Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

ANALISIS KEUANGAN STUDY KASUS GARUDA INDONESIA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Analisis investasi dan manajemen risiko

Dosen Pengampu: Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si.

Oleh:

PROGRAM STUDI MAGSITER MANAJEMEN


PASCASARJANA
UNIVERSITAS SILIWANGI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Garuda Indonesia group mengoperasikan 202 armada pesawat sebagai jumlah


keseluruhan dengan rata-rata usia armada dibawah lima tahun. Adapun Garuda Indonesia
sebagai mainbrand saat ini mengoperasikan sebanyak 144 pesawat, sedangkan Citilink
mengoperasikan sebanyak 58 armada. Melalui program transformasi yang berkelanjutan.
Garuda Indonesia berhasil mencatatkan sejumlah pengakuan internasional di antaranya
adalah pencapaian sebagai "The Worlds Best Economy Class" dari TripAdvisor Travelers
Choice Awards, “Maskapai Bintang Lima/ 5-Star Airline” sejak tahun 2014, “Top 10
World’s Best Airline” Skytrax 2017, The World’s Best Cabin Crew” selama lima tahun
berturut-turut sejak 2014.( www.garuda-indonesia.com)

Garuda merupakan perusahaan milik pemerintah yang go public dimana perusahaan go


public harus memiliki akuntabilitas berupa laporan keuangan Dalam menyajikan laporan
keuangan manajemen berpotensi dipengaruhi kepentingan pribadi, sementara pihak prinsipal
yaitu pemilik modal (investor) sebagai pemakai laporan keuangan sangat berkepentingan
untuk mendapatkan laporan keuangan yang akurat, dapat dipercaya dan pertanggungjawaban
atas dana yangmereka investasikan. Banyaknya pihak yang berkepentingan atas laporan
tersebut,maka ada pihak ketiga yaitu akuntan publik. Akuntan publik adalah pihak
independen yang dianggap mampu menjembatani benturan antara kepentingan antara pihak
prinsipal (investor) dengan pihak agen (manajemen), yaitu sebagai pengelola perusahaan.
Dalam hal ini peran akuntan publik adalah memberi opini terhadap kewajaran 2 laporan
keuangan yang dibuat manajemen.

Garuda Indonesia sebagai Perusahaan Go Public melaporkan kinerja keuangan tahun


buku 2018 kepada Bursa Efek Indonesia. Kinerja keuangan PT Garuda Indonesia(Persero)
yang berhasil membukukan laba bersihUS$809 ribu pada 2018, berbanding terbalik dari 2017
yang merugi US$216,58 juta. Kinerja ini terbilang cukup mengejutkan lantaran pada kuartal
III 2018 perusahaan masih merugi sebesar US$114,08 juta.Selain itu data terbaru
menunjukan pada kuartal III 2020, BUMN penerbangan itu mempunyai utang sebesar Rp
98,79 triliun yang terdiri dari utang jangka pendek Rp 32,51 triliun dan utang jangka panjang
sebesar Rp 66,28 triliun. Permasalah hutang menjadi problem garuda dan ditambah pandemi
yang melanda Indonesia pada awal 2020 hingga sekarang telah memukul keuangan
perusahaan.

Perseroan lantas menawarkan program pensiun dini untuk para karyawan hingga 19
Juni 2021 mendatang demi menyelamatkan keuangan perusahaan yang tertekan akibat rugi
dan utang. Sejauh ini, sudah ada lebih dari 100 karyawan yang mengajukan pensiun dini.
Baca juga: Wamen BUMN Buka-Bukaan Soal Kondisi Garuda Indonesia yang Terus Merugi
Selain pensiun dini, sejumlah aksi yang turut dilakukan Garuda Indonesia di antaranya
memaksimalkan kerja sama dengan mitra usaha guna mendorong peningkatan pendapatan.
Sementara itu dari pihak pemerintah berencana memangkas jumlah komisaris Garuda
Indonesia hingga mengubah orientasi bisnis perseroan yang semula melayani rute
penerbangan internasional menjadi hanya berfokus pada penerbangan domestik saja.
Sehingga timbulnya polemik antara pihak pihak yang bersangkutan dengan Laporan
keuangan Tahunan PT Garuda Indonesia yang akan dibahas dan dianalisis pada makalah ini

