Anda di halaman 1dari 11

RESUME

KEWIRAUSAHAAN
KESEMPATAN USAHA WARALABA

DISUSUN OLEH:
UMI FATIMATUR ROSYIDAH
NIM : 200221100231

DOSEN PENGAMPU:
MERIE SATYA ANGRAINI., S.E., M.Ak

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
BANGKALAN
2020
KESEMPATAN USAHA WARALABA
A. BEBERAPA TERMINOLOGI TERKAIT USAHA WARALABA
Definisi waralaba menurut keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan
Republik Indonesia No. 259/MPP/Kep/7/1997 tentang ketentuan dan tata cara
pelaksanaan pendaftaran usaha waralaba, yaitu waralaba adalah perikatan di mana
salah satu pihak diberikan hak untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas
kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain
dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan dalam rangka
penyediaan dan atau penjualan barang dan atau jasa.
Pengertian waralaba menurut PP RI No. 42 Tahun 2007 tentang Waralaba,
( Revisi atas PP No. 16 Tahun 1997 dan Keputusan Menteri Perindustrian dan
Perdagangan No. 259/MPP/Kep/7/1997 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan
Pendaftaran Usaha Waralaba), waralaba adalah hak khusus yang dimiliki oleh orang
perorangan atau badan usaha terhadap sistem bisnis dengan ciri khas usaha dalam
rangka memasarkan barang dan/atau jasa yang telah terbukti berhasil dan dapat
dimanfaatkan dan/atau digunakan oleh pihak lain berdasarkan perjanjian waralaba.
Definisi waralaba secara umum dapat diartikan sebagai pengaturan bisnis yang
pemilik perusahaan ( pewaralaba atau franchisor) memberi/menjual hak kepada pihak
pembeli atau penerima hak ( terwaralaba atau franchisee) untuk menjual produk dan
atau jasa perusahaan pewaralaba tersebut dengan peraturan dan syarat-syarat lain yang
telah ditetapkan oleh pewaralaba.
Franchising adalah suatu sistem pemasaran berkisar tentang perjanjian dua
belah pihak, di mana terwaralaba menjalankan bisnis sesuai dengan syarat-syarat yang
ditentukan oleh pewaralaba.
Beberapa terminologi berkaitan dengan usaha waralaba:
1. Franchise Contact, adalah perjanjian hukum antara pewaralaba dan terwaralaba
( the legal agreement between franchisor dan franchisee)
2. Franchise, adalah hak-hak istimewa yang diatur dalam perjanjian waralaba ( the
privileges conveyed in the franchise contact)
3. Franchisee (terwaralaba), adalah pihak yang mendapatkan hak untuk menjalankan
usaha waralaba yang kekuasaannya dibatasi berdasarkan perjanjian dengan
pewaralaba.
4. Franchisor (pewaralaba), adalah pihak yang memiliki bisnis dan menjual hak
waralaba kepada terwaralaba.
Hak kelola atau yang lebih populer dengan sebutan waralaba adalah suatu cara
untuk membeli sebagian bisnis yang sudah berjalan (cukup baik) untuk diduplikasi
guna untuk meminimalkan tahap coba-coba (trial and error) yang merupakan bagian
yang tidak terpisahkan pada setiap dimulainya sebuah usaha dari nol.
B. MODEL MENJADI TERWARALABA PADA USAHA WARALABA
1. Tahap 1: Analisis Potensi Diri Sebagai Terwaralaba
Pertanyaaan yang harus dijawab oleh seorang terwaralaba adalah apakah diri
anda memiliki potensi besar sebagai pembeli bisnis dengan sistem waralaba
sebagai terwaralaba dengan berbagai konsekuensi dan kemungkinan risiko yang
harus ditanggung. Dalam fase ini, menurut Ir. Budi Utoyo (2009), cara mudah dan
aman untuk membeli franchise perlu melihat kesiapan diri anda dari sisi waktu,
fasilitas dan modal.
2. Tahap 2 : Analisis Merek Dan HAKI Pewaralaba
Calon terwaralaba harus memperoleh kepastian bahwa produk dan atau jasa
usaha waralaba yang akan dibeli telah memperoleh hak kekayaan intelektual dari
instansi berwenang. Kepastian tersebut tidak sekedar “katanya” atau informasi
sepihak menurut pewaralaba sendiri, tetapi tidak dapat atau tidak bersedia
menunjukkan buku kepemilikannya hak atau sertifikat asli atas produk atau jasa
yang akan dijalankan prosesnya dengan sistem waralaba.
3. Tahap 3 : Analisis Pasar dan Pemasaran
Usaha waralaba yang anda pilih sebaiknya produk atau jasa yang memiliki
keunggulan, keunikan, atau perbedaan yang tidak mudah ditiru ketimbang dengan
usaha sejenis dan membuat konsumen selalu mencari ciri khas yang dimaksud.
Pilihlah usaha waralaba yang memiliki pangsa pasar yang jelas atau jika mungkin
telah menguasai pangsa pasar yang luas, baik di dalam maupun luar negeri. Untuk
calon terwaralaba hendaknya hati-hati jika akan membeli usaha waralaba, sebab
banyak perusahaan yang baru satu tahun tetapi sudah terlalu beani untuk
menawarkan usahanya dengan sistem waralaba.
Jika analisis pasar dan pemasaran tidak jelas, prospek usaha waralaba itu
biasanya juga tidak akan jelas, dan kemungkinan risiko kegagalan bisnis atau
risiko investasi anda menjadi besar. Jangan pilih waralaba yang hanya memiliki
satu produk. Ketergantungan pada satu produk sangat riskan, mengingat tingginya
persaingan bisnis dewasa ini.
4. Tahap 4 : Analisis Profil dan Prospek Waralaba
Usaha waralaba yang Anda pilih sebaiknya telah memiliki ciri khas usaha,
keuntungan sudah terbukti, dan laba perusahaan waralaba tersebut sudah
meningkat. Telah memiliki prosedur operasional (standart operating procedure-
SOP). Pastikan bahwa usaha waralaba yang akan anda beli memiliki prospek yang
tidak diragukan. Pihak (seseorang/badan/perusahaan) yang akan menjalankan
usahanya dengan sistem waralaba harus dapat menunjukan bahwa bisnis atau
usaha yang akan diwaralabakan telah terbukti memberikan keuntungan bagi
dirinya sendiri. Ketahuilah bahwa pada saat yang sama pewaralaba juga menilai
anda sebagai calon terwaralaba. Pewaralaba tidak hanya memerlukan uang anda.
Pada tahap awal, ia pun perlu yakin dengan kelayakan diri anda untuk menjadi
terwaralaba.
5. Tahap 5 : Analisis Support dan Sistem Pewaralaba
Pastikan bahwa usaha waralaba yang akan anda pilih telah memiliki SOP
secara tertulis untuk pelayanan dan kualifikasi barang atau jasa yang ditawarkan
sebagai sarana kendali mutu pelayanan atau kendali mutu lainnya secara terpadu.
Ciri utama waralaba dan tidak dapat tidak harus dipatuhi, yakni diatur dalam
peraturan Pemerintah Nomer 16 Tahun 1997 Pasal 4 tentang Waralaba. “Pasal 4
ayat (1) pemberi waralaba dan penerima waralaba mengutamakan penggunaan
barang dan atau bahan hasil produksi dalam negeri sebanyak-banyaknya
sepanjang memenuhi standar mutu barang dan jasa yang disediakan dan atau
dijual berdasarkan perjanjian Waralaba. Ayat (2) pemberi waralaba memberikan
pembinaan, bimbingan, dan pelatihan kepada pemberi waralaba.”
Dalam peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No. 12/M-
DAG/PER/3/2006 tentang Ketentuan dan Tata Cara Penerbitan Surat Tanda
Pendaftaran Usaha Waralaba pada Pasal 6, Perjanjian Waralaba memuat paling
sedikit:
a. Nama dan alamat perusahaan para pihak
b. Nama dan jenis Hak Kekuasaan Intelektual atau ciri khas usaha seperti sistem
manajemen, cara penjualan atau penataan atau distribusi yang merupakan
karakteristik khusus yang menjadi objek waralaba.
c. Hak dan kewajiban para pihak serta bantuan dan fasilitas yang diberikan
kepada penerima waralaba.
d. Wilayah usaha (zone) waralaba.
e. Jangka waktu perjanjian
f. Perpanjangan pengakhiran dan pemutusan perjanjian
g. Cara penyelesaian perselesihan
h. Tata cara pembayaran imbalan
i. Pembinaan, bimbingan, dan pelatihan kepada penerima waralaba
j. Kepemilikan dan ahli waris
6. Tahap 6 : Analisis Pendanaan,BEP, dan Risiko Waralaba
Ketika anda tertarik untuk membeli usaha waralaba, mintalah perhitungan
jumlah biaya yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha, potensi kerugian yang
mungkin akan anda tanggung, dan juga potensi pendapatan dalam jangka tertentu
yang akan diterima. Biaya-biaya yang harus dianalisis adalah besarnya biaya sewa
tanah dan ruangan, biaya bahan baku, tenaga kerja, energi listrik, air, telepon,
termasuk franchise fee(royalty fee ataupun bagi keuntungan, serta biaya lainnya).
Oleh karena itu, mereka menuntut pengembalian investasi bisnisnya melalui fee
dan roylty atau bagi keuntungan maupun biaya lainnya yang relatif besar.
Perlu dilakukan pola analisis mengenai beberapa lamakah waktu yang
diperlukan untuk balik modal (Break Event Point-BEP) atas sejumlah modal yang
tertanam atau akan diinvestasikan. Membeli waralaba tidak sama membeli produk
yang anda sukai. Membeli waralaba adalah membeli bisnis, dan itu berarti terkait
dengan risiko. Dengan memilih bisnis jalur pola ini, anda tentu menginginkan
risiko yang lebih kecil daripada merintis sendiri usaha dari nol. Namun, tetap
harus disadari bahwa setiap tawaran waralaba mempunyai varian risiko yang
berbeda-beda. Risiko pewaralaba akan semakin kecil bila telah mampu bertahan
cukup lama dan semakin besar ukurannya.
7. Tahap 7 : Evaluasi dan Pemilihan Waralaba
Tahap ke – 7 ini terdiri atas fase investigasi, evaluasi, dan pemilihan.
1. Tahap Investigasi
Pada fase ini terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan, yaitu:
a. Pembuktian, bahwa waralaba tersebut menguntungkan
b. Proyeksi cash flow, mencakup berapa pemasukan tiap hari, minggu, bulan,
dan seterusnya.
c. Meneliti keunikan yang dimiliki sehingga tidak mudah untuk ditiru
d. Mengkaji petunjuk teknis(juknis) dan SOP, mencakup dokumen yang
diberikan oleh pewaralaba kepada terwaralaba. Dokumen bertujuan untuk
mengatur hal-hal yang sifatnya teknis, misalnya SOP pemasaran,SOP
pelayanan, juknis resep menu, juknis penataan ruangan, dan lain-lainnya.
e. Memastikan adanya hak paten
f. Kontrak
2. Fase Evaluasi
Anda perlu melakukan evaluasi dari 6 langkah yang sudah dijabarkan
sebelumnya. Apakah menurut anda visible? Jika memungkinkan, anda dapat
berkonsultasi kepada ahli hukum atau pihak-pihak yang kompenten lainnya.
3. Fase Pemilihan
Dalam fase ini, anda perlu melakukan seleksi sebagai berikut:
a. Pilihlah bisnis waralaba yang cocok dengan waktu, fasilitas, dan modal
anda
b. Pilihlah waralaba yang paling sreg dengan perasaan, kerpercayaan,
kemauan, hobi, atau hal-hal lain yang anda tentukan baik secara
individu(pikiran, hati, dan jiwa) maupun pertimbangan keluarga.
Jangan memilih usaha waralaba yang membutuhkan banyak karyawan
yang mungkin sangat berpotensi memakan biaya produksi dan fixed cost yang
semakin besar. Kemungkinan kesalahan manusia (human error) pun lebih
besar. Sebaiknya pilihlah usaha waralaba yang sudah menggunakan mesin
atau terkomputerisasi. Jangan memilih usaha sistem waralaba yang terjerat
masalah hukum. Jangan memilih usaha sistem waralaba yang cabang-
cabangnya atau gerainya telah banyak ditutup.
8. Tahap 8 : Pembukaan
Siap dimulai, berarti siap juga menanggung segala bentuk risiko, kerugian,
dan keuntungan yang mungkin berada didepan mata.
Fase pembukaan (start-up) ini mencakup:
a. Training
Anda berhak menanya materi, metode, dan berapa lama training yang
akan diberikan oleh pihak pewaralaba kepada anda sebagai terwaralaba.
b. Marketing
Anda perlu menanyakan strategi, sistem pemasaran, serta marketing tools
seperti apa yang akan diberikan oleh pewaralaba kepada terwaralaba.
c. Team force
Anda perlu memastikan apakah anda juga tim inti dari pewaralaba pada saat
awal permukaaan.

C. JENIS-JENIS USAHA WARALABA


Menurut Longenecker, dkk, (2005) edisi 12, jenis-jenis usaha waralaba ada tuju,
yaitu:
1. Waralaba nama dagang dan produk (product and trade name franchise)
Bantuan-bantuan hak menggunakan/menjual nama dagang dan produk yang
telah dikenal luas (grand the right to use a widely recoguized product or name)
2. Waralaba unit tunggal (single unit franchise)
Waralaba jenis ini merupakan waralaba paling sederhana dan paling banyak
digunakan karena kemudahannya.
3. Waralaba format bisnis (business format franchse )
Menyediakan seluruh sistem pemasaran dan petunjuk yang terus-menerus dari
pewaralaba (provides an antire marketing system and angoing guidance from the
factonary).
4. Waralaba dukung-mendukung (pinggyback franchising)
Operasi suatu waralaba ritel dalam fasilitas fisik/bangunan toko waralaba (the
operation of a ritel franchise within the physical facilities of a host store).
5. Waralaba pemegang lisensi pemilik (master licensee)
Perusahaan independent atau individu yang bertindak sebagai agen penjual
dengan tanggung jawab untuk menemukan terwaralaba baru dengan batasan suatu
nominal tertentu.
6. Waralaba kepemilikan (multiple- unit pwnership)
Mengangkat penerima hak (terwaralaba) tunggal untuk memilih lebih dari satu
gerai waralaba atau daapat membuka beberapa gerai dari perusahaan yang sama
(holding by a single franchisee of more that one franchise from the same company
.)
7. Waralaba pengembang wilayah (area developers)
Pada waralaba jenis ini, terwaralaba memperoleh hak untuk menjalankan
usahanya dalam sebuah teritorial tertentu, misalkan pada sebuah provinsi ataupun
kota, dengan jumlah cabang yang lebih dari 1 gerai.

D. PRINSIP DASAR USAHA WARALABA


Prinsip dasar atau syarat utama dalam pelaksanaan usaha waralaba, antara lain:
1. Pewaralaba harus hidup dari royaliti (bagi keuntungan) yang dibayar oleh
terwaralaba sebagai pemakai format bisnis yang telah diciptakan oleh pewaralaba.
2. Pewaralaba harus bersedia memberikan informasi yang berkaitan dengan produk
dan atau jasa yang akan diwaralabakan secara jujur, benar, lengkap, transparan,
serta tidak ada unsur kesengajaan dalam menyembunyikan informasi atau
ketidakbenarannya.
3. Jaringan waralaba harus besar agar royalti yang didapat mampu membiayai
operasional bisnis dari pewaralaba, sehingga dapat mengembangkan usaha jadi
lebih baik.
4. Seluruh distribusi bahan baku sebaiknya dijaga oleh pewaralaba untuk mengukur
volume bisnis dan menjaga kualitas bahan baku
5. Secara prinsip terwaralaba bisa mendapatkan harga beli yang lebih murah dari
harga jual pewaralaba kepada pembeli
6. Terwaralaba menyukai bisnis yang dibelinya, memiliki komitmen penuh, dan
percaya akan potensi itu
7. Terwaralaba sebaiknya bekerja keras berpengabdian dan percaya bahwa sukses
berasal dari diri sendiri bukan dari pewaralaba
8. Terwaralaba sebaiknya memiliki tipe owner-operator , yakni bersedia terlibat
dalam pengelolaan gerainya minimal 45 jam per minggu
9. Terwaralaba harus memahami bahwa bergabung dengan sistem waralaba bukan
untuk mencari kambing hitam bila usaha gagal atau rugi
10. Terwaralaba sebaiknya memahami setiap usaha pasti ada risiko gagal dan
memiliki/membeli bisnis dengan sistem usaha waralaba tidak selalu menjamin
waralaba
11. Terwaralaba sebaiknya memahami keunggulan dan kelemahan jika bergabung
pada usaha waralaba
12. Terwaralaba harus memiliki kemampuan manajemen yang memadai, termasuk
mengelola sumber daya manusia (SDM) dan pelayanan pelanggan sepenuh hati.

E. BEBERAPA HAL YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN SEBELUM


MEMBELI USAHA SISTEM WARALABA
Beberapa hal yang harus dipertimbangkan oleh terwaralaba sebelum membeli usaha
sistem waralaba, yaitu:
1. Berapa lama usaha waralaba tersebut telah berjalan dan berapa lama usaha
tersebut telah diwaralabakan
2. Kesehatan keuangan dan rekam jejak (track record) yang baik.
3. Berapa banyak usaha waralaba yang telah berjalan atau juga berapa banyak
jumlah gerai yang telah beroperasi dan berjalan sehat
4. Nilai atas produk dan atau jasa dalam hubungannya dengan kemampuan bertahan
atas barang/jasa dalam jangka panjang
5. Keharusan untuk membeli bahan baku dari pewaralaba
6. Jenis promosi yang dilakukan oleh pihak pewaralaba
7. Ada baiknya bila calon terwaralaba dapat melihat lebih dahulu contoh isi kontrak
yang akan disetujui
8. Estimasi keuntungan dan bahkan estimasi kerugian yang diproyeksi dengan
realistis
9. Batasan-batasan yang diberlakukan oleh pewaralaba untuk kegiatan operasi dan
keuangan perusahaan
10. Adanya target penjualan ataupun omzet yang diterapkan pada terwaralaba

F. KIAT MEMILIH PEWARALABA


Menurut Bambang N. Rachmadi(2007), sebelum Anda memilih, sebaiknya
memperhatikan hal-hal berikut;
1. Jangan mudah percaya dengan brosur,lebih-lebih kepada calo usaha waralaba
2. Jangan berharap ingin cepat kaya yang berlebihan
3. Jangan memilih waralaba hanya karena harganya yang murah
4. Tentukan tujuan anda memasuki bisnis waralaba
5. Perhatikan tingkat risiko usaha waralaba yang anda pilih
6. Hati-hati dengan faktor subjektivitas atau emosional
7. Hindari pewaralaba yang hanya memiliki satu jenis produk
8. Hindari waralaba yang membutuhkan banyak karyawan
9. Hindari pewaralaba yang terjerat masalah hukum
10. Selidiki berapa banyak pewaralaba pernah gagal
11. Pelajari dukungan promosi pewaralaba selama ini
12. Kunjungi beberapa pewaralaba sebagai perbandingan
13. Pelajari dokumen dan informasi yang telah diperoleh
14. Mengunjungi atau bertukar pikiran dengan terwaralaba lain yang sudah
membelinya terlebih dahulu
15. Pelajari laporan keuangan pewaralaba
16. Bandingkan tingkat penghasilan usaha waralaba yang akan anda beli dengan
penghasilan deposito atas rencana investasi anda
17. Pertimbangkan besarnya franchise fee, royalti, dan fee lainnya.

G. PROSES PENDIRIAN USAHA WARALABA


Proses pendirian bisnis dengan sistem waralaba:
1. Pewaralaba akan mengirim brosur dan bahan-bahan lain kepada anda. Banyak
juga pewaralaba yang meberikan pertanyaan/kuesioner secara lengkap
2. Langkah selanjutnya adalah evaluasi perusahaan. Evaluasi ini berisi beberapa
informasi penting antara lain:
a. Pewaralaba, pendahulunya, dan cabang-cabang pembantunya
b. Sejarah atau perjalanan bisnis
c. Status hukum
d. Biaya waralaba(franchise fee) atau biaya awal pendirian
e. Biaya-biaya lain
f. Investasi awal
g. Peraturan pemasok bahan baku produk dan layanan
h. Obligasi terwaralaba
i. Finansial minimal evaluasi laporan keuangan tiga tahun terakhir
3. Ketahui berapa banyak terwaralaba yang telah ikut bergabung pada pewaralaba
yang akan anda beli.
4. Lihat rencana bisnis pewaralaba, manual pengoperasian, dan analisis pasar

H. KRITERIA UNTUK MENGAJUKAN USAHA SISTEM WARALABA


Kriteria untuk mengajukan Franchise menurut PP No. 42 Tahu 2007 tentang
waralaba:
1. Terbukti memberi keuntungan
2. Memiliki SOP manual tertulis untuk pelayanan dan kualifikasi barang dan atau
jasa yang ditawarkan
3. Manajemennya mudah diajarkan dan diterapkan
4. Memberikan dukungan berkesinambungan kepada terwaralaba
5. Memiliki hak kekayaan intelektual yang telah terdaftar di instansi berwenang

I. PRO DAN KONTRAK USAHA WARALABA


a. Pihak yang Pro terhadap Usaha Waralaba
1. Kemungkinan sukses lebih tinggi dibanding bila memulai usaha dari nol
2. Merek bisnis sudah terbukti dikenal luas
3. Tuntutan syarat khusus (prakualifikasi) bagi terwaralaba
4. Tersedia pelatihan oleh pewaralaba bagi calon terwaralaba
5. Percepatan perluasan usaha dengan modal relatif rendah
6. Efisiensi dalam meraih target pasar melalui promosi bersama
7. Terbentuknya kekuatan ekonomi dalam jaringan distribusi
8. Menggantikan kebutuhan personel pewaralaba dengan para operarator yang
dimiliki oleh terwaralaba (slim organization).
9. Pemilik gerai memiliki motivasi tinggi karena menyangkut pengembalian
investasi dan keuntungan usaha yang cepat
10. Disediakan bantuan atau pinjaman keuangan oleh pewaralaba kepada
terwaralaba
11. Bantuan manfaat operasi dari pewaralaba kepada terwaralaba
b. Pihak yang Kontrak terdapat Usaha Waralaba
1. Biaya-biaya waralaba yang cenderung tinggi adalah:
a. Biaya waralaba awal (initial franchise fee)
b. Biaya-biaya investasi (investment costs)
c. Pembayaran royalti (royalty payments)
d. Biaya-biaya perikhlanan (adversiting costs)
2. Berbagai pembatasan pada operasi-operasi bisnis (restrictions on business
operations)
3. Kehilangan kemerdekaan (loss of independence)
4. Kewenangan gerai ditangan terwaralaba (kalau banyak ide merepotkan pihak
pewaralaba)
5. Perlu perubahan paradigma (paradigm shift) atas materi yang dijual
6. Untuk membentuk sistem usaha yang baku, perlu adanya proses yang lebih
birokratis.

J. POSITIF DAN NEGATIFNYA USAHA WARALABA


1. Sisi Positif Usaha Waralaba
a. Mendapatkan pelatihan formal
b. Memperoleh bantuan modal/keuangan
c. Metode pemasarannya telah teruji
d. Memberikan bantuan sistem pengelolaan
e. Waktu mulai (start-up) bisnis lebih cepat
f. Tingkat kegagalan usaha yang relatif rendah
2. Sisi Negatif Usaha Waralaba
a. Biaya usaha waralabanya yang sering kali cenderung lebih tinggi
b. Pembagian royalti sering kali memberatkan
c. Terdapat batasan-batasan pertumbuhan
d. Tidak memiliki kebebasan dalam proses pemasaran dan operasi
e. Pewaralaba mungkin akan menjadi pemasok tunggal atas berbagai
perlengkapan dan bahan-bahan baku
f. Batasan atau klausa pembaruan
g. Waralaba, lisensi (licency) , dan/atau royalty fee wajib ada dan menjadi syarat
mutlak waralaba
h. Mendengar waralaba, lisensi, dan atau royalty fee mungkin sudah tidak asing
lagi bagi kita karena sering ditulis dan diulas diberbagai media, buku, dan
seminar-seminar publik
i. Dalam waralaba, lisensi, dan atau royalty fee sebagai suatu sistem dan atau
format bisnis yang dituangkan dalam suatu perjanjian waralaba antara
pewaralaba (sebagai pemilik dari hak intelektual, brand, logo, dan sistem
operasi) dan terwaralaba (sebagai penerima konsep,sistem, penemuan, proces,
HAKI, logo, dan merek), royalty fee wajib dibayarkan oleh terwaralaba kepada
pewaralaba setiap bulan/triwulan atau tergantung perjanjan pewaralaba
j. Mengenai berapa besar hak waralaba, lisensi, dan atau royalty fee bergantung
jenis usaha serta hitung-hitungan dari pewaralaba yang mencakup aspek
feasibility atau kelayakan suatu usaha waralaba
k. Keberadaan waralaba, lisensi, dan atau royalty fee sudah seharusnya dijadikan
sumber utama pendapatan pewaralaba demi kelangsungan hidup usahanya
l. Meskipun hak waralaba, lisensi, dan atau royalty fee sewajarnya ada dan harus
ada dalam waralaba, namun sebaiknya fee atau biaya atas waralaba, lisensi,
dan atau royalty fee harus sama atau proposional untuk setiap terwaralaba
seperti yang tercantum dalam peraturan pemerintah atau undang-undang.
DAFTAR PUSTAKA
Saiman, Leonardus. 2009. Kewirausahaan Teori, Praktik, dan Kasus-kasus. Jakarta: Salemba
Empat

Anda mungkin juga menyukai