Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH ANALISIS MANAJEMEN STRATEGI

STUDI KASUS
PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR Tbk
Dosen Pengampu:
Prof.Heri Yanto, M.B.A., Ph.D.
Dian Fithra Permana, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh:
Kelompok 12
Anggota:
1. Anisa (7211420007)
2. Diah Ayu Ari Kistianingsih (7211420016)
3. Nurul Nafingah (7211420101)
4. Asep Boy Setiawan (7211420240)

KELAS AKUNTANSI A 2020


PROGAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2022

0 0
KATA PENGANTAR

Puji Syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan Rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga kita semua dapat menyelesaikan makalah yang yang berjudul
“Analisis Manajemen Strategi Studi Kasus PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR Tbk”
dengan lancar tanpa halangan apapun.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini guna untuk memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen Strategic. Kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Heri Yanto, M.B.A.,
Ph.D. dan Bapak Dian Fithra Permana, S.Pd., M.Pd. selaku dosen mata kuliah Manajemen
Strategic yang telah memberikan tugas, sehingga kami dapat menambah pengetahuan dan
wawasan terkait bidang yang ditekuni.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Dengan
adanya makalah ini semoga dapat memberikan manfaat untuk berbagai pihak, memberikan
pengetahuan tentang studi Manajemen Strategic berkaitan dengan pengambilan strategi
dalam suatu pengetahuan. Oleh karena itu, kami menerima saran serta kritik yang
membangun dari pembaca.
Semarang, 20 Mei 2022

Tim Penyusun

0 0
DAFTAR ISI

0 0
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manajemen strategis adalah seni dan ilmu penyusunan, penerapan, dan
pengevaluasian keputusan-keputusan lintas fungsional yang dapat memungkinkan suatu
perusahaan mencapat sasarannya. Manajemen strategis adalah proses penetapan tujuan
organisasi, pengembangan kebijakan dan perencanaan untukmencapai sasaran tersebut, serta
mengalokasikan sumber daya untuk menerapkan kebijakan dan merencanakan pencapaian
tujuan organisasi. Manajemen strategis mengkombinasikan aktivitas-aktivitas dari berbagai
bagian fungsional suatu bisnis untuk mencapai tujuan organisasi.
Manajemen stategi menekankan pada pengamatan dan evaluasi peluang dan ancaman
lingkungan dengan melihat kekuatan dan kelemahan perusahaan. Semula disebut kebijakan
bisnis, manajemen strategis meliputi perencanaan dan strategi jangka panjang. Sebuah
Strategi disusun pada dasarnya untuk membentuk 'response' terhadap perubahan eksternal
yang relevan dalam suatu organisasi/perusahaan. Perubahan eksternal tersebut juga berkaitan
dengan kemampuan internal dalam suatu organisasi/perusahaan.
Pada persaingan pasar dan industri yang semakin pesat di masa saat ini, perusahaan
dituntut untuk selalu dapat berkembang dan berinovasi dengan positif dalam menciptakan
produk atau jasa, serta perencanaan strategi yang baik dalam perusahaan. PT Indofood Sukses
Makmur Tbk (INDF) sebagai perusahaan yang memproduksi produk-produk makanan instan,
seperti mie instan, perlu adanya analisis dan identifikasi terhadap setiap kekuatan dan
kelemahan, serta selalu memantau setiap peluang yang mendatangkan keuntungan dan
ancaman yang dapat merugikan perusahaan. Dalam hal ini perlu dilakukan analisis strategi
pada matrix-matrix yang berkaitan.
Selama beberapa dekade INDF berubah menjadi Total Food Solution dengan kegiatan
operasional mencakup seluruh tahapan proses produksi makanan, mulai dari produksi dan
pengolahan bahan baku hingga menjadi produk akhir yang tersedia di rak pedagang eceran.
INDF memiliki beberapa operasi dalam melaksanakan aktivitasnya termasuk produk
konsumer bermerek, Bogasari, agribisnis dan distribusi. Untuk produk konsumen bermerek
terdiri dari mie, produk susu, bumbu makanan, makanan ringan, nutrisi dan makan khusus.
Juga pada agribisnis yaitu perkebunan, minyak goreng dan lemak.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah maka permasalahan yang dapat dibahas antara lain
sebagai berikut :
1. Bagaimana profil PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk?
2. Apa Visi dan Misi PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk?
3. Bagaimana analisis faktor internal dan eksternal PT. Indofood CBP Sukses Makmur
Tbk?
4. Bagaimana analisis strategi PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk?
5. Bagaimana pemilihan strategi PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk?

0 0
1.3 Tujuan Makalah
Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan penyusunan
makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui profil PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
2. Untuk mengetahui Visi dan Misi PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
3. Untuk mengetahui analisis faktor internal dan eksternal PT. Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk
4. Untuk mengetahui analisis strategi PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
5. Untuk mengetahui pemilihan strategi PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

