Anda di halaman 1dari 24

MANAJEMEN STRATEGIK

PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK

PRAMESTI REGITA CAHYANI


196602057

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI ENAM ENAM KENDARI


PROGRAM STUDI AKUNTANSI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT yang telah memberikan
petunjuk-Nya dalam menyelesaikan makalah ini, shalawat salam juga terpanjatkan
kehadirat Rasulullah Muhammad SAW.

Terimakasih penulis sampaikan kepada Dosen mata kuliah Manajemen


Strategik atas bimbingannya. Juga kepada pihak yang bersangkutan yang
membantu penyelesaian makalah ini. Makalah yang berjudul “Manajemen
Strategik PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK”

Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak


kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat yang membangun sangat
diharapkan guna menjadi pembelajaran bagi mereka. Semoga makalah yang
mereka sajikan dapat menjadi bahan pembelajaran dan menambah wawasan kita
semua.

Kendari,21 Mei 2020

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Industri pangan di Indonesia dari tahun ke tahun semakin berperan penting
dalam pembangunan industri nasional, sekaligus dalam perekonomian
keseluruhan sehingga dunia usaha baik produksi maupun jasa selalu dihadapkan
dengan persaingan. Untuk mengatasi persaingan, setiap perusahaan memilik
strategi masing-masing untuk menyampaikan hasil produksinya dengan cepat,
tepat, cermat, hemat dan memuaskan ke tangan konsumen.
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, merupakan perusahaan yang bergerak
di bidang industri makanan dan olahan, perusahaan tersebut merupakan
perusahaan besar yang mempunyai pangsa pasar yang cukup luas baik di dalam
maupun di luar negeri. Sejarah PT. Indofood Sukses Makmur Tbk sendiri dimulai
pada tanggal 14 Agustus 1990 dengan didirikannya PT. Panganjaya Intikusuma,
yang kemudian hari mendirikan Indoofod Frito Lay Corporation, sebuah usaha
kerjasama dengan Seven Up Netherland B.V dan kemudian pada tanggal 5
Februari 1994 mengganti nama menjadi PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
(ISM).
Secara kuantitas, produk Indofood dari tahun ke tahun mengalami
kenaikan dengan tren yang positif. Strategi utama yang dilakukan oleh Indofood
dalam memasarkan produknya adalah Concentric Diversfication Strategi. Strategi
ini dilakukan dengan menambah produk yang baru tetapi masih saling
berhubungan. Strategi menghadapi persaingan, Indofood akan menerapkan
strategi Mastering The Present, Pre-empting the Future. Strategi ini antara lain
fokus kepada organic growth, memanfaatkan competitive advantage melalui scale,
scope, span, dan speed. Selain itu akan menjalankan program cost efficiency and
cost cutting. Di samping itu tetap melanjutkan segmentasi para konsumennya
dengan memperkenalkan produk-produk dengan higher price and higher margin.
Selain itu dilakukan diversifikasi harga dengan merubah bentuk dan rasanya.
Selain itu Indofood juga menerapkan strategi Penetrasi Pasar, yaitu
berusaha untuk meningkatkan pangsa pasar. Dalam strategi Indofood telah
memperbanyak tenaga penjual, menambah biaya advertising (melalui iklan di
Televisi, majalah, dan surat kabar), menawarkan promosi penjualan ekstensif, dan
meningkatkan publikasi.
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. (IDX: INDF) merupakan produsen
berbagai jenis makanan dan minuman yang bermarkas di Jakarta, Indonesia.
Perusahaan ini didirikan pada tanggal 14 Agustus 1990 oleh Sudono Salim
dengan nama PT. Panganjaya Intikusuma dan memulai kegiatan usaha
komersialnya pada tahun 1990. Kantor pusat INDF berlokasi di Sudirman Plaza,
Indofood Tower, Lantai 27, Jl. Jend. Sudirman Kav. 76 – 78, Jakarta. Sedangkan
pabrik dan perkebunan INDF dan anak usaha berlokasi di berbagai tempat di
pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Malaysia. Perusahaan ini
mengekspor bahan makanannya hingga Australia, Asia, dan Eropa. PT.
Panganjaya Intikusuma pada tanggal 5 Februari 1994 menjadi Indofood Sukses
Makmur. Induk usaha dari Indofood Sukses Makmur Tbk adalah CAB Holding
Limited (miliki 50,07% saham INDF), Seychelles, sedangkan induk usaha
terakhir dari Indofood Sukses Makmur Tbk adalah First Pacific Company Limited
(FP), Hong Kong. Saat ini, Perusahaan memiliki anak usaha yang juga tercatat di
Bursa Efek Indonesia (BEI), antara lain: Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
(ICBP) dan Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP).
Pada tahun 1994, INDF memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK
untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham INDF (IPO) kepada
masyarakat sebanyak 21.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham
dengan harga penawaran Rp6.200,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan
pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 14 Juli 1994.
Saat ini,perkembangan produk-produk dari Indofoodmengalami suatu
pningkatan yang cukup pesat.Secara kuantitas,produk Indofooddari tahun ke
tahun mengalami kenaikan dengan tren yang positif.PT. Indofood Sukses
Makmur menjadikan mutu dan kepuasan pelanggan sebagai basis bagi
perencanaan yang dilakukan oleh perusahaan. Oleh karena itu keinginan dan
kebutuhan konsumen harus diperhatikan oleh produsen karena kebutuhan ini
akan senantiasa berubah

