Oleh : Kelompok 11
Anggota
JURUSAN MANAJEMEN
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Analisis Strategi PT Garuda
Indonesia ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen Strategi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang penilaian kinerja karyawan dalam perusahaan bagi pembaca dan penulis.
Kami mengucapkan terimakasih kepada bapak Nur Choirul Afif selaku dosen Manajemen
Strategi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terimakasih
kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Di era globalisasi sekarang ini, baik itu industri produk maupun industri jasa,
perkembangan perusahaan sangat pesat. Hal ini terlihat dari munculnya berbagai perusahaan
baru, sehingga mengakibatkan tingginya tingkat persaingan antar pesaing. Jika suatu
perusahaan dapat bersaing dan berada di atas rata-rata dibandingkan para pesaingnya, maka
dapat dikatakan berhasil. Kategori sukses dapat diukur menurut berbagai variabel seperti
pangsa pasar perusahaan, laba bersih perusahaan, dan merek terkenal. Salah satu kunci atau
aplikasi keberhasilan suatu perusahaan adalah strategi perusahaan yang tepat dalam
perencanaannya. Rencana strategis perusahaan adalah rencana jangka panjang yang
komprehensif yang memberikan arah dan alokasi sumber daya bagi perusahaan untuk
mencapai tujuannya dalam berbagai kondisi lingkungan dalam jangka waktu tertentu. Untuk
mencapai strategi perusahaan untuk memperoleh keunggulan kompetitif, sumber daya
manusia internal perusahaan, seperti pemimpin perusahaan dan manajer operasi, perlu
melakukan perencanaan strategis dalam sistem yang ada. Ada faktor internal dan faktor
eksternal yang menentukan keberhasilan atau kegagalan. Faktor internal meliputi kekuatan
dan kelemahan perusahaan, sedangkan faktor eksternal meliputi peluang dan ancaman. Setiap
perusahaan memiliki kekuatan dan kelemahannya masing-masing, namun berusaha untuk
mengurangi kelemahannya dengan berbagai cara. Berkaitan dengan hal tersebut, kelompok
penulis mendapat tugas mata kuliah strategi perusahaan, yang bertujuan untuk membahas dan
menganalisis strategi yang perlu diterapkan perusahaan, khususnya kasus Indonesian Airlines
PT Garuda Indonesia.
Rumusan Masalah
Tujuan
PEMBAHASAN
Penerbangan sipil Indonesia tercipta pertama kali atas inisatif Angkatan Udara
Republik Indonesia (AURI) dengan menyewakan pesawat yang dinamai “Indonesian
Airways” kepada pemerintah Burma pada 26 Januari 1949. Peran “Indonesian Airways” pun
berakhir setelah disepakatinya Konferensi Meja Bundar (KMB) pada 1949. Pada 21
Desember 1949 dilaksanakan perundingan lanjutan dari hasil KMB antara pemerintah
Indonesia dengan maskapai KLM mengenai berdirinya sebuah maskapai nasional. Presiden
Soekarno memilih dan memutuskan “Garuda Indonesian Airways” (GIA) sebagai nama
maskapai ini. Seluruh awak dan pesawatnya pun baru bisa kembali ke Indonesia pada 1950.
Setibanya di Indonesia, semua pesawat dan fungsinya dikembalikan kepada AURI ke dalam
formasi Dinas Angkutan Udara Militer. Dalam mempersiapkan kemampuan staf udara
Indonesia, maka KLM bersedia menempatkan sementara stafnya untuk tetap bertugas
sekaligus melatih para staf udara Indonesia. Karena itulah pada masa peralihan ini Direktur
Utama pertama GIA merupakan orang Belanda, Dr. E. Konijneburg. Armada pertama GIA
pertama pun merupakan peninggalan KLM-IIB. Sehari setelah pengakuan kedaulatan
Republik Indonesia (RI) oleh Belanda, yaitu tanggal 28 Desember 1949, dua buah pesawat
Dakota (DC-3) berangkat dari bandar udara Kemayoran, Jakarta menuju Yogyakarta untuk
menjemput Soekarno dibawa kembali ke Jakarta yang sekaligus menandai perpindahan
kembali Ibukota RI ke Jakarta. Sejak saat itulah GIA terus berkembang hingga dikenal
sekarang sebagai Garuda Indonesia.
Pada tahun 2010, Garuda dalam rencana Quantum Leap yang salah satunya
bertujuan untuk melakukan re-branding, mulai melakukan perbaikan layanan dalam
kursi pesawat selama penerbangan jarak jauh maupun dekat dengan mendatangkan
pesawat baru berkursikan nyaman nan empuk dan di lengkapi fasilitas AVOD serta
colokan listrik dalam memberikan kenyamanan dalam penerbangan untuk
menyamakan kualitas fasilitas kursi dalam penerbangan dengan maskapai
internasional kelas dunia seperti Emirates, Etihad Airways dan Qatar Airways.