0 0
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Profil Perusahaan
PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) adalah perusahaan yang bergerak di bidang
produsen mie dan penggilingan tepung. INDF tercatat pada bursa saham Indonesia pada 4
Juli 1994. INDF didirikan pada 14 Agustus 1990 dengan nama asli PT Panganjaya
Intikusuma dan mulai beroperasi pada tahun 1990. Pada tahun 1994, PT. Panganjaya
Intikusuma mengubah namanya menjadi PT. Indofood Sukses Makmur. Aktivitas INDF
terdiri dari produsen mie, penggilingan tepung, pengemasan, layanan manajemen, dan
penelitian dan pengembangan. Kantor pusat INDF berlokasi di Jakarta, sedangkan pabriknya
terletak di berbagai lokasi di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Malaysia.
Perseroan yang didirikan dengan nama PT Pangan Jaya Intikusuma pada tahun 1972
oleh Bapak Sudono, Kemudian diubah namanya menjadin PT. Indofood berdasarkan akta No.
228, tanggal 14 Agustus 1990, yang diubah dengan akta No. 249. Tanggal 15 November 1990
dan akta No. 171, tanggal 20 juni 1991, kesemuanya dibuat dihadapan Benny krisanto, SH.
Notaris di Jakarta dan telah mendapatkan pengesahan dari menteri kehakiman berdasarkan
surat keputusan menteri kehakiman No. C2-291.HT.01.01.Th,91. Tanggal 12 juni 1991.
Didaftarkan dipengadilan negeri jakarta selata, No. 579. 580 dan 581, tanggal 5 agustus 1991,
dan di umumkan dalam BNRI No. 12/161, tanggal 11 februari 1992
Selama beberapa dekade INDF berubah menjadi Total Food Solution dengan kegiatan
operasional mencakup seluruh tahapan proses produksi makanan, mulai dari produksi dan
pengolahan bahan baku hingga menjadi produk akhir yang tersedia di rak pedagang eceran.
INDF memiliki beberapa operasi dalam melaksanakan aktivitasnya termasuk produk
konsumer bermerek, Bogasari, agribisnis dan distribusi. Untuk produk konsumen bermerek
terdiri dari mie, produk susu, bumbu makanan, makanan ringan, nutrisi dan makan khusus.
Juga pada agribisnis yaitu perkebunan, minyak goreng dan lemak. PT Indofood Sukses
Makmur merupakan produsen berbagai jenis makanan dan minuman yang berada di jakarta,
Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1972 oleh Sudono Salim.
Divisi mie instan merupakan divisi terbesar di Indofood dan pabriknya tersebar di 15
kota, diantaranya Medan, Pekanbaru, Palembang, Tangerang, Lampung, Pontianak, Manado,
Semarang, Surabaya, Banjarmasin, Makasar, Cibitung, Jakarta, Bandung dan Jambi,
sedangkan cabang tanpa pabrik yaitu Solo, Bali dan Kendari. Hingga Saat ini PT Indofood
CBP Sukses Makmur Tbk memiliki karyawan sejumlah lebih dari 91.217 karyawan dimana
77% adalah pegawai operasional (buruh) diseluruh Indonesia.

2.2 Visi Misi Perusahaan


2.2.1 Visi Perusahaan
Visi PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. adalah “Menjadi perusahaan
yang dapat memenuhi kebutuhan pangan dengan produk bermutu, berkualitas, aman
untuk dikonsumsi dan menjadi pemimpin di industri makanan”.

0 0
2.2.2 Misi Perusahaan
Misi yang ingin dicapai oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. adalah
“Menjadi perusahaan transnasional yang dapat membawa nama Indonesia di bidang
industri makanan”

2.3 Tujuan Pendirian Perusahaan


Tujuan didirikannya PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.:
(1) memperluas bidang usaha secara terus menerus melalui bidang usaha internal maupun
pengembangan usaha strategis;
(2) mengurangi biaya transportasi;
(3) selalu meningkatkan kesejahteraan karyawan;
(4) mensuplai daerah lain yang selalu kekurangan persediaan barang; dan
(5) berperan serta dalam pelestarian lingkungan hidup dan peningkatan kesejahteraan
masyarakat.

2.4 Analisis Faktor Internal dan Faktor Eksternal PT.Indofood Sukses Makmur Tbk
2.4.1 IFE MATRIX
Matriks IFE adalah alat manajemen strategis untuk audit atau mengevaluasi
kekuatan dan kelemahan dalam bidang fungsional bisnis. Tujuannya adalah untuk
melihat kuat atau lemahnya kondisi internal suatu perusahaan. Nilai matriks ini
kemudian akan dimasukkan ke dalam Matriks Internal-Eksternal (Matriks IE) untuk
mengetahui posisi perusahaan. Menurut David (Manajemen Strategik, 2006, p169)
Matriks IFE meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam
berbagai bidang fugsional dari suatu usaha dan matriks ini juga memberikan dasar
untuk mengenali dan mengevaluasi hubungan di antara bidang-bidang ini.
Dalam IFE Matrix, kekuatan dan kelemahan digunakan sebagai faktor internal
utama dalam evaluasi. Saat mencari kekuatan, pertanyaan yang muncul adalah
“Apakah yang Anda lakukan lebih baik atau lebih berharga dari pesaing Anda?”. Jika
ada kelemahan, pertanyaan yang muncul adalah “Apa yang bisa ditingkatkan oleh
perusahaan anda agar dapat mengejar pesaing? ” Matriks IFE dapat dikembangkan
dalam lima langkah berikut:
1. Membuat daftar faktor-faktor internal yang mengindikasikan kekuatan maupun
kelemahan organisasi secara spesifik (persentase, rasio, atau angka-angka
perbandingan)
2. Memberi bobot pada setiap faktor berkisar 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (semua
penting). Bobot menandakan signifikansi relatif faktor tertentu bagi keberhasilan
industri perusahaan. Faktor-faktor yang dianggap memiliki pengaruh paling besar
terhadap kinerja organisasional diberi bobot tertinggi, terlepas apakah faktor utama

0 0
tersebut berupa kelemahan atau kekuatan internal. Jumlah seluruh bobot harus sama
dengan 1,0.
3. Memberi peringkat 1 sampai dengan 4 pada setiap faktor untuk mengidikasikan
faktor tersebut sangat lemah (peringkat 1), lemah (peringkat 2), kuat (peringkat 3),
(sangat kuat (peringkat 4). Kelemahan mendapat peringkat 1 atau 2, sedangkan
kekuatan mendapat peringkat 3 atau 4. Sehingga peringkat berbasis perusahaan,
sedangkan bobot berbasis industri.
4. Mengalikan bobot setiap faktor dengan peringkatnya untuk menentukan skor bobot
bagi masing-masing variabel.
5. Menjumlahkan skor bobot masing-masing variabel untuk memperoleh skor bobot
total organisasi.
Tidak perduli berapa banyak faktor yang dimasukkan dalam Matriks IFE,
jumlah nilai yang dibobot dapat berkisar dari 1,0 yang rendah sampai 4,0 yang tinggi,
dengan rata-rata 2,5. Total nilai yang bobotnya di bawah 2,5 merupakan ciri
organisasi yang lemah secara internal, sedangkan jumlah bobotnya diatas 2,5
menunjukkan posisi internal yang kuat.
Berikut adalah IFE Matrix PT.Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. :
Waig Ratin Weighted
Key internal factor ht g Score
Strength (Kekuatan)