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka ditemukan rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana faktor lingkungan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk ?
2. Strategi apa yang digunakan dalam mencapai keunggulan bersaing pada
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk ?
3. Apa saja ancaman yang kemungkinan di hadapi oleh PT. Indofood Sukses
Makmur Tbk ?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas adapun tujuan dari makalah ini untuk
mengetahui :
1. Faktor lingkungan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
2. Strategi apa yang digunakan dalam mencapai keunggulan bersaing pada
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
3. Ancaman yang kemungkinan di hadapi oleh PT. Indofood Sukses Makmur
Tbk
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Analisis Faktor Lingkungan Internal Perusahaan


Tujuan analisis lingkungan adalah untuk dapat mengerti dan memahami
lingkungan organisasi sehingga manajemen akan dapat melakukan reaksi secara
tepat terhadap setiap perubahan, selain itu agar manajemen mempunyai
kemampuan merespon berbagai isu kritis mengenai lingkungan yang mempunyai
pengaruh yang cukup kuat terhadap perusahaan. Analisis lingkungan internal
diperlukan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan pada sebuah
perusahaan. Analisis yang dipilih adalah dari keunggulan dan kelemahan
perusahaan yang sangat menonjol. Analisa internal menurut Porter yang dikenal
dengan rantai nilai yang memposisikan perusahaan pada matriks strategi generik
dan menemukan keunggulan bersaing perusahaan melalui analisa kompetensi inti.
Rantai nilai ini mensyaratkan bahwa untuk mencapai suatu margin, perusahaan
harus didukung oleh kegiatan utama dan penunjang.

Kegiatan utama merupakan aktivitas utama perusahaan, meliputi fungsi :

a) Logistik Kedalam Aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan


penerimaan, penyimpanan, informasi mengenani : Gudang, persediaan
atau jadwal pengiriman.
b) Operasi Aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan transformasi input
produksi menjadi produk akhir, yang meliputi : permesinan, perakitan,
pengetesan, pengepakan, dan pemeliharaan mesin/peralatan.
c) Logistik Keluar Aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan
pengumpulan, penyimpanan, dan distribusi produk ke konsumen.
d) Pemasaran dan Penjualan Menyediakan fasilitas sehingga konsumen dapat
membeli produk, dan mencakup pula kegiatan seperti : periklanan,
penjualan, penentuan harga, jalur distribusi, dan promosi.
e) Pelayanan Menyediakan pelayanan untuk memelihara dalam hal ini nilai
dari produk yang mencakup : instalasi, pelatihan, penyediaan suku cadang,
perbaikan dan pemeliharaan.

Fungsi penunjang merupakan aktivitas pendukung perusahaan yang meliputi :


a) Pengadaan
Merupakan fungsi dari bagian pengadaan, yang mencakup semua prosedur
pembelian dengan pemasok, yang melibatkan antar perusahaan.
b) Pengembangan Teknologi
Tidak hanya pengembangan teknologi dalam hal mesin dan proses saja
tetapi juga pengetahuan / keahlian, prosedur dan sistem.
c) Manajemen Sumber Daya Manusia
Termasuk didalamnya semua aktivitas perekrutan, pelatihan,
pengembangan, dan penilaian karyawan.
d) Infrastruktur Perusahaan
Meliputi manajemen secara umum, perencanaan dan keuangan,
pengendalian kualitas, dan sistem informasi. Infrastruktur perusahaan
mendukung semua aktivitas rantai nilai, yang dapat membantu perusahaan
dalam mencapai keunggulan bersaing.

