Anda di halaman 1dari 7

TUGAS RESUME

KEWIRAUSAHAAN
ETIKA BERWIRAUSAHA

DISUSUN OLEH:
UMI FATIMATUR ROSYIDAH
NIM : 200221100231

DOSEN PENGAMPU:
MERIE SATYA ANGRAINI., S.E., M.Ak

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
BANGKALAN
2020
ETIKA BERWIRAUSAHA
A. PENGERTIAN ETIKA BERWIRAUSAHA
Beberapa pengertian tentang etika adalah sebagai berikut:
1. Etika adalah perbuatan standar yang memimpin individu dalam membuat keputusan.
2. Etika adalah suatu studi mengenai yang benar dan yang salah serta pilihan moral yang
dilakukan seseorang.
3. Keputusan etis adalah suatu hal yang benar mengenai perilaku standar
Etika bisnis(Business ethics) menurut penulis adalah keseluruhan dari aturan-aturan
etika baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis yang mengatur hak-hak dan kewajiban
produsen dan konsumen serta etika yang harus dipraktikkan dalam bisnis.
B. HAK DAN KEWAJIBAN KONSUMEN DAN PRODUSEN
HAK DAN KEWAJIBAN KONSUMEN
Hak Konsumen
1. Hak atas kenyamanan,keamanan,dan keselamatan dalam mengonsumsi barang
dan/atau jasa.
2. Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa
tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan.
3. Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang
dan/atau jasa.
4. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang
digunakan.
5. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan konsumen, dan upaya penyelesaian
sengketa perlindungan konsumen secara patut.
6. Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen.
7. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak deskriminatif.
8. Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi, dan/atau penggantian jika barang
dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian dan tidak sebagaimana
mestinya.
9. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan perundang-undangan lain.
Kewajiban Konsumen
1. Membaca dan mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau
pemanfaatan barang dan/jasa, demi keamanan dan keselamatan.
2. Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan/atau jasa.
3. Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati.
4. Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen secara patut.
HAK DAN KEWAJIBAN PRODUSEN
Hak Produsen
1. Hak menerima pembayaran yang sesuai dengan kesepakatan mengenai kondisi dan
nilai tukar barang dan/atau jasa yang diperdagangkan.
2. Hak untuk mendapat perlindungan hukum dari tindakan konsumen yang beritikad
tidak baik.
3. Hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya di dalam penyelesaian hukum
sengketa konsumen.
4. Hak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti secara hukum bahwa kerugian
konsumen tidak diakibatkan oleh barang dan/atau jasa yang diperdagangkan.
5. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Kewajiban Produsen
1. Beritikad baik dalam kegiatan usahanya.
2. Memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan
barang dan/atau jasa serta memberikan penjelasan, penggunaan, perbaikan, dan
pemeliharaan.
3. Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif.
4. Menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau diperdagangkan
berdasarkan ketentuan standar mutu dan/atau jasa yang berlaku.
5. Memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji dan/atau mencoba barang
dan/atau jasa yang dibuat dan/atau yang diperdagangkan.
6. Memberi kompensasi, ganti rugi, dan/atau penggantian atas kerugian akibat
penggunaan, pemakaian, dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang diperdagangkan.
7. Memberi kompensasi ganti rugi dan/atau penggantian bila barang dan/atau jasa yang
diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian.