Dukungan kuangan perusahaan 0,07 4 0,28


Varians produk yang beragam 0,03 4 0,12
Market share 70% 0,02 3 0,06
Chanell distribusi yang luas 0,02 3 0,06
Penguasaan hulu sampe hilir 0,1 4 0,4
kualitas SDM yang baik 0,03 3 0,09
keahlian dalam cita rasa indonesia 0,02 3 0,06
produk-produk yang berkualitas tinggi dengan harga
terjangkau 0,02 4 0,08
memiliki kemasan yang menarik 0,03 3 0,09
Weakness (Kelemahan)
Produk memakai MSG 0,05 3 0,15
Manajemen kurang siap terhadap perubahan 0,05 1 0,05
Produk memakai bahan pengawet 0,1 2 0,2
Produk memakai pewarna sintetik 0,2 2 0,4
Produk memakai penguat rasa 0,03 2 0,06
Kurang adanya branding sehat dari produk 0,1 2 0,2
Produk yang tidak dapat dibedakan dengan kompetitor 0,07 2 0,14
Persediaan Bahan baku sebagian masih bergantung
pada impor. 0,06 2 0,12
TOTAL 1 2,56

0 0
Berdasarkan tabel IFE Matrix diatas, didapat bahwa total internal faktor
PT.Indofood CBP Sukses Makmur Tbk terhadap kekuatan dan kelemahan mendapat
point 2,56. Sehingga disimpulkan bahwa PT.Indofood CBP Sukses Makmur Tbk telah
mampu untuk menangani faktor internal mereka serta mampu mengatasi kelemahan
mereka dengan baik dan memiliki posisi internal yang kuat (Strong Internal Position).

2.4.2 EFE MATRIX


EFE (External Factor Evaluation) Matrix merupakan salah satu alat analisis
strategi alternatif yang digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor eksternal
perusahaan dan menganalisis seberapa besar pengaruh eksternal tersebut terhadap
kondisi perusahaan. Faktor-faktor eksternal ini berupa peluang dan ancaman
perusahaan. Untuk menghitung matriks EFE ini, perusahaan perlu menentukan bobot
disetiap faktor yang sudah diidentifikasi. Bobot ini nilainya berkisar diantara 0.0
(tidak penting) sampai 1.0 (sangat penting). Setelah menentukan bobot, maka
perusahaan dapat mengisi rating sesuai dengan tingkat kepentingan yang diberikan
faktor tersebut terhadap perusahaan. Dalam menentukan rating ini perusahaan dapat
memberi nilai antara 1-4, dimana 1 = tidak penting, 2 = kurang penting, 3 = penting,
dan 4 = sangat penting. Selanjutnya, jika telah mendapatkan bobot dan rating,
perusahaan dapat menghitung skor masing-masing faktor. Skor ini dihitung dengan
mengalikan bobot dan rating. Setelah skor masing-masing faktor dihitung, total semua
skor tersebut. Jika skor tersebut diatas 2.50 (nilai standar dari EFE Matrix), maka
perusahaan tersebut mampu memanfaatkan peluang dan mengatasi ancaman yang ada.
Sebaliknya, jika perusahaan mendapatkan total skor dibawah 2.50 maka perusahaan
tersebut masih belum mampu untuk memanfaatkan peluang dan mengatasi ancaman
tersebut. Perusahaan harus segera membenahi dan menerapkan strategi yang berbeda
agar dapat menangani hal tersebut. Manfaat dari matriks EFE ini diantaranya :
• Mudah dimengerti. Faktor yang dimasukkan kedalam matriks memiliki arti yang
jelas bagi semua orang di dalam maupun di luar perusahaan. Tidak ada kebingungan
atas istilah yang digunakan atau implikasi dari matriks.
• Mudah digunakan. Matriks tidak memerlukan keahlian yang luas, banyak personil
atau banyak waktu untuk membuatnya.
• Berfokus pada faktor internal dan eksternal utama. Tidak seperti beberapa analisis
lainnya (misalnya analisis rantai nilai, yang mengidentifikasi semua aktivitas dalam
rantai nilai perusahaan, terlepas dari kepentingannya), IFE dan EFE hanya menyoroti
faktor utama yang mempengaruhi perusahaan atau strateginya.
• Serba guna. Alat tersebut dapat digunakan untuk membangun analisis SWOT,
matriks IE, atau untuk benchmarking.
Berikut adalah IFE Matrix PT.Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. :
Key External Faktor Weigh Ratin Weighted
t g Score
Opportunities (Peluang)

0 0
Pasar domestik dan global masih terbuka lebar untuk 0,2 4 0,8
dimanfaatkan, baik karena ekpansansi daerah baru dan
tingkat kelahiran yang cukup tinggi. Pasar Indomie di
Nigeria memiliki 38 juta konsumen. Selain itu juga
Indomie di ekspor ke lebih dari 50 negara
Naiknya permintaan, akibat menurunnya daya beli 0,1 4 0,4
masyarakat yang disebebkan oleh naiknnya harga
makanan pokok masyarakat di atas 10% namun upah
minimum nasional hanya naik sebesar 10%

Pola konsumsi masyarakat terhadap makan instan yang 0,15 4 0,6


tinggi, dimana diperkirakan masyarakat yang memiliki
gaya hidup ini sekitar 50% dari total populasi
Perubahan teknologi yang cepat di industri Mie 0,05 3 0,15
Rasa ingin coba yang tinggi 0,05 2 0,1
Threats (Ancaman)
Adanya substitusi untuk makanan instan misalnya bubur 0,1 2 0,2
instan dan nasi instan
Kompetitor yang mimiliki produk berkualitas dengan iklan 0,2 3 0,6
yang agresif
Adanya peraturan anti MSG dan zat berbahaya lainya serta 0,05 2 0,1
ancaman UU anti monopoli (Pasal 52 ayat 2 UU
Antimonopoli)
Ketergantuan yang tinggi dengan suplayer bahan baku 0,05 2 0,1
gandum di Australia, dimana harga gandum cenderung naik,
sehingga menurunkan profit margin dari 3,7% ditahun
2006 menjadi 2,1% di tahun 2007. Harga gandum naik
disebabkan cuaca buruk dan tingkat persediaan gandum
dunia yang rendah.
Ketersediaan kredit yang rendah di pasar akibat krisis 0,05 2 0,1
keuangan global untuk membiayai ekspansi diluar negeri,
yaitu Nigeria dan Arab Saudi
TOTAL 1,00 3,15

Berdasarkan tabel matriks diatas dapat disimpulkan bahwa total skor yang
dihasilkan PT.Indofood CBP Sukses Makmur Tbk adalah 3,15. nilai yang dihasilkan ini
melebihi skor rata rata standar senilai 2,50. yang menandakan PT.Indofood CBP
Sukses Makmur Tbk cukup baik dalam menyusun strategi atau memberi respon dalam
menghadapi ancaman dan memanfaatkan peluang external yang ada. Berdasarkan
perolehan skor tersebut dapat disimpulkan bahwa PT.Indofood CBP Sukses Makmur
Tbk berada diposisi yang lebih baik, dimana PT.Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
berada pada posisi yang memenuhi standar industrinya. Skor tersebut mengindikasikan
bahwa sebuah organisasi merespons secara baik peluang dan ancaman yang ada di
industrinya. Dengan kata lain, strategi perusahaan secara efektif mampu menarik

0 0
keuntungan dari peluang yang ada dan meminimalkan pengaruh negatif potensial dari
ancaman eksternal.

