Anda di halaman 1dari 9

Nama : Nazeela Nichlaturrizqiyah

NPM : 14219739

Kelas : 3EA19

Mata Kuliah : Etika Bisnis

Tugas

Contoh Kasus-Kasus Pelanggaran Etika Bisnis

 Pelanggaran Etika Bisnis PT Megasari Makmur

PT Megasari Makmur adalah perusahaan yang cukup terkenal dengan salah satu produknya
berupa obat nyamuk dengan merek “HIT”. Namun, belakangan diketahui jika produk tersebut
telah melanggar etika bisnis.

Banyak masyarakat telah mengenal produk ini sebagai obat nyamuk yang murah tetapi sangat
efektif. Sayangnya, merek itu pada akhirnya harus menarik diri dari peredaran karena
mengandung zat aktif propoxur dan diklorvos yang merupakan salah satu bentuk pestisida.

Pihak kesehatan menilai bahwa zat tersebut sangat berbahaya untuk sistem kesehatan
manusia. Bahkan, lebih parahnya lagi bisa menyebabkan keracunan pada darah apabila
terlalu banyak menghirup udara yang telah bercampur dengan produk HIT.

Analisis Permasalahan :

Dalam berbisnis, moral dan kejujuran adalah nomor satu. Sehubungan dengan studi kasus
produk HIT, kesalahan yang telah mereka lakukan memang cukup fatal sehingga harus
menarik penjualan. Adapun analisis permasalahan selengkapnya dapat Anda simak di bawah
ini:

1. Siapa yang Salah?

Apabila melakukan kesalahan, maka yang bertanggung jawab adalah kelompok atau
perusahaan tersebut, apalagi ini merupakan bentuk tindakan secara sadar dan bersama-sama.
Walaupun begitu, pihak karyawan tidak dapat disalahkan karena dalam sebuah birokrasi
besar mereka memiliki faktor ketidaktahuan dan ketidakmampuan.

2. Mengapa Bisa Terjadi?

Perusahaan pada hakikatnya tersusun atas birokrasi atau sistem yang runut dan sistematis,
sehingga dalam sebuah keputusan tidak mungkin dilakukan oleh seorang diri. Jadi, sudah
pasti bentuk pelanggaran ini merupakan kesalahan bersama.
Jika mereka lebih peduli dan tidak hanya berorientasi pada keuntungan, tidak mungkin
pelanggaran moral semacam ini akan terjadi. Oleh sebab itu, tidak ada alasan bahwa mereka
kurang paham terkait zat-zat kimia.

3. Pelanggaran Etika

Etika dalam berbisnis adalah standar formal dan normal. Hanya saja tergantung dari pelaku
usaha itu sendiri bagaimana cara menerapkannya pada organisasi. Faktanya, PT Megasari
Makmur telah gagal mengaplikasikan moral tersebut, sehingga secara sadar melanggar
prinsip kejujuran.

Hanya berasumsi berdasarkan keuntungan sebesar-besarnya dengan biaya produksi minimal,


bukan berarti bisa mengabaikan begitu saja dampak negatifnya. Meskipun pada akhirnya
sudah meminta maaf, akan tetapi seharusnya mereka bisa berpikir lebih cerdas mengenai efek
jangka panjang.

4. Pelanggaran Tertulis

Pada dasarnya, perusahaan tersebut telah melanggar banyak peraturan dan dikenai pasal
berlapis. Hal ini berdasarkan penetapan regulasi dalam UUD. Berikut ini pemaparannya:

 Pasal 4 tentang hak konsumen


 Pasal 7 tentang kewajiban pelaku usaha
 Pasal 8 tentang larangan pengusaha melanggar standar bahan baku
 Pasal 19 tentang pengusaha yang harus ganti rugi atas tindakannya yang keliru

Dari beberapa contoh pelanggaran etika bisnis PT Megasari Makmur, sejauh ini sudah cukup
membuatnya merosot, terlebih dari segi kepercayaan konsumen. Oleh karenanya, setiap
pelaku bisnis sudah sepatutnya belajar dari kesalahan-kesalahan semacam ini.