Garuda juga memperkenalkan kursi baru dalam memberi kenyamanan penumpang
dalam pesawat.
Pada pesawat Boeing 777-300ER, tersedia 8 kursi kelas utama dengan konfigurasi 1-
2-1. Kabin kelas utama memiliki fasilitas yang mewah seperti.
Flat-Bed seats yang memiliki ruang kaki 74" dan dapat disandarkan hingga 180
derajat dan dilengkapi dengan sandaran tangan 11 inci.
Layar sentuh LCD dengan AVOD di setiap kursi,
Colokan listrik di setiap kursi dan lampu baca pribadi.
Pesawat Boeing 747-400 dan Boeing 737 masih menggunakan kursi eksekutif lama.
Boeing 747–400 memiliki ruang kaki 46"-48" dengan panjang kursi 16". Sementara di
Boeing 737, termasuk seri -300, -400, -500, dan seri -800 terbaru memiliki ruang kaki
41" hingga 44" dengan panjang 19". Di beberapa pesawat, tersedia TV di setiap kursi.
Tersedia di semua pesawat. Ruang kaki terdiri dari 30" hingga 35" tergantung
jenis pesawat, dengan panjang kursi 17". Pesawat Airbus A330-200, Airbus A330-
300 dan Boeing 737-800 NG memiliki kursi kelas ekonomi yang lebih baru yang
menawarkan layar sentuh LCD 9-inci dengan AVOD.
Layanan wifi
Bombardie 18 — — 1 84 96 PK-GRA
r CRJ1000 2 menggunakan
livery
SkyTeam.
Pesawat
penghubung
untuk
Indonesia's
Secondary
City dan
dioperasikan
oleh Garuda
Explore Jet.
Rencana
semua armada
pesawat ini
akan
dipensiunkan
tahun 2022.
Total 113 67
Tabel 1
Visi
Visi adalah rangkaian kalimat yang menatakan cita-cita atau impian sebuah organisasi
atau perusahaan yang ingin dicapai dimasa depan. Adapun visi Garuda Indonesia yaitu
“Menjadi perusahaan penerbangan yang handal dengan menawarkan layanan yang
berkualitas kepada masyarakat dunia menggunakan keramahan Indonesia”. Dengan demikian
Garuda Indonesia memiliki visi untuk menjadi maskapai penerbangan nasional yang bukan
hanya menguasai pasar dalam negeri namun juga merambah ke pasar luar negeri. Visi ini
telah diwujudkan oleh Garuda Indonesia dengan cara perusahaan melakukan ekspansi bisnis
ke luar negeri melalui dibukanya banyak destinasi penerbangan baru di berbagai negara
benua Eropa, Asia, maupun Australia.
Misi
Misi adalah rangkaian kalimat yang menyatakan tujuan atau alasan eksistensi organisasi yang
memuat apa yang disediakan oleh organisasi kepada masyarakat baik berupa produk atau
jasa. Misi Garuda Indonesia yaitu : “Sebagai perusahaan penerbangan pembawa bendera
bangsa (flag carrier) Indonesia yang mempromosikan Indonesia kepada dunia guna
menunjang pembangunan ekonomi nasional dengan memberikan pelayanan yang
professional”
Misi Garuda Indonesia ini dibuat dengan tujuan untuk menjadikan Garuda Indonesia sebagai
maskapai penerbangan flag carrier yang diperhitungkan di dunia dengan menonjolkan
keramahan dan keragaman budaya Indonesia. Cara yang dilakukan oleh Garuda Indonesia
dalam misinya ini yaitu dengan mengimplementasikan strategi yang tepat untuk selalu
berhasil membukukan keuntungan, dengan cara operating profit margin yang lebih baik dari
rata-rata industri, sekaligus mempertahankan reputasi yang baik, terpandang dan disegani.
Untuk memperoleh reputasi itu, safety and quality record haruslah mengesankan tercapai
kecelakaan nihil. Selain itu Garuda Indonesia mengimplementasikan strategi untuk
memberikan layanan yang memuaskan. Lalu untuk mempromosikan Indonesia kepada dunia
Garuda Indonesia mengimplementasikan strategi untuk mengembangkan jaringan rute yang
menjangkau lima benua di seluruh dunia, baik penerbangan langsung maupun melalui kerja
sama aliansi strategis dengan maskapai lain. Kemudian Garuda Indonesia juga
mengimplementasikan strategi pelayanan yang unik, yang membedakan dari maskapai
penerbangan lain. Dalam rangka mewujudkan misi tersebut, perusahaan menghadirkan
nuansa nuansa keramahan Indonesia sebagai sesuatu yang khas pada setiap rute yang dilayani
Garuda Indonesia sehingga perjalanan terbang bersama Garuda Indonesia menjadi sebuah
pengalaman yang spesial.