2.2 Analisis Faktor Lingkungan Eksternal Perusahaan


Lingkungan eksternal terbentuk melalui faktor-faktor di luar kendali yang
memengaruhi pilihan perusahaan mengenai arah dan tindakan, yang pada
akhirnya juga memengaruhi struktur organisasi dan proses internalnya.
Lingkungan eksternal dapat dibagi menjadi tiga subkategori yang saling terkait :
faktor-faktor dalam lingkungan jauh, faktor faktor dalam lingkungan industri, dan
faktor-faktor dalam lingkungan operasi.
2.2.1 Lingkungan Jauh pada perusahaan PT.Indofood Sukses Makmur
Lingkungan jauh meliputi faktor-faktor ekonomi, sosial, politik, teknologi,
dan ekologi yang berasal dari luar, dan biasanya tidak terkait dengan situasi suatu
perusahaan.
1. Ekonomi
Sebagian besar harga komoditas, terutama minyak kelapa sawit
(crude palm oil atau “CPO”), tetap rendah di tahun 2014 didorong oleh
naiknya pasokan, lebih rendahnya permintaan dari Tiongkok serta
jatuhnya harga minyak mentah. Depresiasi nilai tukar rupiah menyebabkan
harga komoditas dalam rupiah meningkat, dan berdampak positif terhadap
industri agribisnis. Namun demikian, hal ini memberikan dampak negatif
terhadap industri fast moving consumer goods (“FMCG”), termasuk sektor
makanan dan minuman (“F&B”). Indofood berhasil meraih kinerja yang
baik, Core profit, yang mencerminkan kinerja operasional kami, mencapai
rekor tertinggi. Selain itu, Indofood tetap fokus pada upayanya untuk
mempercepat pertumbuhan secara berkelanjutan. Di sepanjang tahun 2014,
Indofood berhasil memperluas kegiatan usahanya melalui berbagai
akuisisi dan kegiatan usaha patungan, serta terus meraih pertumbuhan
pada kegiatan usaha intinya. (Kita ambil contoh salah satu produk
indofood yaitu Indomie) Menurut catatan Bursa Efek Jakarta tahun 1994,
PT. Indofood berhasil menguasai 90% pasar mie instant di Indonesia.
Sedangkan untuk di Australia, Indofood dengan kategori mie instant
berhasil menguasai hingga 70%. Oleh karena itu, harga Indomie di
Australia sendiri senilai 69 sen atau kurang lebih Rp. 5700,-. Selain
Indomie, Indofood memproduksi sejumlah merek mi instan lainnya,
seperti Sarimi dan Supermi. Namun, Indomie menjadi penyumbang
terbesar bagi pendapatan dari divisi mi instan Indofood. Pada 2009 lalu,
total nilai penjualan mi instan meningkat 7,2 persen menjadi Rp11,68
triliun dari Rp10,90 triliun di 2008. Kenaikan ini disebabkan oleh naiknya
volume penjualan dan kenaikan harga pada 2008 dan 2009. Peningkatan
penjualan dan turunnya biaya produksi menaikkan marjin laba usaha divisi
ini menjadi 11,8 persen pada tahun 2009 dari 4,1 persen pada 2008.
2. Sosial dan Budaya
Faktor social dan budaya, menitikberatkan kepada tata nilai dan
sikap dari masyarakat. PT. Indofood melihat dan menyesuaikan terlebih
dahulu produknya sebelum akhirnya mampu menguasai pasar Australia.
Tata nilai dan sikap masyarakat ini akan mempengaruhi gaya hidup
masyarakat yang pada gilirannya akan mempengaruhi pada permintaan
produk terhadap perusahaan. Dilihat dari budaya Australia yang tidak
berbeda jauh dengan Indonesia, serta cita rasa yang telah tertanam di lidah
masyarakat Australia dengan lidah Indonesia yang hampir sama, membuat
Indofood tidak perlu repot-repot mengubah kemasan atau komposisi
pembuatan produknya karena telah sesuai dengan masyarakat Indonesia.
Dilihat dari sisi aktifitas masyarakat Australia, mayoritas adalah orang-
orang yang sibuk. Yang terlalu focus pada pekerjaan hingga melupakan
kepentingan sendiri. Sehingga hal ini menjadi peluang bagi Indofood
untuk memasuki pasar Australia.
3. Teknologi
PT. Indofood harus memahami pengaruh perubahan faktor teknologi
terhadap kegiatan operasional perusahaan serta pemahaman tentang
kemampuan perusahaannya dalam menciptakan produk. Perkembangan
teknologi ini, selain dengan menunjang tercapainya tujuan perusahaan
dapat juga menjadi ancaman bagi merosotnya produktifitas perusahaan.
Perusahaan Indofood yang dibentuk di Australia, pastinya memiliki mesin-
mesin canggih untuk memenuhi permintaan masyarakat Australia terhadap
Indomie. Teknologi lain seperti internet dan social-network lain juga
ditempuh PT. Indofood untuk memasarkan produknya.
4. Demografi
Pemasaran Indomie dari perusahaan PT. Indofood Sukses Makmur ini
menargetkan kepada konsumen dengan rentang usia diatas 3 tahun. Karena
akan kurang pantas jika dikonsumsi oleh batita (bayi dibawah tiga tahun)
mereka masih membutuhkan asupan gizi yang lebih baik, makanan-
makanan bermanfaat bagi pertumbuhan mereka. Tetapi apabila untuk
dikonsumsi sekali-kali tidak apa-apa. Dari sisi jenis kelamin, dapat
dikonsumsi oleh pria maupun wanita. Dari sisi penghasilan, harga mie
instant Indomie sendiri masih cukup terjangkau di Australia biloa
dibandingkan dengan rata-rata penghasilan warga mereka per tahun
5. Geografi
Australia saling berbagi lautan dengan tetangga-tetangganya yang terdekat,
yakni Indonesia dan Papua Nugini. Australia terletak di sebelah tenggara
Indonesia. Pada titik batasnya yang terdekat, Australia dan Indonesia
hanya terpisah beberapa kilometer saja. Pada gambar diatas, terlihat Ibu
kota negara dan ibukota propinsi di Indonesia; Ibukota nasional dan
ibukota negara bagian di Australia. Dengan letak geografis negara
Australia dengan negara Indonesia yang lebih dari sekedar dekat,
memudahkan pengiriman (proses eksportimport) produk mie instant dari
Indofood menuju ke Australia. Dari segi biaya penyimpanan gudang, biaya
transport, bahkan waktu pengirimanpun akan lebih cepat dibanding
pengiriman produk ke negara lainnya. Ini pulalah yang membuat
permintaan pasar konsumen di Australia semakin meningkat.
6. Politik dan Hukum
Hukum dagang PT. Indofood, yang pada awalnya didirikan dengan nama
PT. Panganjaya Intikusuma berdasarkan akta pendirian no.228 yang
kemudian diubah dengan akta no. 249, dan akta no.171 tanggal 15
november 1994. Tujuan utama didirikannya PT. Indofood adalah
memproduksi makanan olahan (khususnya mie instant), pengolahan
gandum menjadi tepung terigu, industri makanan terpadu, distribusi,
perkebunan, dan pengolahan kelapa sawit. Meskipun kondisi
perekonomian dunia di tahun 2014 tidak menentu, secara umum tahun
2015 dan seterusnya diperkirakan akan tetap menjanjikan. Perekonomian
negara-negara berkembang diharapkan akan bertumbuh. Menyusul dua
tahun yang penuh tantangan, indofood menyongsong tahun 2015 secara
positif namun tetap dilakukan dengan kehatihatian. Seiring dengan
membaiknya perekonomian AS dan berakhirnya kebijakan stimulus
moneternya, tingkat suku bunga dan nilai tukar dolar Amerika diharapkan
akan menguat sedangkan nilai tukar rupiah akan melemah. Harga berbagai
komoditas diperkirakan akan tetap rendah, sehingga tingkat inflasi
diharapkan tetap terkendali di kisaran 5% atau lebih rendah. Belanja
pemerintah diperkirakan naik lebih dari 7%, terutama untuk proyekproyek
infrastruktur. Upah minimum rata-rata diperkirakan naik sekitar 10% -
12%. Di tengah kondisi tersebut, tingkat permintaan akan produk barang-
barang konsumsi diperkirakan akan tumbuh, namun para pemain di
industri FMCG akan tetap waspada tertahap kemungkinan naiknya
berbagai biaya