Bagaimana Tindakan Penyelesaiannya?

Sebagai bentuk hukuman dan tanggung jawab dari pihak produsen, mereka bukan hanya
sekedar meminta maaf tetapi juga bersedia untuk menarik seluruh produk obat nyamuk
tersebut dari pasaran. Setelah itu, mereka mengajukan surat perizinan untuk memproduksi
lagi.

Namun, produk kali ini harus dipastikan sesuai dengan regulasi. HIT aerosol yang baru oleh
produsen diciptakan menggunakan formula yang berbeda dan tentunya bebas dari zat
berbahaya seperti pada pelanggaran sebelumnya.

Bahkan, setiap zat yang akan mereka campurkan telah melalui proses uji yang panjang dan
lolos dari izin pemerintah. Barulah pada tanggal 22 September 2006, produk HIT Aerosol
yang baru benar-benar memperoleh perizinan untuk mengedarkan produknya secara resmi.

Demikianlah pembahasan tentang contoh kasus pelanggaran etika bisnis PT Megasari


Makmur. Pelanggaran etika bisnis ini memang cukup merugikan banyak pihak, sehingga
perusahaan tersebut sama saja dengan bunuh diri.
 Contoh Kasus Pelanggaran Etika Bisnis Pada Albothyl oleh Perusahaan
PT.PHAROS

Setelah ada 38 laporan kasus terkait efek samping serius yang timbul akibat penggunaan
Albothyl, oleh profesional kesehatan , per 15 Februari 2018 izin edar produk albothyl ditarik
oleh BPOM karena tidak sesuai ketentuan. Kasus Albothyl kali ini, tentunya dianggap sangat
serius karena berkaitan dengan keselamatan pasien. Dalam 38 laporan kasus tersebut
menunjukkan bahwa adanya efek samping Albothyl yang malah memperparah sariawan yang
diderita pasien dan menyebabkan infeksi.

Kejadian ini sedikit banyak menimbulkan pertanyaan dari masyarakat dan kalangan profesi
kesehatan. Siapa yang salah? Produsen yang dianggap tidak serius dengan keamanan
produknya atau regulator yang dianggap tidak cermat dalam mengevaluasi produk sebelum
memberikan Nomor Izin Edar.

ANALISIS Pelanggaran Etika Bisnis Pada Albothyl oleh Perusahaan PT.PHAROS :

Perlu diketahui bahwa kualitas dan keamanan setiap produk obat maupun makanan yang
beredar di Indonesia dikontrol oleh BPOM atau disebut juga postmarket surveillance. Post-
market surveillance ini biasanya dilakukan dengan cara sampling (mengambil contoh produk
langsung dari pasaran untuk diuji di laboratorium). Dan cara samplingini bisa dilakukan
secara rutin (misalnya menjelang akhir tahun atau Idul Fitri) maupun secara mendadak jika
diduga ada yang tidak sesuai ketentuan.

Namun tentunya, kontrol tidak hanya dilakukan oleh pihak regulator (dalam hal ini BPOM
dan BBPOM) karena bisa dibayangkan bagaimana repotnya mereka mengontrol seluruh
produk yang beredar di Indonesia beserta seluruh fasilitas produksinya. Oleh sebab itu, peran
industri farmasi, profesional kesehatan di lapangan dan masyarakat awam juga diperlukan.
Caranya? Ya dengan melaporkan kejadian tidak diinginkan (baik yang serius maupun tidak
serius) yang timbul akibat penggunaan suatu obat atau yang dikenal dengan istilah
Farmakovigilans.