2.4.3 CPM
CPM Matrix merupakan salah satu alternatif alat analisis strategi yang
digunakan perusahaan untuk melakukan pengembangan bisnis. Dengan adanya CPM
Matrix, perusahaan dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan pesaing dalam
hubungannya dengan posisi strategis produk/jasa yang ditawarkan. Pada matriks CPM
ini, diisi dengan faktor penentu keberhasilan perusahaan dimana faktor ini harus
dilakukan dengan baik agar perusahaan mencapai kesuksesan yang dalam industri
yang digeluti. Contoh faktor keberhasilan ini yaitu kualitas produk, daya saing harga,
distribusi penjualan, inovasi yang dilakukan, dan sebagainya. Selain faktor
keberhasilan, dalam matriks CPM ini terdapat bobot, rating, dan skor. Bobot
merupakan persentase yang mengindikasikan seberapa pentingkah faktor penentu
keberhasilan yang dipilih dalam menyukseskan suatu perusahaan. Lalu, rating pada
matriks CPM menjelaskan seberapa bagus perusahaan melakukan faktor penentu
keberhasilan yang sudah ditentukan. Rentang penilaian yang biasa digunakan adalah
dari angka 1-4, di mana 1 mengindikasikan bahwa kelemahan terbesar pesaing dan 4
merupakan kelebihan terbesar pesaing. Skor merupakan nilai perkalian dari rating dan
bobot. Setiap perusahaan memperoleh nilai pada setiap faktor dan nilai tersebut
nantinya akan dijumlah. Total nilai tersebut mengindikasikan jika total nilai yang
dimiliki sangat besar maka perusahaan tersebut lebih kuat dibanding pesaing
PT Indofood CBP Sukses Makmur PT Prakarsa Alam PT Jakarana Tama
Tbk Segar (Mie Gaga)
(Indomie) (Mie Sedaap)
Critical Success Factory Weigh Rating Score Ratin Score Ratin Score
g g
Iklan 0,16 3 0,48 4 0,64 2 0,32
Kualitas Produk 0,16 3 0,48 3 0,48 3 0,48
Inovasi Produk 0,12 4 0,48 4 0,48 3 0,36
Kekompetitifan Harga 0,12 2 0,24 3 0,36 4 0,48
Kesetiaan Pelanggan 0,12 3 0,36 2 0,24 2 0,24
Ekpansi Global 0,12 3 0,36 2 0,24 2 0,24
Ketersediaan Bahan Baku 0,12 3 0,36 2 0,24 2 0,24
Distribusi Penjualan 0,08 3 0,24 2 0,16 2 0,16
Total 1,00 - 3,00 - 2,84 2,52

Berikut adalah Competitive Profile Matrix (CPM) PT.Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. :

0 0
Berdasarkan hasil dari tabel CPM di atas, faktor keberhasilan kritis dengan
perhitungan bobot dikali dengan rating, maka skor yang didapatkan yaitu PT.Indofood
CBP Sukses Makmur Tbk sebesar 3,00, PT Prakarsa Alam Segar (Mie Sedaap)
sebesar 2,84, dan PT Jakarana Tama (Mie Gaga) sebesar 2,52. PT.Indofood CBP
Sukses Makmur Tbk ini berada pada posisi diatas dan lebih unggul dibandingkan
dengan PT Prakarsa Alam Segar (Mie Sedaap) dan PT Jakarana Tama (Mie Gaga) .
Dengan bobot 3,00 ini artinya PT.Indofood CBP Sukses Makmur Tbk sudah mampu
menjalankan perusahaan dengan baik dalam segi internal maupun eksternal
perusahaan.

2.5 Analisis Strategi PT.Indofood CBP Sukses Makmur Tbk


2.5.1 SWOT
Matriks SWOT merupakan salah satu alat analisis strategi alternatif yang
digunakan untuk untuk membantu mencocokkan kondisi internal perusahaan dengan
kondisi eksternal perusahaan. Sebelum menganalisis SWOT perlu dipahami terlebih
dahulu faktor eksternal dan faktor internal yang melekat pada perusahaan. :
1. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar perusahaan dan berpengaruh
terhadap pengambilan suatu keputusan berupa opportunities and threats (O dan T).
contoh dari faktor eksternal lingkungan industri (industry environment) dan
lingkungan bisnis makro (macro environment), ekonomi, politik, hukum, teknologi,
kependudukan, dan sosial budaya.
2. Faktor internal memiliki pengaruh terhadap kekuatan dan kelemahan perusahaan.
Faktor internal berasal dari dan terdapat dalam perusahaan serta mampu memengaruhi
dalam pengambilan keputusan.
Dalam matriks SWOT ini, manajer dapat mengembangkan 4 strategi yang
dapat dipakai oleh perusahaan, yaitu :
a. Strategi SO memanfaatkan kekuatan perusahaan untuk mengambil keuntungan dan
peluang yang ada.
b. Strategi WO digunakan untuk mengatasi kelemahan perusahaan dengan
memanfaatkan peluang yang ada.
c. Strategi ST memanfaatkan kekuatan perusahaan untuk mencegah ancaman yang
akan terjadi di perusahaan.
d. Strategi WT merupakan strategi defensif untuk mengurangi kelemahan perusahaan
dan menghindari ancaman dari luar perusahaan.
Berikut adalah matriks SWOT dari PT.Indofood CBP Sukses Makmur Tbk:

Internal Kekuatan Kelemahan


Factor 1. Dukungan kuangan 1. Produk memakai
perusahaan MSG
2. Varians produk yang 2. Manajemen kurang
beragam

0 0
3. Market share 70% siap terhadap
4. Chanell distribusi perubahan
yang luas 3. Produk memakai
5. Penguasaan hulu bahan pengawet
sampe hilir 4. Produk memakai
6. kualitas SDM yang pewarna sintetik
baik 5. Produk memakai
7. keahlian dalam cita penguat rasa
rasa indonesia 6. Kurang adanya
8. produk-produk yang branding sehat dari
Eksternal Factor produk
berkualitas tinggi
7. Produk yang tidak
dengan harga
dapat dibedakan
terjangkau dengan kompetitor
9. memiliki kemasan 8. Persediaan Bahan
yang menarik baku sebagian masih
bergantung pada
impor.