Gambar 1
Sebagai wujud dari penerapan tata kelola perusahaan yang baik, perusahaan
merumuskan dan mengesahkan “Kebijakan Tata Kelola Perusahaan” sebagai pedoman
kebijakan penerapan tata kelola perusahaan yang baik; board manual, yang merupakan
pedoman bagi dewan dan komite untuk menjalankan tugasnya. tugas dan tanggung jawab
etika profesi dan etika bisnis adalah Kode etik kerja bagi insan perusahaan dan pedoman bagi
insan perusahaan dan pemangku kepentingan untuk menjalankan kegiatan bisnis perusahaan.
Perusahaan juga telah merumuskan dan terus memperbaharui prosedur operasi dan petunjuk
teknis dari setiap lini organisasi, sehingga departemen fungsional dari setiap organisasi akan
memandu dan mematuhi aturan dan kebijakan yang telah ditetapkan dalam menjalankan
tugasnya.
1. Mengoptimalkan nilai Perseroan, agar Perseroan memiliki daya saing yang kuat, baik secara
nasional maupun internasional, sehingga mampu mempertahankan keberadaannya dan
tumbuh berkembang untuk mencapai maksud dan tujuan Perseroan;
2. Mendorong pengelolaan Perseroan secara profesional, efisien dan efektif serta
memberdayakan fungsi dan meningkatkan kemandirian organ Perseroan;
3. Mendorong organ Perseroan agar dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakannya
dilandasi dengan nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-
undangan, serta kesadaran akan adanya tanggung jawab sosial Perseroan terhadap pemangku
kepentingan (stakeholders) maupun pelestarian lingkungan di sekitar BUMN;
4. Meningkatkan kontribusi Perseroan dalam perekonomian nasional dan;
5. Meningkatkan iklim yang kondusif bagi perkembangan investasi nasional.
Garuda Indonesia telah merumuskan tata nilai (values) yang disebut sebagai SINCERITY
yang diresmikan pada tanggal 20 Januari 2017. Penjabaran tata nilai SINCERITY terdiri dari
nilai-nilai Synergy, Integrity, Customer Focus, AgIlity, dan Safety. Kelima nilai SINCERITY
tersebut selanjutnya dijabarkan ke dalam 10 Perilaku Utama, yaitu:
NILAI BUDAYA MAKNA PERILAKU UTAMA
Synergy Perusahaan berkomitmen 1. Collaborate
menyokong pertumbuhan
2. Empower Diversity
perusahaan dengan
keterkaitan antar entitas
perusahaan dan dengan
mitra potensial.
Integrity Perusahaan menjunjung 3. Honesty
tinggi etika bisnis,
4. Commitment
akuntabilitas, dan tanggung
jawab sosial dalam
menciptakan budaya
terpercaya.
Customer Focus Perusahaan terus mendorong 5. Care & Polite
terciptanya pengalaman
6. Fast & Easy
customer yang lebih baik
untuk menghasilkan
kesuksesan usaha berjangka
panjang.
AgIlity Perusahaan membangun 7. Adaptive & Creative
perilaku strategis melalui
8. Persistent
kemampuan beradaptasi dan
tindakan kreatif untuk
memperkuat daya tahan
perusahaan.
Safety Perusahaan menyediakan 9. Compliance
produk dan layanan
10. Risk Management
berkualitas dengan
mengutamakan keamanan
dan keselamatan.
Tabel 2
Transparansi
Garuda Indonesia menjamin pengungkapan informasi material dan relevan mengenai
kinerja, kondisi keuangan dan informasi lainnya secara jelas, memadai dan tepat
waktu serta mudah diakses oleh pemangku kepentingan sesuai dengan haknya. Prinsip
keterbukaan ini tidak mengurangi kewajiban untuk melindungi informasi rahasia
mengenai Garuda Indonesia dan Pelanggan sesuai dengan peraturan
perundanganundangan yang berlaku;
Akuntabilitas
Garuda Indonesia menjamin kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban
masing-masing organ perusahaan (Rapat Umum Pemegang Saham, Dewan Komisaris
dan Direksi) agar pengelolaan Perusahaan terlaksana secara efektif. Akuntabilitas
merujuk kepada kewajiban seseorang atau organ perusahaan yang berkaitan dengan
pelaksanaan wewenang yang dimilikinya dan/atau pelaksanaan tanggung jawab yang
dibebankan oleh Garuda Indonesia kepadanya.
Pertanggungjawaban
Garuda Indonesia menjamin kesesuaian antara pengelolaan perusahaan terhadap
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat,
pemenuhan kewajiban terhadap Pemerintah sesuai peraturan yang berlaku,
bekerjasama secara aktif untuk manfaat bersama dan berusaha untuk dapat
memberikan kontribusi yang nyata kepada masyarakat.