Farmakovigilans adalah seluruh kegiatan tentang pendeteksian, penilaian, pemahaman dan


pencegahan efek samping atau masalah lainnya terkait dengan penggunaan obat. Pelaporan
ini sifatnya bisa berupa Pelaporan spontan, Pelaporan Berkala Pasca Pemasaran (Periodic
Safety Update Report), Pelaporan studi keamanan pasca pemasaran, Pelaporan
publikasi/literatur ilmiah, Pelaporan tindak lanjut regulatori Badan Otoritas negara lain,
pelaporan tindak lanjut pemegang izin edar di negara lain, dan Pelaporan dari perencanaan
Manajemen Resiko.

Dari kasus diatas terlihat bahwa perusahaan melakukan pelanggaran etika bisnis dilihat dari
sudut pandang ekonomi yaitu perusahaan di untungkan tetapi banyak orang yang di rugikan
dan perusahaan tidak memenuhi dari prinsip dari etika bisnis yaiu prinsip kejujuran.
Perusahaan tidak terbuka dan memenuhi syarat-syarat bisnis dan Mengenyampingkan aspek
kesehatan konsumen dan membiarkan penggunaan zat berbahaya dalam produknya.
Albothyl yang beredar di pasaran saat ini mengandung zat bernama Policresulen dengan
konsentrasi 36%. Policresulen adalah senyawa asam organik (polymolecular organic acid)
yang diperoleh dari proses kondensasi formalin (formaldehyde) dan senyawa meta-
cresolsulfonic acid. Policresulen yang diaplikasikan pada sariawan akan menyebabkan
jaringan pada sariawan menjadi mati. Itulah alasan kenapa saat albothyl digunakan pada
sariawan akan terasa sangat perih, namun kemudian rasa perih hilang dan sakit pada sariawan
pun tidak lagi terasa.

Bagi Anda yang pengalaman memakai obat ini mungkin akan menyaksikan sendiri sesaat
setelah albothyl digunakan sariawan akan menjadi berwarna putih dan kering. Jadi
sebenarnya policresulen ini tidak mengobati sariawan melainkan mematikan jaringan yang
sakit atau rusak tersebut. Ketika jaringan sariawan sudah mati, maka tubuh akan melakukan
regenerasi sel-sel baru sehingga sariawan menjadi sembuh.

Kesimpulan : Banyaknya kasus pelanggaran di dalam etika berbisnis membuat kita sadar
bahwa masih banyak nya produsen produsen nakal yang hanya memikirkan materi tanpa
memikirkan dampak apa yang telah diperbuat, pemerintah seharusnya lebih teliti terhadap
pengawasan peredaran barang barang yang beredar dan harus lolos uji seleksi. Dan untuk
masyarakat kita mengajak untuk selalu peduli terhadap apa yang di nilai kurang baik.

 Kasus Perusahaan Enron

Pada kasus Enron ini terdapat data yang menyebutkan laporan keuangan Enron memiliki
laba bersih yang meningkat naik $100 juta dibandingkan periode sebelumnya. CEO Enron,
Kenneth Lay, tidak menjelaskan secara rinci tentang pembebanan biaya akuntansi khusus
(special accounting charge/expense) sebesar $1 miliar yang sesungguhnya menyebabkan
hasil aktual pada periode tersebut menjadi rugi $644 juta. Akibatnya, karena tidak adanya
prinsip keterbukaan tersebut, stakeholder tidak dapat mengetahui risiko yang mungkin terjadi
dalam melakukan transaksi dengan perusahaan sehingga pada akhirnya ketika Enron
mengalami kebangkrutan, para stakeholder perusahaan dirugikan karena tidak adanya
keterbukaan dan keakuratan informasi.

