Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS BISNIS & ANALISIS STRATEGI

PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk.


Diajukan untuk memenuhi nilai ujian akhir semester pada mata kuliah manajemen pemasaran
periode semester ganjil 2020/2021

Oleh :
Arie Umbara / 111911360

FAKULTAS EKONOMI BISNIS DAN ILMU SOSIAL


UNIVERSITAS PELITA BANGSA
KATA PENGANTAR
Dewasa ini, perkembangan bisnis terhadap berbagai sektor industri berjalan sangat pesat,
tidak terkecuali industri jasa penerbangan. Industri penerbangan global adalah salah satu bagian
integral perekonomian global yang memiliki peran penting dalam pembangunan di berbagai
sektor. Sektor tersebut seperti transportasi, manufaktur, teknologi serta sektor-sektor lainnya.
Industri penerbangan juga memiliki keterikatan yang erat dengan kondisi ekonomi global.

Indonesia dalam perspektif industri jasa penerbangan tersebut mencatatkan pertumbuhan


yang sangat pesat terlihat dengan banyaknya maskapai penerbangan yang melayani rute
penerbangan baik internasional maupun nasional serta dari peningkatan total pengguna angkutan
udara tiap tahunnya. Hal ini tentunya memberikan dampak secara langsung pada Indonesia
dimana peningkatan kegiatan bisnis tersebut pasti berkorelasi positif terhadap peningkatan
perekonomian nasional. Namun perkembangan ini tentunya membutuhkan perencanaan dan
implementasi strategi perusahaan yang tepat agar korporasi sebagai entitas bisnis mampu
menjadi pemenang pasar (market leader).
Dalam setiap industri yang berkembang, termasuk industri penerbangan, terdapat banyak
faktor yang mempengaruhi strategi yang akan diterapkan bisnis di industri tersebut, yaitu faktor
internal serta faktor lingkungan eksternal perusahaan. Pembahasan dan analisis tersebut
seyogyanya mencakup banyak hal, namun dalam makalah ini, hanya akan dibahas mengenai
analisis bisnis dan analisis strategi serta faktor-faktor lainnya yang dapat mempengaruhi
keberlangsungan bisnis penerbangan, khususnya PT Garuda Indonesia (Persero) yang secara
fokus bahasan penulis jadikan topik utama untuk dilakukan analisis mengingat korporasi tersebut
merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang sudah bertransformasi menjadi
perusahaan multinasional .
Dengan terselesaikannya makalah ini, penulis memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan YME
yang telah memberikan nikmat kesehatan dan kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini. Penulis menyadari bahwa banyak sekali hambatan, tantangan dan kesulitan dalam
menyelesaikan makalah ini. Tanpa bimbingan, dorongan, dan bantuan dari berbagai pihak,
penulis tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Oleh karena itu, penulis
menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada :
1. Bapak dan ibu tercinta yang telah senantiasa memberikan dorongan dan semangat untuk
segera menyelesaikan makalah ini.

2. Bapak Dr. Bambang Hariadi, M.Ec., Ak., CPA. selaku dosen matakuliah Manajemen
Strategi.

3. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu. Semoga Allah TYE melimpahkan kasih sayang-Nya untuk kita

Akhirnya karena keterbatasan yang penulis miliki dalam pengetahuan dan pengalaman, penulis
dengan senang hati menerima saran dan kritik. Semoga makalah ini memberikan manfaat bagi
pembaca dan pihak yang berkepentingan.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ································································· II
DAFTAR ISI ··············································································· III
BAB I ························································································ IV
PENDAHULUAN ······································································IV
1.1 Latar Belakang ······································································1
1.2 Visi Dan Misi ·········································································1
1.3 Pokok Permasalahan ······························································2
1.4 Tujuan Penulisan ···································································2
BAB II ·····················································································V
ANALISIS PASAR DAN BAURAN PEMASARAN ····························V
2.1 ANALISIS 4P ········································································3
2.1.1 Product ··············································································3
2.1.2 Place··················································································4
2.1.3 Price ·················································································5
2.1.4 Promotion ············································································
BAB III ······················································································
STRATEGI PEMASARAN PERUSAHAAN ·······································
3.1 Tipe Strategi ···········································································
3.2 Diversification Strategies ···························································

