ISMAYANTI
02420222030
Laporan korporat adalah salah satu hasil pekerjaan Akuntan Profesional yang
Bekerja di Bisnis. Laporan korporat tersebut dijadikan acuan oleh berbagai pemangku
kepentingan, seperti investor, kreditur, pemilik, pemerintah, dan pemangku kepentingan
lainnya. Laporan korporat dapat menyajikan informasi keuangan atau informasi
manajemen, seperti laporan keuangan, diskusi dan analisis manajemen, laporan
keberlanjutan, laporan tata kelola, proyeksi, dan lainnya.
3. Pengertian Tata Kelola
Terdapat beragam definisi dari tata kelola perusahaan atau Corporate Governance
(CG). Definisi awal CG disebutkan dalam laporan yang dihasilkan oleh Committee on
the Financial Aspects of Corporate Governance yang diketuai oleh Adrian Cadbury
(sehingga disebut juga Cadbury Committee). Pada laporan tahun 1992 tersebut, CG
didefinisikan sebagai sistem yang mengarahkan dan mengelola perusahaan. Definisi
yang hampir sama disampaikan International Finance Corporation (IFC), yaitu CG
sebagai struktur dan proses untuk mengarahkan dan mengendalikan perusahaan (IFC,
2010). Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) memberikan
definisi yang lebih detil. Menurut OECD, CG melibatkan serangkaian hubungan antara
manajemen, dewan, pemegang saham, dan pemangku kepenting lain perusahaan (OECD,
2015). CG juga menyediakan struktur di mana tujuan perusahaan ditetapkan, dan sarana
untuk mencapai tujuan tersebut dan memantau kinerja ditentukan (OECD, 2015). Di
Indonesia, salah satu definisi CG tertuang di Keputusan Menteri Badan Usaha Milik
Negara Nomor: KEP-117/M-MBU/2002 tentang Penerapan Praktik Good Corporate
Governance pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN). CG didefinisikan sebagai suatu
proses dan struktur yang digunakan oleh organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan
usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam
jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya,
berdasarkan peraturan perundangan dan nilai-nilai etika.
1. Pengertian Resiko
Risiko keuangan adalah risiko yang dampak kerugiannya dapat dinilai atau
diukur dengan uang. Berdasarkan jangka waktu, risiko keuangan dapat terbagi
menjadi risiko jangka pendek dan risiko jangka panjang. Risiko jangka pendek alias
kebutuhan-kebutuhan yang muncul secara tidak terduga dalam jangka pendek.
Contohnya adalah sakit atau kehilangan maupun kerusakan aset produktif, seperti
motor mogok/hilang. Hal tersebut menyebabkan kita tidak bisa bekerja seperti sedia
kala dalam waktu sementara atau membutuhkan biaya tambahan seperti biaya untuk
berobat atau memperbaiki sesuatu yang rusak. Untuk mengantisipasi risiko tersebut
Sobat Sikapi dapat membeli asuransi kesehatan maupun asuransi kendaraan.
Selanjutnya adalah risiko jangka panjang yaitu keadaan tak terduga yang
menyebabkan kerugian finansial dalam jangka panjang. Contoh risiko keuangan
jangka panjang adalah kematian. Bagi seorang tulang punggung keluarga, kematian
menyebabkan hilangnya sumber pemasukan utama dalam keluarga. Nah Sobat Sikapi
dapat membeli asuransi jiwa untuk mengelola risiko ini. Selain berdasarkan jangka
waktu, risiko keuangan juga dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Risiko murni adalah suatu risiko yang apabila terjadi akan menimbulkan
kerugian secara murni, contohnya jika kendaraan mogok atau rusak sehingga
tidak dapat digunakan untuk bekerja. Sementara risiko spekulatif adalah suatu
risiko yang berpotensi menimbulkan kerugian akibat kemungkinan terjadinya
keuntungan yang sangat kecil. Contohnya adalah seseorang yang berinvestasi
hanya sekedar mengikuti trend tanpa mengetahui karakteristik dan risiko produk
investasi yang dipilih.
Risiko khusus adalah suatu risiko yang terjadi hanya bersifat pribadi dan
dampaknya dirasakan secara lokal saja, contohnya adalah kebakaran pada rumah
hanya dirasakan oleh orang yang memiliki rumah dan lingkungan di sekitar
rumah yang terbakar tersebut. Sedangkan risiko fundamental adalah suatu risiko
yang apabila terjadi dampak kerugiannya bisa sangat luas atau bersifat
katastropik, contohnya adalah bencana alam yang melanda suatu wilayah. Dalam
kedua contoh tersebut salah satu instrumen yang dapat Sobat Sikapi gunakan
untuk mengelola risiko tersebut adalah memiliki asuransi properti.
Risiko statis merupakan risiko yang tidak dipengaruhi oleh keadaan ekonomi,
seperti kemungkinan kehilangan harta benda karena kebakaran, dan pencurian.
Sebaliknya risiko dinamis adalah segala bentuk risiko kerugian akibat perubahan
dalam ekonomi, seperti fluktuasi pada nilai mata uang, nilai saham, maupun
inflasi. Berbeda dengan risiko lainnya yang dapat diasuransikan, risiko dinamis
merupakan jenis risiko yang tidak dapat diasuransikan. Hal yang dapat dilakukan
untuk mengantisipasi risiko dinamis adalah dengan melakukan diversifikasi aset
dan instrumen investasi, misalnya dengan mengombinasikan aset dalam bentuk
properti, emas, saham, obligasi, dan reksa dana. Setelah kita mengetahui jenis-
jenis risiko keuangan tersebut kita jadi lebih paham hal apa saja yang harus
diantisipasi untuk meminimalisir kerugian dari suatu risiko.
DAFTAR PUSTAKA