Analisis Kasus :

Selama sepuluh tahun terakhir ini, istilah Good Corporate Governance(GCG) kian populer.
Tak hanya populer, tetapi istilah tersebut jugaditempatkan di posisi terhormat. Hal itu,
setidaknya terwujud dalam duakeyakinan. Pertama, GCG merupakan salah satu kunci sukses
perusahaanuntuk tumbuh dan menguntungkan dalam jangka panjang,
sekaligusmemenangkan persaingan bisnis global terutama bagi perusahaan yangtelah
mampu berkembang sekaligus menjadi terbuka.
Kedua, krisis ekonomi dunia, di kawasan Asia dan Amerika Latin yangdiyakini muncul
karena kegagalan penerapan GCG. Di antaranya, SistemRegulatory yang payah, Standar
Akuntansi dan Audit yang tidakkonsisten,praktek perbankan yang lemah, serta pandangan
Board of Directors (BOD)yang kurang peduli terhadap hak-hak pemegang saham minoritas.

Praktik bisnis Enron yang menjadikannya bangkrut dan hancur sertaberimplikasi negatif
bagi banyak pihak merupakan salah satu dampakpenerapan prinsip-prinsip Good
Corporate Governance yang buruk. Alhasil,Pihak yang dirugikan dari kasus ini tidak hanya
investor Enron saja, tetapiterutama karyawan Enron yang menginvestasikan dana pensiunnya
dalamsaham perusahaan serta investor di pasar modal pada umumnya (socialimpact).
Milyaran dolar kekayaan investor terhapus seketika denganmeluncurnya harga saham
berbagai perusahaaan di bursa efek.

Jika dilihat dari Agency Theory, Andersen sebagai KAP telah


mencideraikepercayaan dari pihak stock holder atau principal untuk memberikan
suatufairrness information mengenai pertanggungjawaban dari pihak agent dalammengemban
amanah dari principal. Pihak agent dalam hal ini manajemenEnron telah bertindak secara
rasional untuk kepentingan dirinya (self interestoriented) dengan melupakan norma dan etika
bisnis yang sehat.

Dari kasus tersebut, apabila dikaitkan dengan Good corporate Governance,Enron telah
melakukan pelanggaran dalam prinsip-prinsip Good CorporateGovernance antaralain :

Adanya pelanggaran prinsip Keterbukaan Informasi

Transparansi bisa diartikan sebagai keterbukaan informasi, baik dalamproses pengambilan


keputusan maupun dalam mengungkapkaninformasi material dan relevan mengenai
perusahaan.Dalammewujudkan prinsip ini, perusahaan dituntut untuk
menyediakaninformasi yang cukup, akurat, tepat waktu kepada segenapstakeholders-
nya. Informasi yang diungkapkan antara lain keadaankeuangan, kinerja keuangan,
kepemilikan dan pengelolaan perusahaan.Keterbukaan dilakukan agar pemegang saham
dan orang lainmengetahui keadaan perusahaan sehingga nilai pemegang saham
dapatditingkatkan.

Pada kasus Enron ini terdapat data yang menyebutkan laporankeuangan Enron
memiliki laba bersih yang meningkat naik $100 jutadibandingkan periode sebelumnya.
CEO Enron, Kenneth Lay, tidakmenjelaskan secara rinci tentang pembebanan biaya
akuntansi khusus(special accounting charge/expense) sebesar $1 miliar
yangsesungguhnya menyebabkan hasil aktual pada periode tersebut menjadirugi $644 juta.
Akibatnya, karena tidak adanya prinsip keterbukaantersebut, stakeholdertidak dapat
mengetahui risiko yang mungkinterjadi dalam melakukan transaksi dengan perusahaan
sehingga padaakhirnya ketika Enron mengalami kebangkrutan, para
stakeholderperusahaan dirugikan karena tidak adanya keterbukaan dan keakuratan informasi.