BAB IV ······················································································

KESIMPULAN DAN SARAN ··························································


DAFTAR PUSTAKA ·····································································
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada era globalisasi kini perkembangan perusahaan baik itu industri produk maupun industri
jasa sangat pesat. Hal ini dapat dilihat dari bermunculan beragam perusahaan baru yang
menciptakan persaingan antar kompetitor yang tinggi. Sebuah perusahaan dikatakan sukses
apabila mampu bersaing dan diatas rata-rata jika dibandingkan dengan kompetitor. Kategori
berhasil dapat diukur berdasarkan berbagai variabel misalnya pangsa pasar perusahaan, laba
bersih perusahaan, brand yang dikenal dan sebagainya. Salah satu kunci ataupun aplikasi untuk
keberhasilan suatu perusahaan yakni strategi perusahaan yang tepat dalam perencanaannya.
Rencana strategis perusahaan adalah suatu rencana jangka panjang yang bersifat menyeluruh,
memberikan rumusan mengenai arah perusahaan dan pengalokasian sumber daya untuk
mencapai tujuan selama jangka waktu tertentu dalam berbagai keadaan lingkungan. Untuk
mencapai sebuah strategi yang telah ditetapkan oleh perusahaan dalam rangka mempunyai
keunggulan kompetitif, maka sumber daya manusia dari internal perusahaan baik seperti
pimpinan perusahaan dan manajer operasi perlu bekerja dalam sistem yang ada pada
perencanaan strategis.

PT Garuda Indonesia sebelumnya merupakan maskapai penerbangan yang dibentuk


pemerintahan Belanda di Indonesia dengan nama KNILM (Royal Dutch Indies Airways) pada
tahun 1928. Kemudian menjadi mulai beroperasi dengan nama Garuda Indonesia pada 26 Januari
1949 hingga saat ini. Garuda Indonesia merupakan satu-satunya maskapai penerbangan
Indonesia yang saat ini menjadi bagian dari SkyTeam yaitu aliansi maskapai penerbangan yang
terdiri dari 20 anggota. Garuda Indonesia mulai bergabung pada tahun 2014. Pada tanggal 11
Februari 2011, Garuda Indonesia secara resmi menjadi perusahaan terbuka yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia dengan kode emiten saham GIAA.
Susunan kepemilikan Garuda secara drastis berubah dengan struktur seperti berikut.

• Pemerintah Republik Indonesia (69,14%)


• Investor Domestik (24,34%)
• Investor Internasional (6,12%)
• Karyawan (0,4%)

1.2 Visi dan Misi


Visi
Menjadi perusahaan penerbangan yang handal dengan menawarkan layanan yang berkualitas
kepada masyarakat dunia menggunakan keramahan Indonesia.

Misi
Sebagai perusahan penerbangan pembawa bendera bangsa Indonesia yang mempromosikan
Indonesia kepada dunia guna menunjang pembangunan ekonomi nasional dengan memberikan
pelayanan yang professional

1.3 Pokok Permasalahan

Berdasarkan latar belakang yang ada,penulis ingin merumuskan beberapa pokok


permasalahan adalah sebagai berikut.
1) Bagaimana pemasaran terhadap PT Garuda Indonesia ?
2) Bagaimana faktor diluar perusahaan yang berkaitan dengan PT Garuda Indonesia meliputi
peluang dan ancaman yang dihadapi?

3) Apa jenis strategi perusahaan yang tepat untuk diterapkan bagi PT Garuda Indonesia?