2.2.2 Lingkungan Industri pada perusahaan PT.Indofood Sukses


Makmur,Tbk.
Lingkungan industri sebagai landasan pemikiran strategis dan perencanaan
bisnis. Kondisi umum untuk persaingan yang memengaruhi seluruh bisnis yang
menyediakan produk serupa. Produk konsumen bermerk, Grup CBP memproduksi
dan memasarkan berbagai produk konsumen bermerek yang menawarkan solusi
praktis untuk konsumen di segala usia. Kegiatan operasional Grup CBP
dijalankan oleh ICBP, anak perusahaan Indofood yang sahamnya tercatat di BEI
sejak bulan Oktober 2010. Sebagian besar produk makanan Grup CBP merupakan
pemimpin pasar dengan merek-merek yang memiliki status top-of mind di
masing-masing kategorinya, dan memperoleh kepercayaan dan loyalitas dari
jutaan konsumen di Indonesia sejak lama. Di sepanjang tahun 2014, Divisi ini
meluncurkan produk susu UHT baru dalam kemasan 250ml yang ditujukan bagi
segmen remaja yang terus berkembang, sedangkan produk SKM baru diluncurkan
ditujukan bagi food service.
Produk susu pasteurisasi juga telah diluncurkan kembali dengan kemasan
yang baru dan formula yang telah disempurnakan. Akuisisi DDI, yang
memproduksi dan mendistribusikan produk susu dengan merek Milkuat, telah
diselesaikan pada akhir tahun 2014. Dengan akuisisi tersebut, Divisi ini
diharapkan akan dapat memperkuat posisinya di industri dairy di Indonesia serta
meningkatkan kemampuannya untuk memenuhi permintaan di wilayah Indonesia
bagian barat. Divisi Makanan Ringan meraih kinerja yang sehat dengan berfokus
pada segmen berpenghasilan menengah. Total nilai penjualan meningkat menjadi
Rp2,00 triliun dari Rp1,71 triliun, dan total volume penjualan tumbuh 4,8%
menjadi 33,21 ribu ton dari 31,67 ribu ton, dikontribusikan baik oleh unit usaha
makanan ringan maupun biskuit. Marjin laba usaha ada di kisaran 1,3%
dibandingkan dengan 1,1% di tahun 2013 karena kenaikan biaya bahan baku,
terutama kentang.
Guna mempertahankan kepemimpinan pasarnya, Divisi ini terus
meluncurkan beragam produk dan rasa baru untuk makanan ringan dan biskuit
termasuk makanan ringan tradisional yang telah dimoderenisasi terbuat dari ubi.
Selain itu, beranekaragam produk makanan ringan dan biskuit premium juga telah
diperkenalkan guna memenuhi kebutuhan segmen. “Kami terus mengidentifikasi
kebutuhan konsumen dan pelanggan untuk menangkap peluang pertumbuhan.
Melalui kerja sama dengan seluruh stakeholders dalam inovasi, komitmen akan
kualitas dan mata rantai pasokan yang efisien dari pasokan, produksi sampai
dengan distribusi, kami dapat menyediakan produk yang menjadi pilihan para
konsumen.” (Jonathan M. Setiawan - Marketing, Dairy Division).