2.Adanya pelanggaran prinsip Pertanggungjawaban


Akuntabilitas adalah kejelasan fungsi, struktur, sistem danpertangungjawaban organ
perusahaan sehingga pengelolaanperusahaan terlaksana secara efektif.Bentuk
pertanggung jawaban perusahaan merupakan kepatuhanperusahaan terhadap peraturan
yang berlaku, diantaranya; masalahAdanya pelanggaran prinsip Pertanggungjawaban

Akuntabilitas adalah kejelasan fungsi, struktur, sistem danpertangungjawaban organ


perusahaan sehingga pengelolaanperusahaan terlaksana secara efektif.Bentuk
pertanggung jawaban perusahaan merupakan kepatuhanperusahaan terhadap peraturan
yang berlaku, diantaranya; masalah pajak, hubungan industrial, kesehatan dan
keselamatan kerja,perlindungan lingkungan hidup, memelihara lingkungan bisnis
yangkondusif bersama masyarakat dan sebagainya.

Dalam kasus ini, Enron seakan sengaja memberikan dana pensiun yangsebagian besar
diinvestasikan dalam bentuk saham. Dan denganadanya kasus ini harga saham Enron
terus menurun sampai hampirtidak ada nilainya, pegawaipun ikut menanggung
kerugiannya.Perusahaaan juga kurang memegang teguh kepercayaan masyarakat,perusahaan
hanya semata-mata bertanggungjawab pada kepentinganklien dan tidak menitikberatkan pada
kepentingan publik.

Adanya pelanggaran prinsip kemandirian

Prinsip ini mensyaratkan agar perusahaan dikelola secara profesionaltanpa ada benturan
kepentingan dan tanpa tekanan atau intervensi daripihak manapun yang tidak sesuai
dengan peraturan-peraturan yangberlaku. Pada kasus ini, Enron melakukan out sourcing
secara total atas fungsiinternal audit perusahaan, sehingga dengan mudahnya
konflikkepentingan terjadi. Dimana audit yang seharusnya dilakukan denganprofessional dan
obyektif namun demi keuntungan semata maka auditdilakukan tanpa memfokuskan pada
prinsip yang berlaku.

4.Adanya pelanggaran pada prinsip kewajaranSecara sederhana kewajaran (fairness)


bisa didefinisikan sebagaiperlakuan yang adil dan setara di dalam memenuhi hak-hak
stakeholderyang timbul berdasarkan perjanjian serta peraturan perundangan yangberlaku.
Fairness juga mencakup adanya kejelasan hak-hak pemodal,sistem hukum dan
penegakan peraturan untuk melindungi hak-hakinvestor - khususnya pemegang saham
minoritas - dari berbagai bentukkecurangan.

Pada kasus Enron, perusahaan mengijinkan terjadinya transaksi-transaksi berdasarkan


informasi yang hanya bisa di akses oleh Pihakdalam perusahaan (insider trading)
sehingga hanya menguntungkan pihak perusahaan. Hal ini termasuk dalam
kecurangan yang tidakmemberikan perlakuan yang adil pada stakeholder
perusahaan,khususnya para pemegang saham di pasar modal.

Enron juga melakukan manipulasi dalam laporan keuangannya melaluiKAP Arthur Andersen
dengan mencatat keuntungan 600 juta Dollar ASpadahal perusahaan mengalami kerugian.
Manipulasi keuntungandisebabkan keinginan perusahaan agar saham tetap diminati
investor,hal ini menyalahi prinsip kewajaran dalam akuntansi sehinggamelanggar
hak-hak pemodal.

 KASUS PELANGGARAN ETIKA BISNIS “PEMBERIAN GAJI PARA


PEKERJA PT. FREEPORT INDONESIA”

PT. Freeport Indonesia merupakan jenis perusahaan multinasional yaituperusahaan


pertambangan yang bergerak secara internasional atau transnasional yangberpusat di satu
Negara. Pada 2013 lalu, PT. Freeport Indonesia dikabarkan telahmelakukan distori etika
dan pelanggaran kemanusiaan di Papua. Dimana Martabatmanusia yang seharusnya
dijunjung tinggi, peradaban dan kebudayaan sampai matarantai penghidupan jelas dilanggar.
Ironisnya, dua kali pekerja Freeport dengan jumlahsekitar 8.000 pekerja dari 12.470 pekerja
yang melakukan aksi mogok kerja pada tahun2011 untuk menuntut hak normatifnya soal
diskriminasi gaji. Namun dua kali pula harusberadu otot dengan pemilik kebijakan upah di
Freeport tersebut.. Keuntungan ekonomiyang dibayangkan tidak seperti yang dijanjikan,
sebaliknya kondisi lingkungan danmasyarakat di sekitar lokasi pertambangan terus
memburuk dan menuai protes akibatberbagai pelanggaran hukum dan HAM.