C. PERBUATAN YANG DILARANG BAGI PRODUSEN


Undang-undang Nomer 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen telah mengatur
larangan kepada produsen atau pelaku usaha dalam menjalankan kegiatannya. Larangan-
larangan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Tidak memenuhi atau tidak sesuai standar yang dipersyaratkan dari ketentuan
perundang-undangan.
2. Tidak sesuai dengan berat bersih, isi bersih(netto), dan jumlah dalam hitungan
sebagaimana dinyatakan dalam label atau etiket barang tersebut.
3. Tidak sesuai dengan ukuran, takaran, timbangan, dan jumlah dalam hitungan menurut
ukuran yang senernya.
4. Tidak sesuai dengan kondisi, jaminan, keistimewaan, atau kemanjuran sebagaimana
dinyatakan dalam label,etiket atau keterangan barang dan/atau jasa tersebut.
5. Tidak sesuai dengan mutu, tingkatan, komposisi, proses pengelolaan gaya, mode, atau
penggunaan tertentu.
6. Tidak sesuai dengan janji yang telah dinyatakan.
7. Tidak mencantumkan tanggal kadaluarsa atau jangka waktu penggunaan yang paling
baik atas barang tertentu.
8. Tidak mengikuti ketentuan berproduksi secara halal
9. Tidak memasang label atau membuat penjelasan atas barang yang diproduksi.
10. Tidak mencantumkan informasi dan/atau petunjuk peggunaan barang dalam bahasa
indonesia .
11. Memperdagangkan barang yang rusak,cacat atau bekas, dan tercemar tanpa
memberikan informasi yang lengkap.
12. Memperdagangkan sediaan formasi dan pangan yang cacat atau bekas, rusak, dan
tercemar, dengan atau tanpa memberikan informasi secara lengkap.
D. FUNDAMENTAL ETIKA YANG BERLAKU PADA SEMUA ETNIS
Fundamental etika yang berlaku pada semua etnis menurut Zimmerer (1996) terdiri atas:
1. Sopan santun
2. Integritas (integrity)
3. Menjaga janji
4. Kesetiaan,ketaatan (fidelity)
5. Kejujuran, kewajaran (fairness)
6. Menjaga satu sama lain (caring for others)
7. Saling menghargai satu sama lain (respect for others)
8. Warga negara yang bertanggung jawab (responsible citizenship)
9. Pengejaran keunggulan (pursuit of excellence)
10. Dapat dipertanggungjawabkan (accountability)

E. PRINSIP ETIKA
Prinsip-prinsip etika adalah sebagai berikut:
1. Usaha membangun kepercayaan antara anggota masyarakat dengan perusahaan atau
pengusaha.
2. Hal tersebut adalah elemen paling penting buat suksenya bisnis jangka panjang.
3. Menjaga etika adalah hal penting untuk melindungi reputasi perusahaan.

F. GEJALA PERILAKU TIDAK JUJUR DI MASYARAKAT INDONESIA


Kejujuran merupakan barang langka dan mata uang yang berlaku di mana-mana.
Gejala ini dapat dilihat dari banyaknya perbuatan tercela yang dilakukan baik oleh
wirausahawan maupun mantan penjabat.

G. PARA OKNUM PENEGAK HUKUM DAN OKNUM ANGGOTA DPR KURANG


DAPAT DIPERCAYA
Perilaku-perilaku tersebut dapat terlihat dari hal-hal sebagai berikut:
1. Oknum-oknum pembela atau penegak hukum tertangkap basah melalui rekaman vidio,
via telepon genggang oleh Komisi Pemberantas Korupsi.
2. Oknum-oknum jaksa telah memutarbalikkan fakta.
3. Para oknum wakil rakyat di DPR/MPR juga semakin terkuak jejak KKN-nya.

H. ETIKA DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL


Etika adalah standar perilaku dan nilai-nilai moral menyangkut tindakan yang
benar dan salah yang terjadi dalam lingkungan kerja.
Corporate Social Resposibility (CSR) adalah bentuk tanggung jawab dari setiap
perusahaan terhadap lingkungan terutama kemungkinan kerusakan lingkungan yang
semakin parah, sehingga anak cucu kita kelak tidak semakin menanggung beban yang
lebih berat dibanding dengan generasi sekarang.
Pelanggran etika atau pelanggaran standar etis yang buruk akan mengakibatkan hal-hal
sebagai berikut:
1. Masalah citra publik
2. Tuntutan hukum yang mahal
3. Tingginya tingkat pencurian oleh karyawan
Sebaliknya, pengambilan keputusan harus saling menguntungkan baik bagi
perusahaan, para pemangku kepentingan, maupun keutuhan dan perbaikan lingkungan
hidup perusahaan.
I. PERILAKU ETIS VERSUS PERILAKU TIDAK ETIS
1. Perilaku etis sangat penting bagi wirausahawan (pengusaha) karena dapat memberi
efek positif sebagai berikut:
a. Staf akan meniru perilaku pimpinannya
b. Standar etis akan membentuk kerangka kerja yang positif
2. Perilaku tidak etis dalam berwirausaha akan menimbulkan hal-hal sebagai berikut:
a. Menganggu pengambilan keputusan usaha
b. Dapat dituntut dengan undang-undang mengenai perlindungan konsumen.
c. Bisnis tidak akan mampu untuk bertahan dalam jangka panjang.

