Anda di halaman 1dari 10

RESUME

EKONOMI DAN ISLAM


SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI

DOSEN PENGAMPU:
ATIK EMILIA SULA, MAk.

DISUSUN OLEH KELOMPOK 03:


1. MUH. HABIBULLAH RAHMAT SYAH AL-KAMALI (200221100208)
2. NASIFA (200221100212)
3. SITI NOR FAIZAH (200221100227)
4. UMI FATIMATUR ROSYIDAH (200221100231)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
BANGKALAN
2020/2021
A. PENGERTIAN TEORI EKONOMI

Pengertian teori ekonomi adalah abstraksi dari kenyataan ekonomi yang


berupa konsep-konsep tentang variabel, asumsi (andaian), perilaku, dan prediksi
variabel. Sebuah teori muncul dari adanya metodologi. Teori ekonomi berkembang
terus karena masalah-masalah ekonomi dalam dunia nyata mengalami perubahan.
Dalam usaha untuk menyelesaikan masalah tersebut, lahirlah pemikiran-pemikiran
yang diakui sebagai teori. Teori ini merupakan jawaban teoritik terhadap masalah
tadi. Jika jawaban teoritik tadi dapat dibenarkan oleh penelitian empirik maka
relevansi teori mendukung dalam penyelesaian masalah ekonomi. Dengan demikian,
teori tersebut dapat menjelaskan kenyataan ekonomi dan dapat pula meramalkan apa
yang akan terjadi terhadap perilaku variabel-variabel ekonomi. Mempelajari teori
ekonomi positif berarti mempelajari apa adanya tentang masalah-masalah ekonomi,
sedangkan mempelajari ilmu ekonomi normatif cenderung apa seharusnya.
Mempelajari sejarah pemikiran ekonomi bertujuan agar kita dapat mengetahui
perkembangan pemikiran dan teori ekonomi, memberi inspirasi, menanamkan sikap
demokratik, dan toleran.

B. SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI


1. Pemikiran Ekonomi Zaman Yunani Kuno

Sesungguhnya persoalan ekonomi sama tuanya dengan keberadaan


manusia itu sendiri. Tetapi bukti-bukti konkrit paling awal yang bisa ditelusuri
ke belakang hanya hingga masa Yunani Kuno (Deliarnov, 2003: 11). Seperti
yang sudah diketahui, kata “ekonomi” sendiri berasal dari penggabungan dua
suku kata Yunani: oikos dan nomos, yang berarti pengaturan atau pengelolaan
rumah tangga. Istilah tersebut pertama kali digunakan oleh Xenophone, seorang
filsuf Yunani. Pada masa Yunani Kuno sudah ada teori dan pemikiran tentang
uang, bunga, jasa tenaga kerja manusia dari perbudakan dan perdagangan. Bukti
tentang itu dapat dilihat dari buku Respublika yang ditulis Plato (427-347 SM)
sekitar 400 tahun sebelum Masehi. (Deliarnov, 2003: 12). Karena dia yang
melahirkan pemikiran paling awal tentang perekonomian, maka pemikirannya
tentang praktek ekonomi banyak dipelajarai orang. Hanya sayang, walau Plato
ada membahas masalah-masalah ekonomi, tetapi pembahasan itu tidak dilakukan
secara khusus, melainkan sejalan dengan pemikiran tentang bentuk suatu
masyarakat sempurna, atau sebuah utopia. 

Pada masa Yunani Kuno memang pembahasan tentang ekonomi masih


merupakan bagian Filsafat, khususnya filsafat moral. Gagasan Plato tentang
ekonomi timbul secara tidak sengaja dari pemikirannya tentang keadilan (justice)
dalam sebuah negara ideal (ideal state). Dalam sebuah negara ideal, demikian
Plato, kemajuan tergantung pada pembagian kerja (division of labor) yang timbul
secara alamiah dalam masyarakat. Suatu hal yang patut dicatat dari masa Yunani
Kuno ini adalah bahwa orang sudah mengenal hedonisme, yang dapat dikatakan
sebagai cikal bakal paham materialistik yang dikembangkan di Eropa pada abad
ke-17 dan ke-18 kemudian. Hedonisme merupakan paham materialisme
mekanistik, yang menganggap kenikmatan egoistis sebagai tujuan akhir dari
kehidupan manusia. Paham yang pertama kali digagas oleh Aristippus ini
menganggap bahwa kenikmatan adalah tujuan akhir dari kehidupan
manusia.Paltolah orang pertama yang mengecam konsep itu. Palto sudah melihat
bahwa konsep itu akan mendatangkan gap dalam masyarakat. Ada yang akan
hidup berkemewahan, sementara yang lainnya akan sengsara setengah mati.

