudono Yanuar
Selasa, 19 Desember 2017 17:43 WIB
Aqua Didenda 13 M, Dinyatakan KPPU Melakukan Praktik Monopoli
Pekerja memindahkan Galon air mineral di distributor Aqua Kalibata, Jakarta. TEMPO/Dinul
Muba…
TEMPO.CO. Jakarta - Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menyatakan produsen
Aqua, PT Tirta Investama, dan distributornya, PT Balina Agung Perkasa, bersalah dalam kasus
praktik monopoli dan persaingan tidak sehat. Aqua dihukum dengan Rp 13 miliar dan Balina
dihukum Rp 6 miliar.

Putusan itu diambil Majeslis KPPU dalam sidang di Jakarta, Selasa, 19 Desember 2017.
Kedua perusahaan dinyatakan terbukti melanggar Pasal 15 ayat (3) huruf b dan Pasal 19 huruf
a dan b Undang-Undang No. 5 tahun 1999.

Majelis komisi dalam pertimbangannya, menyatakan terlapor I (Tirta Investama) dan II (Balina
Agung) memenuhi seluruh unsur pelanggaran Undang-Undang No. 5 / 1999 tentang Larangan
Praktik Monopoli dan Persaingan Tidak Sehat.
Ketua Majelis Komisi Kurnia Sya'ranie mengatakan PT Tirta Investama dan PT Balina Agung
Perkasa terbukti menghalangi pelaku usaha lain untuk menjual produknya.

Dengan terhalangnya akses distribusi produk, majelis komisi juga menilai adanya
keterbatasan akses konsumen untuk memilih produk air minum dalam kemasan.

"Berdasarkan fakta-fakta yang ada, terlapor I dan II terbukti secara sah melakukan
pelanggaran Pasal 15 ayat (3) huruf b dan Pasal 19 huruf a dan b," tuturnya dalam amar
putusan.

Atas putusan tersebut, Komisi juga menjatuhkan denda administrasi kepada kedua terlapor.

Untuk PT Tirta Investama diwajibkan membayar denda Rp13,84 miliar, sementara PT Balina
Agung membayar Rp6,29 miliar kepada kas negara.

Perkara ini berawal dari larangan oleh karyawan distributor Aqua, PT Balina Agung kepada para
pedagang ritel menjual produk merek Le Minerale besutan PT Tirta Fresindo Jaya.

Salah satu klausul perjanjian ritel menyebutkan, apabila pedagang menjual produk Le Minerale
maka statusnya akan diturunkan dari star outlet (SO) menjadi whole seller (eceran).

PT Tirta Fresindo, anak usaha Mayora Grup, melayangkan somasi terbuka terhadap PT Tirta
Investama di surat kabar pada 1 Oktober 2017. Somasi ini selanjutnya ditanggapi oleh otoritas
persaingan usaha.

KPPU menilai ada praktik persaingan usaha tidak sehat dalam industri air minum dalam kemasan
yang diduga dilakukan Aqua.

Berdasar berita diatas, berikan tanggapan dan ulasan sdr.


Jawab:

■ Berdasarkan dengan tanggapan saya PT Tirta Investama dan PT Balina Agung sudah
melakukan pelanggaran yang menutup peluang usaha bagi produk air kemasan lain yaitu Le
Minerale dengan praktik monopoli dan persaingan tidak sehat yang telah dilakuakn oleh para
pelaku. Sesuai dengan "Berdasarkan fakta-fakta yang ada, terlapor I dan II terbukti secara sah
melakukan pelanggaran Pasal 15 ayat (3) huruf b dan Pasal 19 huruf a dan b," tuturnya dalam
amar putusan. Dan apa yang telah dilakukan oleh KPPU adalah perbuatan tegas yang
mungkin dapat membuat pelaku jera terhadap apa yang telah dilakukannya, dan juga, hal ini
adalah adil dalam arti dapat melakukan persaingan secara sehat bagi perusahaan lain yang
menjual produk air kemasan.
3. Berikan 5 contoh bentuk pelanggaran yang dilakukan perusahaan pada tenaga kerja.
Berikan pula ulasan
Jawab:

a. Ketika ada seorang karyawan pria yang memiliki anak yang sedang sakit parah, lalu
karyawan itu mengajukan cuti, tetapi perusahaan menolak pengajuan cuti karyawannya
itu, padahal karyawan belum pernah mengambil jatah cuti selama ia bekerja pada periode
tersebit di perusahaan tersebut. Menurut saya itu merupakan suatu pelanggaran terhadap
tenaga kerja yang dilakukan oleh perusahaan karena sepadat apapun pekerjaan yang ada
di perusahaan seharusnya perusahaan bisa memberikan kelonggaran dengan menerima
pengajuan cuti apalagi dengan keadaan yang mendesak dan terjadi secara tiba-tiba.
b. Karyawan yang bekerja di luar jam kerja mmendadak saat di hari libur. Itu biisa termasuk
dalam pelanggaran yang dilakukan perusahaan kepada tenaga kerja karena artinya
perusahaan telah mengambil hak tenaga kerja untuk berlibur atas kepentingan
perusahaan. Apalagi hal ini dilakukan dengan berulang kali dan seringkali oleh
perusahaan.
c. Perusahaan melakukan ketiadilan terhadap sejumlah tenaga kerja/karyawannya dengan
memberikan perlakuan spesial kepada beberapa karyawan karena adanya hubungan
pribadi dengan karyawan karyawan tersebut. Dan itu adalah hal yang melanggal karena
bagaimana pun hubungan pribadi antara perusahaan/pejabat di perusahaan tersebut
dengan karyawan. Perusahaan harus profesional dengan pekerjaannya dan berperilaku
adil kepada seluruh tenaga kerja/karyawanya.
d. Perusahaan melakukan diskriminasi antara karyawan yang asli negara A dengan
karyawan yang Asli negara B. Hal itu juga termasuk dalam bentuk pelanggaran karena
sepantasnya di dalam suatu pekerjaan perusahaan tidak bisa mendiskriminasi antara
oekerja A dan pekerja B karena artinya perusahaan tidak memberikan hak juga
kenyamanan kkepada tenaga kerjanya di perusahaan tersebut.
e. Tidak adanya perlindungan terhadap tenaga kerja yang seharusnya diberikan oleh
perusahaan. Hal ini berarti perusahaan tidak memberikan hak tenaga kerja kepada tenaga
kerjanya sepenuhnya. Dan ketika ada kecelakaan yang tidak diinginkan pekerja tidak
mendapat perlindungan dari perusahaan.

4. Jelaskan apa yang saudara ketahui tentang Tanggung Jawab Sosial pada Perusahaan ?
Adakah kaitannya dengan Corporate Social Responsibility ?
Jelaskan pendapat sdr.
Jawab:

■ Perusahaan sebenernya tidak hanya melakukan bisnis untuk tujuan fsecara financial saja,
tetapi perusahaan juga mempunyai sebuah tanggung jawab sosial pada perusahaan atau
Corporate Social Responsibility (CSR) yang biasanya diberika kepada masyarakat eksternal
perusahaan ataupun lingkungan sekitar, baik dalam bidang kesehatan, pendidikan. Dan
dengan adanya CSR ini pun dapat menguntungkan perusahaan yang bisa mendapatkan
keuntungan berupa reputasi yang didapat oleh perusahaan. Walauoun hal itu dmtidak
berbentuk fisik, tetqpi hal itu akan berdampak pada penjualan dan oandangan baik
mastmyarakan terhadap perusahaan. Tanggung jawab sosial perusahaan / CSR juga
merupakan suatu penetapan kebijakan dalam mempromosikan keseimbangan antara
keuntungan perusahaan dan keuntungan yang diperoleh masyarakat secara keseluruhan.

5. Berikan contoh bentuk pelanggaran pada Lingkungan yang dilakukan Perusahaan ?


Jelaskan pula urgensi dari penerapan Analisa mengenai dampak pada Lingkungan (AMDAL)
pada Perusahaan ?
Jawab:

■ Contoh dari pelanggarannya adalah kasus yang terjadi di Kalimantan Barat yang dimana
dokumen AMDAL di Kalimantan Barat banyak yang merupakan hasil penjiplakan atau copy
paste dan berkualiatas rendah yang dilakuakan oleh perusahaan. Yang dimana hal ini
dilakukan perusahaan semata-mata karena keterbatasan anggaran. Hal ini seharusnya
langsung mendaoat tindakan serius oleh pihak otoritas. Karena apabila hal ini didiamkan dan
tidak ditindak lanjut makan akan terjadi kesalahan prosedur dalam menganalisis dampak
lingkungan sehingga kelestarian lingkungan akan terganggu, dan hal ini dapat berlanjut secara
terus menerus. Dalam kasus ini, banyak terjadi pemabakaran hutan pada tahun 2015 yang
menyebabkan hampir seluruh Kalimantan Barat mengalami nencana kabut asap, yang juga
malah menimbulkan dampak pada negara tetangga. Hal ini jika diteliti lagi meruapakn tindakan
yang acuh tak acuh terhadap kelayakan lingkunan sekitar perusahaan yang sebenarnya hal
ini adalah suatu kerugian terhadap perusahaan dan pastinya merugikan lingkungan juga
masyarakat sekitar perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai