Anda di halaman 1dari 15

BAB 7

KODE ETIK PROFESI AKUNTAN


INDONESIA
Theresia Agustina
125180422 / GY
PROFESI AKUNTAN
Akuntan yang bekerja pada departemen atau bagian akuntansi sering disebut juga sebagai akunta
n manajemen. Tugas pokok akuntan manajemen di dalam organisasi antara lain:
• Melakukan proses pencatatan transaksi keuangan
• Memelihara catatan atas semua transaksi perusahaan
• Membuat laporan akuntansi secara periodik untuk disampaikan kepada manajemen organisasi.

Pekerjaan para akuntan baik yang bekerja di sektor swasta maupun sektor pemerintah, entah selak
u akuntan manajemen, akuntan publik, atau auditor internal dapat disebut suatu profesi karena:
(1) memerlukan pengetahuan akuntansi dan/atau disiplin ilmu lain yang relevan melalui pendidikan
formal (knowledge)
(2) memerlukan keterampilan dalam mengolah data dan menyajikan laporan khususnya dengan me
manfaatkan teknologi komputer dan sistem informasi (skill)
(3) harus mempunyai sikap dan perilaku etis (attitude).
ORGANISASI INSTITUT AKUNTAN INDONESI
A (IAI)
Organisasi Institut Akuntan Indonesia (dulu bernama Ikatan Akuntan In
donesia)—disingkat IAI—lahir 12 tahun setelah Indonesia merdeka, tep
atnya pada tanggal 23 Desember 1957 (T.M. Tuanakotta, 2007). Pada aw
al berdirinya, susunan pengurusnya terdiri atas:
Ketua : Prof. Soemardjo
Panitera : Drs. Go Tie Siem
Bendahara : Drs. Basuki T. Siddharta
Komisaris : Drs. Tan Tong Joe dan Drs. Hendra Darmawan
PROFESI AKUNTAN DALAM SOROTAN
Sorotan terhadap citra profesi bahkan juga menimpa KAP peringkat du
nia, yang dikenal dengan sebutan “the big five”. Namun sorotan paling
tajam diberikan kepada KAP Arthur Anderson karena pelanggaran etik
a dan pelanggaran tindak pidana berupa pemusnahan dokumen kertas
kerja dalam kaitannya dengan audit yang dilakukannya pada Enron.
STRUKTUR ETIKA INSTITUT AKUNTAN INDO
NESIA
Tujuan profesi akuntansi adalah untuk memenuhi tanggung jawabnya dengan standar profesio
nalisme tertinggi dan mencapai tingkat kinerja tertinggi dengan orientasi kepada kepentingan
publik. Untuk mencapai tujuan tersebut, ada empat kebutuhan dasar yang harus dipenuhi, yait
u:
a.Kredibilitas. Masyarakat membutuhkan kredibilitas informasi dan sistem informasi.
b.Profesionalisme. Diperlukan individu yang dengan jelsa dapat diidentifikasikan oleh pemakai
jasa akuntan sebagai profesional di bidang akuntansi.
c.Kualitas Jasa. Keyakinan bahwa semua jasa yang diperoleh dari akuntan diberikan dengan st
andar kinerja tertinggi.
d.Kepercayaan. Pemakai jasa akuntan harus merasa yakin bahwa terdapat kerangka etika prof
esional yang melandasi pemberian jasa oleh akuntan.