1.4 Tujuan Penulisan

Adapun beberapa tujuan dari penulisan laporan ini adalah sebagai berikut.
1) Memahami langkah-langkah dalam menentukan strategi perusahaan yang tepat untuk
diterapkan,
2) Mengetahui jenis strategi yang tepat untuk diterapkan PT Garuda Indonesia sebagai
rekomendasi, dan
3) Memenuhi nilai ujian tengah semester ganjil, Strategi Perusahaan pada Universitas Pelita
Bangsa
BAB II

ANALISIS PASAR DAN BAURAN PEMASARAN

2.1 ANALISIS 4P

2.1.1 Product
Produk yang dibahas terkait :
 Kualitas
Kualitas produk ini dipandang sebagai produk pelayanan nomor satu di Indonesia.
Terbukti bahwa dari sejak tahun 1949 hingga saat ini produk pelayanan jasa ini menjadi
nomor satu di Indonesia sebagai perusahaan penerbangan yang dipercaya. Pengakuan dan
penghargaan dari dunia internasional terkait pelayanan oleh cabin crew, pelayanan kelas
ekonomi terbaik, dan manajemen kualitas pelayanan bintang 5 dari Skytrax menunjukkan
sebuah bukti kualitas dari Garuda Indonesia. Selain sebagai maskapai penerbangan yang
menjadi citra negara, perusahaan penerbangan ini juga menjadi sarana angkutan bagi
kunjungan resmi kepala negara ke berbagai negara (sebelum adanya pesawat
kepresidenan) dan sebagai angkutan bagi ribuah jemaah haji setiap tahunnya.
 Keistimewaan
Keistimewaan maskapai penerbangan ini cukup terbukti, mulai dari pelayanan baik di
luar maupun di dalam pesawat. Maskapai penerbangan ini juga sudah menerima
sertifikasi IATA Operational Safety Audit (IOSA) dari IATA, yang berarti bahwa
maskapai ini telah seluruhnya memenuhi standar keselamatan penerbangan internasional.
Keunikan dari pelayanan Garuda Indonesia sendiri diterjemahkan dari program ‘Garuda
Indonesia Experience’ yang digagas oleh manajemen sebagai bagian dari implementasi
pelayanan penerbangan dengan ‘sentuhan’ khas Indonesia.
 Nama Merek (Brand Name)
Pada tanggal 25 Desember 1949, saat presiden Indonesia pertama akan terbang ke
Yogyakarta, Dr. Konijnenburg wakil dari KLM melapor bahwa pesawat 16 yang akan
dinaiki Soekarno harus diberi nama dan dicat sesuai nama yang diberikan presiden.
Maka, presiden pun menjawab dengan mengutip satu baris dari sebuah sajak bahasa
Belanda gubahan pujangga terkenal, Raden Mas Noto Soeroto di zaman kolonial, “Ik ben
Garuda, Vishnoe's vogel, die zijn vleugels uitslaat hoog boven uw eilanden” (Aku adalah
Garuda, burung milik Wisnu yang membentangkan sayapnya menjulang tinggi diatas
kepulauanmu). Dari situ, presiden memberikan nama maskapai ini menjadi Garuda
Indonesian Airways dengan logo barunya. Maka, pada 28 Desember 1949, terjadi
penerbangan yang bersejarah, pesawat DC-3 dengan registrasi PK-DPD milik KLM
Interinsulair terbang membawa Presiden Soekarno dari Yogyakarta ke Kemayoran-
Jakarta untuk pelantikannya sebagai Presiden Republik Indonesia Serikat (RIS).
 Kemasan
Kemasan tentu menjadi hal yang penting dalam rangka menciptakan image dan sebagai
pembeda dengan produk lain. Dalam hal ini, garuda Indonesia memiliki logo yang lebih
menjadi ciri khas lambang negara, yakni burung garuda. Selain itu, kemasan pada pelaku
pelayanan juga memiliki diferensiasi tersendiri dibandingkan dengan maskapai
penerbangan lain, ini juga dimaksudkan sebagai ciri khas Indonesia, yaitu pada 28 Mei
2010 Garuda Indonesia Secara resmi meluncurkan seragam baru bagi
pramugari/pramugaranya. Seragam pramugari terinspirasi dari kebaya tradisional dengan
batik motif lereng dilengkapi dengan kebaya berwarna biru gaya Kartini di bagian atas.
Kostum tambahan bagi pramugari termasuk sebuah batik motif lereng berwarna jingga
dengan kebaya berwarna jingga. laki laki memakai jas abu abu, kemeja biru dan dasi.
Seragam ini didesain oleh Josephine Komara.

