Anda di halaman 1dari 13

ETIKA DAN TATA KELOLA

Etika berasal dari kata Ethics yang terkait dengan moral, kewajiban,
tanggung jawab dan keadilan sosial.

TEORI ETIKA :
1. Teori Egoisme, memperkenalkan 2 konsep yang membedakan
akibatnya pada orang lain.
a. Egoisme psikologis  semua tindakan manusia dimotivasi
oleh kepentingan berkutat diri (Mengabaikan atau merugikan
kepentingan orang lain).
b. Egoisme etis  dilandasi oleh kepentingan diri sendiri (Tidak
selalu merugikan kepentingan orang lain).

2. Teori Utilitarianisme  suatu tindakan dapat dikatakan baik jika


membawa manfaat bagi sebanyak mungkin anggota masyarakat.
2. Teori Deontologi  etis atau tidaknya suatu tindakan tidak ada
kaitannya sama sekali dengan tujuan, konsekuensi atau akibat dari
tindakan tersebut.

3. Teori Keutamaan (Virtue Theory)  disposisi watak yang telah


diperoleh seseorang dan memungkinkan dia untuk bertingkah
laku baik secara moral.

4. Teori Relatif  etika itu bersifat relatif dan menganggap


pandangan dan pemikiran setiap orang bisa berbeda-beda.
Etika Dalam Pelaporan Korporat
Kode Etik untuk Akuntan Profesional diterapkan pada seluruh aktivitas.
Salah satu aktivitas utama Akuntan Profesional terkait dengan pelaporan korporat,
maka harus mematuhi:

PRINSIP DASAR ETIKA

Integritas Objektivitas Kompetensi & Kehati- Kerahasiaan Perilaku Profesional


Lugas dan jujur . Tidak terpengaruh hatian Profesional Menghormati Mematuhi hukum dan
kepentingan yang tidak Menjaga pengetahuan kerahasiaan informasi. peraturan yang berlaku.
semestinya dari pihak dan keahlian
lain. profesional pada tingkat
yang dibutuhkan.
ETIKA BISNIS

Contoh Kasus 1

PT. Garuda Indonesia mengalami kasus


terkait laporan keuangan.

Dalam kasus ini, Komisaris maskapai


menolak laporan keuangan Garuda yang
menunjukkan bahwa perusahaan
memperoleh laba bersih sebesar
US$809.850 pada tahun 2018, angka ini
lebih besar dibandingkan tahun 2017.

Atas kasus tersebut, pihak akuntan publik


dan kantor akuntan publik auditor laporan
keuangan Garuda dijatuhi sanksi oleh
Kemenkeu karena terbukti bersalah.
ETIKA BISNIS

Contoh Kasus 2

Kasus persekongkolan antara para pelaku


usaha (Meeting of minds) untuk
meniadakan diskon atau membuat
keseragaman diskon.

Karena kesepakatan meniadakan produk


yang ditawarkan dengan harga murah di
pasar ini, Garuda dinyatakan bersalah
karena melanggar Pasal 5 UU Nomor 5
Tahun 1999 yang mana pelaku usaha
dilarang membuat perjanjian dengan
pelaku usaha pesaingnya untuk
menetapkan harga.
ETIKA BISNIS

Contoh Kasus 3

Pada tahun 2019, ada juga kasus


penyelewengan jabatan oleh Ari Aksara
(Direktur Utama Garuda).

Dimana selain melakukan praktik rangkap


jabatan, Ari juga melakukan penyelundupan
Harley Davidson dan sepeda Brompton.

Kasus ini berakibat pada pencopotan


jabatan Ari Aksara oleh Menteri BUMN
Erick Thohir.
Analisis :
 Adanya manipulasi pada laporan keuangan merupakan
pelanggaran kode etik dalam berbisnis.
 Ketiga kasus tersebut melanggar 5 Prinsip Etika dan
pada akhirnya menimbulkan banyak resiko bagi
Garuda, di antaranya Resiko Likuiditas, Resiko
Pperasional, Resiko Kepatuhan, dan Resiko
Reputasi.
 Nilai sincerity yang telah ditetapkan oleh PT. Garuda
Indonesia pun telah dilanggar oleh beberapa pihak
internal maupun eksternal perusahaan.
 Setiap tahap proses manajemen resiko dalam
perusahaan perlu dilakukan secara disiplin, yang
menyangkut tahap Identifikasi, Penilaian,
Pemantauan, dan Mitigasi (Pengendalian).
 Implementasi manajemen resiko pun wajib secara
berkelanjutan dimana setiap dewan komisaris dan
direksi juga turut berperan aktif untuk mencapai Good
Corporate Governance.
Menurut Peraturan Menteri Negara
BUMN tentang Penerapan Tata
Good Kelola Perusahaan yang Baik (Good
Corporate Governance atau GCG)
Corporate pada BUMN:

Governance “Prinsip-prinsip yang mendasari suatu


proses dan mekanisme pengelolaan
(Tata Kelola Perusahaan) perusahaan berdasarkan peraturan
perundang-undangan dan etika dalam
berusaha”
Prinsip Tata Kelola
Ensuring the basis for an effective corporate governance framework → kerangka
Dalam OECD tata kelola perusahaan harus mendorong terciptanya pasar yang transparan dan wajar
b.
Principles of The rights and equitable treatment of shareholders and key ownership functions →
Corporate kerangka tata kelola perusahaan harus melindungi hak-hak pemegang saham c.

Governance Institutional investors, stock markets, and other intermediaries → kerangka tata
kelola perusahaan harus memberi insentif yang efektif di seluruh rantai investasi d.
(G20) terdapat
6 prinsip GCG: The role of stakeholders in corporate governance → kerangka tata kelola perusahaan
harus mengakui hak-hak pemangku kepentingan yang ditetapkan oleh hukum e.

Disclosure and transparency → kerangka tata kelola perusahaan harus memastikan


bahwa pengungkapan dilakukan secara tepat waktu dan akurat

The responsibility of the board → kerangka tata kelola perusahaan harus


memastikan adanya pedoman strategis, pengawasan manajemen, serta
pertanggungjawaban dewan
Tanggung jawab dewan
Dewan memegang prinsip penting dalam tata kelola perusahaan. Peran
dewan merupakan salah satu prinsip GCG OECD, dengan tanggung
jawab sebagai berikut:
a) Seluruh anggota dewan wajib menjalankan tugas fidusianya dengan
penuh pertimbangan dan kehati-hatian.
b) Dewan memperlakukan seluruh kelompok pemegang saham secara
adil
c) Dewan menjadi teladan penerapan standar etika yang tinggi
d) Dewan menjalankan beberapa fungsi utama terkait aspek strategis
perusahaan .
e) Dewan mampu melakukan penilaian independen yang objekti
Pengungkapan dan transparansi
Secara teoritis, pengungkapan dan transparansi bermanfaat untuk menurunkan informasi asimetris antara
pengurus perusahaan dan pemangku kepentingan lainnya. Penurunan informasi asimetris ini sangat
penting untuk menekan risiko investasi sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan likuiditas pasar.
Pedoman umum GCG Indonesia menjelaskan pedoman pokok pelaksanaan azas transparansi sebagai
berikut: a.
1) Penyediaan informasi secara tepat waktu, memadai, jelas, akurat, dan dapat dibandingkan, serta
mudah diakses oleh pemangku kepentingan sesuai haknya . (Transparan)
2) Informasi yang harus diungkapkan tidak terbatas pada visi, misi, dan strategi perusahaan, tetapi juga
kejadian penting yang dapat memengaruhi kondisi perusahaan .(Akuntabilitas)
3) Prinsip keterbukaan tidak mengurangi kewajiban untuk memenuhi ketentuan kerahasiaan perusahaan,
rahasia jabatam, dan hak-hak pribadi .

4) Kebijakan perusahaan harus tertulis dan secara proporsional dikomunikasikan kepada pemangku
kepentingan
Berdasarkan uraian di atas, disimpulkan bahwa dalam kerangka tata kelola pelaoran korporat,
perusahaan harus memerhatikan prinsip pengungkapan dan transparansi sesuai perundangan yang
berlaku. Pengungkapan dan transparansi tersebut harus disertai dengan keandalan, keakuratan,
ketepatan waktu, serta kemudahan akses yang efisien oleh para pemangku kepentingan.
Evaluasi mekanisme tata kelola

Tata kelola mengandung unsur struktur dan mekanisme. Struktur dan


mekanisme sangat mungkin didesain secara bertahap sehingga
memerlukan perbaikan berkelanjutan. Oleh sebab itu, tata kelola perlu
dievaluasi secara periodik. Hal ini disebabkan karena adanya akumulasi
pengalaman dan perubahan lingkungan bisnis. Metode evaluasi
mekanisme tata kelola tersebut dapat dilaKukan dengan berbagai
cara. Misalnya, dengan menggunakan reviu dokumen, checklist self-
assessment, kuesioner, observasi, dan/atau wawancara. Sangat
dianjurkan menggunakan gabungan beberapa instrumen, dengan
tetap memerhatikan unsur waktu dan biaya.

Anda mungkin juga menyukai