Kemandirian
Garuda Indonesia menjamin pengelolaan perusahaan secara profesional tanpa
benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi
yang sehat.
Kewajaran
Garuda Indonesia menjamin keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak-hak
pemangku kepentingan yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
1.3.3. Corporate Social Responsibility (CSR)
CSR menjadi sarana pengikat antara perusahaan dengan konsumen atau pelanggan,
sebagai upaya menumbuhkan rasa memiliki masyarakat terhadap perusahaan sekaligus
menjadi alat untuk menyelaraskan dinamika bisnis dengan kelestarian lingkungan. Garuda
Indonesia menyadari bahwa setiap kemajuan yang diraih perusahaan sudah selayaknya
dinikmati pula oleh masyarakat, antara lain melalui berbagai program kerja sama yang dapat
meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan lingkungan. Melalui program-program CSR
yang disebut Garuda Indonesia Cares (Garuda Indonesia Peduli), upaya memberdayakan
masyarakat dan menjaga lingkungan itu akan terus menjadi bagian dari kerja keras untuk
memajukan perusahaan.
Salah satu komitmen Garuda Indonesia tersebut tertuang dalam konsep Garuda
Indonesia Green Airline,bertujuan menjadikan maskapai penerbangan selaras dengan
masyarakat dan alam itu diwujudkan dengan keterlibatan Garuda Indonesia sebagai salah
satu founding member dalam Indonesia Business Council for Sustainable
Development (IBCSD). Sebuah forum untuk perusahaan-perusahaan di Indonesia yang fokus
pada upaya-upaya sektor bisnis dalam menciptakan pembangunan Indonesia yang
berkelanjutan. Garuda Indonesia juga aktif berpartisipasi dalamProgram Indonesia Vision
2050 yang merupakan program inisiatif dengan tujuan menyusun kerangka kerja sektor bisnis
agar berpaling dari praktik Business As Usual menjadi sustainable.
Ekonomi
Melalui Program Pinjaman dan Program Pembinaan Kemitraan, Garuda Indonesia
menyalurkan pinjaman modal untuk Usaha Kecil Menengah (UKM) yang tersebar di seluruh
Indonesia. Bantuan permodalan itu diberikan kepada UKM mitra binaan untuk mendukung
potensi berkembang dan mengelola usaha mereka dengan baik. Penyaluran dana bisa
diberikan melalui sinergi antar BUMN, Non Govermental Organization dan Lembaga
Penyalur lain.
a. 4,985 Mitra Binaan
Memasuki 2019, Program Pinjaman Kemitraan Garuda Indonesia telah merangkul 4.985
mitra binaan yang terdiri dari 634 mitra binaan Garuda Indonesia dan 4.351 mitra binaan
hasil sinergi dengan BUMN/Lembaga Penyalur lain yang tersebar di 16 provinsi di
seluruh Indonesia. Jumlah dan sebaran UKM mitra binaan itu akan terus bertambah
seiring tumbuh kembangnya sektor usaha informal di masyarakat.
b. Ketahanan Pangan
Sampai akhir 2018, para petani dan pelaku UKM sektor pertanian mendapat porsi
terbesar, mencapai 52,7% dalam penyaluran pinjaman kemitraan. Diikuti dengan bidang
industri (27,4%), perdagangan (7.2%), perkebunan (5,1%), perikanan (3.3%), jasa
(3,1%), dan peternakan (1.2%). Hal tersebut sejalan dengan komitmen Garuda Indonesia
untuk turut mensukseskan program pemerintah, khususnya ketahanan pangan nasional.
c. Promosi Produk UKM
Tidak sekadar membantu permodalan, upaya pemberdayaan UKM itu juga diiringi
dengan program pendidikan dan pelatihan hingga kegiatan promosi demi
mengoptimalkan hasil karya dan meningkatkan pangsa pasar produk mitra binaan. Selain
keikutsertaan dalam pameran-pameran di tingkat nasional maupun internasional, lebih
jauh Garuda Indonesia mempromosikan produk mitra binaan pada katalog Sales On
Board Garuda (Arcade) dari tahun 2013 sampai dengan 2015. Bahkan, salah satu produk
mitra binaan di industri kerajinan perak Utami Silver, terpilih menjadi pemasok aksesoris
berupa bros yang disematkan pada seragam awak kabin Garuda Indonesia.