2.1.2 Place
Sebagai produk pelayanan jasa penerbangan yang paling terkemuka di Indonesia, analisis
terkait bahasan place ataupun tempat dijabarkan sebagai berikut :
 Saluran Distribusi (distribusi channel)
Distribusi oleh perusahaan ini dilakukan dilakukan melalui media digital (iklan di
televisi), kegiatan-kegiatan seperti pameran wisata, dan juga secara eksklusif pada media
in-flight magazine majalah garuda yang bernama ‘Colours’. Majalah yang didistribusikan
pada seluruh penerbangan Garuda Indonesia tersebut berisi sejumlah artikel cerita,
wawancara terkait wisata dan kegiatan unik dan menarik yang dapat dilakukan pada
destinasi yang ada dalam rute penerbangan Garuda Indonesia. Bahasan lain yang ada
dalam majalah tersebut adalah terkait seni seperti aspek informasi budaya dan musik,
serta informasi- informasi tambahan Garuda Indonesia lainnya.
 Jangkauan
Hingga tahun 2016, jangkauan wilayah penerbangan internasional dari Garuda Indonesia
dengan kerja sama dengan afiliasi penerbangan Skyteam sudah mencapai 70 destinasi.
Gambar 2.1, Rute Penerbangan Internasional Garuda Indonesia

Sedangkan dalam rute domestik, Garuda Indonesia memiliki 40 destinasi.

Gambar 2.2, Rute Penerbangan Domestik Garuda Indonesia


 Lokasi
Main primary / hubs

1 Kualanamu International Airport


2 Ngurah Rai International Airport
3 Soekarno–Hatta International Airport
4 Sultan Hasanuddin International Airport
Secondary hub focus cities
1. Juanda International Airport
2. Sultan Aji Muhammad Sulaiman Airport
3. Adisucipto International Airport
4. Sam Ratulangi International Airport
5. Sultan Mahmud Badaruddin II International Airport

 Inventory / Stok produk (Armada)


Seiring kemajuan serta kepercayaan konsumen terhadap Garuda Indonesia, perusahaan ini juga
menambah armada pesawatnya guna memperlancar pelayanan terhadap penumpang.
 Transportasi
Sebagai perusahaan penerbangan terkemuka di Indonesia, perusahaan Garuda Indonesia juga
memberikan kemudahan fasilitas transportasi bagi para pengguna jasa. Transportasi yang dimaksud
seperti angkutan khusus bandara Soekarno-Hatta.

2.1.3 Price
Harga yang ditawarkan oleh Garuda Indonesia disesuaikan dengan kelengkapan pelayanan
(service) dari perusahaan. Harga yang diberikan untuk berbagai tujuan penerbangan juga
berbeda. Perbedaan juga termasuk kelas yang digunakan, yaitu kelas first class, eksekutive class,
ekonomy class.