Teori Plato yang masih relevan dengan keadaan sekarang adalah


pendapatnya tentang fungsi uang. Dalam bukunya Politika, Plato menjelaskan
bahwa selain sebagai alat tukar, uang juga berfungsi sebagai alat pengukur nilai
dan alat untuk menimbun kekayaan. Selain Plato, pada zaman ini ada juga
Aristoteles yang masih merupakan murid Plato. Kontribusi Aristoteles yang
paling besar terhadap ilmu ekonomi ialah pemikirannya tentang pertukaran
barang (exchange of commodities) dan kegunaan uang dalam pertukaran barang
tersebut. Menurut pandangan Aristoteles, kebutuhan manusia (man’s need) tidak
terlalu banyak, tetapi keinginannya (man’s desire) relatif tanpa batas.

Dalam mengamati proses ekonomi, Aristoteles membedakannya atas dua


cabang, yaitu kegunaan (use) dan keuntungan (gain). Lebih spesifik, ia
membedakan oeconomia dan chrematistike. Oeconomia didefinisikannya
sebagai “the art of household management, the administrations of one’s
patrimony, the careful husbanding of resources“. Sedangkan chrematistike, yang
tak ada padanan katanya dalam bahasa Inggris, juga Indonesia,
mengimplikasikan penggunaan sumberdaya alam atau ketrampilan manusia
untuk tujuan-tujuan yang acquisitive sifatnya. Dalam chrematistike berdagang
adalah aktivitas ekonomi yang tidak didorong oleh motif faedah (use), melainkan
lab (gain). (Deliarnov, 2003 : 15)

Selain Plato dan Aristoteles, pemikir masa Yunani Kuno yang harus
disimak pendapatnya adalah Xenophon (440 – 355 SM). Sebagai mana sudah
disinggung sebelumnya, kata-kata ekonomi (dari oikos dan nomos) adalah
“ciptaan” Xenophon. Karya utamanya adalah “On the Means of Improving the
Revenue of the State of Athens“. Menurutnya negara Athena yang punya
beberapa kelebihan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pendapatan negara.
Athena potensial untuk menarik pedagang dan pengunjung dari daerah-daerah
lain. Hal ini menunjukkan bahwa spirit merkantilisme sudah ada pada masa
Yunani Kuno, yang menganjurkan orang melakukan perdagangan dengan
negara-negara lain. Juga spirit kepariwisataan, yang menganjurkan masyarakat
melayani para pengunjung yang datang berdamawisata dilayani sebaik-baiknya.,
sebab yang datang akan membawa kemakmuran bagi masyarakat daerah yang
dikunjungi.

2. Pemikiran Kaum Skolastik

Ciri utama dari aliran pemikiran ekonomi Scholastik (scholasticism)


adalah kuatnya hubungan antara ekonomi dengan masalah etis serta besarnya
perhatian pada masalah keadilan. Hal ini karena ajaran-ajaran Scholastik
mendapat pengaruh yang sangat kuat dari ajaran gereja. Ada dua orang tokoh
utama aliran in yaitu Albertus Magnus (1206-1280) dan St. Thomas Aquinas
(1225-1274). Albertus Magnus adalah seorang filsuf-religius dari Jerman. Salah
satu pandangannya yang terkenal adalah pemikirannya tentang harga yang adil
dan pantas. (just price),yaitu harga yang sama besarnya dengan biaya-biaya dan
tenaga yang dikorbankan untuk menciptakan barang tersebut.

Tokoh kedua, yang dikenal lebih luas, Thomas Aquinas, adalah seorang
teolog dan filsuf Italia. Selain pengikut Albertus Magnus, ajaran-ajaran Thomas
Aquinas dipengaruhi oleh Aristoteles serta ajaran Injil. Dalam bukunya “Summa
Theologica“, Aquinas menjelaskan bahwa memungut bunga dari uang yang
dipinjamkan adalah tidak adil, sebab ini sama artinya menjual sesuatu yang tidak
ada.