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kondisi perusahaan garuda pada saat ini?
2. Bagaimana kinerja keuangan laporan keuangan garuda?
C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui kondisi fundamental garuda
2. Untuk mengetahui dan menganalisis kinerja keuangan garuda
BAB II
Pembahasan
A. Gambaran Umum Perusahaan
Garuda Indonesia (Persero) Tbk adalah perusahaan yang bergerak dalam bisnis
penerbangan komersial. Segmen operasi perusahaan dikelompokkan berdasarkan aktivitas
usaha yang dikerjakan, antara lain segmen operasi penerbangan yang menyediakan jasa
penerbangan berjadwal dan tidak berjadwal di pasar domestik dan internasional; segmen jasa
pemeliharaan pesawat yang menyediakan jasa pemeliharaan pesawat milik perusahaan dan
milik umum; dan segmen lain-lain yang menyediakan pelayanan penerbangan pendukung,
seperti jasa boga, ground handling, fasilitas, hotel & transportasi, teknologi informasi,
pelatihan dan kesehatan.
Jasa penerbangan berjadwal menyediakan jasa penerbangan penumpang dengan
layanan Full Service Carrier (FSC). Khusus untuk layanan jasa penerbangan penumpang di
segmen Low Cost Carrier (LCC) dilayani oleh perusahaan melalui entitas anak Citilink.
Selain itu jasa penerbangan berjadwal juga memberikan layanan kargo, kelebihan bagasi dan
pengantaran surat dan dokumen. Jasa penerbangan tidak berjadwal berpenumpang memiliki
tujuan domestik dan internasional khusus untuk para rombongan jamaah haji (layanan haji)
dan layanan charter.
Segmen jasa pemeliharaan pesawat atau disebut Aircraft Maintenance Management
meliputi jasa pemeliharaan dan perbaikan pesawat line maintenance dan technical ground
handling serta jasa pemeliharaan dan perbaikan pesawat airframe, engine dan component.
Perusahaan memiliki juga sumber pendapatan ancillary revenues, yang merupakan
pendapatan perusahaan di luar penjualan tiket, yang dihasilkan baik melalui penjualan
langsung maupun tidak langsung kepada penumpang sebagai bagian dari travel experience.
Ancillary revenues merupakan hal yang umum dilakukan oleh berbagai maskapai di dunia,
baik low cost carrier hingga full service carrier. Aktivitas usaha yang menghasilkan ancillary
revenues bagi perusahaan, meliputi fitur a-la carte, produk commission-based, frequent flyer
program dan penjualan iklan.
Perusahaan memiliki kantor cabang, Passenger Sales Agent (PSA), Cargo Regional
Offices dan Cargo Service Centre (CSC) yang tersebar di berbagai kota di Sumatra, Jawa,
Bali, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Papua; dan di luar negeri yaitu Australia, China,
Hong Kong, India, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Eropa, Singapura, Thailand, Inggris,
Kanada, Kuwait, Laos, Selandia Baru, Filipina, Qatar, Arab Saudi, Sri Lanka, Taiwan, Uni
Emirat Arab, Amerika, Vietnam dan Pakistan.
B. Laporan Keuangan Perusahaan
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode
akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan
keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan dimana biasanya sering dilakukan
audit oleh lembaga pemerintah, akuntan, firma, atau lembaga lainnya dengan tujuan untuk
memastikan akurasi dan untuk tujuan pajak, pembiayaan, atau investasi.Pada Makalah studi kasus
ini yang menjadi sampel laporan keuangan adalah garuda Indonesia.Berikut ini meurpakan data
ikhtisar data laporan keuangan garuda Indonesia:
 Laporan posisi Keuangan
 Laporan Laba rugi
C. Analisis Fundamental Laporan Keuangan

Analisi dengan melihat laproan keuangan Bisnis Garuda Indonesia (kode saham
GIAA) sangat tidak menguntungkan, bisa dilihat dari analisa data-data laporan keuangannya.
Bagi investor yang membeli sahamnya di bursa, juga tidak menguntungkan, karena sejak IPO
harga saham GIAA turun. Yang beruntung mungkin hanya beberapa trader saham yang
memanfaatkan momentum jangka pendek saja. Daya tarik Garuda bukan di kinerja (baik
bisnis maupun sahamnya) yang menguntungkan, tapi dari ramainya pembicaraan karena
menyangkut pelayanan public yang sangat penting. Isu kecil saja terjadi, maka akan langsung
menuai polemik di media-media.Selain itu sentiment negative dan menurun nya jumlah
penumpang akibat covid menjadi factor utama dalam menurun nya kinerja keuangan garuda
selain itu banyak factor dan isu-isu lain yang menjadi problem di garuda. Jika melihat laporan
keuangan maka dapat dilihat terdapat kenaikan utang yang terus meninfgkat dengan
dibarengio oleh kerugian pada laporan laba ruginy. Data tersebut bisa di tunjukan pada data
yang terlampir sebagai berikut:
Dari tahun 2004 sampai 2020 jumlah utang terus meningkat dengan modal semakin
menuru bahkan di tahun 2020 modal mengalami penurunan yang besar akibat kenaikan
hutang yang tinggi di sebabkan factor-faktor naiknya bunga dan kurang nya pendapatan
garuda akibat dari corona serta permasalah lainnya yang mengganggu kinerja garuda.

 ANALISIS RASIO PROFITABILITAS PERUSAHAAN

Roa tahun 2020 sebesar (22.95) mengalami penurunan dibandingkan tahum 2019
yang sebsar(1,00%). Roe tahun 2020 sebesa (127,46%) juga mengalami penurunan dibanding
dengan tahun 2019 yang sebesar (7,65%).
Buruknya kinerja keuangan tersebut disebabkan oleh pandemic dan factor
pengolaan.Akibat pandemic perseroan mencatatkan penurunan kinerja usaha yang signifikan
khususnya dari capaian angkutan penumpang, imbas adanya kebijalan pembatasan mobilitas
masyarakat sebagai dampak pandemi. Lebih dari itu, karakteristik usaha industri penerbangan
yang memiliki cost structure dengan dominansi fixed cost, menjadikan beban usaha
Perseroan turut meningkat menyusul ketidakseimbangan faktor supply and demand yang ada.
Dengan kebutuhan kapital yang besar dan nilai margin keuntungan yang sangat tipis, sektor
penerbangan menghadapi tantangan kinerja yang sangat menantang.

Anda mungkin juga menyukai