Anda di halaman 1dari 2

Pada awal tahun 2021, media dan masyarakat Indonesia digemparkan oleh pemberitaan bahwa

maskapai Garuda Indonesia mengalami jalan kegelapan atau dapat dimengerti sebagai awalan dari
kebangkrutan. Dengan itu, berikut adalah pemaparan faktor utama yang mendorong bangkrutnya
Garuda Indonesia dari segi finansial, skandal internal, hingga rute perjalanan maskapai tersebut.
1. Utang menumpuk
Sebelum masa pandemi datang, utang dari maskapai Garuda Indonesia telah mencapai US$9,75
miliar dengan konversi menjadi Rp138,45 triliun, sedangkan Garuda Indonesia hanya memiliki
anggaran US$6,9 miliar. Artinya Garuda memiliki ekuitas negatif. Oleh karena itu, Garuda Indonesia
tidak bisa tinggal lebih lama lagi untuk menangani masalah besar ini sementara pandemi
memperburuknya.
2. Pertumbuhan ekonomi turun
Pertumbuhan ekonomi Garuda Indonesia turun dari waktu ke waktu. Per September 2021, ekuitas
negatif telah mencapai US$2,8 miliar. Hal ini didukung oleh Kartika Wirjoatmodjo selaku Wakil
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergabung untuk memberikan reaksi dan
menyatakan pesan kepada media bahwa, Garuda Indonesia memiliki dua faktor utama untuk
pertumbuhan ekonomi terburuk mereka terkait dengan Garuda Indonesia belum memiliki orang
yang cakap untuk mengelola korporasi dan skandal korupsi yang terjadi bertahun-tahun lalu.
3. Skandal korupsi
Skandal korupsi bukan hanya rumor palsu, dan faktanya isu ini terbukti pada pertengahan tahun
2021. Hadinoto Soedigno, mantan direktur Garuda Indonesia, dinyatakan telah dikorupsi dan divonis
delapan tahun penjara. Hadinoto Soedigno terbukti melakukan pencucian uang mesin Airbus A330,
A320, ATR 72 serie 600, CRJ 1000 NG, dan Rolls-Royce Trent 700. Dari kasus ini, Kartika benar
dengan memberikan argumen-argumen di paragraf sebelumnya.
4. Rute dan fase di pandemi
faktor keempat atau terakhir, datang dari bagaimana Garuda Indonesia mempertahankan rute dari
437 rute menjadi 140 rute. Isu dengan pengurangan rute dinilai sebagai sebuah konflik dan masalah
yang serius. Mengapa? karena, individu atau kelompok yang ingin melakukan penerbangan keluar
kota atau negeri pada akhirnya akan kesulitan mencari penerbangan dengan Garuda Indonesia.
Selain itu, dengan pengurangan rute perjalanan dapat mempengaruhi pendapatan para pilot dan
pramugari di tengah pandemi. Oleh karena itu, kedua masalah ini menjadi faktor terakhir yang
mendukung kebangkrutan Garuda Indonesia.

tidak ada informasi yang menyebutkan bahwa bahan bakar mempengaruhi kebangkrutan
Garuda Indonesia. Kebangkrutan Garuda Indonesia disebabkan oleh pandemi COVID-19
yang memperburuk kondisi keuangan perusahaan tersebut

Strategi :
Manajemen maskapai penerbangan nasional, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA)
menyebutkan hingga saat ini perusahaan masih melakukan langkah-langkah strategis akselerasi
pemulihan kinerja dengan fokus utama perbaikan fundamental kinerja perusahaan. Upaya ini
dilakukan dengan melakukan restrukturisasi secara menyeluruh internal perusahaan.

Perusahaan akan mengoptimalkan kondisi ini secara bertahap dan terukur sejalan dengan perbaikan
fundamental kinerja operasi perusahaan.
Fokus untuk memperbaiki kinerja perusahaan ini juga dilakukan dengan berkomunikasi dengan
pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Komunikasi yang dilakukan berkaitan dengan rencana restrukturisasi yang akan dilaksanakan selaras
dengan proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) yang saat ini tengah berjalan.
Sejalan dengan negosiasi dan komunikasi dengan para kreditor juga dilakukan untuk mencapai
penyelesaian terbaik dan restrukturisasi yang optimal.

Salah satu upaya restrukturisasi yang dilakukan perusahaan adalah melakukan penyesuaian gaji
karyawan 30%-50%. Hal ini sudah mulai dilakukan setelah pandemi Covid-19 terjadi di tahun lalu dan
berdampak signifikan pada industri penerbangan.
perusahaan juga melakukan efisiensi biaya operasional, restrukturisasi biaya sewa pesawat maupun
biaya penunjang lainnya.
pihak Garuda Indonesia juga memiliki strategi pamungkas lain untuk bangkit di masa sulit. Salah
satunya dengan meningkatkan konektivitas hingga menjalin kemitraan Codeshare.
"Maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia dan Emirates sepakat untuk bekerjasama dalam
memperluas jaringan penerbangan kedua maskapai. Kesepakatan tersebut dilaksanakan melalui
penandatanganan Memorandum of Understanding oleh Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan
Setiaputra dan Chief Commercial Officer Emirates, Adnan Kazim

Anda mungkin juga menyukai