J. PERILAKU SALING MENIPU PARA WIRAUSAHAWAN


Contoh berbagai tindakan tipu-menipu dalam aktivitas bisnis adalah sebagai berikut:
1. Pelaku bisnis dengan pelaku bisnis
a. Mengirim barang dengan jumlah yang tidak sama (kurang) dari fatkur atau
mengirim uang dengan cek kosong.
b. Memengaruhi pihak lain untuk saling menjatuhkan.
c. Salah satu bisa bangkrut, bahkan bisa kedua-duanya.
2. Pelaku bisnis dengan konsumen
a. Pemakaian formulin untuk pengawet makanan
b. Menutupi kualitas barang yang rusak
c. Ingkar janji
d. Barang rusak tetap dikirim kepada pembeli
3. Konsumen dengan pelaku bisnis
a. Membayar dengan menggunakan cek kosong atau membayar tagihan lewat
rekening yang sudah ditutup.
4. Konsumen dengan konsumen
a. Janji tidak ditepati
b. Kiriman barang jumlahnya kurang dari fatkur
c. Kasusnya lebih sedikit

K. KEUNTUNGAN MENJAGA ETIKA


Beberapa keuntungan apabila seseorang senantiasa menjaga etika dalam perilaku
hidupnya,antara lain sebagai berikut:
1. Jika jujur dalam berbisnis, maka bisnisnya akan maju.
2. Timbulnya kepercayaan.
3. Kemajuan terjaga.
4. Perolehan laba akan meningkat.
5. Terjadi kesinambungan.

L. PERBEDAAN ETIKA BERDASARKAN JENIS KELAMIN


Cara pria dalam menyelesaikan masalah dilema etis sering kali berbeda dengan wanita.
Hal ini dapat dibedakan sebagai berikut:
Cara Pria dalam Menyelesaikan Dilema Cara Wanita dalam Menyelesaikan
Etis Dilema Etis
1. Lebih memperhatikan masalah hak. 1) Lebih memperhatikan perasaan.
2. Menanyakan siapa yang benar. 2) Menanyakan siapa yang akan terbuka.
3. Membuat keputusan berdasarkan 3) Menghindari keputusan
nilai.
4. Membuat keputusan yang bersifat 4) Memilih untuk berkompromi
tidak mendua.
5. Mencari solusi yang objektif dan adil. 5) Mencari solusi untuk meminimalkan
yang terluka.
6. Berpegang pada peraturan. 6) Berpegang pada komunikasi
7. Dituntun oleh logika. 7) Dituntun oleh emosi
8. Menerima otoritas 8) Menantang otoritas

M. KONSUMERISME VERSUS HEDONISME


Konsumerisme Hedonisme
1. Mengahmburkan uang untuk 1. Suka membeli barang-barang yang
membeli segala macam barang. mewah.
2. Paham berhasrat konsumsi yang 2. Paham untuk mencari kesenangan
lebih tinggi. semata-mata.

N. BUDAYA PERUSAHAAN
Menurut Kotler (1997) budaya perusahaan merupakan karakter suatu perusahaan
yang mencakup pengalaman, cerita, kepercayaan, dan norma bersama yang dianut oleh
jajaran perusahaan. Seorang wirausahawan harus dapat menciptakan budaya kerja yang
dikaitkan dengan prinsip-prinsip etika.

DAFTAR PUSTAKA
Saiman, Leonardus. 2009. Kewirausahaan Teori, Praktik, dan Kasus-kasus. Jakarta: Salemba
Empat

Anda mungkin juga menyukai