Timika (ANTARA News) - Pimpinan Unit Kerja SPSI PT Freeport Indonesia dandua
perusahaan privatisasinya akan menemui Chairman Freeport McMoRan,
JamesRobert Moffet, di Jakarta, Kamis, untuk membicarakan tuntutan mereka. Kepala
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Mimika, Dionisius Mameyao,kepada Antara di
Timika Rabu mengatakan, pertemuan SPSI PT Freeport dan duaperusahaan privatisasinya
itu dengan James Moffet diharapkan bisa menemukan solusiagar ribuan pekerja tidak
mogok kerja.

Pada Rabu petang hingga malam digelarpertemuan antara Bupati Mimika Eltinus
Omaleng dan Presiden Direktur PT FreeportIndonesia Rozik Soetjipto bersama tiga PUK
SPSI yang mengancam akan mogok kerja.Suasana pertemuan sempat memanas lantaran
terjadi perdebatan sengit antarapengurus PUK SPSI PT Freeport dan sejumlah tokoh
masyarakat pemilik hak ulayat yangmenyatakan tidak setuju dengan rencana mogok
para pekerja PT Freeport. Untukmenghindari adu fisik dengan pengurus PUK SOSI,
Kapolres Mimika AKBP JermiasRontini menenangkan tokoh masyarakat Suku Kamoro,
Georgorius Okoare, ke lantaidasar Hotel Rimba Papua Timika, tempat pertemuan
berlangsung. Menurut Dionisius,

pertemuan antara tiga PUK SPSI dengan pemimpin tertinggi Freeport McMoRan
JamesMoffet di Jakarta diusulkan oleh Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Rozik
BSoetjipto mengingat empat poin tuntutan ketiga PUK SPSI sulit direalisasikan oleh
pihakmanajemen perusahaan.
"Kita juga belajar dari pengalaman mogok kerja karyawan PT Freeport tahun2011 dimana
dampaknya sangat luar biasa. Karena itu Pemkab Timika dan semua tokohmasyarakat
mengharapkan tidak ada lagi mogok kerja seperti pada 2011 itu," ujarDionisius.
Disnakertrans Timika menerima laporan bahwa sampai saat ini kegiatanproduksi PT
Freeport masih berjalan, meski ada pekerja yang menggelar mogok baik ditempat kerja, barak
tinggal karyawan, maupun di kantor sekretariat PUK SPSI ketigaperusahaan."Tidak semua
karyawan melakukan mogok, ada yang masih bekerja. Kegiatanproduksi juga masih jalan.
Kami berharap setelah ada pertemuan dengan pimpinantertinggi Freeport maka karyawan
bisa kembali bekerja," harapnya.

Analisis :