Lingkungan
Komitmen operasional perusahaan yang ramah lingkungan itu telah terwujud melalui
program-program Garuda Indonesia Peduli Lingkungan diantaranya :
a. Buku Daur Ulang
Merupakan program berkelanjutan yang dirintis sejak 2011. Garuda Indonesia
menyadari bahwa kertas yang diproduksi dari serat kayu merupakan sumber daya alam
yang perlu dilestarikan. Dalam kaitan dengan hal tersebut, sebagai bentuk kontribusi
terhadap lingkungan, Garuda Indonesia berinisiatif untuk mengolah kembali sampah
kertas/dokumen bekas seperti tiket dan dokumen lainnya untuk diproses menjadi buku
daur ulang.
b. Program One Passanger One Tree
Menurut data Asosiasi Pengangkutan Udara Internasional (IATA), industri transportasi
udara menyumbang 2% dari emisi karbon di seluruh dunia dan memberikan total
dampak terhadap perubahan iklim sebesar 3%. Dalam upaya mengurangi dampak bisnis
perusahaan terhadap perubahan iklim itu, Garuda Indonesia sudah melakukan berbagai
upaya dari aspek teknologi, operasi dan infrastruktur (Lihat Garuda Green Efforts).
Program more passengers more trees menjadi bagian komitmen Garuda Indonesia
untuk mengiringi laju kenaikan penumpang dengan jumlah pohon sebagai langkah
nyata untuk mengurangi emisi karbon.
c. Bank Halon
GMF AeroAsia (salah satu anak perusahaan Garuda Indonesia) sejak tahun 2000
menjadi Bank Halon satu-satunya di Indonesia. Kegiatan utama Bank Halon adalah
mengumpulkan halon yang sudah tidak digunakan, melakukan pemulihan kualitas
Halon sesuai dengan standar kualitas yang berlaku, serta menyalurkan Halon hasil
pemulihan kualitas kepada pengguna kritis. Pada tahun 2010, atas kontribusi tersebut
GMF meraih “Montreal Protocol Award” dari “United State Environmental Protection
Agency” (USEPA).
2.1.1. Marketing
e. Berbagai promosi melalui digital atau media sosial dilakukan agar lebih mendekatkan
perusahaan dengan komunitas yang dilayani, untuk meningkatkan penjualan
kepada masyarakat seiring dengan semakin populernya penggunaan jalur digital,
khususnya media sosial.
2.1.2. Finance
2.1.3. Operation
a. Garuda senantiasa melakukan ekspansi rute jaringan, dan peningkatan
frekuensipenerbangan, baik di sektor domestik maupun internasional.
c. Penerapan strategi yang menyeluruh dimulai tahun 2012 demi adanya perbaikan
dibeberapa indikator operasional seperti utilisasi pesawat, produktivitas awak
kokpit serta efisiensi biaya. Secara umum, program efisiensi dilakukan adalah
melalui penerapan Economical Tanking, optimalisasi penggunaan Ground Power
Unit (GPU), Flight Fuel Conservation, Centralized Flight Planning, Crew Transport
dan Zero Flight Time Training.
Weight
Strength Alasan Weight Rating Skor
Struktur organisasi
yang kuat akan
Manag Struktur Organisasi memperkuat kualitas
ement perusahaan 0.055 4 0.220
Setiap perusahaan harus
memiliki strategi yang
jelas dan dapat menjadi
kerangka dasar untuk
Strategi perencanaan lainnya 0.055 3 0.165
Bidang usaha yang
beragam dapat
menunjang kebutuhan
dan pelayanan yang
diberikan oleh
Bidang Usaha perusahaan 0.044 4 0.176
3.2. Lingkungan Industri
1) Entry Barrier
Modal yang kuat diperlukan untuk terjun ke dalam industripenerbangan. Rintangan untuk
masuk ke industri penerbangan sangatbesar.
2) Buyers
Pengguna jasa maskapai penerbangan adalah pelanggan domestik dan internasional.
3) Supplier
Pemasok industri penerbangan adalah perusahaan penyedia pesawat.Contoh
supplier Garuda adalah Airbus Industries. Garuda membeli 11pesawat Airbus A330-300
dengan Airbus Industries. Kesebelas pesawatA330-300 tersebut secara bertahap akan
bergabung dengan armada Garuda Indonesia mulai tahun 2013 hingga 2017. Saat ini
GarudaIndonesia telah mengoperasikan 14 pesawat A330 series yang terdiridari 6 pesawat
A330-300 dan 8 pesawat A330-200.
4) Product substitute
Alat transportasi darat, laut, yang lebih murah dibandingkan pesawatterbang. Contoh
Kereta api, bus, kapal, mobil, dll.
5) Competitive andnew entrants
Kondisi persaingan dalam industri penerbangan nasional cenderungmeningkat seiring
dengan penambahan kapasitas operator low costcarrier baik untuk rute domestik maupun
internasional sertapenerapan ruang udara terbuka (open sky) ASEAN secara bertahap. Contoh
Air Asia yang menawarkan rute yang strategis dengan harga yang lebih murah dibandingkan
Garuda
External:
Opportunities:
1. Menjalin kerja sama dengan banyak pihak baik didalam dan di luar negeri
dari yang bersifat mulai dari Telkomsel, BCA, CocaCola, Bank
Indonesia. Sehingga pendanaan dan keamanan finacial PT Garuda
menjadi aman dan terpercaya dibanding pesaing.