2.2.3 Lingkungan Operasi pada perusahaan PT.Indofood Sukses


Makmur,Tbk
Lingkungan operasi juga disebut sebagai lingkungan kompetitif atau tugas,
terdiri atasfaktor dalam situasi kompetitif yang memengaruhi keberhasilan
perusahaan dalam memperoleh sumber daya yang dibutuhkan atau dalam
memasarkan produk dan jasanya secara menguntungkan. Dengan tujuan
menangkap dan memenuhi kebutuhan konsumen yang beragam serta untuk
meraup pangsa pasar yang besar, dalam menerapkan strategi pemasarannya PT.
Indofood Sukses Makmur, Tbk. pun menjalankan kegiatan pemasaran dengan
menggunakan variabel produk, harga, promosi dan distribusi yang dikenal dengan
istilah bauran pemasaran (marketing mix / 4P).
1. Product
Sasarannya adalah bagaimana pengadaan usaha penyempurnaan dan
perubahan produk ke arah yang lebih baik sehingga dapat mempengaruhi
daya guna dan daya pemuas serta daya tarik dalam keputusan pembelian
konsumen yang lebih besar. Indofood menampilkan Produk Konsumen
Bermerek yang terdiri dari empat divisi yaitu Mi Instan, Bumbu Penyedap
Makanan, Makanan Ringan dan Nutrisi & Makanan Khusus. Lengkap
dengan detail produknya. Dalam divisi mie instan hampir semua brand
dalam portfolionya disegarkan kembali dengan kampanye baru maupun
peluncuran produk baru. Indomie disegarkan dengan kampanye ”Selera
Nusantara” yang lebih modern. Sarimi lebih difokuskan untuk
membendung produk unggulan Mie Sedaap Soto Ayam—dengan
meluncurkan produk Sarimi Soto Koya yang diendorse oleh Luna Maya.
Sementara Supermi disegarkan dengan meluncurkan produk baru: mie
goreng rasa soto (GoSo), rasa bawang (GoBang), dan rasa kari (GoKar).
Indofood juga menggunakan Slank untuk meng-endorse Supermi—
Supermi tampaknya akan dijadikan brand unggulan kedua Indofood
setelah Indomie yang menyumbang hampir separuh omset divisi noodle
Indofood. Akan halnya Pop Mie, meskipun saat ini bisa dibilang
melenggang sendiri tanpa head on competitor, Indofood sudah
mengantisipasinya dengan upaya building brand melalui kampanye dan
promosi di kalangan remaja.
2. Price
Dalam menentukan harga mie instan Indofood membedik 2 target pasar
yaitu kalangan menengah ke atas dan kalangan menengah ke bawah.
Untuk membidik target menengah ke atas, Indofood menggunakan
Indomie sebagai produk yang digunakan. Dengan sudah dimilikinya brand
mie instan, strategi harga Indomie ditentukan dengan memilih strategi
harga di atas rata-rata pesaing, namun juga diimbangi dengan kualitas
produk yang baik. Sementara itu untuk target mengah ke bawah, Indofood
meluncurkan Supermi dan Sarimi, dan strategi harga yang digunakan ialah
menggunakan strategi harga sama dengan rata-rata pesaing.
3. Promotion
Meski telah menjadi market leader di bidang produk mie instan, Indofood
tetap gencar melakukan promosi, terutama melalui media elektronik
khususnya televise, yang mana sudah banyak masayarakat Indonesia yang
memiliki televisi. Dengan promosi massal menggunakan periklanan yang
menarik, Indofood mengupayakan untuk menanamkan brand produk
kepada konsumen agar semakin kuat posisinya pada brand image
konsumen. Selain melalui media elektronik, Indofood juga melakukan
promosi dengan cara menjadikan Indomie sebagai sponsor acara-acara
besar baik yang disiarkan langsung di televisi maupun tidak. Indofood
juga menggelar berbagai event-event serta lomba-lomba untuk lebih
menarik masyarakat dan menanamkan citra baik perusahaan, saebagai
contohnya Indomie menggelar ajang membuat lagu ”jingle” untuk pelajar
SMA, acara tersebut berjudul Jingle Dare, yang berlangsung pada 24 April
2008. Hal ini dimaksudkan untuk lebih meningkatkan brand awareness
remaja/pelajar mengenai produk Indomie. Indomie melihat remaja/pelajar
sebagai customer masa depan, jadi sejak sekarang Indofood mulai
memberikan semacam edukasi mengenai Indomie.
4. Place
Indofood memiliki jaringan distribusi terluas di Indonesia, menembus
sampai hampir ke setiap sudut kepualuan. Jumlah titik stok (gudang)
semakin diperbanyak secara agresif sejak tahun 2005, sehingga mampu
menyediakan penetrasi yang lebih luas melalui rantai suplai dan
penghantaran. Gudang stok ditempatkan pada area-area yang memiliki
outlet retail yang banyak, termasuk pasar tradisional, sehingga setiap
gudang dapat melayani masing-masing area geografis dalam waktu yang
sesingkat mungkin. Saluran distribusi yang panjang dan tersebar di seluruh
Indonesia membuat produk mie instan dari Indofood sangat mudah
ditemukan baik di swalayan maupun took-tko kelontong. Hal itu
membuktikan bahwa strategi distribusi yang diterapkan Indofood sangat
berhasil guna memenuhi permintaan pasar dan memperluas pangsa pasar.

2.3 Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah akronim dari S = Strengths (Kekuatan); W =


Weaknesses (Kelemahan); O = Opportunities (Kesempatan); T = Threats
(Ancaman). Analisis swot merupakan teknik historis yang terkenal dimana para
manajer menciptakan gambaran umum secara cepat mengenai situasi strategis
perusahaan.

Berikut merupakan analisis SWOT pada PT.Indofood Sukses Makmur,Tbk.

a. Strenght (Kekuatan)
1) Cita rasa khas Indonesia

PT Indofood berusaha untuk menghadirkan produk-produk khas dalam


negeri, contohnya saja varian rasa dari Indomie yang akrab di lidah orang
Indonesia, seperti : Indomie rasa soto, Indomie rasa dendeng balado,
Indomie rasa bakso, dsb.
2) Memiliki banyak anak perusahaan