A. Jean Bodin (1530-1596), Merkantilisme (abad XVII) dan Physiokrasi


(Abad XVIII)
Karya pemikiran yang ditujukan khusus pada masalah-masalah
ekonomi mulai muncul dalam abad XVII, yaitu dari zaman Merkantilis, dan
dalam abad XVIII dengan pemikir-pemikir ekonomi mashab Physiokrasi.
Pemikiran-pemikiran ekonomi dari zaman Merkantilisme dan mazhab
Physiokrasi merupakan tahap-tahap pendahulu bagi mashab Klasik. Mazhab
Klasik lazim dianggap bertitik awal dengan karya besar Adam Smith pada
akhir abad XVIII yang berjudul “An Inquiry into the Nature and the Causes
of the Wealth of Nations (1776)”. (Djojohadikusumo, 1991: 3).
Semuanya itu tidak berarti bahwa sebelum abad XVII tidak ada
gagasan sama sekali mengenai hal-ihwal ekonomi. Namun, permasalahan
ekonomi dalam kehidupan masyarakat dalam abad-abad sebelumnya itu,
kebanyakan terungkap dalam karangan-karangan para pemikir di bidang
falsafah dan di bidang hukum, yang biasanya menyangkut segi etika;
misalnya berkisar pada masalah bunga dan riba. Sementara serangkaian
ulasan dan pemikiran mazhab Merkantilisme yang diwakili Thomas Mun
(1571-1641) dan Jean Baptist Colbert (1619-1683) lebih mengutamakan
masalah-masalah kebijaksanaan ekonomi ketimbang usaha sistemastis untuk
menyusun suatu kerangka analisa. Inti pokok dalam pandangan mereka
adalah bahwa kemajuan dan kemakmuran suatu negara kebangsaan
bersangkut-pau dengan adanya surplus ekspor barang d atas impor dalam
perdagangan luar negeri. Surplus yang dimaksud itu bisa menambah
cadangan logam mulia berupa emas dan perak.
Bertentangan dengan pandangan Merkantilisme, para Physiokrasi yang
diwakili Francois Quesney (1694-1774) dan A.R.J. Turgot (1727-1781),
mengutamakan arti dan pentingnya sector pertanian. Kegiatan pertanian
bahkan dianggap sebagai satu-satunya sector produktif yang menghasilkan
suatu surplus produksi secara netto untuk masyarakat. Istilah physiokrasi
berasal dari bahasa Yunani Kuno yang merupakan gabungan dari istilah
physis (fisika, ilmu alam) dan cratos (kekuatan, kekuasaan). Pemikiran para
Physiokrat mengenai tata susunan masyarakat pada umumnya dan susunan
ekonomi khususnya, berakar pada falsafah dasar dan haluan pandangan
bahwa penataannya diatur menurut kekuatan hukum alam.
Dari sinilah selanjutnya berkembang beragam pemikiran dan falsafah
tentang kegiatan ekonomi, yang masing-masingnya telah memberi kontribusi
yang cukup besar dalam sejarah perkembangan perekonomian dunia hingga
saat ini.

3. Mazhab Klasik

Pangkal tolak dalam teori mazhab Klasik ialah bahwa kebutuhan manusia
akan terpenuhi dengan cara yang paling baik bilamana sumber-sumber daya
produksi digunakan secara efisien. Selain itu bila hasil produksi berupa barang
dan jasa dijual di pasaran melalui persaingan yang bebas. Salah satu ciri pokok
dalam pemikiran ekonomi mazhab Klasik ialah persepsi dan konsep pengertian
tentang mekanisme ekonomi dlaam suatu masyarakat yang sudah modern. Dalam
kerangka pemikirannya, terungkapkan asas-asas dan kekuatan-kekuatan yang
mendasari tata susunan ekonomi kapitalis.

Ada beberapa tokoh pemikir dalam mazhab ini yang perlu kita ketahui
pandangannya tentang kegiatan ekonomi. Masing-masing dari mereka diuraikan
sebagai berikut:

a)    Adam Smith

Adam Smith-lah tokoh sentral dalam mazhab ini. Pemikiran-pemikiran


tentang masalah-masalah ekonomi dituangkannya dalam karyanya yang
berjudul “An Inquiry into the Nautre and Causes of the Wealth of Nations”.
Dasar falsafah adalah bahwa tata susunan masyarakat agar didasarkan atas
hokum alam yang secara wajar berlaku dalam dunia nyata. Perlu pembagian
bidang kegiatan dan spesialisasi. Kebebasan individu dan kemandiriannya akan
membawa keserasian ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Laissezfair, laissez
passer.. 
b)    Jean Baptist Say (1767-1832)

Penyusun sistematik dan kodifikasi pemikiran Adam Smith. Hukum


Say : “theories des debouchees”, dalam keadaan ekuilibrium produksi
cenderung menciptakan permintaannya akan hasiul produksi yang bersangkutan.

c)    David Ricardo (1772-1832)

Teori nilai bersumber pada biaya tenaga kerja. Hukum besi tentang
tingkat upah. Sewa tanah dikaitkan dengan hokum imbalan jasa yang semakin
menurun. Teori perdagangan internasional berdasarkan keunggulan komparatif
dan biaya komparatif.

d)    Thomas Robert Malthus (1766-1834)

Terkenal dengan teori penduduknya yang berbunyi: penduduk dunia


bertambah dengan lebih cepat disbanding dengan kemampuannya untuk
mempertahankan tingkat hidupnya. Teori lainnya tentang ketidakmampuan
berkonsumsi secara wajar (theory of underconsumption).