2. Fasilitas Dan Kenyamanan yang ditawarkan PT Garuda Indonesia
lebih baik dibandingkan dengan jasa penerbangan lainya, sehingga
diharapkan konsumen lebih memilih PT Garuda
3. Inovasi teknologi. Dengan adanya berbagai peningkatan teknologi
baru, seperti contohnya layanan kerjasama dengan Huawei Tech
Investment dalam Icloude, big data, dan Artificical Intelligence
(AI) sehingga dapat meningkatkan rasa percaya konsumen terhadap
kualitas dari jasa Garuda Indonesia
4. Telah dikeluarkannya Garuda Indonesia dari daftar perusahaan
penerbangan yang dilarang terbang di kawasan Eropa, yang
menyebabkan semakin terbukanya kesempatan untuk
mewujudkan pengembangan jaringan penerbangan internasional jarak
jauh;
5. Indonesia merupakan salah satu pasar penerbangan udara yang
memiliki pertumbuhan yang pesat. Karena pertumbuhan penumpang
transportasi udara di Indonesia tahun 2010 mencapai 22,39%
dibandingkan dengan pertumbuhan dunia yang hanya sebesar 8,20%;
6. Bergabungnya Garuda sebagai anggota aliansi global maskapai
penerbangan yang bernamaSkyTeam GlobalAirline Alliance.
7. Berkembangnya secara cepat industri penerbangan Asia Pasifik.
Threats
1. Pasar global. Semakin meluasnya pasar global, maka dapat dipastikan
semakin banyak pulalah perusahaan-perusahaan asing yang melakukan
ekspansi bisnis mereka ke pasaran Indonesia, seperti contohnya
perusahaan-perusahaan Penerbangan dari Malaysia dan Jepang sudah
mempersiapkan memperluas pasaran barunya di tingkat Asia.
2. Promosi yang lebih gencar oleh perusahaan swasta. Ini dapat
menyebabkan konsumen beralih darimenggunakan PT Garuda
Indonesia ke perusahaan pesaing yang promosinya lebih menggiurkan.
3. Status BUMN. Persepsi sebagai perusahaan negara, membuat SDM
menjadi kurang berjiwa kompetitif. Hal ini membuat PT. Garuda
Indonesia menjadi tidak aware dan kurang sigap dalam
mengantisipasi perkembangan dan persaingan di bisnis sejenis.
4. Adanya faktor fasilitas bandara merupakan faktor yang tidak dapat
dikontrol yang menghambat ketepatan waktu penerbangan (On
TimePerformance/OTP), seperti landasan pacu/runwayyang terbatas;
5. Sumber utama pasokan bahan bakar pesawat Garuda Indonesia
berasal dari Pertamina, sehingga harga bahan bakar pesawat, persediaan
bahan bakar sangat tergantung dengan Pertamina.
6. Adanya bencana alam seperti letusan gunung merapi, wabah penyakit dsb
yang dapat mengakibatkan penurunan permintaan;
7. Adanya peningkatan kapasitas, penurunan harga tiket dan semakin
banyaknya rute penerbangan baru yang dibuka oleh maskapai penerbangan
lain;
8. Maskapai asing yang melakukan penetrasi pasar ke Indonesia
untuk mengimbangi penurunan penumpang internasional akibat adanya
krisis global.
Reshaping Garuda Indonesia akan melakukan berbagai terobosan serta inovasi produk
dan layanan untuk tetap dapat relevan dengan kebutuhan pelanggan saat
ini dan mengembangkan sumber pendapatan di luar tiket pesawat. Armada
pesawat juga direncanakan untuk dilakukan restrukturisasi dan standarisasi
untuk menyesuaikan dengan kebutuhan pasar ke depannya. Budaya
perusahaan yang baru juga akan dicanangkan untuk membentuk organisasi
yang efektif dan dapat mendukung optimalisasi kinerja Perseroan.
1. Marketing Strategy
Strategi pemasaran Garuda Indonesia pada tahun 2020, difokuskan untuk
membangun kepercayaan dan rasa aman dan nyaman pelanggan untuk
travelling di tengah pandemi COVID-19 dengan mengangkat tema besaran
berupa “Because You Matter” dengan empat strategi utama, yaitu:
1. Build Trust
Dengan mengangkat tema #BecauseYouMatter agar kepercayaan
masyarakat luas baik dalam maupun luar negeri untuk melakukan
perjalanan bersama Garuda Indonesia tumbuh kembali. Dengan
implementasi physical distancing, konsistensi pelaksanaan protokol
kesehatan serta memberikan informasi mengenai High Efficiency
Particulate Air (HEPA) filter serta update regulasi perjalanan selama masa
pandemi oleh Garuda Indonesia agar para pelanggan dapat melakukan
perjalanan dengan aman, sehat, dan nyaman.