 Daftar Harga
Daftar harga pesawat garuda Indonesia bisa di lihat langsung di situs www.garuda-
indonesia.com.
 Sistem Pembayaran
Sistem pembayaran untuk pembelian tiket pesawat Garuda Indonesia sendiri bisa
dilakukan dengan melalui online ataupun pemesanan melalui telepon.
2.1.4 Promotion
 Event Marketing
Sebagai perusahaan penerbangan terbesar di Indonesia, kegiatan dan acara seperti
pameran (event marketing) sebagai media promosi rupanya masih perlu dilakukan guna
menyadarkan serta memberikan informasi baru tentang Perusahaan Garuda Indonesia
kepada masyarakat. Pada acara ini juga diberikan beberapa penawaran paket perjalanan
wisata khusus bagi pengguna jasa layanan penerbangan.

 Advertising ( Periklanan )
Advertising sebagai media iklan perusahaan penerbangan Garuda Indonesia dilakukan
melalui media televisi, koran, hingga majalah. Iklan juga dilakukan pada media online
(website).

 Sales Promotion
Walaupun iklan sudah dilakukan melalui media visual seperti televisi, tapi promosi juga
tetap dilakukan Garuda Indonesia pada media cetak seperti koran dan majalah.

 Local Area Marketing ( Pemasaran Lokal )


Hampir di semua daerah di Indonesia terdapat agent travel sebagai Local Area Marketing
di daerah tersebut.
BAB III

STRATEGI PEMASARAN PERUSAHAAN

3.1 Tipe Strategi


a. Forward Intergration
Garuda Indonesia tidak melakukan forward integration, melainkan hanya melakukan
backward integration dengan mendirikan anak perusahaan yang bergerak pada bidang
perbaikan dan perawatan pesawat terbang dan horizontal 25 integration dengan mendirikan
perusahaan maskapai lain namun dengan menyasar pasar yang berbeda (Low Cost Carrier).

b. Backward Integration

Pada tanggal 26 April 2002, Garuda Indonesia mendirikan PT. Garuda Maintenance Facility
AeroAsia. PT. Garuda Maintenance Facility AeroAsia bergerak dalam bidang usaha jasa
perbaikan dan perawatan pesawat terbang termasuk mesin dan komponennya. Garuda
Indonesia bermaksud memperoleh keuntungan yang lebih dengan memiliki penyelenggara
jasa perbaikan dan perawatan pesawat terbang termasuk mesin dan komponennya sendiri .

c. Horizontal Intergration

Garuda Indonesia melakukan Horizontal Integration dengan mendirikan PT Citilink


Indonesia pada tanggal 6 Januari 2009. Tujuan Garuda Indonesia adalah dengan
mendirikannya Citilink diharap dapat menjangkau konsumen yang mencari penerbangan
berbiaya murah (low cost) di mana Garuda Indonesia sendiri menyediakan penerbangan
premium yang mengutamakan kenyamanan dengan biaya sebanding dengan kenyamanan
premium yang diberikan.

3.2 Diversification Strategies

Strategi diversifikasi dilakukan Garuda dengan membuka 5 Entitas anak perusahaan yang
berfokus pada produk/jasa pendukung bisnis Perushaan induk yaitu, PT Aero Wisata, PT
Abacus Distribution Systems Indonesia, PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia, PT
Aero Systems Indonesia dan PT Citilink Indonesia .
a. Related Strategis

 PT Citilink Indonesia

PT Citilink Indonesia didirikan berdasarkan akta No. 01 tanggal 6 Januari 2009 dari
Arikanti Natakusumah S.H., notaris di Jakarta, Bidang Usaha: Citilink menjalankan
usaha dibidang jasa angkutan udara niaga berbiaya murah (low cost) dan optimalisasi
pemanfaatan sumber daya yang dimiliki (Garuda) untuk menghasilkan barang dan jasa.
Citilink ini mendapat investasi 5 unit pesawat Boeing 737-300 dan aset-aset lainnya dari
Garuda Indonesia. Disamping itu adanya pesawat Airbus A320-200 yang disewa Garuda
Indonesia dilakukan sub-lease ke Citilink. Investasi yang besar pada Citilink ini akan
membuat perusahaan ini lebih siap bersaing dan memberikan landasan yang kuat untuk
pengembangan usaha dimasa mendatang.

 PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMFAA)

Perusahaan ini didirikan pada tanggal 26 April 2002. Bidang Usaha, bergerak dalam
bidang usaha jasa perbaikan dan perawatan pesawat terbang termasuk mesin dan
komponennya. Tujuannya demi memupuk keuntungan bagi Garuda Indonesia dengan
meyelenggarakan jasa perbaikan dan perawatan pesawat terbang termasuk mesin dan
komponennya tersebut.

b. Unrelated Strategies

 PT Aero Wisata (Aerowisata)

PT Aero Wisata didirikan di Jakarta pada tanggal 30 Juni 1973. Bidang Usaha, bergerak
pada bidang usaha jasa industri pariwisata dan hospitality, antara lain, perhotelan, jasa
boga, transportasi, darat dan keagenan serta tours & travel.

 PT Abacus Distribution Systems Indonesia (Abacus DSI)

Perusahaan ini bergerak di penyediaan jasa teknologi informasi dan komunikasi. Ruang
lingkup kegiatan meliputi bidang jasa sistem komunikasi reservasi, menyewakan
perangkat komputer kepada biro- biro perjalanan dan menyediakan fasilitas pelatihan
kepada karyawan biro perjalanan dan menyediakan petugas yang dapat membantu
mengatasi masalah yang dihadapi oleh biro perjalanan dalam mengoperasikan
Computerized Reservation Systems (CRS).

 PT Aero Systems Indonesia (Asyst)

PT Aero Systems Indonesia, sebelumnya dikenal dengan PT Lufthansa Systems


Indonesia, berdiri sejak tahun 2005. Per akhir Desember 2010, Garuda Indonesia
memiliki 51% kepemilikan di perusahaan ini, sementara sisanya sebesar 49% dimiliki
oleh PT Aero Wisata. Perusahaan ini bergerak dibidang jasa konsultasi dan rekayasa
system .
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Garuda Indonesia sebagai maskapai unggulan Indonesia memiliki strategi yang cukup
matang dalam menghadapi kompetisi pasar penerbangan yang sangat ketat. Walaupun pada awal
milenia tahun 2000, perusahaan sempat berada dalam kondisi yang tidak baik (dilarang terbang
ke Eropa terkait aspek keselamatan), namun Garuda Indonesia berhasil bangkit kembali. Hal ini
dikarenakan adanya perbaikan manajemen yang meliputi seluruh aspek perusahaan mulai dari
human capital, teknologi, hingga ke budaya organisasi. Dari tipe strategi yang Garuda terapkan,
Garuda lebih menekankan pada strategi insentif dan diversifikasi.

Industri penerbangan yang semakin jenuh, dan munculnya banyak maskapai low cost
carrier, mengharuskan Garuda untuk menyusun strategi jauh ke depan. Melalui tujuan jangka
panjang yang tertuang dalam Quantum Leap dari tahun 2011-2015, Garuda membuat langkah-
langkah dalam pencapaian yang ingin perusahaan raih. Keberhasilan Garuda Indonesia menjadi
“global player” melalui program “Quantum Leap” merupakan fondasi kuat bagi pengembangan
perusahaan ke depan. Sejalan dengan dilaksanakannya program “Quick Wins” sebagai bagian
dari strategi pengembangan perusahaan ke depan, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (IDX:
GIAA) berhasil mencatatkan pertumbuhan positif sepanjang awal tahun 2015. Pertumbuhan
positif tersebut ditopang oleh meningkatnya kinerja Perseroan pada periode bulan Januari dan
Februari 2015.