Peluang Stategii SO Strategi WO


1. Pasar domestik dan global -Meningkatkan loyalitas -Memanfaatkan teknologi
masih terbuka lebar untuk pelanggan dengan informasi dengan
dimanfaatkan, baik karena memperluas mengembangkan sistem e-
ekpansansi daerah baru dan jangkauan kegiatan program Publication untuk membantu
tingkat kelahiran yang CSR Indofood di berbagai kegiatan bisnis, serta
cukup tinggi. Pasar Indomie daerah dimana perusahaan meningkatkan loyalitas
di Nigeria memiliki 38 juta berproduksi. (S5,O1) pelanggan dan citra public
konsumen. Selain itu juga -Memberikan informasi (W2,O2)
Indomie di ekspor ke lebih melalui internet dengan - Membuat desain kemasan
dari 50 negara mengoptimalkan yang menarik dan mencoba
2. Naiknya permintaan, e-publication sebagai media menggunakan bahan-bahan
akibat menurunnya daya publikasi kegiatan (S4,O4) organik tanpa campuan
beli masyarakat yang - Dengan melakukan MSG sebagai untuk
disebebkan oleh naiknnya ekspansi usaha ke negara- meningkatkan hidup sehat
harga makanan pokok negara dengan membuka masyarakat.
masyarakat di atas 10% pabrik indomie baru guna (W1,W3,W4,O3,O4,O5)
namun upah minimum memenuhi kebutuhan dari
nasional hanya naik sebesar negara yang bersangkutan.
10% (S1,O1)
3. Pola konsumsi
masyarakat terhadap makan
instan yang tinggi, dimana
diperkirakan masyarakat
yang memiliki gaya hidup
ini sekitar 50% dari total
populasi
4. Perubahan teknologi yang
cepat di industri Mie
5. Rasa ingin coba tinggi

0 0
Ancaman Stategi ST Strategi WT
1. Adanya substitusi untuk - Mengembangkan serta - Dengan memanfaatkan
makanan instan melakukan inovasi sesuai kemampuan managemen,
misalnya bubur instan dengan kemajuan zaman kita dapat mengembangkan
dan nasi instan (T1,S2) cita rasa baru dengan
2. Kompetitor yang - Dengan memiliki brands mencoba dengan bahan serta
yang sudah terkenal maka warna organik.(W1,T3)
mimiliki produk
persaingan harga dapat - Karena bahan baku masih
berkualitas dengan iklan
diminimalkan.(S4,T2) bergantung pada impor,
yang agresif
maka akan menjadi masalah
3. Adanya peraturan anti ketika nilai tukar uang
MSG dan zat berbahaya mengalami fluktuasi.
lainya serta ancaman
(W8,T4)
UU anti monopoli (Pasal
52 ayat 2 UU
Antimonopoli)
4. Ketergantuan yang
tinggi dengan suplayer
bahan baku gandum di
Australia.
5. Ketersediaan kredit yang
rendah di pasar akibat
krisis keuangan global
untuk membiayai
ekspansi diluar negeri,
yaitu Nigeria dan Arab
Saudi

2.5.2 BCG M
Boston Consulting Group (BCG matrix) adalah kerangka kerja yang
digunakan perusahaan dalam menganalisis kinerja berbagai produk dan membantu
untuk pengambilan keputusan. BCG Matriks adalah matriks yang dirancang oleh grup
Boston Consulting pada tahun 1970-an, yang merupakan matriks investasi dan
pengambilan keputusan. Ini membagi pasar dengan tingkat pertumbuhan dan pangsa
pasar relatif dan menghasilkan 4 komponen kuadran –Cash cow, Stars, Question
marks dan Dogs.
Setelah bisnis diklasifikasikan, bisnis tersebut ditempatkan ke dalam empat kuadran
berbeda yang dibagi menjadi:
• Cash Cows Pangsa pasar tinggi tetapi tingkat pertumbuhan rendah (paling
menguntungkan).
• Stars Pangsa pasar tinggi dan tingkat pertumbuhan tinggi (persaingan tinggi).

0 0
• Question marks Pangsa pasar rendah dan tingkat pertumbuhan tinggi
(ketidakpastian).
• Dogs Pangsa pasar rendah dan tingkat pertumbuhan rendah (kurang menguntungkan
atau bahkan mungkin profitabilitas negatif)
Berikut ini BCG Matriks untuk berbagai produk yang dihasilkan oleh PT. Indofood :

Berdasarkan matriks di atas, dapat kita simpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Produk PT Indofood yang berada pada kuadran Stars, dimana pasar tinggi dan tingkat
pertumbuhan tinggi sehingga persaingannya tinggi contohnya kecap dan bumbu
kaldu.
2. Produk PT Indofood yang berada pada kuadran Question Marks, dimana pangsa pasar
rendah dan tingkat pertumbuhan tinggi sehingga contohnya Indoeskrim dan Supermie.
3. Produk PT Indofood yang berada pada kuadran Cash Cows, dimana pangsa pasar
tinggi tetapi tingkat pertumbuhan rendah sehingga menjadi produk yang paling
menguntungkan contohnya Indomie dan Indomilk.
4. Produk PT Indofood yang berada pada kuadran Dogs, dimana pangsa pasar rendah
dan tingkat pertumbuhan rendah sehingga kurang menguntungkan atau bahkan
mungkin profitabilitas negatif, contohnya Indomie My Noodles dan Indomie Laksa.