2. Fear in Perspective
Memberikan edukasi terbang aman bersama Garuda Indonesia dengan
mengedepankan penyesuaian layanan yang diberikan kepada penumpang
sejak proses pre journey sampai dengan post journey. Selain itu Garuda
Indonesia juga bekerja dengan partner untuk menyediakan “Personal Health
Kit” yang diberikan kepada penumpang sebagai added value.
2. Financial Strategy
Garuda Indonesia berupaya mengoptimalkan pemulihan kinerja melalui
dukungan fasilitas “bridging loan” National Interest Account (NIA) dengan
skema Penugasan Khusus Ekspor (PKE) bersama dengan Indonesia Eximbank
(Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia/LPEI) hingga implementasi Investasi
Pemerintah melalui Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang
dijalankan dengan menerbitkan instrumen Obligasi Wajib Konversi (OWK)
senilai Rp1 triliun dari total persetujuan yang diperoleh sebesar Rp8,5 triliun.
3. Operation Strategy
Cargo and Charter Strategy merupakan salah satu strategi operasi dari PT
Garuda Indonesia yang diantaranya:
- Utilize Passenger Fleet as Cargo Fleet
Melakukan penerbangan kargo untuk penjemputan /distribusi alat
Kesehatan, Pembukaan Rute Baru khusus Cargo untuk memperkuat daya
saing komoditas ekspor maritim dan beberapa rute yang memiliki demand
cargo tinggi telah bertransformasi dari passenger flight menjadi cargo flight
(beberapa rute membawa kargo di cabin).
4. Strategy in HRM
Perseroan senantiasa melaksanakan program pengelolaan SDM dengan
berorientasi pada tiga fokus strategi utama (strategic focus), yakni:
a. Pengelolaan talent berskala global (global talent management),
b. Pengembangan SDM yang terintegrasi (integrated people development),
serta
c. Optimalisasi kinerja, produktivitas, dan rewards
Cooperative Strategy
PT Garuda Indonesia melakukan strategi kooperatif dengan menjalin kerjasama
dengan beberapa perusahaan diantaranya Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan
Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) dan Aliansi SkyTeam. Garuda Indonesia
memperkuat sinergitas dan mengoptimalkan potensi bisnis bersama dengan SKK
Migas melalui kerja sama Corporate Privilege. Melalui kerja sama ini, Garuda
Indonesia memberikan penawaran khusus bagi seluruh pegawai SKK Migas dan
unsur pendukung. Utamanya berkaitan dengan kebutuhan perjalanan untuk rute
domestic dan internasional. Kerjasama bersama SKK Migas ini juga sejalan dengan
upaya perluasan pangsa pasar korporasi Garuda Indonesia. Khususya melalui
penyediaan aksesibilitas layanan penerbangan baik melalu penerbangan charter,
angkutan khusus kargo. Dan lain sebagainya. Bukan hanya itu, Garuda Indonesia juga
turut tergabung dalam aliansi SkyTeam dan merupakan perusahaan penerbangan
pertama yang tergabung dengan SkyTeam. Bersama Aliansi SkyTeam, Garuda
Indonesia siap untuk terhubungkan dengan lebih 1.000 kota destinasi di seluruh dunia.
Keuntungan yang diperoleh dari kerjasama ini bukan hanya akses yang lebih besar,
tetapi juga peningkatan frekuensi penerbangan dan konektivitas rute.
B.2.1. BCG Matrix
BCG Matrix
Relative Market Share Position
High Medium
Low
1.0 0.5
0.0
High
+100
Stars Question Marks
Industry Sales Growth Rate II I
Medium
0
Pada matrix BCG range untuk industry sales growth rate berkisar antara -100%
sampai dengan 100%yang didapatkan dengan cara growth rate tahun terakhir dikurangkan
dengan rata-rata growth rate lima tahun sebelumnya. Rata-rata growth rate dari tahun 2015-
2019 sebesar 2,38% sedangkan pada 2020 sebesar -66,11% sehingga akan menghasilkan
industry sales growth rate sebesar -68,49%. dilihat secara horizontal range ditentukan oleh
posisi perusahaan dalam pangsa pasar, pada tahun 2020 Garuda Indonesia dibawah Lion Air
dengan pangsa pasar sebesar 22,01 % sedangkan Lion Air sendiri 60,6% dan sisanya milik
maskapai lain.