Perusahaan juga mencatatkan pertumbuhan kapasitas produksi (availability seat


kilometer/ASK) sebesar 9,5 persen, dari 3,6 miliar pada Januari 2014 menjadi 3,93 miliar rupiah,
pada Januari 2015, dan sebesar 6,5 persen, dari 3,15 miliar pada Februari 2014 menjadi 3,36
miliar pada Februari 2015. Tingkat isian penumpang (seat load factor) sepanjang dua bulan
pertama tahun 2015 juga meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu
menjadi 73 persen pada Januari 2015 dari 66 persen pada Januari 2014, dan menjadi 74,37
persen pada Februari 2015 dari 68,6 persen pada Februari 2014.

Seiring dengan meningkatnya jumlah penumpang dan kapasitas produksi, pada Januari
2015 perusahaan berhasil membukukan pendapatan sebesar USD269,8 juta, tumbuh sebesar 19,3
persen dibandingkan periode Januari 2014 sebesar USD226,1 juta. Pada bulan Januari 2015,
Perseroan membukukan net income sebesar negatif USD2,8 juta, menurun secara signifikan
dibandingkan periode Januari 2014 sebesar negatif USD73,7 juta. Sedangkan pada bulan
Februari 2015, Garuda Indonesia telah berhasil membukukan keuntungan sebesar USD 1,2 juta
dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mengalami kerugian sebesar USD 77,4
juta. Membaiknya kinerja Perseroan sepanjang awal tahun 2015 tersebut tidak terlepas dari
keberhasilan Garuda melaksanakan program “Quantum Leap” yang menjadikan perusahaan
sebagai “global player” dengan predikat Maskapai Bintang Lima (5-Star Airline) dan menempati
peringkat ketujuh dalam daftar “The World’s Best Airline”.
Berbagai pencapaian Garuda Indonesia dalam 10 tahun terakhir tersebut menjadi modal
utama perusahaan untuk dapat bersaing di level international khususnya di tengah kondisi
ekonomi global yang semakin cepat berubah, iklim industri yang semakin kompetitif, dan siklus
bisnis yang semakin pendek. Program “Quick Wins” dilaksanakan melalui tiga strategi utama,
sebagai berikut:

1. Peningkatan “Revenue Generator”, di mana seluruh potensi yang dapat meningkatkan revenue
perusahaan dimaksimalkan, antara lain melalui:
- Restrukturisasi jaringan penerbangan Garuda Indonesia dengan mengurangi rute-rute yang
kurang menguntungkan, menunda pembukaan rute-rute baru, dan melakukan penyesuaian ke
beberapa rute di Australia dan Jepang.
- Pengembangan rute-rute di Tiongkok di luar tiga kota besar yang telah diterbangi Garuda saat
ini (Beijing, Shanghai, Guangzhou), dengan melaksanakan penerbangan-penerbangan charter ke
kota-kota seperti Chengdu, Chong Qin, Ningbo, Kunming, Jinan, Harbin, Xian, Shenyang dan
Chengzhou dari dan menuju Denpasar serta Manado.

- Pengembangan pasar ke Timur Tengah, khususnya peningkatan pasar umroh.

2. Restrukturisasi “Cost Driver”, di mana Garuda Indonesia melakukan penataan dan


restrukturisasi biaya sehingga dapat dicapai efisiensi yang tinggi, tanpa mengurangi kualitas
pelayanan yang diberikan. Melalui program / langkah-langkah efisiensi tersebut, Perseroan dapat
mencapai penghematan sekitar USD 146,94 juta dan efisiensi dari penurunan harga minyak
dunia sebesar USD 172,25 juta.
3. Kegiatan “Reprofiling" khususnya terhadap semua fasilitas pembiayaan komersial, melalui
langkah dan strategi memperpanjang jatuh tempo fasilitas kredit, relaksasi beberapa terms serta
meningkatkan positive cash flow perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA

Analisis PT Garuda Indonesia Tbk


https://www.academia.edu

Laporan Perusahaan PT Garuda Indonesia Tbk


https://www.slideshare.net

Anda mungkin juga menyukai