Seperti terlansir pada situs resminya di www.indofood.com, perusahaan ini


mempunya 5 grup bisnis, diantaranya dikelompokkan menjadi :
 Produk konsumsi bermerek -> Customer Branded Produk
 Aneka Tepung (bogasari)
 Agribisnis
 Distribusi
 Budidaya dan olahan sayuran
3) Banyak Penghargaan dan reward yang didapat
Hal ini membuktikan bahwa perusahaan Indofood adalah perusahaan yang
berprestasi baik tingkat nasional maupun internasional
4) Telah merambah pasar luar negeri
Indomie bukan hanya dikenal di negara tetangga dekat, seperti Singapura,
Malaysia, Hong Kong, dan Taiwan, tapi sudah menjangkau lebih dari 80
negara di Eropa, Timur Tengah, Afrika, hingga Amerika. Bahkan di Sudan
dan Lebanon, Indomie hampir ada di setiap toko ritel dan supermarket.
Untuk melayani pasar yang sedemikian luas, Indofood membangun pabrik
di sejumlah negara, seperti Malaysia, Saudi Arabia, Suriah, Mesir, di
samping Nigeria.
5) Memiliki divisi R&D internal sehingga tidak membutuhkan R&D eksternal
(Riset dan Pengembangan atau Research and Development)

b. Weakness (Kelemahan)
1) Terlalu banyak brand yang dikeluarkan
Merek yang dikeluarkan terlalu banyak. Contohnya saja pada produk susu,
ada beberapa macam merek, tak hanya satu.
2) Permintaan pasar yang belum terpenuhi
Karena cepatnya pergantian varian dari produk-produk Indofood,
masyarakat yang ingin produk tertentu menjadi tidak terpenuhi
permintaannya dan terpaksa menerima varian-varian baru yang belum akrab
di lidah konsumen
3) Besarnya biaya pemasaran yang digunakan
Biaya pemasaran yang dimaksud disini adalah biaya yang dikeluarkan untuk
memasarkan produk-produk Indofood. Tak hanya dari iklan saja biaya
pemasarannya, bisa juga dana terkucur untuk men-sponsori suatu event /
acara besar yang bisa menambah kuat positioning salah satu ataupun semua
produk indofood di benak konsumen.
4) Ketersediaan bahan baku yang belum mencukupi khususnya produksi diluar
negeri
Permintaan yang meningkat terkadang tak sebanding dengan bahan baku
yang ada. Produksi di luar negeri terkadang belum cukup bahan bakunya.
c. Opportunities (Peluang)
1)  Pertumbuhan pasar yang terus meningkat, baik di kalangan bawah,
menengah, maupun atas Pertumbuhan pasar yang terus meningkat
merupakan suatu peluang bagi PT Indofood sendiri untuk medistribusikan
produknya lebih gencar lagi.
2) Segmentasi pasar yang tidak terlalu signifikan karena produk yang
dihasilkan terus menyesuaikan untuk dikonsumsi pria atau wanita, baik tua
maupun muda Hal ini bisa disebut juga peluang, karena produk yang
dikeluarkan bisa menyesuaikan usia baik tua maupun muda.
3) Memanfaatkan e-business dalam membantu mengembangkan pangsa pasar
dan memperkenalkan produk melalui internet, karena pengguna internet
sama dengan masyarakat konsumen
4) Naiknya harga makanan pokok
Harga bahan pokok yang naik mengakibatkan harga mie yang juga naik. Ini
akan menambah untung bagi PT Indofood itu sendiri.
5) Pola hidup masyarakat akan kebutuhan mie instant yang cukup tinggi
Orang jaman sekarang suka yang cepat saji, simple, enak dan instan.
Indomie adalah jawabannya. Terutama untuk anak kos, indomie sangat
menolong untuk melepas lapar tanpa mengeluarkan kocek yang cukup
dalam.

d. Threats (Ancaman)
1) Semakin ketatnya persaingan karena produk-produk sejenis dan pemasaran
yang lebih inovatif.
2) Tidak fokus terhadap satu jenis produk
Ketidakfokusan terhadap satu jenis produk ini menyebabkan PT Indofood
hanya terkenal satu produknya saja, meski memiliki puluhan produk. Produk
yang paling terkenal dan menjadi market leader saat ini adalah Indomie
3) Terus dihadapi dengan pesaing-pesaing baru dengan jenis produk yang sama
Terkhusus grup bisnis CBP (Customer Branded Product). Banyak pesaing-
pesaing dengan produk yang sama, seperti : Kecap, Sambal, Mie, Susu, dsb
4) Prasangka dari konsumen tentang kemungkinan adanya MSG berlebih dan
zat bahaya lainnya
5) Adanya substitusi (barang pengganti) untuk mie instan, contohnya roti

2.4 Analisis Keunggulan Bersaing


Keunggulan bersaing menurut Porter (1986) adalah kemampuan suatu
perusahaan untuk meraih keuntungan ekonomis di atas laba yang mampu diraih
oleh pesaing di pasar dalam industri yang sama. Perusahaan yang memiliki
keunggulan kompetitif senantiasa memiliki kemampuan dalam memahami
perubahan struktur pasar dan mampu memilih strategi pemasaran yang efektif.
Studi yang dilakukan Porter selanjutnya menetapkan strategi generik yang
diklasifikasikan dalam tiga kategori, yaitu cost leadership, diferensiasi, dan focus.
Pilihan tiap-tiap perusahaan terhadap strategi generik di atas akan bergantung
kepada analisis lingkungan usaha untuk menentukan peluang dan ancaman.
Menurut Tjiptono (2001), strategi pemasaran yang dapat dipilih oleh perusahaan
yang menerapkan strategi produk diferensiasi agar senantiasa memiliki
keunggulan bersaing di pasar dapat dilakukan dengan melakukan pilihan terhadap
strategi berikut ini.