2.5.3 GSM
Grand Strategy Matrik merupakan langkah yang tepat dalam proses
pengembangan strategi. Matriks ini didasarkan pada dua dimensi evaluasi, yaitu posisi
kompetitif (Competititive position) dan pertumbuhan pasar (market growth). Matrik

0 0
Grand Strategy mempunyai empat kuadran yang mewakili keadaan suatu perusahaan
antara lain :
a. Kuadran I : mewakili perusahaan dengan pertumbuhan pasar yang tinggi dan posisi
kompetitif yang kuat. Perusahaan pada kuadran ini mempunyai posisi yang sangat
bagus. Untuk perusahaan ini, terus berkonsentrasi pada pasar saat ini (penetrasi pasar
dan pengembangan pasar) dan produk saat ini (pengembangan produk) adalah strategi
yang sesuai.
b. Kuadran II : perlu mengevaluasi pendekatan mereka saat ini terhadap pasar secara
serius. Meskipun industri mereka bertumbuh, mereka tidak mampu untuk bersaing
secara efektif.
c. Kuadran III bersaing dalam industri yang tumbuh dengan lambat dan memiliki
posisi kompetitif yang lemah.
d. Kuadran IV, perusahaan memiliki posisi kompetitif yang kuat dalam industri yang
tumbuh lambat.
Berikut ini adalah matrik GSM pada PT.Indofood CBP Sukses Makmur Tbk :
1. Tabel EFE Matriks (Evaluasi Faktor Internal)

Key internal factor Waight Rating Weighted Score


Strength(Kekuatan)

Dukungan kuangan perusahaan 0,07 4 0,28


Varians produk yang beragam 0,03 4 0,12
Market share 70% 0,02 3 0,06
Chanell distribusi yang luas 0,02 3 0,06
Penguasaan hulu sampe hilir 0,1 4 0,4
kualitas SDM yang baik 0,03 3 0,09
keahlian dalam cita rasa indonesia 0,02 3 0,06
produk-produk yang berkualitas tinggi dengan
harga terjangkau 0,02 4 0,08
memiliki kemasan yang menarik 0,03 3 0,09
Weakness (Kelemahan)
Produk memakai MSG 0,05 3 0,15
Manajemen kurang siap terhadap perubahan 0,05 1 0,05
Produk memakai bahan pengawet 0,1 2 0,2
Produk memakai pewarna sintetik 0,2 2 0,4
Produk memakai penguat rasa 0,03 2 0,06
Kurang adanya branding sehat dari produk 0,1 2 0,2
Produk yang tidak dapat dibedakan dengan
kompetitor 0,07 2 0,14
Persediaan Bahan baku sebagian masih 0,06 2 0,12

0 0
bergantung pada impor.
TOTAL 1 2,56

2. Tabel EFE Matriks (Evaluasi Faktor Eksternal)

Weight Rating Weighted


Score
Key External Faktor
Opportunities (Peluang)

Pasar domestik dan global masih terbuka lebar untuk 0,2 4 0,8
dimanfaatkan, baik karena ekpansansi daerah baru
dan tingkat kelahiran yang cukup tinggi. Pasar
Indomie di Nigeria memiliki 38 juta konsumen.
Selain itu juga Indomie di ekspor ke lebih dari 50
negara
Naiknya permintaan, akibat menurunnya daya beli 0,1 4 0,4
masyarakat yang disebebkan oleh naiknnya harga
makanan pokok masyarakat di atas 10% namun upah
minimum nasional hanya naik sebesar 10%

Pola konsumsi masyarakat terhadap makan instan 0,15 4 0,6


yang tinggi, dimana diperkirakan masyarakat yang
memiliki gaya hidup ini sekitar 50% dari total
populasi

Perubahan teknologi yang cepat di industri Mie 0,05 3 0,15

Rasa ingin coba yang tinggi 0,05 2 0,1

Threats (Ancaman)
Adanya substitusi untuk makanan instan misalnya bubur instan 0,1 2 0,2
dan nasi instan
Kompetitor yang mimiliki produk berkualitas dengan iklan yang 0,2 3 0,6
agresif
Adanya peraturan anti MSG dan zat berbahaya lainya serta 0,05 2 0,1
ancaman UU anti monopoli (Pasal 52 ayat 2 UU Antimonopoli)
Ketergantuan yang tinggi dengan suplayer bahan baku gandum di 0,05 2 0,1
Australia, dimana harga gandum cenderung naik, sehingga

0 0
menurunkan profit margin dari 3,7% ditahun 2006 menjadi 2,1%
di tahun 2007. Harga gandum naik disebabkan cuaca buruk dan
tingkat persediaan gandum dunia yang rendah.
Ketersediaan kredit yang rendah di pasar akibat krisis keuangan 0,05 2 0,1
global untuk membiayai ekspansi diluar negeri, yaitu Nigeria dan
Arab Saudi
1,00 3,15
TOTAL

 Hasil Analisis GSM

Berdasarkan hasil analisis pada GSM matriks dari PT. Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa perusahan tersebut berada
pada posisi kuadran 1. Hal ini dapat dilihat juga dari total nilai dari IFE & EFE
Matriksnya yang menunjukkan total score 2,56 & 3,15. Hal lainnya karena produk
mie instan PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk sangat diminati oleh banyak
konsumen di pasaran. Selain itu, jangkauan pasar yang luas dengan didukung SDM
yang baik membuat perusahaan ini menjadi sangat unggul. Akan tetapi, PT. Indofood
CBP Sukses Makmur Tbk juga perlu fokus dalam mengembangkan dan meningkatkan
kualitas dari produk mie instan mereka, serta perlu adanya penetrasi dan
pengembangan pada sektor pemasaran iklan yang lebih luas dan agresif. Dengan
begitu PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk akan semakin kuat dalam persaingan
pasar antar kompetitor.