4. Mazhab Neo-Klasik (I)

Mazhab ini memfokuskan diri pada konsep Marginalisme dan Perilaku


Konsumen. Ada beberapa tokoh yang berperan dalam mazhab ini seperti :

 Herman Heinrich Gossen (1810-1858 yang memiliki hukum Gossen I yaitu


faedah marginal suatu barang akan semakin menurun dengan semakin
banyak terpenuhinya kebutuhan akan barang itu. Hukum Gossen II adalah
sumber daya dan dana yang tersedia selalu terbatas secara nsibi terhadap
kebutuhan-kebutuhan manusia yang beraneka ragam dan hampir tiada
batasnya.
 Eugen von Bohm-Bawerk (1851-1914) yaitu pakar ekonomi aliran Austria.
Mengemukakan teori komprehensif yang berpangkal pada konsep faedah
marginal. Dia juga memperhatikan peranan modal dan bunga, nilai guna
dan nilai tukar, teori agio tentang bunga, nilai dan harga dan teori distribusi
pendapatan.
 Alfred Marshall (1842-1924) yaitu pakar ekonomi aliran Cambridge
University, Inggris. Mengemukan teori natura non facit
saltum, consumers’ behaviour, teori disutility tentang upah,
teori waiting tentang bunga, nilai subyektif dan obyektif, general relations
of supply and demand, konsep elastisitas dan konsep ekuilibrium parsial.
 J.R Hicks (1904-…) merupakan pakar ekonomi dari Oxford University,
Inggris yang mengkaji ulang teori Marshall tentang perilaku konsumen
menjadi teori ekuilibrium umum. Menjelaskan dampak substitusi dan
elastisitas pada ekspektasi.
 Irving Fisher (1867-1947) merupakan pakar ekonomi dari Yale University,
Amerika Serikat. Dialah yang menciptakan konsep angka indeks sebagai
alat analisis, teori kuantitas uang dan harga dan teori bunga. Dia juga
mengembangkan ekonometrika.
 Leon Walras (1834-1910) adalah pendiri Sekolah Lausanne Swiss.
Terkenal sebagai pelopor pengembangan ekonomi matematika dan
pencipta analisis komprehensif mengenai sistem ekuilibrium umum.
 Vilfredo Pareto (1848 – 1923) adalah pakar ekonomi di Sekolah Lausanne
dan penerus aliran matematika Walras. Terkenal dengan konsep Pareto’s
Law dalam distribusi pendapatan.

5. Mazhab Neo-Klasik (II)

Yang menekankan pada persoalan persaingan monopolistik dan pasar


persaingan tidak sempurna. Tokoh-tokoh di balik mazhab ini adalah Piero Sraffa
(1898-1983), Joan V. Robinson (1903 –1983), Edward H. Chamberlin (1899-
1967). Mereka melakukan pemeriksaan ulang tentang ekilibrium pasar. Struktur
pasar menurut mereka adalah persaingan, monopoli atau monopsoni dan
oligopoli atau oligopsoni. Mereka juga lebih banyak berbicara “welfare
economics“