a) Diferensiasi Produk
Kreativitas yang tinggi dalam menciptakan keunikan produk yang lebih
menarik, sejuk, aman, nyaman, menyenangkan, karyawan yang ramah,
terampil, berwawasan, dan mampu mewujudkan dalam keseharian
sehingga lebih diminati oleh konsumen dibandingkan dengan produk
pesaing lainnya.
b) Diferensiasi Kualitas Pelayanan
Kreativitas yang tinggi mengharmonisasikan unsur-unsur marketing mix :
product, place, price, promotion, people, packaging, programming
patnership sehingga kualitas jasa yang dirasakan oleh konsumen melebihi
harapan.
c) Diferensiasi Citra
Citra identik dengan atribut adalah sebuah karakteristik, yang khusus atau
pembeda dari penampilan seseorang atau benda. Diferensiasi citra adalah
bauran yang tepat dari elemen pencitraan, yang menciptakan citra sebuah
merek. Proses pencitraan harus membangun, memaksimalkan,
memanfaatkan, dan mengekploitasikan kekuatan dan kelemahan setiap
elemen citra untuk memastikan bahwa merek itu memiliki prospek yang
baik secara terusmenerus (Zyman, S, 2000 : 95).
Strategi operasi yang digunakan oleh PT Indofood Sukses Makmur Tbk.
Sehingga mereka dapat mencapai keunggulan bersaing adalah diferensiasi
produk dibuktikan dengan PT Indofood Sukses Makmur Tbk.
memproduksi mie instan dalam bentuk cup. Diferensiasi produk yang
dilakukan oleh PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Dilakukan untuk
memenangkan persaingan hingga menguasai pangsa pasar. Dan
kepemimpinan biaya rendah dibuktikan dengan PT Indofood
memproduksi mie instan dengan harga yang lebih murah tetapi dengan
menggunakan bahan baku yang sama dengan yang lainnya, contohnya
adalah supermi
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
2.1 Analisis Faktor Lingkungan Internal Perusahaan
Tujuan analisis lingkungan adalah untuk dapat mengerti dan
memahami lingkungan organisasi sehingga manajemen akan dapat
melakukan reaksi secara tepat terhadap setiap perubahan, selain itu agar
manajemen mempunyai kemampuan merespon berbagai isu kritis
mengenai lingkungan yang mempunyai pengaruh yang cukup kuat
terhadap perusahaan. Analisa internal menurut Porter yang dikenal
dengan rantai nilai yang memposisikan perusahaan pada matriks strategi
generik dan menemukan keunggulan bersaing perusahaan melalui analisa
kompetensi inti. Operasi Aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan
transformasi input produksi menjadi produk akhir, yang meliputi :
permesinan, perakitan, pengetesan, pengepakan, dan pemeliharaan
mesin/peralatan.
2.2 Analisis Faktor Lingkungan Eksternal Perusahaan
Lingkungan eksternal terbentuk melalui faktor-faktor di luar kendali
yang memengaruhi pilihan perusahaan mengenai arah dan tindakan, yang
pada akhirnya juga memengaruhi struktur organisasi dan proses
internalnya.
Lingkungan Jauh pada perusahaan PT.Indofood Sukses Makmur
Lingkungan jauh meliputi faktor-faktor ekonomi, sosial, politik,
teknologi, dan ekologi yang berasal dari luar, dan biasanya tidak terkait
dengan situasi suatu perusahaan. Dilihat dari budaya Australia yang tidak
berbeda jauh dengan Indonesia, serta cita rasa yang telah tertanam di
lidah masyarakat Australia dengan lidah Indonesia yang hampir sama,
membuat Indofood tidak perlu repot-repot mengubah kemasan atau
komposisi pembuatan produknya karena telah sesuai dengan masyarakat
Indonesia. Dengan letak geografis negara Australia dengan negara
Indonesia yang lebih dari sekedar dekat, memudahkan pengiriman
(proses eksportimport) produk mie instant dari Indofood menuju ke
Australia. Produk konsumen bermerk, Grup CBP memproduksi dan
memasarkan berbagai produk konsumen bermerek yang menawarkan
solusi praktis untuk konsumen di segala usia.
Sebagian besar produk makanan Grup CBP merupakan pemimpin
pasar dengan merek-merek yang memiliki status top-of mind di masing-
masing kategorinya, dan memperoleh kepercayaan dan loyalitas dari
jutaan konsumen di Indonesia sejak lama. Di sepanjang tahun 2014,
Divisi ini meluncurkan produk susu UHT baru dalam kemasan 250ml
yang ditujukan bagi segmen remaja yang terus berkembang, sedangkan
produk SKM baru diluncurkan ditujukan bagi food service. Produk susu
pasteurisasi juga telah diluncurkan kembali dengan kemasan yang baru
dan formula yang telah disempurnakan. Guna mempertahankan
kepemimpinan pasarnya, Divisi ini terus meluncurkan beragam produk
dan rasa baru untuk makanan ringan dan biskuit termasuk makanan
ringan tradisional yang telah dimoderenisasi terbuat dari ubi. Melalui
kerja sama dengan seluruh stakeholders dalam inovasi, komitmen akan
kualitas dan mata rantai pasokan yang efisien dari pasokan, produksi
sampai dengan distribusi, kami dapat menyediakan produk yang
menjadi pilihan para konsumen.” (Jonathan M. Setiawan - Marketing,
Dairy Division).
Lingkungan Operasi pada perusahaan PT.Indofood Sukses
Makmur,Tbk Lingkungan operasi juga disebut sebagai lingkungan
kompetitif atau tugas, terdiri atasfaktor dalam situasi kompetitif yang
memengaruhi keberhasilan perusahaan dalam memperoleh sumber daya
yang dibutuhkan atau dalam memasarkan produk dan jasanya secara
menguntungkan. Product Sasarannya adalah bagaimana pengadaan
usaha penyempurnaan dan perubahan produk ke arah yang lebih baik
sehingga dapat mempengaruhi daya guna dan daya pemuas serta daya
tarik dalam keputusan pembelian konsumen yang lebih besar. Dengan
sudah dimilikinya brand mie instan, strategi harga Indomie ditentukan
dengan memilih strategi harga di atas rata-rata pesaing, namun juga
diimbangi dengan kualitas produk yang baik. Sementara itu untuk target
mengah ke bawah, Indofood meluncurkan Supermi dan Sarimi, dan
strategi harga yang digunakan ialah menggunakan strategi harga sama
dengan rata-rata pesaing.
Promotion Meski telah menjadi market leader di bidang produk
mie instan, Indofood tetap gencar melakukan promosi, terutama melalui
media elektronik khususnya televise, yang mana sudah banyak
masayarakat Indonesia yang memiliki televisi. Indofood juga
menggelar berbagai event-event serta lomba-lomba untuk lebih menarik
masyarakat dan menanamkan citra baik perusahaan, saebagai contohnya
Indomie menggelar ajang membuat lagu ”jingle” untuk pelajar SMA,
acara tersebut berjudul Jingle Dare, yang berlangsung pada 24 April
2008. Saluran distribusi yang panjang dan tersebar di seluruh Indonesia
membuat produk mie instan dari Indofood sangat mudah ditemukan
baik di swalayan maupun toko toko kelontong.