0 0
2.5.4 IE M
Matrix Internal-External (IE) merupakan Matrix yang bermanfaat untuk
memposisikan suatu Strategic Business Unit (SBU) perusahaan ke dalam Matrix yang
terdiri atas sembilan sel. Matrix Internal-External (IE) dimana ukuran dan lingkaran
memperlihatkan persentase kontribusi pendapatan (sales). Matrix IE dikembangkan
dari model Grand Strategy parameter digunakan meliputi kekuatan internal
perusahaan dan kekuatan ekstemal yang dihadapi.
Tujuan penggunaan model ini adalah memperoleh strategi bisnis ditingkat
korporasi yang lebih detail. Diagram pada Matrix IE dapat mengidentifikasikan 9 sel
strategi perusahaan, tetapi pada prinsipnya kesembilan sel itu dapat dikelompokan
menjadi tiga strategi utama, yaitu:
a) Growth strategi yang merupakan pertumbuhan perusahaan itu sendiri (sel 1,2 dan
5) atau upaya diversifikasi (sel 7 dan 8).
b) Strability strategy adalah strategi yang diterapkan tanpa mengubah arah strategi
yang telah ditetapkan.
c) Retrenchment strategi (sel 3,6 dan 9) adalah usaha memperkecil atau mengurangi
usaha yang dilakukan perusahaan.
Berdasarkan hasil perhitungan pada tahap input (efe dan ife), maka dapat
dibuat matriks internal-eksternal (ie) sebagai tahap pencocokan dalam kerangka kerja
perumusan sebagai komperhensif. Hasil ini didapat dari perhitungan matriks EFE
adalah 3,15 dan hasil IFE adalah 2,56 yang kemudian dapat digambarkan sebagai
berikut:
Skor bobot total IFE
Kuat Rata-rata Lemah

Tinggi I II III

Sedang IV V VI

Lemah VII VII IX

Dari tabel di atas, PT. Indofood Sukses Makmur Tbk berada dalam kuadran
kedua atau berada dalam posisi tumbuh dan membangun. Dengan posisi tersebut,

0 0
maka diketahui strategi alternatif untuk PT. Indofood Sukses Makmur Tbk adalah
Penetrasi pasar, Pengembang pasar, pembangunan pasar produk dan Integratif.

2.5.5 SPACE M
Strategic Position and Action Evaluation (SPACE) merupakan matrix yang
digunakan untuk menentukan strategi yang sesuai bagi suatu perusahaan yakni dengan
melakukan strategi agresif, konservatif, defensif, atau kompetitif. Tiap aksis mewakili
dua dimensi internal yaitu posisi finansial (FP) dan posisi kompetitif (CP), juga
simendi eksternal yaitu posisi stabilitas (SP) dan posisi industri (IP). Keempat
variabel tersebut diharapkan mampu menjadi acuan untuk menentukan posisi stratejik
perusahaan. Matriks SPACE dibagi menjadi 4 kuadran, antara lain :
1. Kuadran Agresif (Kuadran Kanan Atas) Perusahaan yang berada pada kuadran ini
menunjukkan bahwa perusahaan berada pada posisi yang baik untuk menggunakan
kekuatan internalnya untuk memanfaatkan peluang eksternal, mengatasi kelemahan
internal, dan menghindari ancaman eksternal. Strategi yang dapat dilakukan adalah :
• Penetrasi pasar
• Pengembangan pasar
• Pengembangan produk
• Integrasi ke belakang
• Integrasi ke depan
• Integrasi horizontal
• Diversifikasi konglomerat
• Diversifikasi konsentrik
• Diversifikasi horizontal
• Strategi kombinasi semuanya
2. Kuadran Konservatif (Kuadran Kiri Atas) Perusahaan yang berada pada kuadran
konsevatif diharapkan tetap berada dekat dengan kompetensi dasar yang dimiliki dan
tidak mengambil risiko yang berlebihan. Strategi yang dapat dilakukan antara lain :
• Penetrasi pasar
• Pengembangan pasar
• Pengembangan produk
• Diversifikasi konsentrik
3. Kuadran Defensif (Kuadran Kiri Bawah)

0 0
3. Market share 70% siap terhadap
4. Chanell distribusi perubahan
yang luas 3. Produk memakai
5. Penguasaan hulu bahan pengawet
sampe hilir 4. Produk memakai
6. kualitas SDM yang pewarna sintetik
baik 5. Produk memakai
7. keahlian dalam cita penguat rasa
rasa indonesia 6. Kurang adanya
8. produk-produk yang branding sehat dari
Eksternal Factor produk
berkualitas tinggi
7. Produk yang tidak
0
dengan 0 harga
dapat dibedakan
terjangkau dengan kompetitor
9. memiliki kemasan
8. Persediaan Bahan
yang menarik baku sebagian masih
bergantung pada
impor.

Peluang Stategii SO Strategi WO


1. Pasar domestik dan global -Meningkatkan loyalitas -Memanfaatkan teknologi
masih terbuka lebar untuk pelanggan dengan informasi dengan
dimanfaatkan, baik karena memperluas mengembangkan sistem e-
ekpansansi daerah baru dan jangkauan kegiatan program Publication untuk membantu
tingkat kelahiran yang CSR Indofood di berbagai kegiatan bisnis, serta
cukup tinggi. Pasar Indomie daerah dimana perusahaan meningkatkan loyalitas
di Nigeria memiliki 38 juta berproduksi. (S5,O1) pelanggan dan citra public
konsumen. Selain itu juga -Memberikan informasi (W2,O2)
Indomie di ekspor ke lebih melalui internet dengan - Membuat desain kemasan
dari 50 negara mengoptimalkan yang menarik dan mencoba
2. Naiknya permintaan, e-publication sebagai media menggunakan bahan-bahan
akibat menurunnya daya publikasi kegiatan (S4,O4) organik tanpa campuan
beli masyarakat yang - Dengan melakukan MSG sebagai untuk
disebebkan oleh naiknnya ekspansi usaha ke negara- meningkatkan hidup sehat
harga makanan pokok negara dengan membuka masyarakat.
masyarakat di atas 10% pabrik indomie baru guna (W1,W3,W4,O3,O4,O5)
namun upah minimum memenuhi kebutuhan dari
nasional hanya naik sebesar negara yang bersangkutan.
10% (S1,O1)
3. Pola konsumsi
masyarakat terhadap makan
instan yang tinggi, dimana
diperkirakan masyarakat
yang memiliki gaya hidup
ini sekitar 50% dari total
populasi
4. Perubahan teknologi yang
cepat di industri Mie
5. Rasa ingin coba tinggi