6. Mazhab Keynes dan Neo Keynes

 John Maynard Keynes (1883-1946) merupakan pakar yang paling


menonjol di abad XX. Dia melakukan pembaharuan dan perumusan
ulang terhadap doktrin pelajaran mazhab Klasik dan Neo-Klasik Dia
menolak hukum Say dan menawarkan pendekatan makroagregatif.
Perekonomian perlu ada campur tangan pemerintah. Pemerintah
mengendalikan ekonomi dengan kebijakan budgeter (Fiskal). Ada tiga
faktor pokok dalam pemikiran Keynes yaitu:1) hasrat konsumsi, 2)
tingkat bunga dan 3) efisiensi marginal dari investasi. Pemikiran-
pemikiran tersebut dituangkan dalam karyanya yang berjudul “The
General Theory of Employment, Interest and Money” (1936).
 Alvin H. Hansen (1877-1975) adalah seorang pakar ekonomi di Harvard
University. Dia yang melakukan penyusunan sistematika kerangka
analisis bagi pikiran-pikiran dasar Keynes.
 Paul Samuelson (1915-…) adalah pakar ekonomi dari MIT dan
pemenang hadiah nobel. Dia melakukan kodifikasi sistem pemikiran
Keynes. Dia juga yang mengemukakan pengaruh timbal balik antara
multiplier dan accelerator.
 Simon Kuznets (1901-1985) adalah pakar ekonomi dari Columbia
University, Amerika Serikat dan alumni National Bureau of Economic
Research. Dia yang melakukan penyusunan sistem perhitungan
pendapatan nasional, memperkenalkan time series analysis dan yang
mengemukakan teori pertumbuhan struktural.
 Wassily Leontief (1906) adalah pakar ekonomi dari Harvard University
yang memperkenalkan model Input-Output yaitu suatu analisis tentang
kegiatan antarsektoral dalam tata susunan ekonomi.

7. Aliran Monetaris dan Ekspektasi Rasional

Tokoh yang terkenal dalam mazhab ini adalah Milton Friedman (1912-..).
yang merupakan pakar ekonomi dari Chicago University dan Hoover Institute,
Robert Lucas juga dari Chicago University dan Thomas Sargent dari Hoover
Institute. Pemikiran mereka kontra-revolusi terhadap mazhab Keynes.
Moneterisme Friedman bersumber pada pemikiran dasar Irving Fisher perihal
teori kuantitas uang dan harga. Perekonomian harus dikendalikan dengan
kebijakan moneter.  Sementara aliran ekspektasi rasional merupakan aliran
moneteris generasi baru. Menurut mereka pelaku-pelaku ekonomi dianggap
bersifat rasional dalam pilihan keputusan ekonomi. Keputusan itu dipengaruhi
oleh persepsi pelaku ekonomi tentang apa yang akan terjadi di masa yang akan
datang.

8. Historismus dan Institusionalisme

Mazhab Historismus didukung oleh pemikiran Friedrich List (1789-


1846), Bruno Hidebrand (1813-1878), Gustav von Schmoller (1839-1917),
Werner Sombart (1863-1941). Pemikiran mereka dominan di Jerman selama
abad XIX dan XX. Hal ini mencerminkan rasa nasionalisme ekonomi bangsa
Jerman. Menurut mereka fenomena ekonomi adalah produk perkembangan
menyeluruh dan dalam tahap tertentu dalam perjalanan sejarah. Mereka menolak
perdagangan bebas. Sementara mazhab Institusionalisme dipengaruhi pemikiran
Thorstein Veblen (1857-1929). Dia merupakan ilmuwan besar dari Amerika
Serikat yang berpijak pada jalur pemikiran establishment yang konvensional.
Pemikirannya mengandung sifat kritik sosial pada zamannya, tetapi tidak
membawa hal-hal baru dalam peralatan analisis teoritis.

9. Marxisme

Ada dua tokoh utama yaitu Karl Marx (1818-1883) dan Friedrich Engels
(1820-1895). Dengan gagasan –gagasan yang dipancarkan oleh Marx-Engels,
pemikiran tentang sosialisme dan gerakan sosialis lazim dianggap masuk dalam
tahap Sosialisme ilmiah (der wissenschaftfliche Sozialiasmus). Gagasan-gagasan
yang dimaksud bersumber pada dasar ilmu pengetahuan dan penelitian secara
ilmiah. Dasar falsafah dalam ajaran Marx-Engels adalah materialistik dialektik.
Alur pemikiran tentang materialisme berawal dari kalangan pemikir falsafah
Perancis dalam abad XVIII (Ludwig Feuerbach). Dalam tafsiran Marx-Engels
keberadaan dunia nyata dan kelangsungannya adalah terlepas sama sekali dari
perasaan dan pikiran manusia di bidang intelektual, spiritual dan agama.
Kehidupan manusia adalah produk suatu evolusi alamiah. Dialektika berpangkal
pada doktrin bahwa dalam realitas keadaan selalu terkandung kontradiksi.
Kontradiksi sebagai kata kunci gerak perubahan dalam perkembangan keadaan.
Konsep dialektika berawal dari pemikiran Hegel, filsuf berbangsa Jerman.
Metodelogi Hegel mengenai konflik dalam dunia pemikiran berkisar pada tesis-
antitesis-tesis.
DAFTAR PUSTAKA
https://jurnal.lp2msasbabel.ac.id/index.php/asy/article/view/588

Anda mungkin juga menyukai