2.3 Analisis SWOT

a. Strenght (Kekuatan)
1) Cita rasa khas Indonesia PT Indofood berusaha untuk
menghadirkan produk-produk khas dalam negeri, contohnya
saja varian rasa dari Indomie yang akrab di lidah orang
Indonesia, seperti : Indomie rasa soto, Indomie rasa dendeng
balado, Indomie rasa bakso, dsb.
2) Memiliki banyak anak perusahaan Seperti terlansir pada situs
resminya di www.indofood.com, perusahaan ini mempunya 5
grup bisnis, diantaranya dikelompokkan menjadi
 Produk konsumsi bermerek -> Customer Branded
Produk
 Aneka Tepung (bogasari)
 Agribisnis
 Distribusi
 Budidaya dan olahan sayuran
3) Banyak Penghargaan dan reward yang didapat Hal ini
membuktikan bahwa perusahaan Indofood adalah perusahaan
yang berprestasi baik tingkat nasional maupun internasional
4) Telah merambah pasar luar negeri Indomie bukan hanya
dikenal di negara tetangga dekat, seperti Singapura,
Malaysia, Hong Kong, dan Taiwan, tapi sudah menjangkau
lebih dari 80 negara di Eropa, Timur Tengah, Afrika, hingga
Amerika.
b. Weakness (kelemahan)
1) Terlalu banyak brand yang dikeluarkan
2) Permintaan pasar yang belum terpenuhi
3) Besarnya biaya pemasaran yang digunakan
4) Ketersediaan bahan baku yang belum mencukupi khususnya
produksi diluar negeri
c. Opportunities (Peluang)
1) Pertumbuhan pasar yang terus meningkat
2) Segmentasi pasar yang tidak terlalu signifikan karena
produk yang dihasilkan terus menyesuaikan untuk
dikonsumsi pria atau wanita, baik tua maupun muda Hal
ini bisa disebut juga peluang, karena produk yang
dikeluarkan bisa menyesuaikan usia baik tua maupun
muda.
3) Memanfaatkan e-business dalam membantu
mengembangkan pangsa pasar dan memperkenalkan
produk melalui internet, karena pengguna internet sama
dengan masyarakat konsumen
4) Naiknya harga makanan pokok Harga bahan pokok yang
naik mengakibatkan harga mie yang juga naik.
d. Threats (Ancaman)
1) Semakin ketatnya persaingan karena produk-produk
sejenis dan pemasaran yang lebih inovatif.
2) Tidak fokus terhadap satu jenis produk
3) Terus dihadapi dengan pesaing-pesaing baru dengan
jenis produk yang sama Terkhusus grup bisnis CBP
(Customer Branded Product).
4) Prasangka dari konsumen tentang kemungkinan adanya
MSG berlebih dan zat bahaya lainnya
5) Adanya substitusi (barang pengganti) untuk mie instan,
contohnya rot
2.4 Analisis Keunggulan Bersaing Keunggulan bersaing
Strategi operasi yang digunakan oleh PT Indofood Sukses Makmur
Tbk. Sehingga mereka dapat mencapai keunggulan bersaing adalah
diferensiasi produk dibuktikan dengan PT Indofood Sukses Makmur Tbk.
memproduksi mie instan dalam bentuk cup. Diferensiasi produk yang
dilakukan oleh PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Dilakukan untuk
memenangkan persaingan hingga menguasai pangsa pasar. Dan
kepemimpinan biaya rendah dibuktikan dengan PT Indofood
memproduksi mie instan dengan harga yang lebih murah tetapi dengan
menggunakan bahan baku yang sama dengan yang lainnya, contohnya
adalah supermi

Anda mungkin juga menyukai