0 0
Ancaman Stategi ST Strategi WT
1. Adanya substitusi untuk - Mengembangkan serta - Dengan memanfaatkan
makanan instan melakukan inovasi sesuai kemampuan managemen,
misalnya bubur instan dengan kemajuan zaman kita dapat mengembangkan
dan nasi instan (T1,S2) cita rasa baru dengan
2. Kompetitor yang - Dengan memiliki brands mencoba dengan bahan serta
yang sudah terkenal maka warna organik.(W1,T3)
mimiliki produk
persaingan harga dapat - Karena bahan baku masih
berkualitas dengan iklan
diminimalkan.(S4,T2) bergantung pada impor,
yang agresif
maka akan menjadi masalah
3. Adanya peraturan anti ketika nilai tukar uang
MSG dan zat berbahaya mengalami fluktuasi.
lainya serta ancaman
(W8,T4)
UU anti monopoli (Pasal
52 ayat 2 UU
Antimonopoli)
4. Ketergantuan yang
tinggi dengan suplayer
bahan baku gandum di
Australia.
5. Ketersediaan kredit yang
rendah di pasar akibat
krisis keuangan global
untuk membiayai
ekspansi diluar negeri,
yaitu Nigeria dan Arab
Saudi
0 0
2.5.2 BCG M
Boston Consulting Group (BCG matrix) adalah kerangka kerja yang
digunakan perusahaan dalam menganalisis kinerja berbagai produk dan membantu
untuk pengambilan keputusan. BCG Matriks adalah matriks yang dirancang oleh grup
Boston Consulting pada tahun 1970-an, yang merupakan matriks investasi dan
pengambilan keputusan. Ini membagi pasar dengan tingkat pertumbuhan dan pangsa
pasar relatif dan menghasilkan 4 komponen kuadran –Cash cow, Stars, Question
marks dan Dogs.
Setelah bisnis diklasifikasikan, bisnis tersebut ditempatkan ke dalam empat kuadran
berbeda yang dibagi menjadi:
• Cash Cows Pangsa pasar tinggi tetapi tingkat pertumbuhan rendah (paling
menguntungkan).
• Stars Pangsa pasar tinggi dan tingkat pertumbuhan tinggi (persaingan tinggi).

0 0
• Question marks Pangsa pasar rendah dan tingkat pertumbuhan tinggi
(ketidakpastian).
• Dogs Pangsa pasar rendah dan tingkat pertumbuhan rendah (kurang menguntungkan
atau bahkan mungkin profitabilitas negatif)
Berikut ini BCG Matriks untuk berbagai produk yang dihasilkan oleh PT. Indofood :

Berdasarkan matriks di atas, dapat kita simpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Produk PT Indofood yang berada pada kuadran Stars, dimana pasar tinggi dan tingkat
pertumbuhan tinggi sehingga persaingannya tinggi contohnya kecap dan bumbu
kaldu.
2. Produk PT Indofood yang berada pada kuadran Question Marks, dimana pangsa pasar
rendah dan tingkat pertumbuhan tinggi sehingga contohnya Indoeskrim dan Supermie.
3. Produk PT Indofood yang berada pada kuadran Cash Cows, dimana pangsa pasar
tinggi tetapi tingkat pertumbuhan rendah sehingga menjadi produk yang paling
menguntungkan contohnya Indomie dan Indomilk.
4. Produk PT Indofood yang berada pada kuadran Dogs, dimana pangsa pasar rendah
dan tingkat pertumbuhan rendah sehingga kurang menguntungkan atau bahkan
mungkin profitabilitas negatif, contohnya Indomie My Noodles dan Indomie Laksa.

0 0
2.5.3 GSM
Grand Strategy Matrik merupakan langkah yang tepat dalam proses
Grand Strategy Matrik merupakan langkah yang tepat dalam proses
pengembangan strategi. Matriks ini didasarkan pada dua dimensi evaluasi, yaitu posisi
kompetitif (Competititive position) dan pertumbuhan pasar (market growth). Matrik

Grand Strategy mempunyai empat kuadran yang mewakili keadaan suatu perusahaan
antara lain :
0
a. Kuadran I : mewakili perusahaan 0
dengan pertumbuhan pasar yang tinggi dan posisi
kompetitif yang kuat. Perusahaan pada kuadran ini mempunyai posisi yang sangat
bagus. Untuk perusahaan ini, terus berkonsentrasi pada pasar saat ini (penetrasi pasar
bagus. Untuk perusahaan ini, terus berkonsentrasi pada pasar saat ini (penetrasi pasar
dan pengembangan pasar) dan produk saat ini (pengembangan produk) adalah strategi
yang sesuai.
b. Kuadran II : perlu mengevaluasi pendekatan mereka saat ini terhadap pasar secara
serius. Meskipun industri mereka bertumbuh, mereka tidak mampu untuk bersaing
secara efektif.
c. Kuadran III bersaing dalam industri yang tumbuh dengan lambat dan memiliki
posisi kompetitif yang lemah.
d. Kuadran IV, perusahaan memiliki posisi kompetitif yang kuat dalam industri yang
tumbuh lambat.
Berikut ini adalah matrik GSM pada PT.Indofood CBP Sukses Makmur Tbk :
1. Tabel EFE Matriks (Evaluasi Faktor Internal)

Key internal factor Waight Rating Weighted Score


Strength(Kekuatan)

Dukungan kuangan perusahaan 0,07 4 0,28


Varians produk yang beragam 0,03 4 0,12
Market share 70% 0,02 3 0,06
Chanell distribusi yang luas 0,02 3 0,06
Penguasaan hulu sampe hilir 0,1 4 0,4
kualitas SDM yang baik 0,03 3 0,09
keahlian dalam cita rasa indonesia 0,02 3 0,06
produk-produk yang berkualitas tinggi dengan
harga terjangkau 0,02 4 0,08
memiliki kemasan yang menarik 0,03 3 0,09
Weakness (Kelemahan)
Produk memakai MSG 0,05 3 0,15
Manajemen kurang siap terhadap perubahan 0,05 1 0,05
Produk memakai bahan pengawet 0,1 2 0,2
Produk memakai pewarna sintetik 0,2 2 0,4
Produk memakai penguat rasa 0,03 2 0,06
Kurang adanya branding sehat dari produk 0,1 2 0,2
Produk yang tidak dapat dibedakan dengan
kompetitor 0,07 2 0,14
Persediaan Bahan baku sebagian masih 0,06 2 0,12

0 0

Anda mungkin juga menyukai