22,1 %
¿ =0,365
60,6 %
Dari perhitungan di atas didapat kan range industry sales growth rate sebesar -68,49% dan
range relative market share sebesar 0,365. Dapat disimpulkan bahwa dalam matrix BCG
tergolong dalam kolom Dogs. Hal tersebut mengartikan bahwa Garuda Indoenesia memiliki
pangsa pasar dan tingkat pertumbuhan pangsa pasar yang rendah sehingga perusahaan,
sehingga perusahaan hanya perlu memikirkan apakah bisnis tersebut akan tetap dilanjutkan
atau tidak. Apabila tidak maka resikonya yaitu disvestasi bisnis atau produk. Strategi dari
hasil tersebut yaitu pertama, melihat seberapa banyak investasi yang ada, lalu memberikan
keputusan dengan tetap melakukan rebranding atau disvestasi produk.
C.1. Organisasi Pelaksana Program
C.1.1. Organisation Chart
Bagan Struktur Organisasi PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Per 30 Juli
2020
CORPORATE QUALITY,
SAFETY & ENVIRONMENT DIREKTUR UTAMA
MANAGEMENT President & CEO
Dani Haikal Iriawan
Irfan Setiaputra
CORPORATE SECURITY
Santoso WAKIL DIREKTUR UTAMA
Deputy President & CEO
CORPORATE SECRETARY Dony Oskaria
Mitra Piranti
INTERNAL AUDIT
Ria Anugriani
TRANSFORMATION
MANAGEMENT DIREKTUR NIAGA DIREKTUR LAYANAN, DIREKTUR KEUANGAN
Prima Definika DAN KARGO PENGEMBANGAN USAHA DAN MANAJEMEN
DIRECTOR OF DAN TEKNOLOGI RISIKO DIRECTOR OF
COMMERCIAL AND INFORMASI FINANCE AND RISK
CORPORATE PLANNING &
CARGO DIRECTOR OF SERVICES, MANAGEMENT
RESEARCH
BUSINESS DEVELOPMENT,
Kartika Puspita Sari
Mohammad R. Pahlevi AND INFORMATION Prasetio
TECHNOLOGY
Ade R. Susardi
SUBSIDIARIES
MANAJEMEN MENENGAH:
1. Direktur Layanan bertugas mengendalikan sarana dan prasaran
pelayanan umum secara efisiensi dan efektif.
2. Direktur Pemasaran bertugas mengelola dan mengoptimalkan upaya-
upaya pemasaran dan penjualan produk-produk yang dihasilkan
perusahaan sesuai dengan perencanaan dan strategi perusahaan.
3. Direktur Teknik Pengelola Armada bertanggung jawab dengan perihal
pengolalaan Armada.
4. Direktur Operasi bertugas penyiapan bahan perumusan kebijakan di
bidang pengawasan operasi pesawat udara dan personel operasi pesawat
udara, serta personel kesehatan penerbangan;
5. Direktur Keuangan bertugas menggeneralisasikan bidang keuangan dan
memimpin kinerja keuangan perusahaan.
6. Direktur SDM dan Umum bertugas mengkoordinasikan perumusan
perencanaan dan pemberdayaan pegawai (man power planning), sesuai
kebutuhan perusahaan dan menyelenggarakan sistem informasi SDM
dalam suatu data base kepegawaian.
7. Direktur Strategis Pengembangan Bisnis bertugas melakukan usaha-
usaha untuk pengembangan produk-produk telekomunikasi baik
produk sentral, terminal, transmisi, dan produk-produk lainnya secara
efektif dan efisien serta melakukan studi analisa mendalami tentang
perkembangan sistem telekomunikasi dalam menentukan peluang bisnis.
No Program
1 Boosting Charter Flight
2 Cost Efficiency Program
3 Revenue Stream Enhancement
4 Program Training
5 Program Magang
6 Program Pengembangan Karir
7 Program top talent BD-1
8 Program Beasiswa
9 Program Bina Lingkungan
10 Program Kemitraan
11 Program Imbalan Pasti
12 Program CSR
No Program DIC
1 Revenue Stream Enhancement Marketing
C.2.3. Budget
No Program Budget
1 Training 9,8 JT
2 Kemitraan 80,2 M
3 Bina Lingkungan 63,6 M
4 Imbalan Pasti 9,4 JT
143,82 M
C.2.4. Procedures
Kinerja PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. pada tahun 2020 mengalami penurunan
jika dibandingkan dengan tahun 2019. Penilaian tersebut terlihat dari perbandingan data
kinerja operasional, pendapatan usaha, dan beban usaha yang mengalami penurunan.
Metrik Penjualan
1. Pertumbuhan Penjualan
Pergerakan Penumpang
Pergerakan Penumpang
90000000
80000000
70000000
60000000
50000000
40000000
30000000
20000000
10000000
0
2016 2017 2018 2019 2020
Dari tabel di atas terlihat di seluruh unsur penilaian untuk Garuda Indonesia Sales Office
Pontianak mendapatkan kategori penilaian “Sangat Puas”