Struktur Kode Etik IAI terdiri atas empat bagian yang disusun berdasarkan struktur/jenjang (hi
erarchy), yaitu: (1) Prinsip Etika, (2) Aturan Etika, (3) Interprestasi Aturan Etika, dan (4) Tanya ja
wab Etika.
Prinsip Etika IAI
Saat ini, kode etik IAI yang disahkan pada kongres IAI VIII tahun 1998 te
rdiri atas delapan prinsip-prinsip yaitu:
1.Tanggung jawab profesi
2.Kepentingan publik
3.Integritas
4.Objektivitas
5.Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
6.Kerahasiaan
7.Perilaku profesional
8.Standar teknis
Prinsip Etika IAI
Saat ini, kode etik IAI yang disahkan pada kongres IAI VIII tahun 1998 te
rdiri atas delapan prinsip-prinsip yaitu:
1.Tanggung jawab profesi
2.Kepentingan publik
3.Integritas
4.Objektivitas
5.Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
6.Kerahasiaan
7.Perilaku profesional
8.Standar teknis
Kepentingan Publik (Prinsip ke-2)
Prinsip ke-2: Kepentingan Publik menyiratkan hal-hal sebagai berikut:
a.Masyarakat/publik membutuhkan dan mengandalkan informasi (lapor
an keuangan, laporan audit) yang dihasilkan oleh profesi akuntan untu
k mengambil berbagai jenis keputusan bisnis, ekonomis, dan politis.
b.Efektivitas keputusan publik ini bergantung pada kualitas informasi y
ang disampaikan oleh profesi akuntan.
c.Profesi akuntan akan tetap berada pada posisi penting bila setiap ak
untan selalu dapat memelihara kepercayaan publik.
d.Penghormatan kepada kepercayaan publik ini hanya dapat dilakukan
bila setiap akuntan dapat menunjukkan komitmen dan dedikasi mereka
untuk mencapai profesionalisme yang tinggi.
Tanggung Jawab Profesi (Prinsip ke-
1)
Prinsip ke-1: Tanggung Jawab Profesi dipelukan sebagai konsekuensi logis dari keharusan pr
ofesi akuntan untuk menjaga kepercayaan publik. Prinsip ini menyiratkan arti bahwa:
a.Publik menuntut tanggung jawab profesi akuntan untuk selalu menjaga kualitas informasi ya
ng disampaikan.
b.Dalam menjalankan profesinya, setiap akuntan akan sering dihadapkan pada berbagai bentu
k benturan kepentingan (conflict of interest), misalnya:
• Kepentingan pribadi versus kepetingan publik
• Kepentingan atasan (untuk akuntan manajemen/akuntan pemerintah) versus kepentingan p
ublik
• Kepentingan klien pemberi tugas (untuk akuntan pemeriksa/auditor independen) dengan k
epentingan publik. Untuk itu, akuntan harus selalu lebih mengedepankan kepentingan yang l
ebih besar (kepentingan publik).
c.Mengedepankan kepentingan publik hanya dapat dilakukan bila akuntan selalu menggunaka
n pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukan.
Kompetensi (Prinsip ke-3 sampai prin
sip ke-8)
IAI telah menetapkan enam prinsip etika yang berhubungan dengan ke
harusan memiliki kompetensi tinggi ini, yaitu:
1.Kompetensi pada ranah kognitif: Prinsip Kelima—Kompetensi dan K
ehati-hatian Profesional
2.Kompetensi pada ranah afeksi:
a.Prinsip Ketiga—Integritas
b.Prinsip Keempat—Objektivitas
c.Prinsip Keenam—Kerahasiaan
d.Prinsip Ketujuh—Perilaku Profesional
3.Kompetensi pada ranah psikomotorik: Prinsip Kedelapan—Standar T
eknis
Aturan Etika IAPI
Kode Etik IAPI sebagai berikut:
1.Ancaman kepentingan pribadi terjadi sebagai akibat dari kepentingan keuangan, m
aupun kepentingan lainnya dari Praktisi maupun anggota keluarga langsung atau an
ggota keluarga dekat Praktisi (100.10.a),
2.Ancaman telaah pribadi terjadi ketika pertimbangan yang diberikan sebelumnya ha
rus dievaluasi kembali oleh Praktisi yang bertanggung jawab atas pertimbangan ters
ebut (100.10.b),
3.Ancaman advokasi terjadi ketika Praktisi menyatakan sikap atau pendapat mengen
ai sesuatu hal yang dapat mengurangi objektivitas selanjutnya dari Praktisi tersebut
(100.10.c),
4.Ancaman kedekatan terjadi ketika Praktisi terlalu bersimpati terhadap kepentingan
pihak lain sebagai akibat dari kedekatan hubungannya (100.10.d), dan
5.Ancaman intimidasi terjadi ketika Praktisi dihalangi untuk bersikap objektif ( 100.10
.e).
Aturan Etika IAPI
Pencegahan yang dibuat profesi, perundang-undangan, atau peraturan (100.12) men
cakup antara lain:
a.Persyaratan pendidikan, pelatihan, dan pengalaman untuk memasuki profesi;
b.Persyaratan pengembangan dan pendidikan profesional berkelanjutan;
c.Peraturan tata kelola perusahaan;
d.Standar profesi;
e.Prosedur pengawasan dan pendisiplinan dari organisasi profesi atau regulator;
Penelaahan eksternal oleh pihak ketiga yang diberikan kewenangan hukum atas lapo
ran, komunikasi, atau informasi yang dihasilkan oleh Praktisi.
PENGATURAN DAN PERIZINAN KAP
Wujud campur tangan pemerintah dan lembaga legislatif ini dapat dilihat melalui produk peraturan dan per
undang-undangan sena pembentukan badan/lembaga pemerintah, antara lain:
a.Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1954 tentang Pemberian Gelar Akuntan.
b.Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik
c.Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 423/KMK.06/2002 tentang Jasa Akuntan publik (telah dicabut
dengan keluarnya Peraturan Menteri Keuangan Nomor
d.Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 359/KMK.06/2003 tentang Perubahan atas Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 423/KMK.06/2002 tentang Jasa Akuntan Publik (telah dicabut dengan keluarnya Peratura
n Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01 /2008).
e.Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik. (telah dicabut dengan
keluarnya UU No. 5 Tahun 2011,kecuali ketentuan-ketentuan tertentu dalam masa peralihan);
f.Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) yang berhubungan den
gan audit atas Laporan Keuangan perusahaan-perusahaan yang sedang dan telah menjadi perusahaan pub
lik; dan.
g.Peraturan perundang-undangan lain yang relevan.
PENGATURAN DAN PERIZINAN KAP
Badan atau lembaga yang berkepentingan langsung untuk melakukan
pembinaan dan pengawasan atas kinerja profesi akuntan, antara lain:
a.Menteri Keuangan Republik Indonesia
b.Quality Review oleh Direktur Jenderal Lembaga Keuangan, Departem
en Keuangan Republik Indonesia
c.Institut Akuntan Indonesia (IAI) dan Kompartemen-kompartemen IAI
yang terkait
d.Dewan kehormatan IAPI
e.Dewan review mutu IAPI
f.Bapepam LK
THANK YOU :)

Anda mungkin juga menyukai