pertemuan antara tiga PUK SPSI dengan pemimpin tertinggi Freeport McMoRan
JamesMoffet di Jakarta diusulkan oleh Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Rozik
BSoetjipto mengingat empat poin tuntutan ketiga PUK SPSI sulit direalisasikan oleh
pihakmanajemen perusahaan."Kita juga belajar dari pengalaman mogok kerja karyawan PT
Freeport tahun2011 dimana dampaknya sangat luar biasa. Karena itu Pemkab Timika dan
semua tokohmasyarakat mengharapkan tidak ada lagi mogok kerja seperti pada 2011
itu," ujarDionisius. Disnakertrans Timika menerima laporan bahwa sampai saat ini
kegiatanproduksi PT Freeport masih berjalan, meski ada pekerja yang menggelar mogok baik
ditempat kerja, barak tinggal karyawan, maupun di kantor sekretariat PUK SPSI
ketigaperusahaan."Tidak semua karyawan melakukan mogok, ada yang masih bekerja.
Kegiatanproduksi juga masih jalan. Kami berharap setelah ada pertemuan dengan
pimpinantertinggi Freeport maka karyawan bisa kembali bekerja," harapnya.TEMPO.CO,
Timika - Ribuan karyawan PT Freeport Indonesia pagi tadimenggelar aksi mogok
kerja untuk menuntut kenaikan gaji. Sebelumnya, pada akhir Juni2011 telah dilakukan
pertemuan antara manajemen PT Freeport Indonesia, pemerintah,dan perwakilan karyawan,
tetapi pertemuan mengalami jalan buntu. Menurut seorangkaryawan peserta aksi yang enggan
disebutkan namanya, semua karyawan menuntutkenaikan gaji sesuai dengan standar
perusahaan Freeport McMoran. “Sekarang kamihanya dibayar 3,8 dolar per jam kerja,”
katanya. Sejak pagi, ribuan karyawan tertahan dipintu masuk Kota Kuala Kencana. Hanya
perwakilan karyawan yang diizinkan masukuntuk melakukan negosiasi dengan manajemen.
Sementara ribuan karyawan lainnya,yang berada di Tembagapura, sejak pagi jalan kaki
menuju Check Point 50, sebagian lagimasih jalan kaki sampai terowongan di mil 60-an.
Belum ada pengurus SPSI PT Freeport.

Indonesia yang dapat dihubungi karena mereka masih melakukan negosiasi


denganmanajemen di Office Building, Kota Kuala Kencana.

Dalam kasus ini, PT. Freeport Indonesia melanggar beberapa peraturan Undang-Undang
No.13/2003 tentang Hak-Hak Buruh Indonesia yaitu :

-Pasal 139: “Pelaksanaan mogok kerja bagi pekerja/buruh yang bekerja padaperusahaan yang
melayani kepentingan umum dan atau perusahaan yang jeniskegiatannya membahayakan
keselamatan jiwa manusia diatur sedemikianrupa sehingga tidak mengganggu
kepentingan umum dan atau membahayakankeselamatan orang lain”.

-Pasal 22: “Setiap orang berhak atas pekerjaan, berhak dengan bebasmemilih
pekerjaan, berhak akan terlaksananya hak-hak ekonomi, sosial, danbudaya yang sangat
diperlukan untuk martabat dan pertumbuhan bebaspribadinya, melalui usaha-usaha
nasional maupun kerjasama internasional,dan sesuai dengan pengaturan sumber daya setiap
negara”.

Solusi untuk masalah :

Solusi untuk masalah ini yaitu agar lebih baiknya pemerintah Indonesia untuksegera
menanggulangi masalah ini jika memang pihak manajemen Freeport sendirikurang
antusias terhadap mogok kerja yang dilakukan oleh para buruh
Freeport.Bagaimanapun Freeport sendiri telah melanggar hak para buruh untuk mendapatkan
upahsesuai dengan ketentuan dan kesepakatan antara Freeport dan buruh. Namun untuk
PT.Freeport Indonesia, agar sebaiknya jika memang terdapat ketidak adilan pemberian
upahyang sesuai dengan apa yang telah ditetapkan, maka sesegera mungkin PT.
FreeportIndonesia sebagiknya memperbaiki manajemen keuangan yang terdapat
diperusahaantersebut. Bagaimana pun para pekerja merupakan bagian dari aset perusahaan.
Menjagahubungan baik dengan pekerja adalah suatu keharusan. Sebab disitulah terjadi
hubunganmutualisme satu yang lain. Perusahaan membutuhkan dedikasi dan loyalitas agar
para buruh atau karyawan merasa tenang dan adil.

Anda mungkin juga menyukai